Anda di halaman 1dari 8

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN12

Volume 8, Nomor 1, Halaman 12-19 ISSN: 2528-0767


http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk e-ISSN: 2527-8495

BUDAYA SEKOLAH: SEBUAH STRATEGI BARU DALAM PEMBENTUKAN


KARAKTER SISWA
SCHOOL CULTURE: A NEW STRATEGY IN BUILDING STUDENT CHARACTER
Rose Fitria Lutfiana*
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Malang
Jalan Raya Tlogomas Nomor 246 Malang 65144, Indonesia

INFO ARTIKEL Abstract: this study analyzed strategies for building student
character in schools through habituation and school culture. This
Riwayat Artikel: study used a qualitative approach based on the post-positivism
Diterima : 29 Oktober 2022 philosophy. Data analysis was carried out interactively through
Disetujui : 12 Maret 2023 several steps: data collection, data reduction, data presentation,
and drawing conclusions. The study results showed that the
Keywords: strategies for building student character in schools were
school culture, student character, divided into development programs, subject integration, and
strengthening character education habituation through school culture. Character building with
Kata Kunci: habituation can be done through intracurricular, co-curricular,
budaya sekolah, karakter siswa, and extracurricular activities. Student character can be formed
penguatan pendidikan karakter if the school organizes intracurricular, co-curricular, and
extracurricular activities to the fullest.
*) Korespondensi:
Abstrak: kajian ini bertujuan menganalisis strategi pembentukan
E-mail: rose@umm.ac.id karakter siswa di sekolah serta pembentukan karakter dengan
pembiasaan atau habituasi melalui budaya sekolah. Kajian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang berlandaskan filsafat
post-positivisme. Analisis data dilakukan secara interaktif
melalui beberapa langkah yaitu pengambilan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil kajian
menunjukkan bahwa strategi pembentukan karakter siswa
di sekolah dibedakan menjadi tiga yaitu melalui program
pengembangan, pengintegrasian dalam mata pelajaran,
serta pembiasaan atau habituasi melalui budaya sekolah.
Pembentukan karakter dengan pembiasaan atau habituasi
dapat dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler. Karakter siswa dapat terbentuk apabila
sekolah menyelenggarakan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler dengan maksimal.

PENDAHULUAN asli yang telah dimiliki oleh negara Indonesia


Pancasila merupakan pedoman yang sejak zaman dahulu. Pancasila merupakan
digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
untuk menjalankan kehidupan baik di lingkungan yang diyakini kebenarannya.
keluarga, masyarakat, bangsa, atau negara. Karakter dapat diartikan sebagai nilai-nilai
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tingkah laku manusia. Karakter secara umum
Indonesia atau way of life mengandung makna terdiri atas semua aktivitas yang dilakukan baik
bahwa Pancasila dijadikan sebagai pedoman dalam peranannya sebagai makhluk Tuhan maupun
bersikap dan bertindak warga negara Indonesia sebagai makhluk sosial dalam bentuk pemikiran,
(Rahma & Dewi, 2021). Warga negara Indonesia sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan sesuai
diharapkan memiliki karakter Pancasila yang dengan aturan atau pedoman yang berlaku di
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu ketuhanan, Indonesia (Muchtar & Suryani, 2019; Samrin,
kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat/ 2016). Karakter melekat pada diri manusia yang
demokrasi, dan keadilan (Nurizka & Rahim, dimulai di bawah alam bawah sadarnya hingga
2020). Kelima nilai Pancasila merupakan nilai pada tataran implementatif yaitu perbuatan
12
Copyright © 2023 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 8, Nomor 1, Maret 2023 13

