Berat Badan Lahir Rendah
Berat Badan Lahir Rendah
Sesaat setelah dilahirkan, panjang atau tinggi serta berat badan bayi akan
diukur dan ditimbang.
Berat badan bayi dikatakan normal jika berada di kisaran 2.500 gram (gr) atau
2,5 kilogram (kg) hingga 3.500 gr atau 3,5 kg.
Bila berat badan bayi yang baru lahir lebih dari 4.000 gr atau 4 kg, tandanya
bayi tergolong besar.
Sementara jika si kecil saat lahir berat badannya kurang dari 2.500 gram,
artinya ia mengalami berat badan lahir rendah (BBLR).
Hasil pengukuran berat badan bayi tersebut berlaku untuk bayi yang lahir di
usia kehamilan normal, yakni sekitar 37-42 minggu.
Namun, berat badan normal tersebut tidak berlaku bagi bayi yang lahir lebih
cepat dari perkiraan lahir atau prematur.
Bayi prematur biasanya lahir sebelum usia kehamilan memasuki 37 minggu.
Itu sebabnya, berat badan bayi yang lahir prematur cenderung lebih rendah
dari berat normal bayi pada umumnya atau di bawah 2,5 kg.
Pengelompokkan BBLR
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa kelompok bayi
berdasarkan berat lahir di bawah normalnya.
Berikut pengelompokkan BBLR:
Berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi: BB kurang dari 2.500 gr atau 2,5
kg.
Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) pada bayi: BB di antara 1.000 gr atau
1 kg dan kurang dari 1.500 gr atau 1,5 kg.
Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) pada bayi: BB kurang dari
1.000 gr atau 1 kg.
Kebanyakan kasus berat badan lahir rendah (BBLR) dialami oleh bayi prematur.
Akan tetapi, bayi yang lahir di usia kehamilan normal tapi berat badannya di
bawah kisaran rata-rata, juga bisa dikatakan mengalami BBLR.
Bahkan jika diperhatikan, bayi prematur maupun bayi cukup bukan yang lahir
dengan berat badan rendah memiliki perbedaan.
Bayi yang lahir di usia kehamilan normal tapi mengalami berat badan lahir
rendah biasanya sudah matang secara fisik.
Hanya saja, kondisi tubuhnya cenderung lebih lemah dan kurus ketimbang
bayi lainnya.
Sementara itu, bayi prematur yang mengalami berat badan lahir rendah
umumnya memang memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil dan belum
terlalu matang secara fisik.
Ada beberapa penyebab yang membuat bayi lahir dengan berat rendah
(BBLR), yaitu:
Status gizi ibu bayi sebelum hamil
Status gizi ibu hamil menentukan asupan yang diperoleh bayi dalam
kandungan. Kecukupan status gizi sebelum kehamilan dinilai menggunakan
indeks massa tubuh (IMT).
Ini karena status gizi sebelum dan selama kehamilan berpengaruh besar
terhadap asupan dan pertumbuhan bayi di dalam kandungan.
Wanita dengan indeks massa tubuh (IMT) di bawah 18,5 atau tergolong kurus
saat hamil berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Di sisi lain, asupan energi dan protein yang tidak tercukupi dengan baik pada
ibu hamil juga dapat mengakibatkan kurang energi kronis (KEK).
KEK tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan sudah mulai mulai terbentuk
cukup lama.
Ibu hamil atau seorang wanita yang belum hamil berisiko mengalami KEK bila
ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang 23,5 sentimeter (cm).
Seorang wanita maupun ibu hamil dengan KEK bisa menyebabkan bayi lahir
dengan berat badan rendah (BBLR).
Berat badan ibu saat sedang hamil
Seperti yang sempat dijelaskan sebelumnya, berat badan bayi lahir rendah
(BBLR) disebabkan oleh kelahiran prematur.
Dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup umur, waktu yang dimiliki bayi
prematur untuk tumbuh dan berkembang di rahim ibu lebih sedikit.
Padahal, trimester ketiga atau akhir kehamilan juga merupakan masa-masa
penting bagi perkembangan tubuh bayi salah satunya untuk menambah
bobot dan tinggi badannya.
Kurangnya asupan oksigen, makanan, maupun zat gizi akan membatasi
tumbuh kembangnya di dalam kandungan.
IUGR
Penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah lainnya yakni intrauterine
growth restriction (IUGR).
IUGR adalah gangguan yang membuat perkembangan bayi di dalam
kandungan terhambat.
