Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PROYEK BOTANI

KINGDOM FUNGI
Agaricus bisporus

oleh
Syiam Amalia Rahmah (225090107111033)

LABORATORIUM TAKSONOMI, STRUKTUR, DAN PERKEMBANGAN


TUMBUHAN
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Laporan Proyek Botani Kingdom Fungi ini merupakan laporan kegiatan terintegrasi
dengan konsep blok untuk kuliah dan praktikum Diversitas Flora serta Struktur dan
Perkembangan Tumbuhan yang dilaksanakan secara Team Based Project – Project Based
Learning berbasis proyek dalam hal ini didasarkan pada takson tumbuhan. Laporan ini sebagai
prasyarat untuk penuntasan mata kuliah dan praktikum Diversitas Flora serta Struktur dan
Perkembangan Tumbuhan pada semester genap 2022/2023.
Beberapa materi yang disampaikan adalah dengan pengamatan langsung dan pengamatan
tidak langsung melalui referensi baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy yang diambil
dari website yang relevan. Pengamatan langsung dan tidak langsung terhadap bahan praktikum
dimaksudkan agar memberikan pemahaman kepada mahasiswa dengan lebih komprehensif.
Semoga laporan proyek botani ini dapat bermanfaat bagi pemerhati botani.

Malang, 12 Maret 2023


Penyusun,

Syiam Amalia Rahmah


DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ………………………………………………………………. i
Daftar Isi …………………………………………………………………….... ii
I. Pendahuluan …………………………………………………………. 1
II. Tujuan …………………………………………………………………. 2
III. Cara Kerja …………………………………………………………….. 2
IV. Hasil dan Pembahasan ……………………………………………… 3
V. Kesimpulan …………………………………………………………… 10
VI. Daftar Pustaka ……………………………………………………….. 11
VII. Lampiran ………………………………………………………………. 12
I. Pendahuluan
Kingdom Fungi adalah adalah sekelompok besar yang memiliki struktur sel rumit dan
memiliki inti sel (eukariotik). Fungi merupakan makhluk hidup heterotrof yang
memperoleh makanan dengan menyerap zat-zat dari inangnya. Sama seperti tumbuhan
eukariota lainnya, fungi juga memiliki membran inti yang berisi kromosom dengan DNA,
fungi juga mempunyai mitokondria, sterol, dan ribosom. Fungi memiliki dinding sel yang
terbuat dari kitin dan juga memiliki vakuola. Fungi berkembangbiak secara seksual dan
aseksual. Cara seksual dilakukan dengan pembentukan spora seksual atau basidiospora,
spora seksual ini dihasilkan dari dua tahap yaitu plasmogamy dan kariogami. Cara
aseksual dilakukan dengan terbentuknya tunas dan fragmentasi miselium. Fungi ada yang
multiseluler dan uniseluler, contoh dari fungi uniseluler adalah Khamir (yeast),
sedangkan yang multiseluler adalah Kapang (mold) dan Cendawan (mushroom). Seperti
yang telah disebutkan diatas, fungi merupakan makhluk hidup heterotrof yang tidak bisa
menghasilkan makanan nya sendiri dan hidup menempel pada inangnya, oleh karena itu
jamur memiliki tiga jenis cara hidup. Pertama, saprofit, yaitu menempel dengan sisa
makhluk hidup lain seperti kayu yang telah terpotong dari pohonnya, kemudian yang
kedua parasit, yaitu menempel dengan makhluk hidup lain dan bersifat merugikan
makhluk tersebut, yang terakhir mutual, yaitu pembentukan mikoriza dan meningkatkan
penyerapan air serta mineral dari tanah. Fungi memiliki bagian bernama hifa, hifa
merupakan struktur dari fungi yang berbentuk tabung dan terbuat dari pertumbuhan
spora. Hifa yang berkumpul disebut dengan miselium. Hifa dibagi menjadi 2, yaitu hifa
vegetatif yang berfungsi untuk menyerap makanan dan reproduktif yang berfungsi untuk
reproduksi (Wahyuni, 2019).
Fungi memiliki beberapa divisi, salah satu divisi yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah Basidiomycota. Basidiomycota mempunyai bentuk tubuh seperti payung
yang terdiri dari batang dan tudung (cap). Pada tudung tersebut terdapat basidiospora
yang berfungsi sebagai reproduksi seksualnya. Beberapa jenis Basidiomycota bermanfaat
untuk alam dan masyarakat, akan tetapi ada juga yang bersifat parasit. Contohnya seperti
Amanita dan Claviceps purpurea yang dapat menghasilkan racun mematikan (Prayitno &
Hidayati, 2020). Basidiomycota memiliki 30.000 spesies dengan 1.500 genus, 40 ordo,
dan 3 kelas. Kelas-kelas tersebut meliputi Holobasidiomycetes, Phragmobasidiomycetes,
dan Teliomycetes (Wardah, 2020).
Salah satu spesies dari Basidiomycota yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
Agaricus bisporus atau yang biasa dikenal sebagai jamur kancing. Jamur kancing adalah
jamur yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat sehari-hari. Jamur ini berbentuk bulat
seperti kancing dan berwarna putih, krem, atau coklat. Sekitar 38% masyarakat di dunia
menanam jamur ini untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Jamur ini tumbuh pada
tanaman yang telah dikomposkan (Winarno, 2017).