ketika menjalani kehidupan sebagai makhluk Tujuan dari negara Indonesia yang termuat
individu maupun sosial dalam bingkai kehidupan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya
Karakter Pancasila yang dimiliki oleh yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Cerdas
warga negara Indonesia menjadi ciri khas yang yang dimaksud yaitu warga negara Indonesia
membedakan Indonesia dengan negara lain. tidak hanya dituntut untuk menjadi warga negara
Karakter Pancasila sebagai karakter asli masyarakat yang cerdas secara civic knowledge atau secara
Indonesia mulai terkikis oleh arus globalisasi. pengetahuan saja, tetapi juga harus memiliki
Pancasila sebagai das sollen merupakan suatu kecerdasan secara civic skills (keterampilan)
upaya untuk mewujudkan demokrasi yang sesuai dan civic disposition (karakter). Undang-
di negara Indonesia. Pancasila dalam tataran das Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
sein merupakan nilai-nilai yang tidak mudah Pendidikan Nasional menegaskan bahwa tujuan
dijelmakan dalam kehidupan sehari-hari (Yusuf, pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan
2020). Perilaku warga negara Indonesia saat ini kehidupan bangsa dan mengembangkan
banyak yang tidak sesuai dengan Pancasila. Hal manusia Indonesia seutuhnya yaitu insan yang
ini terlihat dari berbagai kasus perpecahan suku, beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang
korupsi, kenakalan remaja, dan lain sebagainya Maha Esa, berbudi pekerti luhur, mempunyai
(Ridwansah, 2022). Konflik antar suku yang pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani
pernah terjadi di Indonesia diantaranya yaitu dan rohani, berdikari serta rasa tanggung jawab
konflik sosial suku Sampit, konflik sosial suku kemasyarakatan dan kebangsaan. Bangsa yang
Lampung dan Bali, konflik sosial Aceh, konflik kuat adalah bangsa yang memiliki warga negara
sosial Jawa Barat dan lain-lain (Aninsi, 2021). dengan karakter yang baik. Hal ini menjadi
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) berdasarkan data tanggung jawab bersama untuk membentuk
dari Transparency International Indonesia (TII) karakter warga negara.
menunjukkan bahwa Indonesia pada tahun 2021 Pembentukan karakter dipengaruhi oleh
menduduki peringkat ke-96 dari 180 negara tripusat pendidikan yang meliputi keluarga,
di dunia (Mikrefin, 2022; Ol, 2022; Wibowo, sekolah, dan masyarakat. Pembentukan karakter
2022). Kasus kenakalan remaja seperti aksi warga negara tidak hanya menjadi tanggung
begal seringkali dilakukan oleh anak di bawah jawab keluarga tetapi juga membutuhkan
20 tahun. peran sekolah dan masyarakat yang saling
Kasus yang tidak sesuai dengan karakter mendukung satu sama lain (Kurniawan &
Pancasila baru-baru ini lebih mengejutkan publik Lutfiana, 2021). Keluarga mempunyai pengaruh
karena melibatkan oknum Polri. Kasus yang dalam pembentukan karakter seseorang sebesar
dimaksud yaitu pembunuhan Brigadir Yoshua 60%, sekolah sebesar 25%-30%, dan masyarakat
atau Brigadir J dan Tragedi Kanjuruhan. Kasus sebesar 10%-15% (Adit, 2020). Pembentukan
pembunuhan Brigadir J merupakan pembunuhan karakter di lingkungan keluarga dapat dilakukan
berencana yang melibatkan petinggi Polri melalui pembiasaan sejak anak masih dalam
yaitu Irjen Pol Ferdy Sambo yang menjabat kandungan atau prenatal education. Hal ini
sebagai Kadiv Propam (Farisa, 2022). Tragedi merupakan bentuk pendidikan yang holistik
Kanjuruhan yang terjadi akibat kekalahan dalam karena diberikan sejak dini yaitu sejak anak
pertandingan sepak bola antara Arema FC dan masih dalam kandungan.
Persebaya menyebabkan pendukung Arema Sekolah tidak hanya berkewajiban untuk
kecewa dan turun ke lapangan. Polisi pada mencerdaskan siswa dari aspek kognitif tetapi
akhirnya menembakkan gas air mata ke arah juga aspek afektif dan psikomotorik. Siswa
penonton dan menyebabkan situasi menjadi tidak akan memiliki kepekaan nurani yang
kacau. Penonton berusaha untuk keluar stadion berlandaskan moralitas atau senses of humanity
tetapi ternyata pintu stadion masih dalam apabila pendidikan di Indonesia gagal dalam
keadaan tertutup (Aminudin, 2022; Prabowo, mengemban misi yang termuat dalam Undang-
2022). Tragedi tersebut menyebabkan sebanyak Undang Nomor 20 Tahun 2000 (Chairiyah, 2014).
134 orang meninggal dunia akibat berdesakan Hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan oleh
ketika hendak menyelamatkan diri. Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang)

