Anda di halaman 1dari 25

PAPER PENYAKIT DIABETES MELITUS (DM) DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA BALIHO

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

GUSMI ARYANI P07226120043

INTAN PRIMADANA P07226120045

ISNINA HAIRUNNISA S P07226120046

JAHRATUL MAHYA P07226120047

MARSHA NAULI ADILLA P07226120048

RONALDO JUGENEIS S P07226120058

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN


JURUSAN PROMOSI KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN
TIMUR KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2023
DIABETES MELITUS (DM)

A. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit


metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau keduanya. Penyakit DM tipe 2 tidak dapat
disembuhkan, melainkan dapat dikendalikan dengan pengontrolan
glukosa darah. Diabetes Melitus (DM) juga merupakan suatu penyakit
menahun yangditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi
normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl,
dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl. DM
dikenal sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh
penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi. DM dapat
menyerang hampir seluruh sistem tubuhmanusia, mulai dari kulit sampai
jantung yang menimbulkan komplikasi.

Data Health World Organization (WHO) Tahun 2017, Diabetes


merupakan penyakit kronis yang paling tinggi kenaikan angka
prevalensinya saat ini dan merupakan 10 besar penyebab kematian di
dunia. Menurut Health World Organization (WHO), Diabetes
didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans
kelenjar pankreas atau disebabkan olehkurang responsifnya sel-sel tubuh
terhadap insulin.
Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh
dunia. Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit
jantungdan gagal ginjal. Organisasi International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun
di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka
prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama.
Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes di
tahun2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9.65% pada laki-laki, Prevalensi
diabetes diperkirakan meningkat seiring penambahan umur penduduk
menjadi 19.9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun Angka
dipredikasi terus meningkat hingga mencapai 578 juta di tahun 2030 dan 700
juta di tahun 2045.
Negara di wilayah Arab-Afrika Utara, dan Pasifik Barat menempati
peringkat pertama dan ke 2 dengan prevalensi diabetes pada penduduk
umur 20-79 tahun tertinggi di antara 7 regional di dunia yaitu sebesar 12.2%
dan 11,4%, Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, menempati
peringkat ke-3 dengan prevalensi sebesar 11.3% IDF juga
memproyeksikan jumlah penderita diabetes pada penduduk umur 20-79
tahun pada beberapa negara di dunia yang telah mengindentifikasi 10
negara dengan jumlah penderita tertinggi Cina India, dan Amerika Serikat
menempati urutan tiga teratas dengan jumah penderita 116.4 juta 77 juta
dan 31 juta Indonesia berada di peringkat ke-7 di antara 10 negara denga
jumlah penderita terbanyak yaitu sebesar 10.7 juta Indonesia menjadi
satu-satunya negara di Asia Tenggara pada daftar tersebut sehingga dapat
diperkirakan besarnya kontribusi indonesia terhadap prevalensi kasus
diabetes di Asia Tenggara. (Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI, 2021)
Diabetes adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena
penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan
tingginya kadar gula dalam darah. Di Indonesia, berdasarkan data
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa tren prevalensi penyakit
Diabetes Melitus di Indonesia meningkat dari 6,9% menjadi 8,5 %,
prevalensi penyakit Diabetes menurut diagnosa dokter meningkat dari 1,2%
menjadi 2%. Permasalahan yang ada saat ini terkait penyakit DM adalah
sebagian besar (sekitar 3 diantara 4 orang) penderita DM tidak menyadari
kalau dirinya menderita penyakit DM dan kurangya kesadaran klien
terhadap kontrolberkala. Hasil survei diabetes pada orang sehat ternyata
lebih dari 2/3 orangtidak mengetahui bahwa mereka menderita diabetes.
Artinya fenomena diabetes seperti fenomena gunung es, dimana yang
menderita diabetes jauh lebih banyak dibandingkan yang sudah diketahui
diabetes (Riskesdas, 2018).

B. Klasifikasi Diabetes

Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes

Association 2018 terbagi dalam 4 jenis yaitu :

1. Diabetes Melitus Tipe 1

DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena


sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama
sekalisekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-peptida
yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi
klinik pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.
2. Diabetes Melitus Tipe 2

Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak


bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi
resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya
resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap
kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi
relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi
insulin pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain
sehingga sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap
adanya glukosa.
3. Diabetes Melitus Tipe Lain

DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang ditandai


olehkenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta,
defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit
metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan
sindrom genetik lain yang berkaitan dengan penyakit DM. Diabetes tipe
ini dapat dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan
HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ).
4. Diabetes Melitus Gestasional

DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa


didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester
kedua dan ketiga. DM gestasional berhubungan dengan meningkatnya
komplikasi perinatal. Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih
besar untuk menderita DM yang menetap dalam jangka waktu 5-10
tahun setelah melahirkan.
dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal tersebut
dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya
glukosabersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas
akan mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa.