II. Tujuan
1. Mengenal beberapa jenis fungi Agaricus bisporus
2. Mengenal struktur dan perkembangbiakan dari kelompok jamur untuk keperluan
identifikasi.

III. Cara Kerja


Langkah pertama, spesimen jamur diamati dan diperhatikan struktur khususnya seperti
genus atau spesiesnya, morfologi talus, dan anatominya, kemudian foto dari morfologi
talus dan anatominya difoto. Langkah selanjutnya, struktur talus dan jaringan penyusun
dari jamur tersebut di gambar dengan pensil di Lembar Pengamatan Siswa (LPS).
Selanjutnya, hasil pengamatan, ciri taksa, pohon filogeni, klasifikasi, habitat, distribusi,
peran, dan pembahasan dari spesimen tersebut disusun dan di ketik sesuai format laporan
praktikum yang telah diberikan. Kemudian, ciri-ciri morfologi dan anatomi dari jamur
tersebut dipelajari, agar dapat disusun kunci dikotomnya.
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1. Anatomi Agaricus bisporus
Berikut merupakan anatomi dari Agaricus bisporus sesuai hasil pengamatan yang telah
dilakukan. Gambar (A) merupakan foto dari spesimen Agaricus bisporus yang digunakan
dalam praktikum. Kemudian, gambar (B) adalah ilustrasi gambar tangan dari spesimen
Agaricus bisporus beserta strukturnya yaitu terdapat cap, ring, stipe, gills dibalik cap, dan
holdfast. Lalu, gambar (C) merupakan gambar dari referensi.
Tabel 1. Struktur talus Agaricus bisporus
Nama
No Gambar Bentuk, Struktur, dan Bagiannya
Spesimen
Agaricus
bisporus

(A) (B)

(B) (Yadav & Candra, 2014)


4.2. Struktur Internal Agaricus bisporus
Berikut merupakan struktur jaringan dari Agaricus bisporus yang telah diamati dalam
praktikum, digambarkan, dan dibandingkan dengan referensi. Gambar (A) merupakan
struktur jaringan dari Agaricus bisporus yang telah diamati melalui mikroskop pada
praktikum dengan perbesaran. Kemudian, gambar (B) merupakan hifa dari Agaricus
bisporus. Lalu gambar (C) adalah gambar tangan dari struktur dan hifa dari jamur tersebut.
Gambar (D) dan gambar (E) adalah gambar dari referensi.
Tabel 2. Struktur jaringan Agaricus bisporus
Nama
No Gambar struktur sel/jaringan dan bagian-bagiannya
Spesimen
1 Agaricus
bisporus

(A) (B)

(C)

(D)

(Briggs, 2022) (E)