Copyright © 2023 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 8, Nomor 1, Maret 2023 14

Pendidikan Agama dan Keagamaan pada tahun royong, (d) berkebhinekaan global, (e) bernalar
2021 bahwa indeks karakter siswa mengalami kritis, (f) kreatif (Irawati dkk., 2022). Peraturan
penurunan dari tahun sebelumnya. Hasil indeks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
karakter siswa pada jenjang pendidikan menengah 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
sebesar 69,52% (Murtadlo, 2021). Berdasarkan Karakter di sekolah menegaskan bahwa terdapat
uraian di atas, kajian ini membahas tentang lima karakter yang harus dikembangkan yaitu
strategi pembentukan karakter siswa di sekolah karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong
serta pembentukan karakter dengan pembiasaan royong, dan integritas.
atau habituasi melalui budaya sekolah. Implementasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dapat dilakukan dengan berbasis
METODE
kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis
Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif masyarakat. PPK berbasis kelas dilakukan
yang berlandaskan filsafat post-positivisme. dengan menggunakan kurikulum baik tematik
Pendekatan kualitatif digunakan untuk melakukan atau terintegrasi, memperkuat manajemen kelas,
penelitian dalam kondisi objek alamiah (Sugiyono, memilih metodologi dan evaluasi terhadap
2019). Lokasi penelitian dalam kajian ini yaitu kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
SMA Panjura Kota Malang. Pengumpulan data oleh guru, serta mengembangkan muatan lokal
dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, yang ada di daerah masing-masing (Supriyanto,
dan studi dokumentasi. Jenis observasi yang 2020)because intracuricular activities are felt
dilakukan yaitu observasi partisipasi pasif to be lacking in developing students’ potential.
sedangkan jenis wawancara yang digunakan Thus, the need for companion activities that can
yaitu wawancara terstruktur. Studi dokumentasi help maximize the potential of students. The
dilakukan untuk mendukung data-data yang purpose of this study was to investigate the
diperoleh agar kajian yang dilakukan lebih development of cocuricular and extracurricular
kredibel karena didasarkan pada bukti-bukti activities. This research uses library research
seperti dokumen yang berbentuk tulisan, gambar, method (library research. PPK berbasis budaya
atau lainnya.Teknik analisis data dilakukan sekolah dilakukan melalui pembiasaan nilai-
secara interaktif yang terdiri atas beberapa nilai dalam keseharian sekolah, keteladanan
langkah yaitu pengambilan data, reduksi data, guru dan staf pendidikan di lingkungan sekolah,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji melibatkan ekosistem sekolah, ruang bagi
keabsahan data bertujuan untuk mendapatkan potensi siswa baik dalam kegiatan kokurikuler
data hasil penelitian yang valid, reliabel, dan maupun ekstrakurikuler, memberdayakan
objektif. Keabsahan data dilakukan dengan uji manajemen sekolah, serta mempertimbangkan
credibility, uji transferability, uji dependability, peraturan dan tradisi yang ada di sekolah.
dan uji confirmability. PPK berbasis masyarakat dilakukan dengan
melihat potensi lingkungan sebagai sumber
HASIL DAN PEMBAHASAN belajar siswa, melakukan sinergi PPK dengan
Strategi Pembentukan Karakter Siswa di berbagai program yang ada di masyarakat, serta
Sekolah melakukan sinkronisasi program kegiatan dalam
Pembentukan karakter dalam Kurikulum bentuk kerjasama.
2013 mencakup delapan belas karakter yang Pembentukan karakter siswa di lingkungan
meliputi karakter religius, jujur, toleransi, sekolah dapat dilakukan melalui empat strategi.
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, Karakter dapat dibentuk melalui program
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta pengembangan pada setiap satuan pendidikan
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau dengan karakteristik yang berbeda-beda
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, (Lubis, 2016). Karakter dapat diintegrasikan ke
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung dalam semua mata pelajaran khususnya mata
jawab. Kurikulum Merdeka memuat Program pelajaran agama dan Pendidikan Pancasila dan
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang Kewarganegaraan (PPKn). Upaya lain yang
terdiri atas beberapa elemen yaitu: (a) beriman, dapat dilakukan untuk membentuk karakter
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan siswa di sekolah yaitu dengan pembiasaan
berakhlak mulia, (b) mandiri, (c) bergotong- atau habituasi melalui budaya sekolah. Budaya