C. Ciri-Ciri Penyakit Diabetes

Beberapa ciri – ciri dari diabetes, antara lain:

a. Sering Buang Air Kecil, Terutama pada Malam Hari (Polyuria)

Saat kadar gula darah tinggi, ginjal mencoba membuang kelebihan


gula dengan menyaringnya keluar dari darah. Kondisi ini bisa
meningkatkanfrekuensi kencing pasien, terutama di malam hari.
b. Sering Haus (Polydipsia)

Sering buang air kecil membuat seseorang mudah merasa haus atau
bahkan bisa menyebabkan dehidrasi.

c. Sering Merasa Lapar (Polyphagia)

Orang dengan diabetes sering kali tak mendapatkan energi yang


cukup dari makanan yang mereka lahap. Akibatnya, mereka kerap
merasa mudah lapar. Rasa lapar bahkan bisa muncul bahkan saat
mereka barusaja makan.
d. Berat Badan Turun Meskipun Pola Makan Tetap Sama

Sering buang air kecil sama halnya dengan membuang banyak kalori.
Orang dengan diabetes tipe 2 akan mengalami penurunan berat
badantanpa program diet tertentu.
e. Pandangan Kabur

Kelebihan gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah kecil


di mata. Kondisi ini bisa menyebabkan penglihatan kabur.
f. Kelelahan Terus-Menerus

Diabetes bisa berdampak pada tingkat energi seseorang. Kelelahan


terjadi akibat tidak cukupnya gula yang berpindah dari aliran
darahke sel-sel tubuh.
g. Luka yang Lama Sembuh

Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak saraf dan pembuluh
darah. Kondisi ini dapat mengganggu sirkulasi darah. Akibatnya,luka
kecil sekalipun bakal membutuhkan waktu berminggu-minggu atau
berbulan-bulan untuk sembuh.
h. Merasa Kaku Atau Kesemutan Pada Kaki

Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi sirkulasi darahdan


mengganggu saraf. Pasien akan mengalami rasa mati rasa atau
sensasi kesemutan di tangan dan kaki.
D. Penyebab Penyakit Diabetes

a. Penyebab Diabetes Melitus Tipe 1

Penyebab diabetes ini adalah ketidakmampuan pankreas untuk


memproduksi cukup insulin, sehingga glukosa di dalam darah
tidak dapat masuk ke dalam sel. Gangguan pada pankreas ini diduga
karena proses autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh
seseorang menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Pada diabetes tipe
1, sistem kekebalan tubuh tersebut menyerang dan merusak sel beta
pada pankreas, sehingga tidak dapat memproduksi cukup insulin.
Beberapa hal yang bisa menjadi penyebab kerusakan sel beta
pankreas, antara lain infeksi virus (enterovirus, virus Epstein-Barr,
virus rubella, rotavirus,serta virus gondongan), konsumsi obat-obatan
tertentu, serta pengaruhgluten.
b. Penyebab Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes melitus disebabkan oleh dua kondisi yang saling terkait,


yaitu:Sel-sel di otot, lemak, dan hati menjadi resisten terhadap insulin.
Karena tidak dapat berinteraksi secara normal dengan insulin,
kelebihan gula tidak dapat dibuang. Pankreas tidak dapat
memproduksi insulin yang cukup untuk mengatur kadar gula darah.
Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi kelebihan berat badan dan
tidak aktif secara fisikmenjadi faktor utama yang berkontribusi.
c. Penyebab Diabetes Melitus Tipe Lain

Kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta,
defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit
metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun
dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan penyakit DM

D. Penyebab Diabetes Melitus Gestasional

Disebabkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan selama kehamilan


dan biasanya berkurang atau menghilang setelah melahirkan. Studi
dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa wanita yang
pernah mengalami diabetes melitus gestasional memiliki tingkat risiko
yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit diabetes melitus tipe II,
sehingga wanita tersebut harus lebih memerhatikan pola makan yang
sehat demi mengurangi risiko tersebut.
E. Faktor Risiko Penyakit Diabetes

