K16 - Kelayakan Kepekaan Investasi
K16 - Kelayakan Kepekaan Investasi
C ANALISIS KEPEKAAN
D ANALISIS RESIKO
1 Net Present Value (nilai sekarang bersih, NPV), 4 Present Value Ratio (PVR),
Rate of Return / Internal Rate of Return (laju Benefit Cost Ratio (B/C-Ratio), Net B/C dan
2 pengembalian, ROR / IRR), 5 Gross B/C,
3 Payback Period (periode pengembalian, PBP), 6 Profitability Ratio (ratio keuntungan, PR),
Present Value (PV) atau nilai sekarang, Dengan demikian perhitungan present value ini
Yaitu, Nilai sejumlah uang tertentu pada masa akan membantu investor atau pengusaha
depan yang dinyatakan sebagai nilai masa dalam menentukan apakah sesuatu proyek
kini tertentu memiliki prospek mengembalikan
modal yang ditanamnya dan beroperasi secara
𝐧 menguntungkan.
𝐂𝐅 𝐒𝐕
PV = 𝐧 +
𝐣=𝟎 (𝟏+𝐢) (𝟏+𝐢)𝐣
Dimana,
PV = Present Value (nilai sekarang),
Dalam pendekatan present value ini, CF = Cash Flow (arus kas masuk dan keluar)
Sesuatu gagasan usaha dikatakan SV = Salvage Value.
menguntungkan apabila nilai sekarang dari n = Periode Waktu,
pendapatan netto gagasan usaha tersebut j = Periode waktu tahun ke-n (0, 1, …, n),
adalah melebihi biaya yang dibelanjakan untuk i = Tingkat Bunga.
mewujudkan proyek tersebut (Sadono
Sukirno; 2000). Keriteria Kelayakan,
PV > Cost → Layak
Tahun ke- 0 1 2 3 4 5
Pertanyaan,
Lakukan analisis kelayakan proyek tersebut berdasarkan indikator NPV jika
diketahui MARR = 10 %.
Penyelesaian,
NPV = ∑ Pw-revenue - ∑ Pw-cost
= ∑ P/F 10%,n - ∑ P/F 10%,n
Pembangunan fasilitas industri pengolahan hasil Berdasarkan data di atas, apakah rencana
pertambangan, diketahui bahwa, pembukaan industri yang mengolah hasil
Dana investasi Rp 35.000.000,- pertambangan tersebut layak untuk
Dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun dkembangkan bila dilihat dari segi NPV
persiapan Rp 20.000.000,- dan tahun pertama dengan diskon faktor sebesar 18 %.
Rp 15.000.000,-.
Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari Catatan,
pengembangan kontruksi. Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan menyangkut proyeksi harus mendapat
berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya perhatian
pada tahun kedua sebesar Rp 5.000. Perkiraan benefit harus diperhitungkan dengan
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah menggunakan berbagai variabel, seperti,
produksi dari pengolahan hasil-hasil • Perkembangan trend,
pertambangan. • Potensi pasar,
Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua • Perkembangan proyek sejenis,
dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- • Perubahan teknologi,
sedang tahun- berikutnya seperti pada tabel, • Perubahan selera konsumen).
𝑛
Rumus, NPV = σ𝑖=1(𝑁𝐵𝑖)(1 + 𝑖)−𝑛 = 11.115.000
Maka,
NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan.
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNSRI
Cara Kedua, Perhitungan NPV
Dalam Rp 000,-
Thn Investasi Biaya Operasi Total Cost Benefit Net Benefit DF 18% B C
0 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 - 20.000
1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 - 12.713
2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 7.182 3.591
3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 7.304 3.652
4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 7.221 3.095
5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 7.431 3.060
6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 7.778 2.593
7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 7.848 2.511
8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 7.980 2.394
9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 8.118 2.255
10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 8.217 2.102
NPV 69.080 57.966
𝑛
Rumus, NPV = σ𝑖=1 𝐵𝑖 − (𝐶𝑖) = 69.080.000 - 57.966.000 = 1.114.000
Maka,
NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan.
