Anda di halaman 1dari 10

ESSAY IPP

Nama : Mas Muhammad Pasha Hadi Putra

NIM : 235020301111127

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Cluster :7

Aspek yang dipilih : Pendidikan

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Meningkatkan


Keterampilan Kritis Mahasiswa

Pendidikan merupakan sebuah salah satu kebutuhan fundamental dalam


membangun dan meningkatkan kualitas moral masyarakat. Pendidikan memiliki
makna penting karena tentunya tanpa pendidikan manusia itu sulit untung
berkembang dan dapat menjadi golongan yang terbelakang. Maka dari itu,
pendidikan merupakan sarana manusia dalam mengembangkan diri melalui
proses pembelajaran yang didapat individu tersebut. Hal tersebut sejalan dengan
UUD 1945 pada pasal 31 ayat 1 menjelaskan bahwa: “Setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan”. Sudah jelas dengan adanya pelaksanaan
pendidikan yang baik diharapkan dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang
memiliki sifat pribadi yang cerdas dan berkualitas serta dapat memberikan
generasi yang dapat memanfaatkan kemajuan dengan baik. Tanpa adanya
pendidikan, tidak akan ada namanya kemajuan dalam segala aspek kehidupan
termasuk nilai dan moral dalam bermasyarakat.
Pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk individu
menjadi profesional yang kompeten dan berpikiran kritis. Dalam era
perkembangan teknologi dan informasi seperti saat ini, keterampilan kritis menjadi
landasan yang esensial bagi mahasiswa untuk menghadapi berbagai tantangan di
dunia nyata. Model pembelajaran berbasis proyek telah terbukti menjadi
pendekatan yang efektif dalam mengembangkan keterampilan kritis mahasiswa,
dengan mengintegrasikan pembelajaran aktif, kolaboratif, dan aplikatif.

Pengenalan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Model pembelajaran berbasis


proyek adalah pendekatan pembelajaran di mana mahasiswa belajar melalui
eksplorasi dan pemecahan masalah nyata. Dalam model ini, mahasiswa diberikan
proyek atau tugas yang menantang, membutuhkan pemikiran mendalam,
penelitian, dan aplikasi praktis. Proyek-proyek ini sering mensimulasikan situasi
kehidupan nyata di dunia kerja atau masyarakat, memungkinkan mahasiswa untuk
menghubungkan teori dengan praktik.

Pentingnya Keterampilan Kritis dalam Era Modern

Keterampilan kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara mendalam,


menganalisis informasi dengan kritis, dan mengambil keputusan yang didasarkan
pada pemahaman yang baik. Di era informasi saat ini, di mana informasi mudah
diakses tetapi seringkali kompleks dan ambigu, keterampilan kritis menjadi
semakin penting. Siswa yang memiliki keterampilan kritis yang kuat akan mampu
menghadapi tantangan intelektual dan sosial dengan lebih baik.

Meningkatkan Keterampilan Kritis Mahasiswa

Implementasi model pembelajaran berbasis proyek dapat signifikan dalam


meningkatkan keterampilan kritis mahasiswa:

1. Pemecahan Masalah Kompleks: Proyek-proyek dalam pembelajaran


berbasis proyek sering melibatkan masalah yang kompleks dan
multidimensional. Mahasiswa harus menganalisis masalah secara
mendalam, mengidentifikasi solusi yang memadai, dan mempertimbangkan
implikasi dari setiap tindakan yang diambil.
2. Pengembangan Kemampuan Penelitian: Mahasiswa perlu
mengumpulkan informasi, melakukan penelitian, dan menganalisis data
untuk mendukung proyek mereka. Ini mengasah kemampuan mahasiswa
dalam mengevaluasi sumber informasi, memilah data relevan, dan
mengambil keputusan berdasarkan bukti yang ada.

3. Kreativitas dan Inovasi: Dalam proyek-proyek, mahasiswa memiliki


kebebasan untuk merumuskan solusi kreatif. Mereka diajak untuk berpikir di
luar batasan, menciptakan ide baru, dan menghubungkan konsep-konsep
yang mungkin tidak lazim.

4. Kemampuan Berargumentasi: Model ini mendorong mahasiswa untuk


menyusun argumen yang logis dan terbukti berdasarkan penelitian dan
analisis. Mereka belajar bagaimana menyajikan pendapat dengan jelas dan
meyakinkan, serta merespons tantangan dengan argumentasi yang solid.