Copyright © 2023 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 8, Nomor 1, Maret 2023 15

sekolah merupakan ciri khas, karakter, watak, intrakurikuler wajib diikuti oleh seluruh siswa
dan citra sekolah dalam masyarakat luas (Supardi, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2015). Budaya sekolah merupakan nilai-nilai Penyusunan kurikulum menjadi hal yang
yang melandasi tingkah laku, kebiasaan, dan sangat penting untuk membentuk karakter
berbagai simbol yang diimplementasikan oleh siswa. Kegagalan pendidikan dalam membentuk
seluruh warga sekolah baik kepala sekolah, guru, manusia berkarakter baik salah satunya
staf administrasi, siswa, maupun masyarakat di karena kurang adanya keseimbangan antara
lingkungan sekolah. pengembangan programmed curriculum dengan
Satuan pendidikan formal mulai jenjang hidden curriculum (Lestari, 2016). Programed
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi curriculum dikembangkan berdasarkan kurikulum
mempunyai karakteristik budaya sekolah masing- yang ditetapkan oleh pemerintah sedangkan
masing. Budaya sekolah memberikan arti dalam hidden curriculum merupakan kurikulum yang
setiap kegiatan pendidikan yang diadakan oleh dikembangkan oleh sekolah sesuai dengan
sekolah (Nizary & Hamami, 2020). Bentuk dari karakteristik yang dimiliki (Salabi, 2020).
budaya sekolah yang dapat dikembangkan oleh Kurikulum harus sesuai dengan perubahan
sekolah meliputi kultur akademik, kultur sosial kebijakan, perkembangan zaman, dan kebutuhan
budaya, dan kultur demokratis (Kurniawan & masyarakat.
Lutfiana, 2021; Lutfiana, Mey, & Handayani, Programmed curriculum yang diterapkan
2021; Sari, Suyanti, & Budyartati, 2020). di sekolah yaitu Implementasi Kurikulum
Budaya sekolah dapat dikembangkan melalui Merdeka Jalur Mandiri dan Kurikulum 2013,
Gerakan Literasi Sekolah (GLS), pembiasaan sedangkan hidden curriculum yang diterapkan
pada awal dan akhir kegiatan belajar mengajar, meliputi implementasi metode Ummi dan
pembiasaan perilaku baik yang bersifat spontan, program double track. Metode Ummi merupakan
serta penetapan tata tertib sekolah (Aswat dkk., suatu sistem pembelajaran Al-Qur’an dengan
2021). Implementasi budaya sekolah melalui melakukan standarisasi yang terangkum dalam
program harus dilakukan secara terarah, konsisten, dalam tujuh program dasar Ummi yaitu tashih
dan terstruktur agar nilai-nilai karakter yang (pengesahan), tahsin (memperbaiki bacaan),
diharapkan dapat tercapai. sertifikasi, coach (pelatihan), supervisi,
munaqashah (uji kompetensi), dan khataman
Pembentukan Karakter Siswa melalui
Pembiasaan atau Habituasi (Auliya’ilhaq, 2018; Fauzi & Waharjani, 2019).
Karakter dapat diintegrasikan dalam kegiatan Mengaji dengan metode Ummi dapat membentuk
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. karakter religius siswa. Program double track
Kegiatan intrakurikuler bertujuan untuk yang dimaksud meliputi entrepreneur, fotografi,
menumbuhkan kemampuan akademik siswa desain grafis, dan fisioterapi. Double track
(Santoso, 2020). Kegiatan kokurikuler bertujuan merupakan program wajib yang termuat dalam
sebagai kegiatan penguatan, pendalaman, kurikulum sekolah. Siswa diwajibkan untuk
dan pengayaan untuk mendukung kegiatan memilih salah satu program double track yang
intrakurikuler yang ada di sekolah. Kegiatan ada di sekolah. Tujuan dari program double track
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang adalah membekali siswa dengan kompetensi
difungsikan sebagai wadah atau tempat untuk lain agar siswa tidak hanya memiliki kecakapan
mengembangkan kemampuan dan karakter siswa. dalam bidang akademik tetapi juga mempunyai
Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang kompetensi dalam bidang non akademik.
diikuti oleh siswa ketika menempuh pendidikan Pembentukan karakter melalui kegiatan
di sekolah. Karakter siswa dapat terbentuk intrakurikuler dapat dilakukan dengan
apabila sekolah menyelenggarakan kegiatan menggunakan model pembelajaran Problem
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler Based Learning dan Project Based Learning
dengan maksimal. dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan
Intrakurikuler merupakan kegiatan yang model pembelajaran berbasis keterampilan
berkaitan dengan kurikulum dan kegiatan abad 21 yang digunakan dalam proses belajar
pembelajaran yang ada di sekolah. Kegiatan harus disesuaikan dengan kebutuhan agar
intrakurikuler bertujuan untuk meningkatkan tujuan pembelajaran dapat tercapai (Martini,
kemampuan akademik siswa. Kegiatan 2018; Zafi, 2018). Model pembelajaran Problem

