Anda di halaman 1dari 16

1

HAND OUT
MATA KULIAH TOPIK SUB TOPIK : ASKEB IV ( PATOLOGI ) : Mengidentifikasi Masalah Infeksi Nifas : II. Masalah Infeksi Nifas 2.1. 2.2. 2.3. WAKTU : 2 x 50 Menit Infeksi Payudara Luka Perineum Tromboflebitis

OBJEK PERILAKU MAHASISWI Setelah selesai presentasi makalah ini diharapkan mahasiswi dapat dengan benar mengidentifikasi masalah Infeksi Nifas pada ibu di masyarakat. DAFTAR PUSTAKA http://webforum.plasa.com/archive/index.php/t-39873.html http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/01/askep-nifas-pada-ibu-denganinfeksi.html http://www.scribd.com/doc/6502571/Infeksi-nifas

PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan tentang infeksi nifas merupakan suatu kegiatan bidan dalam melaksanakan pelayaan kesehatan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan ibu. Pada bab ini kita selaku bidan harus bisa mengidentifikasi masalah infeksi nifas yang terjadi pada ibu di masyarakat.

2.1. INFEKSI PAYUDARA 2.1.1. Definisi Infeksi Payudara (Mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara). 2.1.2. Penyebab Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu. Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi. 2.1.3. Gejala Gejalanya berupa : 1. Nyeri payudara 2. Benjolan pada payudara 3. Pembengkakan salah satu payudara 4. Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat 5. Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah)

6. Gatal - gatal 7. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena 8. Demam. 2.1.4. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara. 2.1.5. Pengobatan Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4 kali/hari. Diberikan antibiotik dan untuk mencegah pembengkakan, sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena. 1. Mastitis Payudara tegang / indurasi dan kemerahan 1. Berikan klosasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang. 2. Sangga payudara. 3. Kompres dingin. 4. Bila diperlukan berikan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam. 5. Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada PUS. 6. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan. 2. Abses Payudara Terdapat massa padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan. 1. 2. Diperlukan anestesi umum. Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola, ke pinggir supaya

tidak mendorong saluran ASI.

3. tangan. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Pecahkan kantung PUS dengan klem jaringan ( pean ) atau jari Pasang tampon dan drain, diangkat setelah 24 jam. Berikan Kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. Sangga payudara. Kompres dingin. Berikan parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali bila Ibu dianjurkan tetap memberikan ASI walau ada pus. Lakukan follow up setelah peberian pemgobatan selama 3 hari.

diperlukan.

Jika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah, serta dianjurkan untuk berhenti menyusui. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya. 2.1.6. Pencegahan Untuk mencegah terjadinya mastitis bisa dilakukan beberapa tindakan berikut 1. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan 2. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya 3. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada puting susu 4. Minum banyak cairan 5. Menjaga kebersihan puting susu 6. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.

2.2. INFEKSI LUKA PERINEAL 2.2.1. Definisi Masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh melalui robekan dan serambi liang senggama waktu bersalin, sehingga luka terasa nyeri dan mengeluarkan nanah. 2.2.2. Penyebab Disebabkan oleh keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik. 2.2.3. Tanda / Gejala 1. Nyeri pada luka. 2. Luka pada perineal yang mengeras. 3. Demam. 4. Keluar pus / cairan. 5. Kemerahan. 6. berbau busuk. 2.2.4. Penatalaksanaan 1. Bila didapati pus dan cairan pada luka, buka jahitan dan lakukan pengeluaran serta kopmres antiseptic. 2. daerah jahitan yang terinfeksi dihilangkan dan lakukan debridemen. 3. Bila infeksi sedikit tidak perlu antibiotika. 4. Bila infeksi relative superficial, berikan Ampisilin 500mg per oral selama 6 jam dan Metronidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selaa 5 hari. 5. Bila infeksi dalam dan melibatkan otot dan menyebabkan nekrosis, beri Pennisilin G 2 juta U IV setiap 4 jam ( atau Ampisilin inj 1 g 4x/hari )

