Anda di halaman 1dari 10

Kelahiran krisna dan balarama

Ugrasena bersama-sama Devaka adalah dua bersaudara


putra Ahakura yang memerintah Kerajaan Mathura.
Pemimpin kerajaan  Mathura tak mau disebut Raja tetapi
Daas, Pelayan. Mathura tidak diperintah raja tetapi oleh
dwitunggal Ugrasena dan Devaka dan mereka adalah
Mathura Daas. Ugrasena mempunyai putra bernama
Kamsa, sedang Devaka mempunyai putri bernama
Devaki. Kamsa dan Devaki sejak kecil bermain bersama,
belajar bersama, layaknya saudara kandung. Devaka
akhirnya meninggal. Dan, kemudian Devaki tinggal
dengan keluarga Ugrasena sehingga dia dikenal sebagai
adik kandung Kamsa. Setelah Devaki dewasa, Ugrasena
segera mencarikan jodoh bagi Devaki. Dipilihlah
Vasudeva yang merupakan keluarga jauh Ugrasena.
Vasudeva juga merupakan sahabat Kamsa.

Setelah acara perhelatan perkawinan selesai dan mereka


akan pergi ke rumah Vasudeva, Kamsa sendiri yang
bertindak sebagai sais kereta pengantin, menujukkan
kecintaan Kamsa kepada saudaranya. Kala kereta mulai
berjalan, tiba-tiba ada suara datang dari langit, “Kamu
Bodoh Kamsa, anak kedelapan dari perempuan yang
akan kau bawa ke tempat tinggal suaminya itu akan
membunuhmu!” Kamsa langsung turun dari kereta dan
menyeret Devaki dan akan membunuhnya.

Vasudeva mengingatkan Kamsa, “Wahai Kamsa,


Engkau adalah seorang pangeran terhormat. Apakah
engkau akan merusak nama baikmu dengan membunuh
adikmu sendiri? Kematian adalah pasti. Yang lahir pasti
mati. Kematian adalah pasti hanya waktu kematian yang
bervariasi. Bila cahaya kena mangkuk berisi air yang
bergoyang, maka yang bergoyang adalah airnya,
sedangkan cahaya sendiri tidak bergerak. Demikian pula
Atman. Pikiran kita tidak menyadari bahwa Atman itu
bebas. Yang merasa membunuh dan dibunuh itu pikiran
bukan Atman! Wahai Kamsa, langit tidak mengatakan
adikmu akan membunuh kamu, biarkan adikmu hidup,
langit mengatakan anak kedelapannya yang akan
membunuhmu, dan aku akan menyerahkan setiap
putraku yang baru saja lahir kepadamu!” Vasudeva
seakan-akan berkata spontan padahal Vasudeva
mengikuti suara nuraninya yang yakin bahwa nanti akan
ada jalan keluarnya. Kamsa berpikir sebentar dan
kemudian menyetujui dan kemudian Vasudewa dan
Devaki dimasukkan dalam ruang penjara di
istana……… Setelah waktunya, putra Devaki lahir dan
dengan berat hati Vasudewa dikawal penjaga penjara
menyerahkan sang putra kepada Kamsa. Kamsa berkata,
“Aku diberitahu putra kedelapanmu yang akan
membunuhku dan ini adalah putra pertama, maka aku
tidak takut dengannnya, bawalah kembali putramu!”
Sepeninggal Vasudeva kembali ke penjaranya, Resi
Narada datang kepada Kamsa, “Para gembala di Gokula
di bawah pimpinan Nanda semuanya adalah para dewa
yang lahir ke bumi dengan perintah Narayana. Kemudian
aku juga tidak berpikir bahwa kamu puas terhadap para
putra Devaki. Berpikirlah sebentar siapa yang dimaksud
putra kedelapan? Jika menghitung terbalik dari
kedelapan, ketujuh dan seterusnya, maka putra pertama
adalah kedelapan, jika menghitung dari yang kedua,
ketiga dan seterusnya, maka yang kedelapan adalah putra
pertama! Kamsa, kamu tidak ingat bahwa dalam
kehidupan sebelum ini kau adalah seorang Asura
bernama Kalanemi yang matinya dibunuh oleh
Narayana.” Setelah menyebarkan benih keraguan pada
diri Kamsa, Resi Narada pergi. Kamsa semakin takut
pada putra Devaki yang merupakan wujud dari Narayana
yang lahir untuk membunuhnya.