5. Kolaborasi dan Komunikasi: Bekerja dalam tim adalah bagian penting


dari pembelajaran berbasis proyek. Mahasiswa belajar berkomunikasi
dengan rekan tim, mendengarkan perspektif beragam, dan
mengintegrasikan berbagai ide menjadi solusi yang kokoh.

Penerapan dalam Konteks Pendidikan

Implementasi model pembelajaran berbasis proyek dapat disesuaikan dengan


berbagai disiplin ilmu. Beberapa langkah penting dalam penerapannya meliputi:

1. Perencanaan Proyek yang Relevan: Proyek-proyek harus dirancang


dengan baik, sesuai dengan tujuan pembelajaran dan bidang studi. Mereka
harus menantang dan memiliki implikasi praktis yang jelas.

2. Pembimbingan yang Efektif: Dosen atau pembimbing harus berperan


dalam memberikan bimbingan yang mendukung mahasiswa selama proses
proyek. Ini termasuk memberikan arahan, memberikan umpan balik, dan
membantu mengatasi hambatan yang mungkin muncul.

3. Evaluasi Holistik: Evaluasi proyek harus mencakup berbagai aspek,


termasuk pemahaman konsep, analisis, kreativitas, dan kemampuan
berkomunikasi. Pendekatan penilaian yang holistik akan memberikan
gambaran yang lebih akurat tentang perkembangan mahasiswa.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual dan anggota masyarakat memiliki fungsi dan
peran sebagai agent of change, social control, iron stock, dan moral force. Peran
tersebut tidak boleh diartikan sebagai peran berat ataupun disalah artikan agar
masyarakat tidak antipasti terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh
mahasiswa. Ide dan pemikiran cerdas seorang mahasiswa pasti mampu merubah
paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah
sesuai dengan kepentingan kita bersama, yaitu memberikan kesejahteraan dalam
pendidikan.

Mahasiswa juga harus memiliki sikap kritis agar dapat membuat sebuah
perubahan besar pada kualitas pendidikan di Indonesia. Pemikiran kritis
mahasiswa juga dapat membuat para pemimpin negara tidak tidak memiliki
kompetensi menjadi gerah dan cemas. Satu hal yang dapat menjadi kebanggaan
bagi para mahasiswa adalah semangat membara untuk melakukan sebuah
perubahan yang berarti bagi negara.

Melihat kondisi tersebut, mahasiswa saat ini dapat memanfaatkan kemajuan


teknologi di era revolusi industri 5.0 sebagai sarana peningkatan kualitas pada
ranah pendidikan dan pengetahuan. Selaras dengan perkembangan dan
kemajuan pesat dari teknologi, mahasiswa dapat menggunakan sistem e-learning
dalam proses pembelajaran yang disosialisasikan kepada masyarakat. Selain
menggunakan metode e-learning, peningkatan mutu pendidikan di Indonesia juga
dapat melalui pengajaran yang dilakukan oleh mahasiswa pada sekolah-sekolah
yang ada di pelosok negeri.

Melihat bahwa salah satu permasalahan dari mutu pendidikan yang kurang baik
itu dikarenakan sumber daya pengajar yang kurang. Adakah peran nyata
mahasiswa dalam mengatasi hal tersebut? Mahasiswa dapat berperan penuh
dalam upaya membantu mengajar dengan mengabdikan diri menjadi pengajar
dengan berbagai macam cara. Selain dengan cara turun langsung ke lapangan
dalam pengajaran, mahasiswa juga dapat melakukan tuntutan ataupun melakukan
aksi filantropi guna membantu biaya pendidikan bagi masyarakat yang
membutuhkan.
Kemunduran tingkat pendidikan di Indonesia juga dikarenakan ketidakmampuan
masyarakat untuk membayar biaya pendidikan yang sangat mahal. Kebutuhan
dana untuk pendidikan sangat dibutuhkan karena pemerintah Indonesia belum
mampu memberikan kepastian dalam pembiayaan penuh pendidikan kepada
seluruh anak bangsa. Sudah seharusnya negara memperhatikan pendidikan
secara fundamental dikarenakan sudah tertera jelas dalam UUD 1945 dan
Undang-Undang yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pendidikan merupakan
aspek penting dalam pembangunan kualitas masyarakat Indonesia.

