Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang

diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Klinik Komprehensif.

Dalam penyusunan Laporan kasus ini terdapat begitu banyak kekurangan.

Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya

membangun untuk perbaikan laporan kasus di kemudian hari. akhir kata semoga

laporan ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya kebidanan.

Sulewana, 15 Maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................1
C. Waktu dan Tempat Pengkajian Kasus.........................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................2
A. Tinjauan Umum Masa Nifas.......................................................................2
B. Tinjauan Umum Subinvolusi Uteri.............................................................2
BAB III STUDI KASUS.........................................................................................4
A. Identifikasi Data Dasar................................................................................4
B. Langkah II: Interprestasi Data.....................................................................5
C. Langkah III: Identifikasi Diagnosa/Masalah potensial...............................6
D. Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi..................................................8
E. Langkah V. Rencana Tindakan...................................................................8
F. Langkah VI. Implementasi..........................................................................8
G. Langkah VII. Evaluasi.................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................11
BAB V PENUTUP................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta

selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum

hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.

Pada masa nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan

fisik meliputi ligamen - ligamen bersifat lembut dan kendor, otot-otot tegang, uterus

membesar, postur tubuh berubah sebagai kompensasi terhadap perubahan berat badan

pada masa hamil.

Pada ibu nifas involusi uterus merupakan proses yang sangat penting karena itu

memerlukan perawatan yang khusus, bantuan dan pengawasan demi pulihnya kesehatan

seperti sebelum hamil.

Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah

melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot

polos uterus. Sedangkan subinvolusi adalah penggagalan uterus untuk kembali pada

keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah tertahannya

fragmen plasenta dan infeksi.(Prawirohardjo, 2014).

Proses involusi yang tidak berjalan dengan baik, yang disebut sub involusi, ini akan

menyebabkan perdarahan dan kematian ibu, oleh karena itu Asuhan masa nifas

diperlukan dalam periode masa nifas karena merupakan masa kritis

B. Tujuan

Melaksanakan asuhan kebidanan patologis pada ibu nifas dengan subinvolusi

uterus di Puskesmas Sulewana tahun 2022

C. Waktu dan Tempat Pengkajian Kasus

Pengambilan kasus dilakukan di Puskesmas Sulewana di mulai tanggal 15

Maret 2022

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Umum Masa Nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 .
Pada masa nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan
fisik meliputi ligamen - ligamen bersifat lembut dan kendor, otot-otot tegang, uterus
membesar, postur tubuh berubah sebagai kompensasi terhadap perubahan berat badan
pada masa hamil.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode masa nifas karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayi yang bila tidak ditangani segera dengan efektif dapat
membahayakan kesehatan atau kematian bagi ibu.
Pada masa nifas terjadi perubahan - perubahan baik secara fisik maupun
psikologi. Proses perubahan ini seharusnya berjalan normal namun kadang - kadang
tidak diperhatikan oleh ibu nifas atau bahkan mereka tidak mengetahuinya, sehingga
dapat menimbulkan komplikasi nifas. Salah satu komplikasi nifas adalah proses involusi
yang tidak berjalan dengan baik, yang disebut sub involusi yang akan menyebabkan
perdarahan dan kematian ibu.

B. Tinjauan Umum Subinvolusi Uteri

Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil

setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi

otot-otot polos uterus. Sedangkan subinvolusi adalah penggagalan uterus untuk


kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah
tertahannya fragmen plasenta dan infeksi.(Prawirohardjo, 2014).
Subinvolusi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran

yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif,kadang lebih banyak
mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya.
(Varney’s Midwivery).
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/proses
involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga proses pengecilan uterus
terhambat. Subinvolusi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan

2
kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif,kadang lebih banyak
mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya.
(Varney’s Midwivery).
Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pada sisitem reproduksi pada
masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif. Subinvolusi
adalah kegagalan rahim untuk kembali ke keadaan tidak hamil. Penyebab paling umum
adalah infeksi plasenta. (Lowdermilk, perry. 2006). Subinvolusi uteri adalah proses
kembalinya uterus ke ukuran dan bentuk seperti sebelum hamil yang tidak sempurna
(Adelle Pillitteri, 2002)
Pengukuran involusi dapat dilakukan dengan mengukur tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus dan juga dengan pengeluaran lokia. Involusi uterus melibatkan
reorganisasi dan penanggalan desidua dan pengelupasan kulit pada situs plasenta
sebagai tanda penurunan ukuran dan berat, perubahan lokasi uterus, warna dan jumlah
lokia. Apabila fundus uteri berada di atas batas normal hal ini menandakan terjadi
kegagalan involusi uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil yang menyebabkan
sub involusi. Gejala dari sub involusi meliputi lokia menetap/merah segar, penurunan
fundus uteri lambat, tonus uteri lembek, tidak ada perasaan mules pada ibu nifas
akibatnya terjadinya perdarahan. Salah satunya adalah perdarahan di dalam rahim, hal
ini sangat berbahaya bila darah keluar dengan deras maka ibu kehilangan banyak darah
sehingga dapat terjadi shock sampai terjadi kematian. Kecepatan involusi uterus
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain usia ibu, jumlah anak yang dilahirkan
(paritas), menyusui eksklusif, mobilisasi dini, senam nifas, dan menyusui dini. (Barbara,
2004)