ditambah dengan Gentamisin 5 mg/kg berat badan per hari IV sekali ditambah dengan Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam, sampai bebas panas selama 24 jam. Bila ada jaringan nekrotik harus dibuang, lakukan jahitan sekunder 2 4 minggu setelah infeksi membaik. 6. Berikan nasihat kebersihan dan pemakaian pembalut yang bersih dan sering diganti. 2.2.5. Pelaksanaan 1. Jika terdapat pus atau cairan, buka dan drain luka tersebut. 2. Angkat kulit yang nekrotik dan jahitan subkutis dan lakukan debridement. Jangan angkat jahitan fasia. 3. Jika infeksi hanya superficial dan tidak meliputi jaringan dalam, atau akan timbulnya abses dan berikan antibiotika. Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari. 4. Jika infeksi cukup dalam, meliputi otot dan menimbulkan nekrotik atau berikan kombinasi antibiotika sampai pasien bebas panas 48 jam. hari. Jika sudah bebas demam 48 jam, berikan : Ampisilin 500mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari. Ditambah Metronidazol 400 mg per oral 3 kali sehari selama 5 hari. Catatan : Fasilitas nekrotikan membutuhkan debridement dan jahitan situasi. Lakukan jahitan reparasi 2 4 minggu kemudian, bila luka sudah bersih. Jika infeksi parah pada fasilitas nekrotikan, rawat pasien untuk kompres 2 kali sehari. Penisilin G sebanyak 2 juta unit I.V setiap 6 jam. Ditambah Gentamisin 5 mg/kgBB I.V setiap 24 jam. Ditambah Metronidazol 500 mg per oral 3 kali sehari selaa 5

2.3. TROMBOFLEBITIS 2.3.1. Definisi Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi mikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang cabangnya sehingga terjadi trobpoflebitis. 2.3.2. Klasifikasi 2.3.2.1. 1. Pelviotromboflebitis Definisi Yaitu infeksi nifas yang mengenai vena vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus ; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedangkan perluasan infeksidari vena ovarika dekstra ialah ke vena kafa inferior. Peritoneum yang menutupi vena ovarika dekstra, mengalami imflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo 00foritis dan periapendisitis. Perluasan infeksi dari vena utruna ialah ke vena iliaka komunis. 2. Etiologi

Disebabkan oleh kurangnya gizi atau mal nutrisi, anemia, kurang personal hygiene, trauma jalan lahir. Seperti partus lama atau macet dan periksa dalam yang berlebihan. 3. Gejala

a. Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah dan / atau perut bagian samping, timbul pada hari ke 2 3 masa nifas dengan atau tanpa panas.

b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut : Menggigil berulang kali. Menggigil inisial terjadi sangat berat ( 30 40 menit ) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang kadang 3 hari. Pada waktu menggigil penderita ha[irtidak panas. Suhu badan naik turun secara tajam ( 360C menjadi 400C ) yang diikuti dengan penurunan suhu dalam waktu 1 jam ( biasanya subfebris seperti pada endometritis ). Penyakit dapat berlangsung selama 1 3 bulan. Cenderung berbentuk pus, yang menjalar ke mana

mana, terutama ke paru paru. c. Gambaran darah Terdapat leukositosis ( meskipun setelah endotoksin Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia ). sebelum mulainya menggigil. Meskipun bakteri ditemukan di dalam darah selama menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob. d. Pada periksa dalam hampir tidak ditemukan apa apa karena yang paling banyak terkena ialah vena ovarika yang sukar dicapai dalam pemeriksaan. 4. a. Komplikasi Komplikasi pada paru paru : infark, abses, pneumonia.

b. c.

Komplikasi pada ginjal sinistra, nyeri mendadak, yang diikuti Komplikasi pada persendian, mara dan jaringan subkutan.

dengan proteinuria dan hematuria.

5. a.

Penanganan Rawat Inap Penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit yang dan mencegah terjadinya emboli pulmonum. b. Terapi Medik Pemberian antibiotika dan heparin jika terdapat tanda tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum. c. Terapi Operatif Pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septic terus berlangsung sampai mencapai paru paru, meskipun sedang dilakukan heparinisasi.

2.3.2.2.

Tromboflebitis Femoralis 1. Definisi Yaitu infeksi nifas yang mengenai vena vena pada tungkai, misalnya vena femoralis, vena poplitea dan vena safvena. 2. Penilaian Klinik a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7 -10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira kira pada hari ke 10 20, yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali. b. Pada salah satu kaki yang terkena biasanya kaki kiri, akan Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi ke luar dengan kaki meberikan tanda tanda sebagai berikut : serta sukar bergerak, lebih panas dibanding lainnya.

10

Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha. Reflektorik akan terjadi spasus arteria sehingga kaki

tegang dank eras pada paha bagian atas.

menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri dan dingin, pulsasi menurun. Edema kadang kadang terjadi sebelum atau setelah dimulai dari jari jari kaki dan atau setelah nyeri dan pada uumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah ke atas. Nyeri pada betis, yang akan terjadi spontan atau dengan memijit betis atau dengan meregangkan tendo akhiles ( tanda Homan ). 3. Penanganan a. Perawatan. Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompres pada kaki. Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai kaos kaki panjang yang elastic selama mungkin. b. c. Mengingat kondisi ibu yang sangat jelek, sebaiknya jangan Terapi medik : pemberian antibiotika dan analgetik. menyusui.