Terdapat banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya diabetes


melitus. Adanya dua faktor risiko diabetes melitus yaitu faktor yang tidak
dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah
meliputi gaya hidup seperti makanan yang biasa dikonsumsi, aktivitas fisik,
stress, dan pola istirahat/jam tidur. Sedangkan untuk faktor risiko DM yang
tidak dapat diubah seperti usia dan keturunana atau genetik.
Upaya penatalaksanaan diabetes melitus tidak hanya fokus pada
penanganan dan pengendalian penyakitnya saja, tetapi harus juga
berfokus pada upaya pencegahannya terutama pada populasi yang
berisiko. Banyak yang mengira jika diabetes melitus hanya menyerang
orang dewasa namun, anak-anak hingga remaja pun dapat mengalami
diabates melitus, yaitu DM tipe 1 dimana diabetes tipe 1 ini paling banyak
menyerang anak-anak dan remaja. Salah satu populasi yang memiliki risiko
mengalami diabetes melitus adalah mahasiswa. Padatnya kegiatan
mahasiswa dapat berpengaruh terhadap pola hidup yang dijalani
mahasiswa. Mahasiswa dengan pola hidup yang kurang baik dapat
meningkatkan risiko terjadinya PTM salah satunya diabetes melitus.
Faktor risiko kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 antara lain
usia, aktivitas fisik, terpapar asap, indeks massa tubuh (IMT), tekanan
darah, stres, gaya hidup, adanya riwayat keluarga, kolesterol HDL,
trigliserida, DM kehamilan, riwayat ketidaknormalan glukosa dan kelainan
lainnya. Penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa riwayat keluarga,
aktivitas fisik, umur, stres, tekanan darah serta nilai kolesterol berhubungan
dengan terjadinya DM tipe 2, dan orang yang memiliki berat badan dengan
tingkat obesitas berisiko 7,14 kali terkena penyakit DM tipe dua jika
dibandingkan dengan orang yang berada pada berat badan ideal atau
normal.

Menurut Kementerian Kesehatan, dengan memahami faktor risiko,


diabetes melitus dapat dicegah. Faktor risiko DM dibagi menjadi beberapa
faktor risiko, namun ada beberapa yang dapat diubah oleh manusia, dalam
hal ini dapat berupa pola makan, pola aktivitas, dan pengelolaan stres.
Faktor kedua merupakan faktor risiko, namun sifatnya tidak dapat diubah,
seperti umur, jenis kelamin, dan faktor penderita diabetes dengan latar
belakang keluarga.
Makanan merupakan faktor utama yang bertanggung jawab sebagai
penyebab diabetes melitus. Makan terlalu banyak karbohidrat, lemak dan
protein semua berbahaya bagi tubuh. Secara umum tubuh membutuhkan
diet seimbang untuk menghasilkan energi untuk melakukan fungsi-fungsi
vital. Terlalubanyak makanan, akan menghambat pancreas untuk
menjalankan fungsi sekresi insulin, jika sekresi insulin terhambat maka
kadargula dalam darah akan meningkat.
Selain itu riwayat keluarga yang mempengaruhi terjadinya diabetes
melitus juga di picu oleh tingkat pendidikan yang menggambarkan
pengetahuan responden tentang penyakit diabetes melitus yang dapat
terpaut oleh riwayat keluarga, karena ada responden yang memiliki
Riwayat keluarga diabetes sebelum menderita diabetes melitus tidak
mengetahui bahwa penyakit diabetes melitus adalah penyakit yang bisa
terpaut dengan riwayat keluarga terdekat yang menderita diabetes melitus
sehingga upaya preventif tidak dilakukan dengan baik.

Menurut asumsi peneliti bahwa kurangnya aktivitas merupakan


faktor risiko independen untuk terjadinya penyakit degeneratif
salahsatunya diabetes melitus. Kurangnya aktivitas dapat memicu
timbulnya obesitas pada seseorang dan kurang sensitifnya insulin dalam
tubuh sehingga dapat menimbulkan penyakit diabetes melitus. Aktivitas
fisik mempunyai efek untuk meningkatkan metabolisme didalam tubuh.
Aktivitas fisik olahraga dapat meningkatkan perbaikan ikatan insulin
dengan reseptornya danperbaikan pada sensitifitas insulin.
Dan terakhir obesitas adalah faktor predisposisi dimana insulin
mengalami resistensi, sehingga seseorang dengan obesitas ada resiko
mengalami kejadian diabetes melitus. Tidak hanya obesitas, penyakit
tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan resistensi insulin, sehingga
orang yang menderita hipertensi memiliki risiko menderita diabetes
melitus.(Sudargo, dkk, 2018)
F. Pencegahan Penyakit Diabetes