IUGR bisa terjadi karena adanya masalah dengan plasenta maupun kondisi
kesehatan ibu dan bayinya.
Bayi yang mengalami IUGR bisa lahir secara prematur atau sesuai dengan usia
kehamilan normal, yakni di kisaran 37-42 minggu.
Akan tetapi, biasanya bayi prematur dan lahir cukup bulan yang mengalami
IUGR memiliki kondisi fisik yang berbeda.
Berat badan rendah pada bayi yang baru lahir juga dapat disebabkan oleh
adanya komplikasi selama kehamilan.
Bagaimana cara mendiagnosis bayi BBLR?
Selain dengan memastikan peningkatan berat badan Anda stabil, dokter dapat
memeriksa ukuran tubuh bayi dari ketinggian fundus.
Tinggi fundus adalah bagian atas rahim. Pengukuran tinggi fundus dimulai
dari bagian atas tulang kemaluan atau vagina, sampai ke atas rahim dengan
satuan sentimeter (cm).
Jika ukuran tinggi fundus kurang dari seharusnya, ada kemungkinan tumbuh
kembang bayi di dalam kandungan tidak berjalan dengan baik.
Ketimbang dengan mengukur tinggi fundus, metode USG lebih akurat untuk
membantu memperkirakan berat bayi.
Pengukuran dengan USG biasanya meliputi kepala, perut, serta tulang paha
bayi.
Tidak berhenti sampai di sini. Setelah lahir, bayi akan langsung ditimbang
untuk memastikan kemungkinan mengalami berat badan rendah.
Jika hasil penimbangan menunjukkan berat badan bayi kurang dari 2,5 kg,
dokter akan mendiagnosis dengan berat badan lahir rendah.
Bahkan, suhu tempat tidur dan pemberian makan bayi juga akan senantiasa
diatur sedemikian rupa untuk memperbaiki kondisi kesehatannya.
Sementara untuk bayi yang lahir cukup bulan tapi mengalami BBLR, dapat
dirawat di unit perawatan khusus bayi. Pemberian makan bayi bisa dilakukan
secara khusus.
Jika bayi memiliki kesulitan dalam mengisap, makanan bisa diberikan dengan
menggunakan selang yang dialirkan langsung ke perut.
Bayi juga bisa makan melalui selang infus atau intravena yang dialirkan ke
dalam pembuluh darah.
World Health Organization (WHO), sangat menganjurkan agar bayi yang lahir
dengan berat badan rendah diberikan ASI.
Khususnya bila memungkinkan bagi Anda untuk menyusui dan bayi bisa
menerima pemberian ASI eksklusif sejak awal dilahirkan.
Pemberian ASI bagi bayi berat badan lahir rendah bermanfaat untuk
meningkatkan pertumbuhan tubuh serta penambahan berat badannya.
Aturan pemberian ASI untuk bayi dengan berat badan lahir rendah yakni
selama 6 bulan penuh alias ASI eksklusif.
Sementara untuk ibu yang tidak bisa memberikan ASI pada bayi berat badan
lahir rendah karena satu dan lain hal, bayi bisa diberikan donor ASI, menurut
WHO.
Pemberian susu formula bisa menjadi pilihan terakhir jika bayi dengan berat
badan lahir rendah tidak bisa diberikan ASI dari ibu maupun donor ASI.
Jika berat bayi tergolong sangat rendah (BBLSR) atau amat sangat rendah
(BBLASR), tentu lama waktu dan perawatan yang dibutuhkan untuk
kesembuhannya akan lebih lama dan banyak.
Secara umum, bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami berbagai komplikasi kesehatan
ketimbang bayi lainnya.
Berikut berbagai risiko komplikasi lainnya yang bisa terjadi pada bayi dengan
berat badan lahir rendah:
Semakin rendah berat badan bayi Anda saat lahir, semakin besar pula risiko
komplikasi yang mungkin terjadi.
Salah satu kuncinya yakni cukupi asupan zat gizi ibu sebelum dan selama
kehamilan.
Dengan begitu, status gizi ibu juga akan tergolong baik pula. Selain itu,
pemeriksaan rutin selama masa kehamilan tak kalah penting untuk mencegah
berat badan lahir rendah.
Hal ini termasuk memantau perkembangan berat badan ibu yang turut
berpengaruh ke tumbuh kembang bayi.
Anda juga dianjurkan untuk menghindari merokok, minum alkohol, maupun
mengonsumsi obat-obatan terlarang.