Copyright © 2023 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 8, Nomor 1, Maret 2023 16

Based Learning dilakukan dengan beberapa help maximize the potential of students. The
langkah yaitu mengorientasikan siswa pada purpose of this study was to investigate the
masalah, mengorganisasikan kerja siswa, development of cocuricular and extracurricular
melakukan penyelidikan atau penelusuran untuk activities. This research uses library research
menyelesaikan masalah, menyusun hasil karya method (library research. Kegiatan kokurikuler
dan presentasi, serta melakukan evaluasi dan merupakan suatu bentuk habituasi yang dilakukan
refleksi terkait proses penyelesaian masalah oleh sekolah untuk membentuk karakter siswa
(Harahap, Murdiono, & Siagian, 2020)because (Faiqoh, Wulandari, & Hidayah, 2021). Kegiatan
intracuricular activities are felt to be lacking in kokurikuler yang ada di sekolah beberapa
developing students’ potential. Thus, the need diantaranya yaitu kegiatan sholat dzuhur
for companion activities that can help maximize berjamaah, upacara bendera, dan karya wisata.
the potential of students. The purpose of this Kegiatan sholat dzuhur berjamaah yang
study was to investigate the development of dilakukan di sekolah dapat membentuk karakter
cocuricular and extracurricular activities. This religius siswa yang beragama Islam. Karakter
research uses library research method (library religius dapat tumbuh dan berkembang melalui
research. Model Project Based Learning dilakukan pendidikan baik pendidikan formal di sekolah
dengan beberapa tahapan yaitu menentukan maupun pendidikan non formal di masyarakat
pertanyaan atau masalah utama, merencanakan (Kusuma, 2018)because intracuricular activities
proyek, membuat jadwal penyelesaian proyek, are felt to be lacking in developing students’
memonitor kemajuan penyelesaian proyek, potential. Thus, the need for companion activities
mempresentasikan dan menguji hasil penyelesaian that can help maximize the potential of students.
proyek, serta mengevaluasi dan merefleksi The purpose of this study was to investigate the
proyek yang telah dilakukan. development of cocuricular and extracurricular
Pembentukan karakter melalui kegiatan activities. This research uses library research
intrakurikuler juga dapat dilakukan dengan method (library research. Siswa yang memiliki
menggunakan media pembelajaran yang interaktif karakter religius tidak akan mudah terpengaruh
seperti penggunaan gadget dalam kegiatan oleh hal-hal negatif yang dapat merusak masa
pembelajaran. Misalnya pada saat pembelajaran depan. Proses pendidikan yang dilakukan
Fisika pada materi arus listrik dinamis, guru secara terus-menerus akan menimbulkan suatu
dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan kebiasaan dalam diri siswa. Pendidikan berbasis
praktikum melalui aplikasi path. Penggunaan Islam telah memuat nilai-nilai karakter, moral,
gadget dalam kegiatan pembelajaran dapat dan akhlak yang bermanfaat bagi siswa apabila
meningkatkan semangat belajar siswa karena telah terjun ke masyarakat.
pembelajaran lebih bervariasi, efektif, dan Kegiatan upacara bendera dilakukan setiap
menyenangkan (Santoso, 2020). Fungsi gadget hari Senin dan hari-hari besar seperti upacara
dalam pembelajaran yaitu sebagai sumber belajar hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
yang dapat diakses oleh siswa. Karakter yang Agustus 1945. Upacara bendera menjadi kegiatan
dibentuk dalam kegiatan intrakurikuler pada yang wajib dilakukan di sekolah sebagaimana
dasarnya mencakup aspek 4C yang terdiri atas diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
critical thinking, creativity, collaboration, dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2018 tentang
communication. Pedoman Upacara Bendera. Kegiatan upacara
Kokurikuler merupakan kegiatan yang bendera bertujuan untuk membiasakan sikap
dilakukan oleh sekolah untuk mendukung tertib, disiplin, rapi, meningkatkan kemampuan
kegiatan intrakurikuler. Kegiatan kokurikuler memimpin, membiasakan kesediaan dipimpin,
dimaksudkan agar siswa lebih memahami membina kekompakan dan kerjasama, serta
materi pembelajaran yang disampaikan dalam meningkatkan semangat kebangsaan (Ayu
kegiatan intrakurikuler. Tujuan dari kegiatan & Suwanda, 2013). Upacara bendera yang
kokurikuler yaitu mengembangkan minat, bakat, dilakukan setiap hari Senin dapat mendidik
dan kepribadian siswa (Shilviana & Hamami, pola pikir dan perilaku siswa terutama sikap
2020)because intracuricular activities are felt nasionalisme (Bahtiar, 2016). Upacara bendera
to be lacking in developing students’ potential. yang dilakukan oleh siswa merupakan bentuk
Thus, the need for companion activities that can pembiasaan karakter disiplin, tanggung jawab,