Kami memilih mengikuti alur kisah dalam buku “The


Gita Of Management, Panduan Bagi Eksekutif Muda
Berwawasan Modern”, Anand Krishna, Gramedia
Pustaka Utama, 2007 dimana disampaikan…….. bahwa
suara dari langit adalah pikiran Kamsa yang menemukan
jalan paling aman bagi kekuasaannya. Diskusi antara
Vasudeva dan Kamsa terjadi di dalam pikiran Kamsa.
Devaki yang sudah kawin dengan Vasudeva memang
tidak membahayakan kekuasaannya, akan tetapi putra-
putra Devaki bisa mengganggunya, karena mereka
keturunan Devaka. Sedangkan Mathura selama Devaka
masih hidup diperintah bersama oleh Ugrasena, ayah
Kamsa dan Devaka, ayah Devaki. Demikian juga Resi
Narada yang dimaksud adalah pikiran Kamsa yang ingin
mempertahankan kekuasaannya dengan segala
cara……….. Kamsa kemudian membunuh putra pertama
Devaki dan selanjutnya Kamsa selalu membunuh putra-
putra yang dilahirkan oleh Devaki. Kemudian Kamsa
mengurung ayahandanya di dalam penjara dan
mengangkat dirinya sebagai Raja Mathura. Raja
Jarasadha telah memberikan putrinya sebagai istri
Kamsa. Koalisi Kamsa-Jarasandha sangat kuat
diantaranya adalah para raja Pralambha, Baka, Chanura,
Trinavarta, Aghasura, Mustika, Arista, Dhividha, Raja
perempuan Putana, Kesi, Dhenuka. Kecuali Kamsa dan
Jarasandha, yang lain adalah para Asura.

Pergaulan Kamsa adalah dengan para Asura dan


pergaulan tersebut sangat berpengaruh terhadap dirinya.
Dalam buku “Hidup Sehat Dan Seimbang Cara Sufi”,
Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2001
disampaikan……. Demikian pula penemuan para saintis,
para ilmuwan segala jaman. Setiap elemen memiliki
daya tarik untuk menarik elemen yang sama. Berarti
penyakit akan menarik penyakit, kekacauan akan
menarik kekacauan. Sebaliknya, keselarasan akan
menarik keselarasan. Daya tarik dalam kehidupan kita
sehari hari juga persis demikian apabila kita senang
minum alkohol, pergaulan kita tak akan jauh dari orang
orang yang senang minum alkohol. Apabila kita senang
baca buku, teman teman akrab kita pasti juga para
pembaca buku………

Kamsa mempunyai pergaulan yang buruk. Dalam buku


“Narada Bhakti Sutra, Menggapai Cinta Tak
Bersyarat dan Tak Terbatas”, Anand Krishna,
Gramedia Pustaka Utama, 2001 disampaikan……..
Pergaulan buruk, tidak baik dan tidak menunjang kasih
tentu saja “tidak menciptakan” hawa nafsu, amarah dan
keterikatan, tetapi hanya “membangkitkan”. Berarti
bahwa hawa nafsu, amarah dan keterikatan itu sudah ada
di dalam diri manusia. Pergaulan yang tidak menunjang
kasih hanya menjadi trigger, pemicu. Seperti halnya
seorang pecandu, jangan harap bisa bebasa dari
kebiasaan itu……….. Dalam buku “Five Steps To
Awareness, 40 Kebiasaan Orang Yang Tercerahkan”,
Karya Terakhir Mahaguru Shankara “Saadhanaa
Panchakam”, Saduran & Ulasan dalam Bahasa Indonesia
oleh Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2006
disampaikan………. Kita akan menjadi orang seperti
orang-orang yang biasa kita ajak bergaul. Karena ayat ini
mudah dimengerti: Bergaullah dengan para bijak,
bersahabatlah dengan mereka, supaya kita sendiri nanti
juga bisa bijak. Tapi, siapa saja yang patut disebut bijak?
Setiap orang yang emosinya tidak bergejolak; setiap
orang yang dapat berpikir dengan jernih dan tidak
terbawa oleh amarah; setiap orang yang bertindak seusai
dengan kesadarannya, bukan karena hasutan, karena
dipengaruhi orang. Selain itu, orang bijak adalah setiap
orang yang dapat mendengarkan suara hatinya; setiap
orang yang dapat membedakan tindakan yang tepat dari
yang tidak tepat. Berbahagialah bila bertemu dengan
seorang bijak yang sudi memberi nasehat. Janganlah
membantahnya. Janganlah berdebat dan berargumentasi
dengannya. “Tapi, bagaimana aku tahu bahwa dia
seorang bijak?” tanya seorang teman. Gampang, mudah.
Pertama : Nasihatnya selalu membebaskan, meluaskan,
tidak membelenggu, tidak menyempitkan. Kedua : dia
selalu bertindak tanpa pamrih, tanpa “memikirkan”
keuntungan pribadi. Seorang bijak tidak pernah
membuat peraturan untuk membatasi gerak-gerak kita. Ia
berupaya untuk menyadarkan diri kita supaya kita
membatasi sendiri gerak-gerik kita, bahkan
meninggalkan segala kebebasan yang tidak menunjang
kesadaran kita………..
Demikian beberapa pandangan Bapak Anand Krishna
yang memberi semangat untuk memberdayakan diri.
sayang beberapa kelompok tidak menyukai pandangan
beliau dan berupaya untuk mendiskreditkan namanya.
Silakan lihat…….