a. Menjalani pengobatan intensif jika terdapat anggota keluarga yang


mengidap diabetes tipe 1.
b. Menjalani tes DNA untuk mengetahui adanya gen pembawa atau
penyakit diabetes tipe 1.
c. Mengontrol tekanan darah dan kolesterol.

d. Rutin melakukan pemeriksaan dan mengunjungi rumah sakit untuk


mengontrol penyakit.
e. Konsumsi makanan sehat. Pilih makanan yang rendah lemak dan kalori,
serta tinggi serat. Fokus pada buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
f. Bergerak aktif. Lakukan aktivitas aerobik dalam intensitas sedang
hingga berat selama 150 menit atau lebih dalam seminggu, seperti jalan
cepat, bersepeda, lari, atau berenang.
g. Diet sehat. Menurunkan berat badan dan mempertahankannya dapat
menunda perkembangan dari pra-diabetes menjadi diabetes tipe 2. Jika
memiliki pra-diabetes, kehilangan 7% hingga 10% dari berat badan
dapat menurunkan risiko diabetes.
G. Lima Pilar Diabetes

Adapun lima pilar diabetes diantaranya adalah :

1. Meningkatkan edukasi tentang penyakit diabetes

2. Perbanyak asupan makanan sehat

3. Pemaantauan gula darah secara berkala

4. Perbanyak aktivitas fisik

5. Minum obat secara teratur


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Pokok Bahasan : Penyakit Diabetes Mellitus


Penyuluh : Mahasiswa
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Baliho
Waktu : 40 Menit
Tempat : Puskesmas Mawar Samarinda
Hari dan Tanggal : Jumat, 03 Februari 2023

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
atau keduanya. Penyakit DM tipe 2 tidak dapat disembuhkan, melainkan dapat
dikendalikan dengan pengontrolan glukosa darah. Diabetes Melitus (DM) juga
merupakan suatu penyakit menahun yangditandai dengan kadar glukosa darah
(gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari
200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl. DM
dikenal sebagai silentkiller karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan
saat diketahui sudah terjadi komplikasi. DM dapat menyerang hampir seluruh
sistem tubuh manusia, mulai dari kulit sampai jantung yang menimbulkan
komplikasi.

Data Health World Organization (WHO) Tahun 2017, Diabetes merupakan


penyakit kronis yang paling tinggi kenaikan angka prevalensinya saat ini dan
merupakan 10 besar penyebab kematian di dunia. Menurut Health World
Organization (WHO), Diabetes didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yangditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas atau disebabkan olehkurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh dunia.
Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantungdan gagal
ginjal. Organisasi International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan
sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahundi dunia menderita
diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari
total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF
memperkirakan prevalensi diabetes di tahun2019 yaitu 9% pada perempuan dan
9.65% pada laki-laki, Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring
penambahan umur penduduk menjadi 19.9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-
79 tahun Angka dipredikasi terus meningkat hingga mencapai 578 juta di tahun
2030 dan 700juta di tahun 2045.
Negara di wilayah Arab-Afrika Utara, dan Pasifik Barat menempati peringkat
pertama dan ke 2 dengan prevalensi diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun
tertinggi di antara 7 regional di dunia yaitu sebesar 12.2% dan 11,4%, Wilayah Asia
Tenggara dimana Indonesia berada, menempati peringkat ke-3 dengan prevalensi
sebesar 11.3% IDF juga memproyeksikan jumlah penderita diabetes pada
penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa negara di dunia yang telah
mengindentifikasi 10 negara dengan jumlah penderita tertinggi Cina India, dan
Amerika Serikat menempati urutan tiga teratas dengan jumah penderita 116.4 juta
77 juta dan 31 juta Indonesia berada di peringkat ke-7 di antara 10 negara denga
jumlah penderita terbanyak yaitu sebesar 10.7 juta Indonesia menjadi satu-
satunya negara di Asia Tenggara pada daftar tersebut sehingga dapat diperkirakan
besarnya kontribusi indonesia terhadap prevalensi kasus diabetes di Asia
Tenggara. (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2021). Diabetes
adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk
memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari
produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Di
Indonesia, berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa tren
prevalensi penyakit Diabetes Melitus di Indonesia meningkat dari 6,9% menjadi 8,5
%, prevalensi penyakit Diabetes menurut diagnosa dokter meningkat dari 1,2%
menjadi 2%. Permasalahan yang ada saat ini terkait penyakit DM adalah sebagian
besar (sekitar 3 diantara 4 orang) penderita DM tidak menyadari kalau dirinya
menderita penyakit DM dan kurangya kesadaran klien terhadap kontrolberkala.
Hasil survei diabetes pada orang sehat ternyata lebih dari 2/3 orang tidak
mengetahui bahwa mereka menderita diabetes. Artinya fenomena diabetes seperti
fenomena gunung es, dimana yang menderita diabetes jauh lebih banyak
dibandingkan yang sudah diketahui diabetes (Riskesdas, 2018).