11

BAB PENDAHULUAN A. Latar

Belakang

Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu (Varney, Helen, 2001:225). Dari definisi lain menyebutkan, Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, Hanifa,1999:237). Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia dalam masa nifas. (Adele Pillitteri, 2007). Salah satu infeksi pada masa nifas adalah : Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen, dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin kerena kehamilan dan persalinan, dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007). Perlu dibutuhkan pemantauan khusus terhadap ibu nifas yang mengalami keluhankeluhan yang diperkirakan akan mengarah ke gejala patologis masa nifas. B. 1. b. Memahami Tujuan klasifikasi Tujuan Umum Tromboflebitis.

a. Memahami Apa yang dimaksud dengan nifas dan infeksi yang mungkin timbul.

12

2. a. Pentingnya penangganan Tujuan yang baik pada masa Khusus nifas.

b. Ibu mampu mendeteksi secara dini penyakit atau infeksi yang mungkin timbul setelah C. 1. a. Meningkatkan pengetahuan Bagi tentang di Bagi petugas Bagi pada masa nifaskhusunya tromboflebitis asuhan kebidanan masa persalinan. Manfaat Mahasiswa nifas.

b. Menerapkan pengetahuan yang diperoleh dan menerapkanya dalam asuhan sesungguhnya 2. dengan 3. kebidanan BAB TINJAUAN A. Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah II TEORI Pengertian disertai lapangan. Masyarakat kesehatan. Instusi femoralis.

Mengetahuai apa yang dimaksud tromboflebitis femoralis, dan hendaknya kerjasama

Memberikan tambahan referensi serta bahan acuan dalam penyusunan asuhan

pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen, dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin kerena kehamilan dan persalinan, dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007). Tromboflebitis adalah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang vena dan cabang-cabangnya (Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2002).

13

B. Tromboflebitis 1. dibagi Pelvio menjadi 2,

Klasifikasi yaitu: tromboflebitis

Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak dibagian atas uterus, proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya 2. terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 femoralis pasca partum. Tromboflebitis

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum C. 1. 2. 3. 4. waktu Pillitteri, D. 1. pada hari ke-2-3 Tanda Pelvio masa nifas dengan atau dan Pernah yang Perluasan Mempunyai (Abdul Bari SAifudin, Penyebab infeksi varises Obesitas mengalami tramboflebitis lama 2007) Gejala Tromboflebitis tanpa panas. pada endometrium vena dkk., 2002).

5. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk 6. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga. (Adele

Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul 2. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:

14

a. Menggigil berulang kali, menggigil terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita suhu c. 3. segera dalam 1 jam hampir (biasanya subfebris tidak seperti pada 1-3 panas. endometritis) bulan b. Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti penurunan Penyaklit dapat Gambaran terjadi langsung selama darah leukopenia)

d. Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama ke paru-paru a. Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar kesirkulasi, dapat b. Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob. c. Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam. 4. Tromboflebitis femoralis a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali. b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai panas bagian 3) putih, Nyeri hebat pada dan lipat dingin dibandingkan dengan atas paha dan dan pulsasi daerah paha menurun. kaki berikut: lainnya. 1) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih 2) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha

4) Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, nyeri, 5) Kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.

15

6) Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan E. 1. a. Lakukan menggunakan mencegah adanya Pelvio pencegahan terhadap teknik terjadinya emboli aseptik tendo akhiles(tanda Penatalaksanaan Tromboflebitis endometritis dan yang emboli pulmonum tromboflebitis baik pulmonum dengan homan positif)

b. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan c. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan d. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan hipernisasi, 2. menurunkan siapkan untuk Tromboflebitis kemungkinan pembentukan pembekuan menjalani pembedahan. Femoralis darah.

a. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan b. Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis. c. Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis. d. Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya. e. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena. f. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan. g. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep. h. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat. i. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.

16

j. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan mengkaji pendarahan atau jika klien penurunan dalam terapi ukuran. antikoagulan. k. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk l. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi. m. Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui n. karena obat ini tidak akan sulfat berada sebagai kutan untuk yang Pillitteri, kehamilan tepat selanjutnya telah ia harus didalam antagonis air susu. heparin. Siapkan pemberian protamin sub kepada klien bahwa

o. Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui terapi p. Jelaskan

memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan (Adele trombofrebitis dlakukan. 2007)

Anda mungkin juga menyukai