DISUSUN OLEH :
Aji Santosa P07226120004
Anis Setya Rini P07226120006
Fitri Ananda Winarko P07226120012
Gusmi Aryani P07226120043
Marsha Nauli Adilla P07226120048
M. Noerdin GA P07226120051
Rifda Marisa P07226120027
Rizka Amelia Safitri P07226120057
Yolanda Putri H P07226120062
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Kepala Desa
Kabupaten Pacitan
Marthonius
NIM. P07226119029
Menyetujui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala ridho-Nya lah kami
dapat menyelesaikan proposal kegiatan Stimulan Jamban Keluarga di Kabupaten
Pacitan Tahun 2022. Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku
penyusun proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan
saran yang dapat memotivasi menuju kearah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf
atas segala kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
Panitia
3
DAFTAR ISI
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat pelayanan sanitasi sector air limbah di Kabupaten Pacitan
diperhitungkan telah mencapai 94% penduduk. Hal ini berarti sekitar 5 %
penduduk sekitar 28.852 orang masih membuang kotorannya secara langsung
di lingkungan sekitarnya tanpa akses jamban yang memadai. Untuk
pengembangan sesuai target dengan MDG,s maka sampai dengan tahun 2015
prosentase penduduk yang terlayani sarana prasarana air limbah adalah adalah
separoh lebih , berarti 15 ribu jiwa diharuskan mempunyai akses sanitasi yang
layak. Prasarana dan sarana air limbah yang akan dikembangkan adalah MCK
komunal dan jamban keluarga, hal ini disebabkan fasilitas Jamban yang ada
banyak dijumpai masih belum mempunyai standar teknis lahan di wilayah
kabupaten Pacitan masih cukup luas untuk sanitasi serta daya dukung tanahnya
masih memadai untuk mengolaah limbah secara alamiah.
Kemiskinan adalah salah satu penyebab utama ketidaklayakan sarana
sanitasi mereka. Selain itu factor rendahnya kesadaran masyarakat untuk
mengolah limbah cair rumah tangganya ke tangki saptic , adanya keterbatasan
dana untuk membangun MCK di rumahnya masing-masing. Mereka lebih
memilih membuang tinja ke sembarang tempat seperti ,sungai, sawah, selokan,
lobang galian terbuka dan lain-lain.
Namun efek buruk yang ditimbulkan dari kondisi diatas tidak hanya kepada
pribadi yang kurang sadar saja tetapi masyarakat sekitar juga akan terkena
dampaknya seperti pencemaran air/sungai, pencemaran tanah dan penyebaran
penyakit kolera, ecolli dll.
Salah satu solusi yang efektif untuk mengatasi masalah diatas adalah
dengan Sistem Pemicuan (STBM) untuk lebih lebih cepatnya apabila diberikan
sarana fisik bagi yang benar-benar tidak mampu untuk menyediakan sarana
tersebut bagi keluarga mereka. Berikut adalah kondisi yang jamban yang tidak
memenuhi standar kesehatan yang tersebar di beberapa daerah rawan sanitasi.
5
B. Dasar Hukum
6
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutus
mata rantai penularan penyakit.
9. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
10. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
C. Tujuan
a. Mengurangi pencemaran air dan tanah yang menimbulkan dampak yang
luas bagi masyarakat sekitar.
b. Menyediakan sarana dasar dasar sanitasi yang layak bagi masyarakat
sesuai dengan tujuan MDG’s
c. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan
sanitasi lingkungan
d. Mencegah penyebaran penyakit terutama kolera akibat pembuangan tinja di
sembarang tempat
e. Meningkatnya peranan sektor swasta dan korporasi dalam penguatan
program CSR yang akan memberikan positif image products & company
kepada masyarakat
D. Manfaat
a. Mampu memahami tentang pencemaran air dan tanah yang menimbulkan
dampak bagi masyarakat.
b. Mampu berkontribusi untuk menyediakan sarana dasar sanitasi yang layak
bagi masyarakat yang sesuai dengan tujuan MDG’s
c. Mampu membuat peningkatan tentang kesadaran masyarakat untuk peduli
terhadap kesehatan sanitasi lingkungan.
d. Membantu membuat pencegahan penyebaran penyakit terutama kolera
akibat pembuangan tinja di sembarangan tempat.
7
BAB 2
B. Tema Kegiatan
Mewujudkan Pembangunan Lingkungan Sehat Bagi Masyarakat
C. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan pada Kegiatan Stimulan Jamban Keluarga di Kabupaten
Pacitan ini adalah Warga Desa Kabupaten Pacitan
D. Pelaksanaan Kegiatan
1) WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Adapun waktu kegiatan acara Stimulan Jamban Keluarga adalah sebagai
berikut:
Hari, Tanggal : Kamis, 21 April 2022
Pukul : 09.00-sampai selesai
Tempat : kantor kelurahan kabupaten pacitan
Media : laptop, power point, lcd dan poster
2) PESERTA KEGIATAN
Kegiatan ini diikuti oleh warga desa kabupaten pacitan
E. Susunan Kepanitiaan
Pelindung : Kepala Desa Kabupaten Pacitan
Penanggung Jawab : Ketua Karang Taruna Desa Kabupaten Pacitan
Ketua : Aji
Wakil Ketua : Anis
Sekretaris : Rani
Bendahara : Rifda
Seksi Acara : Marsha
Seksi Humas : Ananda
Seksi Dekorasi : Rizka
Seksi Pubdok : Yola
8
F. Susunan Acara
Kamis, 21 April 2022
No Waktu Kegiatan
G. Sumber Dana
1. Kas masjid Al-Amin : 500.000
2. Kas Desa Kabupaten Pacitan : 5.000.000
3. Dana iuran warga : 1.000.000
4. Dana sponsor : 500.000
9
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemiskinan adalah salah satu penyebab utama ketidaklayakan sarana sanitasi.
Selain itu factor rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengolah limbah cair
rumah tangganya ke tangki saptic , adanya keterbatasan dana untuk membangun
MCK di rumahnya masing-masing. Mereka lebih memilih membuang tinja ke
sembarang tempat seperti ,sungai, sawah, selokan, lobang galian terbuka dan lain-
lain.
efek buruk yang ditimbulkan dari kondisi ini tidak hanya kepada pribadi yang kurang
sadar saja tetapi masyarakat sekitar juga akan terkena dampaknya seperti
pencemaran air/sungai, pencemaran tanah dan penyebaran penyakit kolera, ecolli
dll.
B. Saran
Salah satu solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan Sistem
Pemicuan (STBM) untuk lebih lebih cepatnya apabila diberikan sarana fisik bagi
yang benar-benar tidak mampu untuk menyediakan sarana tersebut bagi keluarga
mereka.
10