4.3. Ciri takson: ciri kingdom, ciri divisio, ciri sub devisio, ciri kelas, ciri ordo, ciri familia,
ciri genus
Berikut merupakan karakteristik dari setiap takson dalam klasifikasi Agaricus bisporus.
Jamur tersebut termasuk dalam kingdom Fungi yang memiliki karakteristik yaitu
eukariotik, tidak memiliki klorofil, memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin, dan
bersifat heterotrof (Reece, Taylor, Simon, Dickey, & Haogan, 2017). Lalu termasuk
dalam divisio Basidiomycota yang memiliki karakteristik yaitu memiliki tubuh buah
basidiocarp, hifanya bersifat septat, dan sporanya dihasilkan oleh permukaan. Kemudian
masuk kedalam kelas Agaricomycetes yang memiliki karakteristik tubuh berbentuk cap,
dan akseluler. Masuk kedalam ordo Agaricales, yang berciri-ciri sebagian besar saportrof
dan bersimbiosis dengan semut (Watkinson, Boddy, & Money, 2016). Termasuk dalam
famili Agaricaceae yang memiliki ciri termasuk jamur mikoriza, beberapa spesies
memiliki membrane cincin, dan sporanya berbentuk elips (Kirk, Cannon, Minter, &
Stalpers, 2018). Kemudian pada genus, termasuk dalam Agaricus dengan ciri-ciri
memiliki tubuh seperti buah dengan gills dan stipe yang dapat dipisahkan dari pileus
(Sassine, 2021).
Agaricus bisporus memiliki tiga tahap dalam siklus hidupnya. Pertama, fase
homokariotik fase haploid. Kemudian fase kedua yaitu fase heterokariotik. Lalu fase
ketiga yaitu fase transisi diploid (Kamal, Sharma, Gupta, Barh, & Singh, 2019).
Tabel 3. Hasil pengamatan/kajian literatur ciri takson Agaricus bisporus
Nama Ciri Ciri Ciri Ciri Ciri
No Ciri Ordo
Spesimen Kingdom Divisio/SubDivisio Classis FamiliaGenus
Agaricus - -Basidiokarp -Tubuh -Saprotrof -Mikoriza
-Tubuh
bisporus Eukariotik berbentuk seperti
-Hifa septat cap - -Memiliki buah
-Tidak Bersimbiosis membrane dengan
ada -Spora dihasilkan - dengan cincin gills
klorofil dari permukaan Akseluler semut
-Spora -Stipe
-Dinding berbentuk yang dapat
sel kitin elips dipisahkan
dari pileus
-
Heterotrof
Tabel 4. Siklus reproduksi dari takson Agaricus bisporus

Siklus reproduksi Agaricus bisporus

(Kamal, Sharma, Gupta, Barh, & Singh, 2019)

4.4. Filogeni dan klasifikasi


Berikut merupakan skema filogeni dan klasifikasi dari Agaricus bisporus. Jamur ini
termasuk kedalam Kingdom Fungi. Kemudian masuk kedalam Divisi Basidiomycota.
Lalu termasuk dalam Kelas Agaricomycetes. Jamur ini memiliki Ordo Agaricales.
Termasuk kedalam Famili Agaricaceae. Lalu memiliki Genus Agaricus.
Tabel 5. Hasil kajian literatur filogeni dan klasifikasi Agaricus bisporus

No Nama Spesimen Gambar Skema Filogeni dan Klasifikasi

Kingdom: Fungi
Divisio: Basidiomycota
Kelas: Agaricomycetes
Ordo: Agaricales
Familia: Agaricaceae
Genus: Agaricus
Spesies: Agaricus bisporus
(Watkinson, Boddy, & Money, 2016)
4.5. Habitat dan distribusi/fitogeografi
Berikut merupakan distribusi dan habitat dari Agaricus bisporus. Jamur tersebut
tinggal di daerah lembab dengan suhu 23-25℃ dan dapat bertahan hingga 32-34 ℃
(Sassine, 2021). Jamur ini pertama kali ditemukan di Perancis pada abad ke 17,
kemudian jamur ini mendunia dan telah diproduksi sebanyak 1,5 juta ton per tahun di
negara-negara seperti Amerika Utara, Eropa, Afrika Selatan, Asia, dan Australia
(Roberts & Evans, 2021).
Tabel 6. Hasil survey/kajian literatur habitat dan distribusi/fitogeografi Agaricus bisporus

No Nama Spesimen Habitat dan Distribusi/Fitogeografi


Habitat Agaricus bisporus

Di daerah lembab

Suhu 23-25 ℃
Gambar peta distribusi Agaricus bisporus

(Roberts & Evans, 2021)

