Anda di halaman 1dari 2

Pertemuan emang selalu menyenangkan.

Banyak hal baru yang kita ketahui dan kita alami,


seperti diawal kita masuk SMA disekolah ini. Begitulah aku mengingat kisahku di umur 17 tahun.
Di umur tersebut  memang masa terbaik yang tak akan kembali. Masa mencari jati diri,
melakukan hal-hal yang salah, serta mengenal arti pertemanan.
Aku adalah Rudi salah satu siswa yang bersekolah di SMAN 2 RAJASINGA. Guru guru yang
mengenal aku sebagai anak rajin dan jarang ikut menongkrong dengan anak anak yang dikenal
nakal. Aku memiliki 5 orang teman yaitu Toni, Budi, Rio, Ardi dan Bagus. Mereka memang sangat
nakal tetapi dibalik itu semua mereka adalah orang yang sangat baik dan menyenangkan.
Pada suatu hari di sela-sela kepenatan tugas, kami berbincang bincang agar bisa keluar kelas
dan pergi ke kantin sambil memainkan sebuah gitar. Aku dan kelima teman ku memang selalu
bolos di jam pelajaran jika di jam tersebut memang sudah membosankan dan belum lagi tugas
yang diberikan itu sangat banyak.
“Kantin yuk” ucap Rio.
“Ayo gue juga laper nih pengen siomay bang jono biasalah” ucap Toni yang selalu mengiyakan
teman nya jika ada mengajaknya untuk bolos di jam mata pelajaran.
“Oke kalo gitu nanti kita bergantian untuk pergi ke toilet padahal ke kantin” ucap Rio sambil
tertawa
“Gue sama Rudi berdua, Toni sama Rio, nanti yang terakhir Ardi sama Bagus nyusul kesana” ucap
Budi yang mengatur agar bisa keluar kelas.
Lalu akhirnya aku dan kelima temanku bergiliran izin ke toilet, padahal kami sedang ada pelajaran
Fisika. Awalnya masih merasa aman saja, aku dan teman-temanku membeli siomay dan
bercengkrama.
Sampai suatu hari kegiatan nakal tersebut diketahui oleh Pak Yanto yang terkenal tegas dan galak.
Tiba-tiba Pak Yanto yang sedang piket menemukan kami sedang duduk duduk dikantin sambil
makan dan membawa kami ke tengah lapangan.
“Kalian ini nggak menghormati guru!” Bentak Pak Yanto sambil menjemur kami di lapangan
beraspal ini.
“Kamu lagi Rudi! Nggak biasanya kamu nongkrong waktu kelas berlangsung atau ini baru ketauan
ya? Kamu biasanya ikut nongkrong juga kan?” Ia mencecarku karena memang biasanya aku tidak
pernah terlihat oleh guru guru saat aku sedang ikut teman teman ku bolos jam pelajaran.
Setelah Pak Yanto puas memarahi kami, bel istirahat pun berdering. Banyak murid-murid di
sekolah yang melihat. Pak Yanto pun menyuruh kami kembali ke kelas dengan syarat tak
mengulanginya lagi.
“Rud, kalo orang lain nggak mau nilai kamu buruk, mending nggak usah gabung sama kami” Toni
bersuara ketika aku dan teman-teman berjalan menuju kelas.
“Loh, kok gitu?” Aku cukup bingung “Aku baik-baik aja dan dibuat seneng aja, kok. Lagian aku
emang mau dan senang main sama kalian.” tegasku kepadanya.
“Bagus deh kalo kamu ngerasa gitu. Semoga kita semua punya banyak kenangan ya di SMA” Toni
bernapas lega mendengar jawabanku.
Aku dan kelima temanku tidak mau kehilangan momen SMA nya, hingga akhirnya kami pun sering
melakukan hal-hal yang positif. Seperti mengikuti ekstrakulikuler band.
“Eh kita jangan gini terus, gapapa kita di cap sebagai anak nakal tapi gimana kalo kita sesekali
ngelakuin hal yang positif, kaya ikut ekstrakulikuler band misalnya” ucap Budi yang mengajak
teman teman nya agar melakukan hal yang baik.
“Boleh juga si ide nya, tapi gue ikut yang lain aja gimana mau nya” ucap Bagus yang selalu ikut
karena temannya
“Kalo gue si setuju, kan keren juga kalo kita jadi anak band disekolah iya ngga?” ucap Toni
“Nah betul, kita banyak banyak latihan aja siapa tau kita bisa tampil di atas panggung pas
perpisahan nanti” lanjut Rudi yang ikut menyetujui apa saran temannya.
Setelah berbincang cukup lama, akhirnya aku dan kelima teman ku sering mengikuti latihan band
disaat jam pulang sekolah. Tidak ada lagi untuk nongkrong diwarung, aku dan kelima temanku
sibuk untuk latihan band.
Waktu terus berlalu. Hingga di hari perpisahan pun tiba, aku dan kelima temanku menampilkan
sebuah lagu diatas panggung. Banyak sekali orang yang sedih mendengarkan lagu kami, karena
memang lagu kami itu mengartikan sebuah perpisahan saat ini.
Selesai sudah acara perpisahan dengan teman teman sekolah ku yang lain, saat itu aku masih
dengan kelima temanku, kami berenam merasakan hal yang sama, sedih akan berpisah. Aku
memeluk kelima sahabatku, terutama Toni. Kami akan berpisah jauh, karena aku mendapatkan
beasiswa kuliah di luar negeri. Lalu kami semua menjalankan kehidupan nya masing masing
hingga saat ini umurku sekarang menginjak 30 tahun, aku masih tidak melupakan kenangan masa
SMA ku.

Anda mungkin juga menyukai