Berbagai upaya yang dilakukan mahasiswa sebagai bentuk berjalannya peran


harus terus dilakukan demi mendukung upaya menjadikan Indonesia sebagai
negara maju. Untuk menjadi negara maju, kualitas pada sektor pendidikan yang
utama. Kualitas pendidikan di Indonesia harus bisa setara dengan negara maju
lainnya di berbagai belahan dunia. Maka dari itu peran dari mahasiswa dalam
menjalankan fungsi mahasiswa untuk membantu dan mengabdi kepada
masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan sebuah hal
yang utama. Mahasiswa yang dikenal sebagai anak bangsa yang intelektual dan
memiliki idealisme tinggi wajib dalam mengubah peradaban bangsa. Pendekatan
ini mendorong mahasiswa untuk aktif terlibat dalam memecahkan masalah nyata
melalui proyek-proyek yang relevan dengan materi pembelajaran. Berikut adalah
langkah-langkah dalam mengimplementasikan model pembelajaran berbasis
proyek untuk meningkatkan keterampilan kritis mahasiswa:

1. Pemilihan Proyek yang Relevan: Pilih proyek-proyek yang terkait dengan


materi pembelajaran dan memiliki potensi untuk mendorong pemikiran
kritis. Pastikan proyek tersebut memiliki tingkat kesulitan yang sesuai
dengan tingkat mahasiswa.

2. Tujuan Pembelajaran yang Jelas: Tetapkan tujuan pembelajaran yang


spesifik dan terukur untuk setiap proyek. Tujuan ini harus berfokus pada
pengembangan keterampilan kritis, seperti analisis, evaluasi, pemecahan
masalah, dan pemikiran kreatif.

3. Pembagian Tim: Jika memungkinkan, bagi mahasiswa ke dalam tim untuk


bekerja pada proyek-proyek tersebut. Kerja kelompok akan mengajarkan
keterampilan kolaborasi dan komunikasi, sambil juga menghadirkan sudut
pandang yang beragam dalam pemecahan masalah.

4. Panduan Proyek yang Jelas: Sediakan panduan yang jelas tentang tujuan
proyek, batasan, tahapan, dan harapan hasil akhir. Ini membantu
mahasiswa tetap fokus dan mengarahkan usaha mereka dengan tepat.

5. Sumber Daya yang Tersedia: Pastikan mahasiswa memiliki akses ke


sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, seperti
literatur, alat, perangkat lunak, dan bimbingan dari dosen atau mentor.

6. Proses Penelitian dan Analisis: Dorong mahasiswa untuk melakukan


penelitian mendalam tentang topik proyek, menganalisis informasi yang
mereka temukan, dan mengidentifikasi masalah yang perlu dipecahkan.

7. Pemecahan Masalah Kreatif: Ajak mahasiswa untuk berpikir kreatif dalam


merancang solusi untuk masalah yang ada. Dorong mereka untuk
mempertimbangkan pendekatan yang berbeda dan mengeksplorasi
alternatif.

8. Presentasi dan Diskusi: Setelah proyek selesai, minta setiap tim atau
individu untuk mempresentasikan hasil kerja mereka secara lisan di depan
kelas. Setelah presentasi, adakan sesi diskusi di mana mahasiswa dapat
bertukar pandangan, memberikan umpan balik, dan mengajukan
pertanyaan.

9. Evaluasi Formatif dan Sumatif: Selama proses, berikan umpan balik


formatif kepada mahasiswa untuk membantu mereka memperbaiki proyek
mereka. Setelah proyek selesai, lakukan evaluasi sumatif untuk menilai
sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai dan keterampilan kritis
terbentuk.

10. Refleksi dan Pembelajaran Lanjutan: Ajak mahasiswa untuk merenung


tentang apa yang mereka pelajari dari proyek tersebut. Diskusikan
bagaimana keterampilan kritis yang telah mereka kembangkan dapat
diterapkan dalam situasi lain atau dalam kehidupan nyata.

11. Revisi dan Peningkatan: Berdasarkan pengalaman dari implementasi


proyek-proyek sebelumnya, lakukan revisi dan perbaikan pada proses
pembelajaran berbasis proyek untuk masa depan.
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi

Meskipun model pembelajaran berbasis proyek menawarkan banyak potensi,


implementasinya tidak selalu mudah. Beberapa tantangan yang mungkin muncul
adalah:

1. Penyediaan Sumber Daya: Proyek seringkali memerlukan sumber daya


yang memadai, baik fisik maupun teknologi. Sekolah perlu memastikan
bahwa siswa memiliki akses ke fasilitas dan peralatan yang diperlukan.

