BABIT TEKNOLOGI PROSES PENGKOKAS AN
Menurut Schobert'? pengkok:
batubara, yaitu proses ae olen ‘stone
udara pada temperatur tinggi yang menghasilkan east ata
kokas. Berdasarkan proses pembuatannya, kokas dibedakan atas fe
macam, yaitu /ump coke bila diperoleh secara langsung dari proses
karbonisasi dan formed coke bila dalam pembuatannya disertai dengan
pembriketan. Batubara yang bersifat coking dapat dibuat menjadi lump
coke, sedangkan untuk batubara yang bersifat non coking diperlukan
proses pembriketan untuk mencapai persyaratan kokas yang diinginkan.
A. Teori Karbonisasi Batubara
Teknologi proses karbonisasi batubara pada dasarnya
merupakan proses . pemanasan batubara yang bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan kadar zat terbang sehingga kadar
karbonnya akan meningkat. ° Realisasi proses karbonisasi dapat
dilaksanakan dengan dua cara, yaitu pemanasan secara langsung dan
g. Pemanasan secara langsung biasanya
pemanasan secara tidal langsun;
kk kubah dimana batubara
dilakukan dalam tungku beehive yang berbentul
dipanaskan pada kondisi udara terbatas sehingga hanya zat terbangnya
saja yang akan terbakar_habis. Pemanasan secara tidak langsung
dilakukan dengan menempatkan batubara dalam suatu retort dan
dipanaskan dari luar, cara ini selain menghasilkan kokas (semikokas)
juga diperoleh produk sampingan berupa tar, amoriaks S25 uae
hidrogen dan gas-gas lainnya.
Dipl dengan CamscanerA.A. Klasifikasi proses karbonisasi
Proses karbonisasi batubara dapat diklasifikasikan berdasarkan
temperatur pemanasan yang digunakan’ '”, yaitu: temperatur rendah,
temperatur menengah dan temperatur tinggi.
A.LL. Karbonisasi temperatur rendah
Karbonisasi dengan temperatur rendah biasanya berada pada
selang temperatur 450-700°C. Tujuan utama dari proses ini adalah
menghasilkan kokas reaktif dengan hasil tar yang tinggi. Semikokas
yang dihasilkan biasanya dipasarkan sebagai smokeless domestic fuel
yang diproduksi dalam bentuk bongkah atau serbuk dengan kandungan
zat terbang 8-20% (daf). Perolehan padatan dapat mencapai 70-80%
(adb) dan perolehan tar sekitar 7-10% (adb).
A.1.2. Karbonisasi temperatur medium
Karbonisasi temperatur medium dilakukan pada selang 750-
900°C dengan tujuan untuk menghasilkan produk gas yang lebih tinggi
dan kokas yang cukup reaktif. Produk padatan yang dihasilkan
zat terbang antara 2-8% (daf) yang digunakan sebagai
mengandun;
domestik fuel. Dengan proses ini akan dihasilkan padatan 55-60% (adb)
dan produk tar 4%4-5%% (adb).
A.1.3. Karbonisasi temperatur tinggi
ada suhu diatas
Karbonisasi temperatur tinggi dilakukan pi
900°C dengan tujuan pembuatan kokas keras untuk keperluan industri
metalurgi seperti pengecoran logam dan tanur tiup. Padatan yang
diperoleh adalah sekitar 50% (adb) dengan kandungan zat terbang di
bawah 2-5% (dat).
m2
Dipl dengan CamscanerA.2. Mekanisme karbonisasi
Dalam proses karbonisasi, batubara akan mengal;
ngalami
emanasan dan selama ini ju; adi
i dengan evolusi wv dann _ Penbshan aoe
P air yang meninggalkan solid
residu yang sebagian besar merupakan unsur karbon, dimana komposisi
dan sifatnya bervariasi bergantung pada temperatur perlakuan panasnya.
Dalam transformasi batubara menjadi kokas, dikenal dua daerah
temperatur yang penting yaitu daerah pembentukan massa plastis dan
daerah pemadatan kembali massa plastis.
Gibson menganalogikan tahap pelunakan batubara dengan
material thermo-plastis yang melemah akibat aksi panas. Pada saat yang
sama namun terpisah dari proses fisika ini, dekomposisi kimia mulai
terjadi dan merubah viskositas massa batubara. Pengembangan dari
massa batubara terutama disebabkan oleh evolusi dari zat terbang yang
mengalami hambatan dari partikel batubara. Seharusnya zat terbang
keluar melewati celab-celah. antar partikel tetapi terhalangi karena
batubara berubah menjadi massa plastis, sehingga batubara mengalami
pengembangan.
Karakteristik muai dan sifat plastis untuk tiap jenis batubara
adalah khas, sebagai contohnya adalah non-coking coal bila dipanaskan
akan menunjukkan pengembangan yang keel! bahkan tidak
mengembang sama sekali. Batubara dengan kandungan zat terbang
tinggi bila dikarbonisasi akan mengalami massa plastis Y858 debih id
sehingga hal ini akan memudahkan keluarnya gas-B Batubara sepert!
ini cenderung tidak mengalami pengembangan. Seueeken os
batubara dengan kandungan zat terbang Ya" rendah bila dipanaskan
akan mengalami massa plastis yang lebih kental dengan permeabilitas
13
Dipl dengan Camscaneryang rendah schingga menyulitkan keluarnya gas-gas, batubara jens ini
akan mengalami pengembangan selama karbonisasi.