Copyright © 2023 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 8, Nomor 1, Maret 2023 17

dan nasionalisme. mandiri dan Kurikulum 2013, serta menerapkan


Kegiatan karya wisata biasa dilakukan di luar hidden curriculum berupa metode Ummi dan
jam pembelajaran misalnya seperti kunjungan program double track. Kegiatan kokurikuler
ke museum, candi, atau kantor pemerintahan. dilakukan dengan melaksanakan sholat dzuhur
Metode karya wisata adalah cara mengajar yang berjamaah, upacara bendera, dan karya wisata.
dilaksanakan dengan membawa siswa ke suatu Kegiatan ekstrakurikuler berupa musik band,
tempat atau objek di luar kelas atau di luar sekolah. bola voli, bola basket, futsal, pasukan pengibar
Hal ini menjadi bagian integral dari pengajaran bendera pusaka (Paskibraka), badan dakwah Islam
karena siswa mengamati secara langsung objek (BDI), crecom/broadcasting dan tim produksi,
yang akan dipelajari. Kunjungan ke museum bulu tangkis, sketch, tari tradisional dan modern,
memiliki pengaruh positif yang signifikan karya ilmiah remaja (KIR), English conversation
terhadap jiwa nasionalisme siswa (Aswat, 2021). and story telling, teater, serta mading.
Kegiatan pembelajaran dengan metode karya
wisata akan memberikan pengalaman belajar DAFTAR RUJUKAN
secara nyata bagi siswa. Kegiatan karya wisata Adit, A. (2020). Kemendikbud: Ini 3 Aspek
yang dilakukan oleh sekolah dapat membentuk Membentuk Karakter Seseorang dan
karakter toleransi, komunikatif, dan tanggung Upayanya. Kompas.com.
jawab. Aminudin, M. (2022). Korban Meninggal
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 134
dilakukan di luar kegiatan intrakurikuler yang Orang. Detik.com.
telah ditentukan. Kegiatan ekstrakurikuler Aninsi, N. (2021). 10 Daftar Konflik Sosial di
merupakan kegiatan tambahan di luar kegiatan Indonesia. Katadata.co.id.
intrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa Aswat, H. B. F., Onde, M. K. L. O., Sari, E. R.,
(Kusuma, 2018). Siswa diperkenankan & Yansen, W. D. (2021). Analisis Iklim
untuk mengikuti lebih dari satu kegiatan dan Budaya Sekolah di Masa New Normal
ekstrakurikuler selama kegiatan yang diikuti terhadap Penguatan Pendidikan Karakter
tidak mengganggu kegiatan intrakurikuler. Berbasis Budaya Lokal Po-5 Sejak Dini.
Waktu kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan Jurnal Basicedu, 6(1), 287-297.
pedoman yang ada dalam tata tertib sekolah Auliya’ilhaq, M. M. (2018). Pengaruh Penerapan
dilaksanakan maksimal 120 menit untuk satu Metode Ummi terhadap Kemampuan
kali pertemuan kecuali untuk persiapan lomba Membaca Al-Qur’an Peserta Didik di
atau pementasan. Kegiatan ekstrakurikuler yang SD Al-Falah Assalam Tropodo Sidoarjo.
dapat diikuti oleh siswa diantaranya yaitu musik Surabaya: Universitas Islam Negeri
band, bola voli, bola basket, futsal, pasukan Sunan Ampel.
pengibar bendera pusaka (Paskibraka), badan Ayu & Suwanda. (2013). Pembentukan Karakter
dakwah Islam (BDI), crecom/broadcasting Siswa SMP Negeri 6 Mojokerto melalui
dan tim produksi, bulu tangkis, sketch, tari Kegiatan Upacara Bendera. Kajian Moral
tradisional dan modern, karya ilmiah remaja dan Kewarganegaraan, 1(1), 148-164.
(KIR), English conversation and storytelling, Bahtiar, R. S. (2016). Upacara Bendera Berbasis
teater, serta mading. Karakter dalam Pengembangan Sikap
Nasionalisme Siswa Sekolah Dasar.
SIMPULAN Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma
Strategi pembentukan karakter siswa di Surabaya.
sekolah dibedakan menjadi tiga yaitu melalui Chairiyah. (2014). Pendidikan Karakter dalam
program pengembangan, pengintegrasian dalam Dunia Pendidikan. Literasi, 4(1), 42-51.
mata pelajaran, serta pembiasaan atau habituasi Faiqoh, Wulandari, N., & Hidayah, N. (2021).
melalui budaya sekolah. Pembentukan karakter Pembiasaan Sholat Dhuha Berjamaah
dengan pembiasaan atau habituasi dapat dilakukan terhadap Pendidikan Karakter di SDN 2
melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, Setu Kulon. Prosiding dan Web Seminar
dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar
dilakukan dengan menerapkan programmed Menuju Era Human Society 5.0.
curriculum berupa Kurikulum Merdeka Jalur Farisa, F. C. (2022). Ferdy Sambo Minta