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui tentang penyakit diabetes.


C. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini, sasaran mampu mengetahui :
1. Pengertian diabetes
2. Klasifikasi diabetes
3. Ciri-ciri penyakit diabetes
4. Penyebab penyakit diabetes
5. Faktor risiko penyakit diabetes
6. Pencegahan penyakit diabetes
7. Lima pilar diabetes

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian diabetes
2. Klasifikasi diabetes
3. Ciri-ciri penyakit diabetes
4. Penyebab penyakit diabetes
5. Faktor risiko penyakit diabetes
6. Pencegahan penyakit diabetes
7. Lima pilar diabetes

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Media
Baliho

G. Kegiatan Penyuluhan
Tabel 1. Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan tentang Pencegahan diabetes

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran

1. 5 menit Pembukaan

1. Penyuluh memulai penyuluhan 1. Menjawab salam


dengan mengucapkan salam. 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri. 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan. 4. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan

2. 5 Menit Pre-Test Menjawab pertanyaan


Peserta mengisi pertanyaan yang
sudah disediakan oleh penyuluh

2. 20 menit Pelaksanaan

Menjelaskan tentang: 1. Memperhatikan


1. Pengertian diabetes 2. Bertanya
2. Klasifikasi diabetes 3. Memberikan
3. Ciri-ciri penyakit diabetes tanggapan
4. Penyebab penyakit diabetes
5. Faktor risiko penyakit diabetes
6. Pencegahan penyakit diabetes
7. Lima pilar diabetes

3. 5 menit Evaluasi (Post-Test) Menjawab pertanyaan


Peserta mengisi pertanyaan yang
sudah disediakan oleh penyuluh

4. 5 menit Penutup
1. Mengucapkan terimakasih 1. Memperhatikan
2. Mengucapkan salam penutup 2. Membalas salam

H. Pengaturan Tempat Penyuluhan Kesehatan

P Pb

Pb : Pembimbing
P : Penyuluh
S : Sasaran
M : Media
I. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Kesediaan sasaran ikut penyuluhan sesuai kontrak waktu dan tempat.
b. Ketepatan waktu pelaksanaan
c. Kesiapan media dan materi penyuluhan
2. Kriteria Proses
b. Kehadiran sasaran
c. Sasaran antusias dalam mengikuti jalannya kegiatan penyuluhan.
d. Sasaran antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahui.
e. Sasaran antusias menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
f. Penyuluh dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
3. Kriteria Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Sasaran dapat memahami dari apa yang penyuluh telah sampaikan dan
mampu menjawab pertanyaan yang penyuluh berikan.
c. Adanya kesepakatan antara penyuluh dan sasaran dalam RTL.
J. Materi

H. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin,kerja insulin, atau
keduanya. Penyakit DM tipe 2 tidak dapat disembuhkan, melainkan dapat
dikendalikan dengan pengontrolan glukosa darah. Diabetes Melitus (DM) juga
merupakan suatu penyakit menahun yangditandai dengan kadar glukosa darah
(gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari
200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl. DM
dikenal sebagai silentkiller karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan
saat diketahui sudah terjadi komplikasi. DM dapat menyerang hampir seluruh
sistem tubuh manusia, mulai dari kulit sampai jantung yang menimbulkan
komplikasi.

I. Klasifikasi Diabetes

Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes


Association 2018 terbagi dalam 4 jenis yaitu :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena sebab
autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi
insulin dapat ditentukan dengan level protein c-peptida yang jumlahnya sedikit
atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini
adalah ketoasidosis.