http://www.freeanandkrishna.com/in/

Sebanyak enam putra Devaki telah dibunuh oleh Kamsa.


Nampaknya amat aneh bahwa dalam keadaan stress di
penjara Vasudeva dan Devaki masih bisa berhubungan
suami istri dan melahirkan anak. Memang setiap melihat
putra mereka dibunuh, mereka berjanji tidak akan
berhubungan suami istri lagi, akan tetapi saat bulan
purnama, dimana air laut pasang, maka darah mereka
pasang juga dan mereka lupa pada janjinya.

Kala mereka hamil anak yang ketujuh, seorang tabib


istana memeriksa kandungan Devaki, dan berkata akan
membantu mereka memindahkan janin mereka ke tempat
Rohini, asalkan mereka setuju dan asal ada waktu kurang
6 jam untuk memindahkannya ke kandungan Rohini.
Rohini adalah istri pertama Vasudeva yang divonis
mandul, yang bahkan menganjurkan Vasudeva agar
menikah lagi dengan Devaki untuk mendapatkan seorang
putra. Singkat cerita malam itu janin Devaki sudah
pindah ke rahim Rohini yang percaya pada sang tabib
dan surat dari Vasudeva. Malam itu juga sang tabib
kembali ke penjara dan menyampaikan bahwa segala
sesuatunya berjalan lancar dan dia harus menyayat
Devaki untuk mengatakan kepada Raja Kamsa bahwa
Devaki mengalami keguguran. Beberapa bulan
kemudian Rohini hamil yang beritanya dirahasiakan dan
Rohini dititipkan di Gokula, di rumah Nanda salah
seorang sahabat Vasudeva. Tidak berselang lama Devaki
pun mengandung putra kedelapan. Oleh Nanda, Rohini
diperkenalkan sebagai kakak ipar Nanda. Kedatangan
Rohini dianggap keberuntungan oleh keluarga Nanda,
karena tidak lama kemudian istri Nanda juga
mengandung. Dari rahim Rohini inilah akan lahir
Balarama.

Pada suatu malam lahirlah putra kedelapan Devaki, dan


kebetulan para penjaga penjara sedang tidur setelah
mabuk-mabukan sebelumnya. Vasudeva membantu
kelahiran anaknya  yang “datang” lebih awal. Tidak
seperti putra-putra sebelumnya, kali ini sang putra tidak
menangis. Vasudeva segera mempraktekkan ilmu yang
sudah lama dipelajarinya, dia bisa memperkecil
tangannya sehingga bisa melepaskan diri dari belenggu
dan kemudian mengambil kunci dari pinggang pengawal
yang tidur bersandar di terali penjara. Vasudeva
membawa sang putra lewat sungai Yamuna ke tempat
Nanda. Pada malam itu kebetulan hujan lebat dan
Yashoda juga berteriak akan melahirkan akan tetapi
tidak terdengar oleh Nanda, sampai seorang putri lahir
dan kemudian Yashoda pingsan. Malam itu Vasudeva
menukar sang putra dengan putri Yashoda dan kembali
ke penjara. Putra Devaki yang diletakkan di sebelah
Yashoda menggantikan putrinya itulah yang nantinya
disebut Sri Krishna.