4.6. Peran di alam/masyarakat


Berikut merupakan peran dari Agaricus bisporus. Jamur tersebut memiliki beberapa
peran positif dan negatif. Peran pertama, sebagai obat-obatan. Jamur tersebut
mengandung antioksidan yang tinggi dan vitamin D2 (Sassine, 2021). Kemudian, dalam
alam jamur ini berfungsi sebagai dekomposer. Lalu, sebagai sumber nutrisi, jamur ini
mengandung vitamin B1, B2, B3, B12, dan vitamin C. Mengandung mineral yang
terkandung dalam substratnya seperti potassium (K), phosporus (P), calcium (Ca), dan
magnesium (Mg). Jamur ini juga dapat berdampak negatif, yaitu dapat menyebabkan
alergi pada sebagian orang. Alergi tersebut dapat dihasilkan dari basidiocarp atau
sporanya (Sassine, 2021).
Tabel 7. Hasil pengamatan/survei/kajian literatur peran Agaricus bisporus di alam

No Nama Spesimen Peran di Alam


Sebagai obat-obatan

Sebagai dekomposer

Sebagai sumber nutrisi

Peran negatifnya adalah dapat menyebabkan alergi bagi


sebagian orang

4.7. Kunci dikotom


Tabel 8. Karakter Pembeda dari lima taksa Fungi (Basidiomycota)
Agaricus Ganoderma Pleurotus Auricularia Tremella
No Karakter vs Taksa
bisporus sp ostreatus auricula fuciformis
1 Bentuk holdfast berserat datar datar berserat berserat
2 Bentuk stipe tabung Tidak ada silindris subbolbous Tidak ada
3 Bentuk pileus Seperti datar datar datar datar
payung
4 Sumber nutrisi saprofit saprofit saprofit saprofit saprofit
5 Warna tubuh Putih- Kuning- Putih- Coklat- Putih
dewasa krem kecoklatan krem kehitaman
6 Bentuk spora bulat silindris silindris silindris Bulat
7 Substrat Sampah Kayu lapuk Kayu Kayu lapuk Kayu
lapuk lapuk

Format Parallel key:


1. Holdfast berserat………………………………………………………...2
1. Holdfast datar……………………………………………………………3
2. Stipe tabung Pleurotus
ostreotus
2. Tidak ada Stipe Ganoderma
sp.
3. Bentuk spora silindris Auricula
aricula
3. Bentuk spora bulat………………………………………………………4
4. Bentuk pileus seperti payung Agaricus
bisporus
4. Bentuk pileus datar Tremella
fuciformis

V. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Agaricus bisporus memiliki karakteristik yang
Fungi dapat berkembangbiak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan secara
seksual adalah dengan
VI. Daftar Pustaka
Briggs, G. M. (2022). Inanimate Life. New York: Milne Open Textbook.

Kamal, S., Sharma, V. P., Gupta, M., Barh, A., & Singh, m. (2019). Genetics and breeding of White
Button Mushroom, Agaricus bisporus (Lange) Imbach - A Comprehensive View. Mushroom
Research, 1-22.

Kirk, P. M., Cannon, P. F., Minter, D. W., & Stalpers, J. A. (2018). Dictionary of the Fungi 10th Ed.
Wallingford: CABI.

Prayitno, T. A., & Hidayati, N. (2020). Mikrobiologi Berbasis Science, Technology, Engineering, and
Mathematics (STEM). Malang: MNC Publishing.

Reece, J. B., Taylor, M. R., Simon, E. J., Dickey, J. L., & Haogan, K. A. (2017). Campbell Biology (9th ed).
New Jersey: Pearson.

Roberts, P., & Evans, S. (2021). Fungi Volume 2. England: Ivy Press.

Sassine, Y. N. (2021). Mushroom: Agaricus bisporus. Boston: CABI.

Wahyuni, D. (2019). Buku Ajar Dasar Biomedik Lanjutan. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Wardah, T. S. (2020). Mikologi - Dasar dan Aplikasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Watkinson, S. C., Boddy, L., & Money, N. P. (2016). The Fungi Third Edition. London: Academic Press.

Winarno, F. G. (2017). Jamur Champignon (Agaricus bisporus). Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.

Yadav, M. K., & Candra, R. (2014). Pengaruh Media Kultur, ph DNA Suhu Terhadap Pertumbuhan
Miselium Agaricus bisporus. Jurnal Mikrobiologi Murni dan Terapan, 3-5.
VII. Lampiran (Jawaban Pertanyaan dan LPS)

Anda mungkin juga menyukai