2. Diabetes Melitus Tipe 2

Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa
membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin
yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsangpengambilan
glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh
hati. Oleh karena terjadinya resistensi insulin(reseptor insulin sudah tidak aktif
karena dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan
defisiensi relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya
sekresi insulin pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain
sehingga sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya
glukosa.
3. Diabetes Melitus Tipe Lain

DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta, defek
genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin
lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan sindrom genetik lain yang
berkaitan dengan penyakit DM. Diabetes tipe ini dapat dipicu oleh obat atau
bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi
organ).

4. Diabetes Melitus Gestasional

DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati
pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua dan ketiga.
DM gestasional berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal.
Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih besaruntuk menderita DM yang
menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan dalam darah)
akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal tersebut dapat
mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya glukosa bersama
bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan mengalami
desensitisasi terhadap adanya glukosa.
5. Ciri-Ciri Penyakit Diabetes

Beberapa ciri – ciri dari diabetes, antara lain:

a. Sering Buang Air Kecil, Terutama pada Malam Hari (Polyuria)

Saat kadar gula darah tinggi, ginjal mencoba membuang kelebihan gula
dengan menyaringnya keluar dari darah. Kondisi ini bisa meningkatkan
frekuensi kencing pasien, terutama di malam hari.
b. Sering Haus (Polydipsia)

Sering buang air kecil membuat seseorang mudah merasa haus atau bahkan
bisa menyebabkan dehidrasi.

c. Sering Merasa Lapar (Polyphagia)

Orang dengan diabetes sering kali tak mendapatkan energi yang cukup dari
makanan yang mereka lahap. Akibatnya, mereka kerap merasa mudah lapar.
Rasa lapar bahkan bisa muncul bahkan saat mereka barusaja makan.
d. Berat Badan Turun Meskipun Pola Makan Tetap Sama

Sering buang air kecil sama halnya dengan membuang banyak kalori. Orang
dengan diabetes tipe 2 akan mengalami penurunan berat badan tanpa
program diet tertentu.
e. Pandangan Kabur

Kelebihan gula dalam darah merusak pembuluh darah kecil di mata,


kondisi ini bisa menyebabkan penglihatan kabur.
f. Kelelahan Terus-Menerus

Diabetes bisa berdampak pada tingkat energi seseorang. Kelelahan terjadi


akibat tidak cukupnya gula yang berpindah dari aliran darahke sel-sel
tubuh.
g. Luka yang Lama Sembuh

Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak saraf dan pembuluh darah.
Kondisi ini dapat mengganggu sirkulasi darah. Akibatnya,luka kecil sekalipun
bakal membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk
sembuh.
h. Merasa Kaku Atau Kesemutan Pada Kaki
Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi sirkulasi darah dan
mengganggu saraf. Akibatnya, pasien akan mengalami rasa mati atau
sensasi kesemutan di tangan dan kaki.
6. Penyebab Penyakit Diabetes
1.Penyebab Diabetes Melitus Tipe 1
Penyebab diabetes ini adalah ketidakmampuan pankreas untuk
memproduksi cukup insulin, sehingga glukosa di dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel. Gangguan pada pankreas ini diduga karena proses
autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sel-sel
tubuh yang sehat. Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh tersebut
menyerang dan merusak sel beta pada pankreas, sehingga tidak dapat
memproduksi cukup insulin. Beberapa hal yang bisa menjadi penyebab
kerusakan sel beta pankreas, antara lain infeksi virus (enterovirus, virus
Epstein-Barr, virus rubella, rotavirus,serta virus gondongan), konsumsi obat-
obatan tertentu, serta pengaruh GLUTEN.
2.Penyebab Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus disebabkan oleh dua kondisi yang saling terkait, yaitu:Sel-
sel di otot, lemak, dan hati menjadi resisten terhadap insulin. Karena tidak
dapat berinteraksi secara normal dengan insulin, kelebihan gula tidak dapat
dibuang. Pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk
mengatur kadar gula darah. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi
kelebihan berat badan dan tidak aktif secara fisikmenjadi faktor utama yang
berkontribusi.
3. Penyebab Diabetes Melitus Tipe Lain
Kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta, defek
genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik
endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan sindrom genetik
lain yang berkaitan dengan penyakit DM.
4.Penyebab Diabetes Melitus Gestasional
Disebabkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan selama kehamilandan
biasanya berkurang atau menghilang setelah melahirkan. Studi dalam
beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa wanita yang pernah
mengalami diabetes melitus gestasional memiliki tingkat risiko yang lebih
tinggi untuk mengidap penyakit diabetes melitus tipe II, sehingga wanita
tersebut harus lebih memerhatikan pola makan yang sehat demi mengurangi
risiko tersebut .