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNSRI
2. INTERNAL RATE OF RETURN, IRR
Pembangunan fasilitas industri pengolahan hasil Berdasarkan data di atas, apakah rencana
pertambangan, diketahui bahwa, pembukaan industri yang mengolah hasil
Dana investasi Rp 35.000.000,- pertambangan tersebut layak untuk
Dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun dkembangkan bila dilihat dari segi ROR
persiapan Rp 20.000.000,- dan tahun pertama dengan diskon faktor sebesar 18 %.
Rp 15.000.000,-.
Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari
pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan
berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya
pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah
produksi dari pengolahan hasil-hasil
pertambangan.
Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua
dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,-
sedang tahun- berikutnya seperti pada tabel,
𝐍𝐏𝐕𝟏 𝟏𝟏.𝟏𝟏𝟒
Rumus, IRR = 𝐢𝟏 + (𝐢𝟐 − 𝐢𝟏 ) = 𝟎. 𝟏𝟖 + (𝟎, 𝟐𝟒 − 𝟎, 𝟏𝟖)= 23,97 %
𝐍𝐏𝐕𝟏 −𝐍𝐏𝐕𝟐 (𝟏𝟏.𝟏𝟏𝟒+𝟒𝟖)
Maka,
i2 i1
IRR i1 ( PV1 OO )
PV2 PV1
18 14
IRR 14 (76.452.149 75.000.000)( )
69.100.059 76.452.149
4
IRR 14 (1.452.149)( )
7.352.090
IRR 14 0,79 14,79%
σ𝒏
𝒊=𝟏 𝐈𝐢 − σ𝒏
𝒊=𝟏 𝐁𝐢𝐜𝐩−𝟏
PBP = Tp-1 +
𝐁𝐩
Pembangunan fasilitas industri pengolahan hasil Berdasarkan data di atas, apakah rencana
pertambangan, diketahui bahwa, pembukaan industri yang mengolah hasil
Dana investasi Rp 35.000.000,- pertambangan tersebut layak untuk
Dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun dkembangkan bila dilihat dari segi PBP dengan
persiapan Rp 20.000.000,- dan tahun pertama diskon faktor sebesar 18 %.
Rp 15.000.000,-.
Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari
pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan
berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya
pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah
produksi dari pengolahan hasil-hasil
pertambangan.
Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua
dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,-
sedang tahun- berikutnya seperti pada tabel,
σ𝒏 𝒏
𝒊=𝟏 𝐈𝐢 − σ𝒊=𝟏 𝐁𝐢𝐜𝐩−𝟏 𝟑𝟐.𝟕𝟏𝟐 − 𝟐𝟗.𝟏𝟑𝟕
PBP = Tp-1 + =5 + = 5,4596
𝐁𝐩 𝟕.𝟕𝟕𝟖
Penyelesaian,
Analisis PVR
Tahun ke- 0 1 2 3 4 5
Cashflow,
- 100.000.000 20.000.000 30.000.000 20.000.000 40.000.000 40.000.000
Rp
Disc Fac,
1 0,9091 0,8264 0,7513 0,6830 0,6209
i = 10 %
PV - 100.000.000 18.181.818 24.793.388 15.026.296 27.320.538 24.836.852
NPV 10.158.893
Pembangunan fasilitas industri pengolahan hasil Berdasarkan data di atas, apakah rencana
pertambangan, diketahui bahwa, pembukaan industri yang mengolah hasil
Dana investasi Rp 35.000.000,- pertambangan tersebut layak untuk
Dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun dkembangkan bila dilihat dari segi B/C-r
persiapan Rp 20.000.000,- dan tahun pertama dengan diskon faktor sebesar 18 %.
Rp 15.000.000,-.
Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari
pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan
berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya
pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah
produksi dari pengolahan hasil-hasil
pertambangan.
Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua
dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,-
sedang tahun- berikutnya seperti pada tabel,
Thn Investasi Biaya Operasi Total Cost Benefit Net Benefit DF 18% B C
σ𝐧
𝐢=𝟏 𝐁(𝟏+𝐫) −𝐧
0 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 - 20.000 Gross B/C-r = 𝐧
σ𝐢=𝟏 𝐂(𝟏+𝐫)−𝐧
1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 - 12.713
2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 7.182 3.591
𝟔𝟗.𝟎𝟕𝟕.𝟖𝟑𝟎
3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 7.304 3.652 =
4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 7.221 3.095
𝟓𝟕.𝟗𝟔𝟒.𝟏𝟎𝟏
5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 7.431 3.060
= 1.1917
6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 7.778 2.593
7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 7.848 2.511 = 1.19
8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 7.980 2.394
9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 8.118 2.255
10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 8.217 2.102
NPV 69.080 57.966
σ𝐁– σ𝐎𝐌
PR =
σ𝐈
Dimana, B = Benefit,
O = Operating cost,
M = Maintenance & Cost,
I = Jumlah Investasi.
Pembangunan fasilitas industri pengolahan hasil Berdasarkan data di atas, apakah rencana
pertambangan, diketahui bahwa, pembukaan industri yang mengolah hasil
Dana investasi Rp 35.000.000,- pertambangan tersebut layak untuk
Dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun dkembangkan bila dilihat dari segi PR dengan
persiapan Rp 20.000.000,- dan tahun pertama diskon faktor sebesar 18 %.
Rp 15.000.000,-.
Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari
pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan
berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya
pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah
produksi dari pengolahan hasil-hasil
pertambangan.
Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua
dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,-
sedang tahun- berikutnya seperti pada tabel,
Biaya tetap (fixed cost), Tidak selamanya fixed cost tidak berubah,
Yaitu, Biaya yang besarnya relatif tidak terutama dalam jangka waktu yang Panjang,
berubah, atau tidak tergantung pada Fixed cost dapat berubah karena
perubahan volume produksi atau tingkat meningkatnya volume produksi sehingga
aktivitas yang dilakukan (besarnya nilai diperlukan penambahan kapasitas produksi
penjualan). yang menyebabkan bertambahnya biaya untuk
asuransi, depresiasi, pajak kekayaan,
Biaya tidak tetap (variable cost). pelayanan teknik, dan sebagainya.
Yaitu, Biaya yang besarnya berubah menurut
nilai pembelian dan penjualan barang,
atau biaya yang umumnya berubah
sebanding dengan perubahan volume
produksi. Semakin besar input atau
output akan semakin besar pula
biayanya.
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNSRI
Contoh biaya tetap,
• Biaya Penyusutan atau depresiasi (Penyisihan
Harta Tetap),
• Biaya untuk asuransi,
• Pajak kekayaan,
• Biaya penelitian,
• Iklan,
• Pelayanan teknik,
• Biaya sewa tempat usaha,
• Biaya bunga pinjaman,
• Gaji pemilik, pengelola dan pimpinan
(eksekutif), dan
• Gaji atau upah karyawan.
Margin kontribusi,
Yaitu, (Pendapatan Produk Bersih – Biaya
Variabel Produk) ÷ Pendapatan.
Margin Kontribusi per Unit,
Yaitu, (Pendapatan – Biaya Variabel) ÷ Total
Unit.
Penyelesaian,
𝐁𝒗𝒕 (𝟏𝟐.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎+𝟓.𝟗𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎+𝟕𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎)
Bv1 = =
𝑸 𝟑𝟎𝟎 𝒖𝒏𝒊𝒕
= Rp 61.000
Maka,
Contribution Margin = Cm
Cm = Rp 150.000 – Rp 61.000
= Rp 88.000
= 59 % (Rp 150.000/Rp 88.000)
Π = (Rp 88.000 x 300 unit) – 10.560.000
= Rp 15.840.000
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNSRI
TITIK PULANG POKOK PRODUKSI
Titik potong yang menyatakan tingkat aktivitas (volume produksi) yang menyebabkan hasil
penjualan (pendapatan total) sama dengan biaya total, atau pada tingkat aktivitas tersebut tidak
diperoleh keuntungan maupun kerugian.
Titik potong tersebut biasa disebut sebagai Titik Pulang Pokok (Break Even Point) produksi.
Pembangunan fasilitas industri pengolahan hasil Berdasarkan data di atas, apakah rencana
pertambangan, diketahui bahwa, pembukaan industri yang mengolah hasil
Dana investasi Rp 35.000.000,- pertambangan tersebut layak untuk
Dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun dkembangkan bila dilihat dari segi BEP dengan
persiapan Rp 20.000.000,- dan tahun pertama diskon faktor sebesar 18 %.