Copyright © 2023 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 8, Nomor 1, Maret 2023 18

Dibebaskan dari Kasus Brigadir J, Pakar: Murtadlo, M. (2021). Indeks Karakter Siswa
Semua Terdakwa Pasti Berkilah. Kompas. Menurun: Refleksi Pembelajaran Masa
com. Pandemi. Jakarta: Badan Litbang dan
Fauzi, H. N., & Waharjani, W. (2019). Pendidikan Diklat Kementerian Agama Republik
Karakter melalui Pembelajaran Tahfidz Indonesia.
Al-Qur’an Berbasis Metode Ummi bagi Nizary, M. A., & Hamami, T. (2020). Budaya
Siswa SDIT Salsabilla Sleman. Syamil: Sekolah. At-Tafkir, 13(2), 161-172.
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 7(2), Nurizka, R., & Rahim, A. (2020). Internalisasi
131-145. Nilai-Nilai Pancasila dalam Membentuk
Harahap, R. D. S., Murdiono, M., & Siagian, L. Karakter Siswa melalui Budaya Sekolah.
(2022). Penerapan Model Pembelajaran Elementary School, 7(1), 38-49.
Berbasis Masalah sebagai Upaya Penguatan Ol. (2022). Indeks Persepsi Korupsi Indonesia
Karakter Demokratis Mahasiswa. Jurnal 2021 Masih Jauh dari Skor Rata-Rata
Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Global. Mediaindonesia.com.
Kewarganegaraan, 7(2), 489-497. Prabowo, Y. (2022). Pakar Jabarkan 3 Penyebab
Irawati, D., Iqbal, A. M., Hasanah, A., & Arifin, Tragedi Kanjuruhan: Kekerasan Polisi,
B. S. (2022). Profil Pelajar Pancasila Komunikasi Buruk, dan Pengaturan Stadion
sebagai Upaya Mewujudkan Karakter yang Tidak Memadai. Theconversation.com.
Bangsa. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, Rahma, A. N., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi
6(1), 1224-1238. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Kurniawan, M. W., & Lutfiana, R. F. (2021). Indonesia dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Penguatan Nilai-Nilai Pancasila melalui Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 18(1), 63-74.
Budaya Sekolah Berbasis Kearifan Lokal Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
di SMA Se-Malang Raya. Jurnal Civic Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Hukum, 6(1), 61-70. Pendidikan Nasional. Lembaran Negara
Kusuma, D. (2018). Pembentukan Karakter Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
Religius melalui Pembiasaan Shalat 78. Tambahan Lembaran Negara Republik
Berjamaah. Jurnal Kewarganegaraan, Indonesia Nomor 4301.
2(2), 34-40. Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri
Lestari, P. (2016). Membangun Karakter Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20
Siswa melalui Kegiatan Intrakurikuler, Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Ekstrakurikuler, dan Hidden Curriculum di Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.