Dalam penjara sang bayi perempuan menangis dan


mengejutkan sang penjaga yang segera lapor kepada
Raja Kamsa. Raja Kamsa mendatangi penjara dan
berkata, “Wahai para peramal kerajaan, anak perempuan
ini yang diramalkan untuk membunuhku?” Kamsa
kemudian melemparkan sang bayi ke lantai. Tiba-tiba,
bayi yang dilempar tersebut berubah wujud menjadi
seorang wanita cantik, “Kamsa, aku Mahamaya,
Kekuatan Ilahi yang berada di balik setiap adegan
kelahiran dan kematian. Ketahuilah bahwa putra
kedelapan Vasudeva dan Devaki sudah pindah tempat
dan semua itu terjadi karena kehendakku. Kelak, dia
akan datang ke Mathura untuk membunuhmu!” Setelah
itu sang wanita cantik menghilang tanpa bekas………
Sebagaimana dikisahkan dalam renungan sebelumnya,
Dewi Mahamaya yang kuasanya menenggelamkan
seluruh dunia dalam ilusi juga dilahirkan bersamaan
dengan Narayana dan dewa-dewa lainnya………

Berbicara tentang maya, bahwa seluruh dunia telah


ditenggelamkan dalam ilusi, dalam buku “Five Steps To
Awareness, 40 Kebiasaan Orang Yang Tercerahkan”,
Karya Terakhir Mahaguru Shankara “Saadhanaa
Panchakam”, Saduran & Ulasan dalam Bahasa Indonesia
oleh Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2006
disampaikan……… Bebaskan dirimu dari anggapan
keliru bahwa badan inilah dirimu. Bebaskan diri dari
anggapan keliru yang bersifat “delusory”, ilusif.
Anggapan keliru ini telah membingungkan kita.
Kemudian kita bersuka dan berduka dalam kebingungan
itu. Kita senang karena “merasa” berhasil dan menang.
Kita sedih karena “merasa” gagal dan kalah. Siapa yang
merasakan keberhasilan dan kegagalan itu? Siapa yang
merasakan kemenangan dan kekalahan itu? Panca indra
kita. Apakah pancaindra itu satu-satunya kebenaran diri
kita? Adakah kebenaran lain yang lebih tinggi di balik
pancaindera yang kita miliki? Dimanakah kita sebelum
kawin, berkeluarga, dan membina rumah tangga?
Siapakah kita sebelum terciptanya ikatan dan keterikatan
baru itu? Seperti apakah jati diri kita sebelum kita
menjadi suami dan ayah, atau istri dan ibu? Pertanyaan-
pertanyaan seperti ini masih bisa ditarik ke belakang.
Dimanakah kita sebelum kelahiran kita? Di mana pula
keberadaan kita nanti setelah kematian? Apakah
kelahiran badan menandai kelahiran kita? Apakah
kematian badan mematikan diri kita?………

Dalam buku “Neo Psychic Awareness”, Anand Krishna,


Gramedia Pustaka Utama, 2005 disampaikan………
Manusia berada antara hewan dan malaikat : Manusia
adalah titik tengah…….. Manas + isha = manushya =
manusia. Tambahkan manas atau mind, pikiran pada
Isha atau keilahian, maka “terjadilah” manushya atau
manusia. Manushya atau manusia dikurangi manas atau
mind (pikiran) tinggal ishya, keilahian. Pikiran
menjauhkan kita dari Allah. Pikiran itulah hijab, maya,
ilusi yang sebenarnya juga merupakan ciptaan-Nya. la
menciptakannya terlebih dahulu, supaya manusia
tercipta. Peleburan pikiran mempertemukan diri kita
dengan Sang Maha Cipta………

Manas atau mind juga dibahas dalam buku


“Bodhidharma, Kata Awal Adalah Kata Akhir”,
Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama Jakarta,
2005…….. Mind ibarat perangkat lunak komputer. Ia
tidak bisa berfungsi sendiri. Harus ada perangkat keras
agar dia bisa berfungsi. Otak adalah perangkat keras
yang dibutuhkannya. Kemudian, selama kita masih
memiliki otak, perangkat lunak itu (mind) dapat di-over
write dapat dirancang kembali, dapat diubah total,
sehingga sama sekali berada dari aslinya. Ini yang
disebut proses deconditioning dan re-creating mind yang
sudah diulas dalam buku Atisha, Seni Memberdaya Diri-
3. Isi mind bukanlah harga mati. Kita bisa mengubahnya.
Mind itu sendiri tidak lebih dari sebuah ilusi. Diatas apa
yang ditulis, kita dapat menulis ulang apa saja. Mind itu
rewritable! Mind menciptakan dualitas kaya-miskin,
lengkap dengan “definisi” orang kaya dan orang miskin.
Mind dapat menimbang kekayaan dan kemiskinan. Mind
terpengaruh oleh definisi kekayaan dan kemiskinan
ciptaannya sendiri. Bebas dari mind-set berarti bebas
dari ketergantungan pada mind; bebas dari segala sesuatu
yang memahami jiwa. Kemudian, barulah berjalan
proses pemberdayaan diri, diawali dengan “penemuan
jati diri”, kesadaran diri, self-awareness!……….

Anda mungkin juga menyukai