Rp 15.000.000,-.
Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari
pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan
berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya
pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah
produksi dari pengolahan hasil-hasil
pertambangan.
Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua
dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,-
sedang tahun- berikutnya seperti pada tabel,
Rumus,
σ𝐧
𝐢=𝟏 𝑻𝑪𝒊 − σ𝐧
𝐢=𝟏 𝑩𝒊𝒄𝒑−𝟏 𝟓𝟕.𝟗𝟔𝟔 − 𝟓𝟐.𝟕𝟒𝟓
BEP = Tp-1 + = 8 + = 8 + 0,6431 = 8,6431
𝑩𝒑 𝟖.𝟏𝟏𝟖
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNSRI
Analisis dengan Grafik,
Rumus,
σ𝐧 𝐧
𝐢=𝟏 𝑻𝑪𝒊 −σ𝐢=𝟏 𝑩𝒊𝒄𝒑−𝟏 𝟓𝟕.𝟗𝟔𝟔 − 𝟓𝟐.𝟕𝟒𝟓
BEP = Tp-1 + = 8 + = 8 + 0,6431 = 8,6431
𝑩𝒑 𝟖.𝟏𝟏𝟖
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNSRI
Analisis Titik Pulang Pokok,
BEP bukan balik modal melainkan merupakan • Atas Dasar Penjualan Dalam Rupiah
titik impas, tetapi merupakan Balik Modal Yaitu, Melihat keadaan pulang pokok dalam
(Istilah keuangan disebut Return on Investment keadaan kontribusi total atau dalam
atau ROI), yang berarti Keuntungan berapa rupiah pulang pokok tersebut
pemasukan usaha Anda, seluruh modal yang terjadi.
telah Anda keluarkan akhirnya bisa kembali
(modal merupakan pengeluaran untuk sewa BEP dalam rupiah adalah dengan mengalikan
toko, renovasi bangunan atau membeli dengan harga per unit produksi
perabotan dan lain sebagainya).
Perhitungan Pulang Pokok (Break even Point)
pada prinsipnya dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu,
• Atas Dasar Unit
Yaitu, Melihat kondisi pulang pokok dalam
kontribusi unit/ jumlah berapa pulang
pokok tersebut terjadi.
Dimana,
a = fixed cost
b = biaya var per unit
p = harga per unit
q = jumlah produksi
Perusahaan pertambangan batu kapur beroperasi dengan biaya tetap sebesar Rp 6.000.000,- biaya
tidak tetap per ton sebesar Rp 1.000,-. Target produk yang direncakan oleh perusahaan 8.000 ton,
kemudian batu kapur tersebut dijual dengan harga Rp 4.000,- per ton.
Lakukan analisis pada produksi (ton) berapakah perusahaan tersebut mencapai titik pulang pokok ?.
Aktivitas ekonomi biasanya dinamis, tidak statis, maka para pemakai metode analisis biaya-
volume-laba setiap kali harus memperhatikan perubahan-perubahan kondisi ekonomi berupa,
harga, faktor-faktor produksi, dan sebagainya, konsep ini dilanjutkan Anilisis Kepekaan.
Dalam Zaman yang penuh perubahan dan Analisis sensitivitas merupakan analisis resiko
ketidakpastian, seorang manajer harus membuat yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari
suatu keputusan yang akan mempengaruhi perubahan parameter-parameter produksi.
kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen analisis resiko mencakup,
Analisis sensitivitas dari parameter yang
Analisis Sensitivitas,
mempengaruhi keuntungan,
Yaitu, Suatu teknik mengevaluasi dampak
dari ketidakpastian investasi dengan Pengambilan keputusan dengan pohon
menentukan bagaimana tingkat keputusan (decision trees),
profitabilitas akan bervariasi akibat Simulasi dengan menggunakan bilangan acak
perubahan paramater sensitivitas. (random numbers),
Analisis sensitivitas merupakan analisis resiko Memudahkan pihak manajemen dalam
yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari pengambilan keputusan.
perubahan parameter produksi terhadap
kinerja sistem produksi.