SD Budi Mulia Dua Pandeansari Yogyakarta. Berita Negara Republik Indonesia Tahun
Jurnal Penelitian, 10(1), 71-88. 2018 Nomor 782.
Lubis, H. (2016). Strategi Penanaman Pendidikan Ridwansah, D. (2022). Fenomena Kenakalan
Karakter Berkelanjutan pada Anak di Remaja Berujung Kriminalitas. Jawapost.
Sekolah. Tazkiya, 5(2), 31-48. com.
Lutfiana, R. F., Mey R, A. A., & Handayani, T. Salabi, A. S. (2020). Efektivitas dalam Implementasi
(2021). Analisis Implementasi Budaya Kurikulum Sekolah. Education Achievment:
Sekolah dalam Membentuk Karakter Journal of Science and Research, 1(1),
Religius Peserta Didik. Jurnal Pendidikan 13-21.
Karakter, 12(2), 174-183. Samrin. (2016). Pendidikan Karakter (Sebuah
Martini, E. (2018). Membangun Karakter Generasi Pendekatan Nilai). Jurnal Al-Ta’dib, 9(1),
Muda melalui Model Pembelajaran Berbasis 122-123.
Kecakapan Abad 21. Jurnal Pancasila Santoso, F. A. (2020). Dampak Penggunaan
dan Kewarganegaraan, 3(2), 21-27. Gawai terhadap Pembelajaran Siswa
Mikrefin, N. (2022). Skor Indeks Persepsi Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu
Korupsi RI 38, di Bawah Angka Rata- Pendidikan, 2(1), 49-54.
Rata Global. Katadata.co.id. Sari, M. K., Suyanti, & Budyartati, S. (2020).
Muchtar, D., & Suryani, A. (2019). Pendidikan Pembinaan Kultur Sekolah sebagai Upaya
Karakter menurut Kemendikbud. Edumaspul: Pembentukan Karakter di SD Manisrejo
Jurnal Pendidikan, 3(2), 50-57. 1 Madiun. Jurnal Bidang Pendidikan

Copyright © 2023 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 8, Nomor 1, Maret 2023 19

Dasar, 4(2), 186-194. Pancasila dan Kewarganegaraan, 5(1),


Shilviana, K., & Hamami, T. (2020). Pengembangan 17-23.
Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler. Wibowo, E. A. (2022). Indeks Persepsi Korupsi
Palapa, 8(1), 159-177. Indonesia 2021 Peringkat 96 dari 180
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Negara. Tempo.co.
(Kualitatif, Kuantitatif, R&D, dan Penelitian Yusuf, N. (2020). Restorasi Ideologi Pancasila
Terapan). Bandung: Alfabeta. dalam Pemikiran Ahmad Syafi’i Ma’arif.
Supardi. (2015). Sekolah Efektif: Konsep Dasar Jurnal Civic Hukum, 5(2), 220-229.
dan Praktiknya. Jakarta: Raja Grafindo Zafi, A. A. (2018). Transformasi Budaya melalui
Persada. Lembaga Pendidikan (Pembudayaan
Supriyanto, A. (2020). Model Pengembangan dalam Pembentukan Karakter). L-Ghazal,
Penguatan Pendidikan Karakter dan Literasi 1(1), 1-16.
Lingkungan. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Copyright © 2023 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai