Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu interaksi antara guru dengan siswa, yang terlihat

dari aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan di sekolah adalah kegiatan pokok, karena berhasil atau tidaknya tujuan

pembelajaran tergantung bagaimana proses pembelajaran tesebut dirancang. Suatu

pembelajaran yang dirancang dengan baik, melalui strategi pembelajaran yang tepat oleh

guru dapat meningkatkan kegiatan belajar yang efektif.

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses belajar mengajar pada mata

pelajaran kimia kelas X SMA N 1 Remboken, selama ini proses belajar mengajar

yang dilakukan terkesan pasif. Beberapa siswa sulit menyatakan pendapatnya di kelas,

juga tidak aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan guru mereka. Hal ini

terjadi hanya karena guru mengajar dengan menggunakan satu metode mengajar saja

yaitu metode ceramah. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa tidak memperoleh

nilai yang memuaskan.

Salah satu materi dasar ilmu kimia adalah konsep mol yang meliputi massa atom

relatif, massa molekul relatif dan tetapan Avogadro. Konsep massa atom relatif dan

massa molekul relatif bersifat abstrak karena tidak mudah dalam menghitung massa suatu

atom ataupun molekul. Menurut Furio (2002) kesalahan konsep siswa, terutama dalam

tingkat makroskopik dari gambaran tentang suatu zat (struktur zat, konsep massa molar)
dengan tingkat (sub) mikroskopik dari atom dan molekul (massa atom dan massa

molekul).

Berdasarkan hal diatas, maka proses belajar mengajar tersebut membutuhkan

model pembelajaran yang bisa menunjang perkembangan berpikir siswa terhadap

materi yang dibahas dalam hal ini materi Konsep Mol. Salah satu model yang

digunakan adalah model Mastery Learning, yaitu model pembelajaran yang

menginginkan peserta dapat menguasai pembelajaran secara tuntas. Belajar tuntas juga

menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas dalam meningkatkan unjuk kerja siswa

ketingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan. Guru dalam

Mastery Learning, harus berupaya mengantarkan kegiatan anak didik kearah

tercapainya penguasaan penuh terhadap bahan yang diberikan. Dalam Mastery Learning,

guru membagi materi pembelajaran menjadi unit-unit yang lebih kecil dengan harapan

masing-masing siswa dapat memahami materi pembelajaran secara tuntas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti inginmelakukanpenelitian

dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) Pada

Materi Konsep Mol Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Remboken.”

1.1 Identifikasi Masalah

1.1.1 Siswa terkesan pasif, yaitu dimana siswa hanya mengharapkan keaktifan

guru bukan karena kemampuan mereka sendiri.

1.2 Beberapa siswa sulit mengemukakan pendapatnya, misalnya saja ada hal yang mereka

kurang pahami mereka lebih memilih untuk diam dibandingkan meminta guru untuk

menjelaskan kembali mengenai materi terkait.


1.2.1 Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, hal ini terjadi

karena berbagai faktor yaitu karena malu atau memang malas bertanya

1.2.2 Guru hanya menerapkan metode ceramah sehingga siswa tidak bisa memahami

materi dengan lebih baik karena kemampuan memahami siswa berbeda-beda.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada

penerapan model pembelajaran Mastery Learning pada pelajaran Konsep Mol.

1.5 Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Mastery Learning dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran

konvensional?

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kimia di kelas X SMA Negeri 1

Remboken dengan penerapan pembelajaran tuntas (Mastery Learning)

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi siswa diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan proses dan

hasil pembelajaran kimia. Juga lewat metode Mastery Learning ini siswa

mampu berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

1.5.2 Bagi mahasiswa calon guru nantinya hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalm melakukan kegiatan pembelajaran

khususnya yang berkaitan dengan upaya meningkatkan aktivitas berpikir

siswa.

Anda mungkin juga menyukai