Pada Tabel 2.1 berikut ini menunjukkan urutan peristiwa
selama karbonisasi berlangsung untuk batubara medium volatile matter
27,6% — 32%, Gray king coke type >G4) dengan pemanasan sampai
temperatur 900 °C pada skala laboratorium”.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produk Karbonisasi
Pada dasamya terdapat dua faktor yang berpengaruh pada
kualitas kokas yang dihasilkan, yaitu faktor eksternal yang menyangkut
kondisi teknis proses karbonisasi dan faktor internal yang berhubungan
dengan karakteristik batubara yang digunakan.
B.1. Batubara untuk pembuatan kokas (coking coal)
Penetapan suatu batubara sebagai coking coal
coal tergantung pada perilakunya ketika dipanaskan tanpa udara. Jika
melunak dan akhirnya memadat kembali, maka batubara tersebut
digolongkan sebagai coking coal. Jika hancur pada pemanasan atau
membentuk massa yang berikatan lemah, maka batubara_ tersebut
digolongkan sebagai non coking coal. Namun perlu diperhatikan bahwa
tidak setiap batubara yang digolongkan sebagai batubara coking coal
dapat menghasilkan kokas yang komersial. Coking coal yang baik
seharusnya mengandung sedikit sulfur dan fosfor untuk menjaga
pengotor ini bercampur dengan product pemakaiannya. Kandungan
inherent moisture akan berpengaruh teshadap lamanya proses
sweeling index batubara. Setiap kenaikan 1% air akan
proses karbonisasi selama seperempat sampai setengah
atau non coking
karbonisasi dan
memperpanjang
jam.
4
Dipl dengan CamscanerTabel 2.1. Urutan Peristiwa karbonisasi batubara®” |
Temperatur —Pengaruh Resa eat Pena
Tar dan
Karbon Minyate Gas
300°C Temperatur Batul /
dekomposisi awal on a oa
CO+COs11,0
x inyak mula inyake rs
20°C Mi va rn Batubara Minyak ringan, COsco,+H,0,
si berwarna sedikit metana dan
hidrokatbon tak
Jenuh
360°C Pembentukan minyak — Batubara Minyak, lebih —_Lebih banyak metas
ma
berat dan gas-gas sebagian gelap, merah dan parafin berat,
hidrokarbon, residu—melunak ‘atau coklat —__sedikit hidrogen
karbon mulai
melunak
430°C Pembentukan minyak Massa karbon ~— Minyak Pembentukan
‘kental dan tar. Residu funak, volume menjadi lebih maksimum parafin
batubara menjadi maksimal dan ental dan dan hidrokarbon tak
Junak dan memuai, ——_struktur berwama Jenuh dengan sedikit
Pembentukan gas gelembung ——coklat tua CO, H,0 dan
dengan cepat hidrogen
menimbulkan
gelembung. Proses
dekomposisi berjalan
dengan cepat
Massa plastis
memadat menjadi
semikokas
600°C Minyak dan tar habis,
semikokas keras dan
mulai menyusut
900°C Penyusutan lanjut
yang mengeraskan
kkokas. Struktur
berubah dengan
pembentukan awal
“'Semikokas —-Sedikit minyak —_Pembentukan
padstdengan —kentaldantar —- maksimum parafin
rare dan hidrokarboo tak
ee jeauh dengan sedikit
: CO, H,0 dan
dan dinding era
sel lemal
tok Penuronan proleban
Semikokas =
yang lebih oot
keras dengan jingkat
warna masih oan
bitam
Kokas keras, = oe OO.
maya CO,
tesa drogen dan meta
abu keperakan
ee
IS
Dipl dengan CamscanerUntuk memperoleh swelling index pada selang 4-9, maka
sebaiknya inherent moisture tidak lebih dari 3%, Dua peringkat batubara
yang biasa digunakan untuk produksi kokas by- product skala besar
adalah batubara bituminus high volatile dan low volatile matter yang
kemudian diblending dengan total kandungan volatile matter sekitar 22-
32,6%, kandungan karbon diatas 80% dan reflektansi vitrinit antara 0,8
dan 1,6 serta mempunyai komposisi maseral vitrinit antara 70-80%,
inertinit 15-20% dan liptinit kurang dari 10%".
Secara umum kualitas batubara yang disarankan untuk
menghasilkan kokas dengan kualitas tinggi harus memenuhi syarat-
syarat seperti yang diperlihat pada Tabel 2.2 berikut ini’.
Tabel 2.2. Parameter kualitas batubara untuk pembuatan kokas'?
——
Parameter NilaiStandar —_Nilai Batas.
Total moisture 5-10 Max 12
Abu Rendah Max 6-8
Volatile matter ad, % (low volatile coal) Bervariasi 16-21
(medium volatile coal) 21-26
\igh volatile coal) 26-31
Total sulfur Rendah max 0,6-0,8
Fosfor Rendah_ ‘max 0,1
Free swelling index a min6
Roga index 60-90 min 50
Gray king coke type 6-69 ‘min GL-GS
Dilatometry %, (low volatile coal) 25-70 min 20
‘Max dilatation %, (medium volatile coal) 80-140 ‘min 60
(Audibert-Amu) %, (high volatile coal) 150-380 min 100
°C, (low volatile coal) Lebih 70 min 70
Fluidity Range °C, (medium volatile coal) Lebih 80 min 80
°C, (high volatile coal) Lebi 130. min 100
SSS
16
Dipl dengan Camscaner