Profit
19% 3.05763 0.41905 204,861.54 29,333.46 234,194.99
C = $ 240.000
20% 2.99061 0.40188 200,371.01 28,131.43 228,502.44
0 1 2 3 4 5
Didapatkan nilai ROR terbaik berada pada
L = $ 70.000
ROR = 18 %
Soal No 01 Soal No 02
Suatu proyek memiliki cashflow (aliran kas) Cashflow konsultan Pertambangan,
Alternatif Investasi A, B & C. Tahun ke- 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Investasi Awal Cashflow,
- 30 -1 5 5,5 4 17 20 20 -2 10
Alternatif A Alternatif B Alternatif C Rp
Tahun
50.000.000 50.000.000 50.000.000
Cashflow Tahunan Gunakan analisis DCFROR untuk mengetahui
layak tidaknya investasi tambang batubara
1 10.000.000,00 25.000.000,00 5.000.000,00
2 10.000.000,00 3.000.000,00 6.000.000,00 tersebut bila, i = 15 %.
3 10.000.000,00 7.000.000,00 9.000.000,00
4 10.000.000,00 15.000.000,00 1.500.000,00
5 10.000.000,00 2.500.000,00 1.500.000,00
6 10.000.000,00 2.000.000,00 7.000.000,00
7 10.000.000,00 10.000.000,00
8 5.000.000,00
9 5.000.000,00
10 1.000.000,00
Cashflow, Rp - 100.000.000 20.000.000 30.000.000 20.000.000 40.000.000 40.000.000 Investasi, $, Io (150,000.00) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Diketahui bahwa nilai MARR = 10 % Biaya Operasi, $, (50,000.00) (50,000.00) (50,000.00) (50,000.00) (50,000.00)
Lakukan analisis kelayakan proyek tersebut Jika rentang perubahan -20% dan +20% terjadi
berdasarkan indikator B/C-r ?. pada investasi awal, manfaat tahunan, biaya
operasi, dan nilai sisa,
Soal No 05 Lakukan analisis sensitivitas untuk kondisi terbaik
Suatu industry pertambanga batubara, diketahui dan kondisi teburuk dengan umur proyek masing-
bahwa, masing 5 tahun dan MARR 20%.
Biaya tetap $ 120.000
Biaya variable $ 60 /ton
Harga jual $ 80 /ton
Hitung & gambar titik pulang pokok, jika target
profit sebesar $ 80.000 /bln, berapa Batubara
yang harus diproduksi ?
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNSRI
JAWABAN SOAL PR-04
NPV
Cashflow, 2.00
- 30 -1 5 5,5 4 17 20 20 -2 10
Rp 0.00
0% 5% 10% 15% 20% 25%
-2.00
-1.66
Gunakan analisis DCFROR untuk mengetahui -4.00
-8.00
tersebut bila, i = 15 %. ROR
𝐍𝐏𝐕𝟏
Penyelesaian, IRR = 𝐢𝟏 + (𝐢𝟐 − 𝐢𝟏 )
𝐍𝐏𝐕𝟏 −𝐍𝐏𝐕𝟐
𝟓.𝟔𝟐𝟎𝟔
Tahun Cashflow (P/F 15%,n) PV (P/F 20%,n) PV
= 𝟏𝟓 % + 𝟓.𝟔𝟐𝟎𝟔 −(−𝟏.𝟔𝟔𝟒𝟖) (𝟐𝟎 % − 𝟏𝟓 %)
0 -30.00 1.0000 -30.0000 1.0000 -30.0000 𝟓.𝟔𝟐𝟎𝟔
1 -1.00 0.8696 -0.8696 0.8333 -0.8333
= 𝟏𝟓 % + 𝟕.𝟐𝟖𝟓𝟒 (𝟓 %)
2 5.00 0.7561 3.7807 0.6944 3.4722
= 15 % + 3,86 % = 18,86 %
3 5.50 0.6575 3.6163 0.5787 3.1829
4 4.00 0.5718 2.2870 0.4823 1.9290
Pada saat, NPV = 0, diperoleh, DCFROR= 18.86 %.
5 17.00 0.4972 8.4520 0.4019 6.8319
6 20.00 0.4323 8.6466 0.3349 6.6980 Jadi, DCFROR = 18.86 % > ROR min = 15 %,
7 20.00 0.3759 7.5187 0.2791 5.5816
8 -2.00 0.3269 -0.6538 0.2326 -0.4651 Maka, investasi layak secara ekonomis.
9 10.00 0.2843 2.8426 0.1938 1.9381
𝟕.𝟕𝟎𝟓,𝟖
Thn C B B-C (P/F 15%,n) NPV 15 % (P/F 30%,n) NPV 30 %
= = 1,55
0 5.000 0 (5.000) 1.000 (5.000) 1.000 (5.000) 𝟓.𝟎𝟎𝟎
1 3.900 4.000 100 0.870 87 0.769 76,9
2 3.250 4.000 750 0.756 567 0.592 444.0
3 3.250 5.000 1.750 0.658 1.151.5 0.455 796,25 (𝟎−𝟐.𝟕𝟒𝟗,𝟏)
IRR = 15 % + 𝟑𝟎 % − 𝟏𝟓 %
4 2.600 5.000 2.400 0.572 1.327.8 0.350 840 (−𝟕𝟕𝟕,𝟔𝟓−𝟐.𝟕𝟒𝟗,𝟏)
5 2.600 5.000 2.400 0.497 1.192.8 0.269 845.6
6 2.600 5.000 2.400 0.432 1.036.8 0.207 496.8 (−𝟐.𝟕𝟒𝟗,𝟏)
= 15 % + (𝟏𝟓 %)
7 2.600 5.000 2.400 0.376 902.4 0.159 381.6 (−𝟑.𝟓𝟐𝟔,𝟕𝟓)
8 2.600 7.000 4.400 0.327 1.438.8 0.123 541.2
Pertanyaan,
a. Gambarkan diagram cashflow, dan
b. Lakukanlah analisis Net Value (present,
annual & future) proyek tersebut,
jika diketahui MARR (i) = 12 %.
Penyelesaian,
I = 20
Berdasarkan analisis NPV, NAV dan NFV semua nilainya
I = 20 I = 20
positip (> nol), Ketiga alternatif menunjukkan hasil yang
0 konsisten (alternatif C yang paling menguntungkan),
Alternatif A Sv = 20
1 2 3 ditunjukkan dengan nilai NPV, NAV, dan NFV terbesar
C= 20 diantara lainnya.
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNSRI
Contoh Soal 03 (6.3)
Gunakan i = 6 %
0 = -$ 5.000 + $ 100 (P/A i%,10) + $ 7.000 (P/F i%,10)
0 = -$ 5.000 + $ 100 (P/A 6%,10) + $ 7.000 (P/F 6%,10)
0 ≠ - $ 355.19
Nilai NPV bila interest rate 6 % = - $ 355,19 (negatip),
Menentukan ROR,
(𝟔𝟗.𝟒𝟔−𝟎)
ROR = 5 % + 𝟔𝟗.𝟒𝟔−(−𝟑𝟓𝟓.𝟏𝟗) (6.0-5.0)
= 5 % + 0,16 %
= 5,16 %
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNSRI
Soal No 05 (6.18) Protek B, Π = TR – TC
Diketahui, Proyek A, total costnya (TC) Rp = Rp 7.500 juta - Rp 5.000 juta
77.500 juta dan penerimaannya (TR) sebesar Rp = Rp 2.500 juta
70.000 juta. (Layak dilaksanakan).
Proyek B, total costnya (TC) Rp 5.000 juta dan 𝚷
Profit rate = 𝐓𝐂 x 100 %
penerimaannya (TR) sebesar Rp 7.500 juta.
𝟐.𝟓𝟎𝟎 𝐣𝐮𝐭𝐚
Income rate 10 %, cari profit rate dan bagaimana = 𝟓.𝟎𝟎𝟎 𝐣𝐮𝐭𝐚 x 100 %
kedua proyek tersebut apakah layak = 50 %
dilaksanakan.
Kesimpulan, Proyek B Layak dilaksanakan.
Penyelesaian,
Proyek A, Π = TR – TC
= Rp 70.000 juta - Rp 77.500 juta
= - Rp 7.500 juta
(Tidak layak dilaksanakan).