7. Faktor Risiko Penyakit Diabetes

Terdapat banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya diabetes melitus.


Adanya dua faktor risiko diabetes melitus yaitu faktor yang tidak dapat diubah
dan faktor yang dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubahmeliputi gaya hidup
seperti makanan yang biasa dikonsumsi, aktivitas fisik, stress, dan pola
istirahat/jam tidur. Sedangkan untuk faktor risiko DM yang tidak dapat diubah
seperti usia dan keturunana atau genetik.
Upaya penatalaksanaan diabetes melitus tidak hanya fokus pada
penanganan dan pengendalian penyakitnya saja, tetapi harus juga berfokus
pada upaya pencegahannya terutama pada populasi yang berisiko. Banyak yang
mengira jika diabetes melitus hanya menyerang orang dewasa namun, anak-
anak hingga remaja pun dapat mengalami diabates melitus, yaitu DM tipe 1
dimana diabetes tipe 1 ini paling banyak menyerang anak-anak dan remaja. Salah
satu populasi yang memiliki risikomengalami diabetes melitus adalah mahasiswa.
Padatnya kegiatan mahasiswa dapat berpengaruh terhadap pola hidup yang
dijalani mahasiswa. Mahasiswa dengan pola hidup yang kurang baik dapat
meningkatkan risiko terjadinya PTM salah satunya diabetes melitus.
Faktor risiko kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 antara lain usia,
aktivitas fisik, terpapar asap, indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, stres,
gaya hidup, adanya riwayat keluarga, kolesterol HDL, trigliserida, DM kehamilan,
riwayat ketidaknormalan glukosa dan kelainan lainnya. Penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa riwayat keluarga, aktivitas fisik, umur, stres, tekanan darah
serta nilai kolesterol berhubungandengan terjadinya DM tipe 2, dan orang yang
memiliki berat badan dengantingkat obesitas berisiko 7,14 kali terkena penyakit
DM tipe dua jika dibandingkan dengan orang yang berada pada berat badan ideal
atau normal.dapat meningkatkan perbaikan ikatan insulin dengan reseptornya
dan perbaikan pada sensitifitas insulin.

Dan terakhir obesitas adalah faktor predisposisi dimana insulinmengalami


resistensi, sehingga seseorang dengan obesitas ada resiko mengalami kejadian
diabetes melitus. Tidak hanya obesitas, penyakit tekanan darah tinggi juga dapat
menyebabkan resistensi insulin, sehingga orang yang menderita hipertensi
memiliki risiko menderita diabetes melitus.(Sudargo, dkk, 2018)
8. Pencegahan Penyakit Diabetes

a. Menjalani pengobatan intensif jika terdapat anggota keluarga yangmengidap


diabetes tipe 1.
b. Menjalani tes DNA untuk mengetahui adanya gen pembawa atau penyakit
diabetes tipe 1.
c. Mengontrol tekanan darah dan kolesterol.
d. Rutin melakukan pemeriksaan dan mengunjungi rumah sakit untuk
mengontrol penyakit.
e. Konsumsi makanan sehat. Pilih makanan yang rendah lemak dan kalori,serta
tinggi serat. Fokus pada buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
f. Bergerak aktif. Lakukan aktivitas aerobik dalam intensitas sedang hingga
berat selama 150 menit atau lebih dalam seminggu, seperti jalan cepat,
bersepeda, lari, atau berenang.
g. Diet sehat. Menurunkan berat badan dan mempertahankannya dapat
menunda perkembangan dari pra-diabetes menjadi diabetes tipe 2. Jika
memiliki pra-diabetes, kehilangan 7% hingga 10% dari berat badan dapat
menurunkan risiko diabetes.
9. Lima Pilar Diabetes

Adapun lima pilar diabetes diantaranya adalah :

1. Meningkatkan edukasi tentang penyakit diabetes

2. Perbanyak asupan makanan sehat

3. Pemaantauan gula darah secara berkala

4. Perbanyak aktivitas fisik

5. Minum obat secara teratur


LEMBAR PRE TEST PENYULUHAN DIABETES MELITUS
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Petunjuk Pengisian :
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan tanda centang (√ ) pada kolom Benar / Salah
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Diabetes adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon
insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari
produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar
gula dalam darah.
2. Diabetes melitus dapat diklasifikasikan menjadi
4 jenis.
3. Sering Buang Air Kecil, Terutama pada Malam Hari
(Polyuria) merupakan salah satu ciri ciri penyakit diabetes
mellitus
4. Luka yang cepat sembuh merupakan salah satu ciri
penyakit diabetes melitus
5. Terdapat dua faktor risiko penyakit diabetes melitus yaitu
faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat
diubah
6. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu meliputi gaya hidup
seperti makanan yang biasa dikonsumsi, aktivitas fisik,
stress, dan pola istirahat/jam tidur.
7. Faktor risiko DM yang tidak dapat diubah adalah seperti
usia, keturunan atau genetik.
8. Mengontrol tekanan darah dan kolesterol adalah salah
satu cara untuk mencegah penyakit diabetes.
9. Perbanyak aktifitas fisik merupakan salah satu dari lima
pilar diabetes.
10. Penyebab Diabetes Melitus Tipe 1 adalah
ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi cukup
insulin, sehingga glukosa di dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel.
LEMBAR POST TEST PENYULUHAN DIABETES MELITUS
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Petunjuk Pengisian :
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan tanda centang (√ ) pada kolom Benar / Salah
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Diabetes adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon
insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari
produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar
gula dalam darah.
2. Diabetes melitus dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis.
3. Sering Buang Air Kecil, Terutama pada Malam Hari
(Polyuria) merupakan salah satu ciri ciri penyakit diabetes
mellitus
4. Luka yang cepat sembuh merupakan salah satu ciri
penyakit diabetes melitus
5. Terdapat dua faktor risiko penyakit diabetes melitus yaitu
faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat
diubah
6. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu meliputi gaya hidup
seperti makanan yang biasa dikonsumsi, aktivitas fisik,
stress, dan pola istirahat/jam tidur.
7. Faktor risiko DM yang tidak dapat diubah adalah seperti
usia, keturunan atau genetik.
8. Mengontrol tekanan darah dan kolesterol adalah salah
satu cara untuk mencegah penyakit diabetes.
9. Perbanyak aktifitas fisik merupakan salah satu dari lima
pilar diabetes.
10. Penyebab Diabetes Melitus Tipe 1 adalah
ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi cukup
insulin, sehingga glukosa di dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel.
MEDIA BALIHO
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, S. C., & Kurniasari, R. (2022). Pengrauh Edukasi Menggunakan Media Leaflet
dan Website terhadap Pengtahuan Mahasiswa Mengenai Faktor Risiko
Diabetes Melitus. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS), 6(2), 106-
112.

Nurmala, Ira. (2018). Persepsi Penyakit dan Perawatan Diri dengan Kualitas
Hidup Diabetes Melitus Type 2. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2),566-
575.

Nasution, F., Andilala, A., & Siregar, A. A. (2021). Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus. Jurnal Ilmu Kesehatan, 9(2), 94-102.

Nurdin, F. (2021). Persepsi Penyakit dan Perawatan Diri dengan Kualitas Hidup
Diabetes Melitus Type 2. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), 566-575.

Pangribowo, S. (2020). Infodatin-2020-Diabetes-Melitus. Pdf. Jakarta Selatan: Pusat


Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan Ri.

Pradono, J., Delima, D., Kusumawardani, N., Dany, F., & Kristanto, Y. (2021).
Contribution of Metabolic Syndrome in Controlling Diabetes Melitus According
to Gender in Indonesia (RISKESDAS 2018). Global Journal ofHealth Science,
13(1), 1-46.

Rahayu, S., Arman, A., & Gobel, F. A. (2022). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Galesong Kabupaten Takalar. Journal of Muslim
Community Health, 3(4), 117-129.

Solikhah, S., Lestari, Y. D., Aini, L. N., Nurunnisa, A., Istiqomah, N., & Borneo, M.
I. (2021). Pencegahan Diabetes Melitus Dengan Metode Komunikasi,
Informasi dan Edukasi pada Masyarakat. JPPM (Jurnal Pengabdian dan
Pemberdayaan Masyarakat), 5(2), 175-181.

Anda mungkin juga menyukai