2. Pengelolaan Waktu: Proyek memerlukan manajemen waktu yang baik.


Siswa perlu belajar mengatur waktu mereka agar proyek selesai sesuai
jadwal yang ditetapkan.

3. Pembimbingan Guru: Guru perlu berperan sebagai pembimbing yang


mendukung siswa dalam mengembangkan proyek mereka. Ini memerlukan
keterampilan komunikasi dan pemahaman mendalam tentang materi
pelajaran.

Berdasarkan implementasi model pembelajaran berbasis proyek dalam


meningkatkan keterampilan kritis mahasiswa, dapat diambil beberapa kesimpulan:

1. Meningkatkan Keterlibatan Mahasiswa: Pembelajaran berbasis proyek


dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa karena mereka terlibat secara
aktif dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan menyelesaikan proyek-
proyek yang relevan dengan materi pelajaran. Hal ini dapat mendorong
motivasi belajar yang lebih tinggi.

2. Pengembangan Keterampilan Praktis: Mahasiswa memiliki kesempatan


untuk mengembangkan keterampilan praktis melalui penerapan konsep-
konsep teori ke dalam situasi nyata. Mereka belajar bagaimana
menerapkan pengetahuan dalam pemecahan masalah konkret, yang dapat
membantu mempersiapkan mereka untuk tantangan di dunia kerja.

3. Keterampilan Kritis Ditingkatkan: Pembelajaran berbasis proyek


mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis. Mereka harus menganalisis
masalah, menyusun strategi solusi, mengevaluasi opsi, dan membuat
keputusan berdasarkan pemahaman mendalam tentang topik tertentu. Ini
dapat mengasah kemampuan berpikir analitis dan evaluatif.

4. Peningkatan Kolaborasi dan Komunikasi: Proyek-proyek sering


melibatkan kerja dalam tim, yang memungkinkan mahasiswa untuk
mengembangkan keterampilan kolaborasi, komunikasi efektif, dan
kepemimpinan. Kemampuan ini penting dalam lingkungan kerja modern
yang cenderung kolaboratif.

5. Relevansi Konten yang Lebih Tinggi: Pembelajaran berbasis proyek


memungkinkan konten pembelajaran memiliki relevansi yang lebih tinggi
dengan dunia nyata. Mahasiswa dapat melihat bagaimana teori dan
konsep-konsep yang mereka pelajari dapat diaplikasikan dalam konteks
praktis, sehingga meningkatkan pemahaman dan motivasi mereka.

6. Pengembangan Kreativitas: Dalam proyek-proyek, mahasiswa sering


dihadapkan pada tantangan kompleks yang memerlukan solusi kreatif. Ini
dapat mendorong pengembangan keterampilan kreativitas dalam
merancang solusi yang inovatif dan tidak konvensional.

7. Penilaian yang Komprehensif: Model pembelajaran ini memungkinkan


penilaian yang lebih komprehensif terhadap kemampuan mahasiswa.
Selain dari ujian tertulis, proyek-proyek dapat menggambarkan pemahaman
yang lebih holistik dan mendalam tentang topik tertentu.

Namun, perlu diingat bahwa implementasi model pembelajaran berbasis proyek


juga memiliki tantangan, seperti pengaturan waktu yang lebih intensif, pengelolaan
kelompok yang efektif, dan kemungkinan kesulitan dalam menilai kinerja secara
adil dan objektif. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan yang matang dan
dukungan yang memadai bagi mahasiswa dan pengajar. Kesimpulannya, model
pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang signifikan dalam
meningkatkan keterampilan kritis mahasiswa, tetapi juga memerlukan pendekatan
yang cermat untuk memberikan manfaat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Afifi, R. & Yulisma, L., 2020. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam Praktikum Untuk Meningkatkan Intensi Berwirausaha Mahasiswa. Volume
12, Nomor 1, Januari 2020, Volume XII, pp. 17 - 23.

Fitriani , R., Surahman, E. & Azzahrah, I., 2019. IMPLEMENTASI


PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA. Volume 11, Nomor 1, Januari 2019, Volume XI, pp. 6 -
12.

Jusita, M. L., 2019. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project


Based Learning) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Vol.4, Hal
90-95, Volume IV, pp. 90 - 95.

Mayangsari, S. N., 2017. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA


DENGAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL). Volume 19, Nomor 2,
September 2017, Volume XIX, pp. 33 - 43.

Anda mungkin juga menyukai