3
BAB III

STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU NIFAS DENGAN

SUB INVOLUSI UTERUS DI PUSKESMAS SULEWANA

TANGGAL 15 MARET 2022

No register : 0006XXX
Tanggal Lahir : 15Maret 2022, Jam: 10:15 Wita
Tanggal Pengkajian : 15 Maret 2022, Jam: 10: 20 Wita

A. Identifikasi Data Dasar

1. Identifikasi bayi dan Orang Tua

a. Identitas Ibu dan ayah

Nama : Ny “E” / Tn “B”

Umur : 23 Tahun / 28 Tahun

Nikah : 1 Kali / ± 1 Tahun

Suku : Pamona / Pamona

Agama : Kristen /Kristen


Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat :Desa Sulewana

Pasien datang ke UGD dengan

Keluhan utama : keluar darah banyak (+) sejak tadi pagi jam 07.00, ganti

pembalut ± 2x penuh

Quick check pusing (-) mual (-) muntah (-) pandangan jelas (+) nyeri ulu hati

(-) sesak (-) akral hangat (+) konjungtiva agak pucat.

4
Riwayat kehamilan ini : pasien mengatakan partus spontan di RSBK tgl 08-

03-2022. Perineum di episiotomi medlatki, dijahit dengan anastesi lidocain.

Perdarahan total 500 cc. Pasien riwayat pk I memanjang. Pasien mengatakan

tidak makan telur dan susu.

Riwayat penyakit (-) riwayat operasi (-) riwayat alergi obat (-) riwayat

CO (-) riwayat urut-urut (-)

Status generalis : KU baik, kesadaran : compos mentis, konjungtiva agak

pucat. Sklera tidak ikhterik

TD: 100/70 mmHg Nd : 100x/mnt Sh : 36,5⁰C RR : 21x/mnt

Oedema (-) / (-) sat.O2 : 100%

Status obstetrik : palpasi abdomen lemas, TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi

uterus lembek, NT (-) NL (-)

Inspeksi : tampak darah (+) ± 2 pembalut penuh, tampak luka jahitan

perineum tebuka, tampak darah merembes aktif dari perineum, tampak

benang chromic suda mulai lepas.

Inspekulo : tampak ostium terbuka ±1cm, tampak storsel (+) seikit didepan

ostium, dibersihkan à darah sudah tidak tampak mengair lagi. Dinding

vaginna utuh, portio licin

PD ata indikasi menilai keaadaan

Ostium terbuka 1 cm, portio tebal lunak arah depan.

Perdarahan total 700 cc

B. Langkah II: Interprestasi Data

1. Diagnosa Aktual

P1A0 post partum hari ke 6 dengan late HPP e.c luka jahitan perineum terbuka,

5
subinvolusi uterus, anemia sedang (Hb 7,5)
Data Subjektif

Ibu mengatakan keluar darah banyak (+) sejak tadi pagi jam
07.00, ganti pembalut ± 2x penuhIbu

Data Objektif

Pasien mengatakan partus spontan di RSBK tgl 08 Maret 2022

2. Masalah aktual

Ibu dengan subinvolusi uterus

Data Subjektif:

Ibu mengatakan keluar darah banyak (+) sejak tadi pagi jam 07.00, ganti
pembalut ± 2x penuhIbu

Data Objektif:

tampak darah (+) ± 2 pembalut penuh, tampak luka jahitan perineum


tebuka, tampak darah merembes aktif dari perineum, tampak benang
chromic suda mulai lepas

tampak perineum terbuka ±4cm. Perdarahan aktif merembes dari


pembuluh darah dari laserasi perineum --) dijepit dengan arteri klem.

Analisa dan Interprestasi Data


1. subinvolusi uterus tergantung dari penyebab yang mendasari, antara lain
dengan pemberian antibiotik apabila terjadi infeksi pada rahim,
eksplorasi rahim, kuretase, pemberian obat-obatan untuk menurunkan
darah dari rahim
C. Langkah III: Identifikasi Diagnosa/Masalah potensial

Potensial terjadi subinvolusi uteri, perdarahan uterus postpartum.

Data Subjektif:

pasien mengatakan partus spontan di RSBK tgl 08-03-2022. Perineum di


episiotomi medlatki, dijahit dengan anastesi lidocain. Perdarahan total 500 cc. Pasien

6
riwayat pk I memanjang. Pasien mengatakan tidak makan telur dan susu.

Data Objektif:

a. TD: 100/70 mmHg Nd : 100x/mnt Sh : 36,5⁰C RR : 21x/mnt

b. Oedema (-) / (-) sat.O2 : 100%

Analisa dan Interprestasi data


Subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh

darah yang lebar tidak menutup sempurna, sehingga perdarahan terjadi terus menerus.

Perdarahan postpartum (PPH) merupakan perdarahan vagina yang lebih dari 24 jam

setelah melahirkan. Penyebab utama adalah subinvolusi uterus. Yakni kondisi dimana

uterus tidak dapat berkontraksi dan kembali kebentuk awal. Ketika miometrium

kehilangan kemampuan untuk berkontraksi, pembuluh rahim mungkin berdarah

secara luas dan menyajikan situasi yang mengancam jiwa mengharuskan

histerektomi.

Data Objektif:

KU baik, kesadaran : compos mentis, konjungtiva agak pucat. Sklera tidak ikhterik

TD: 100/70 mmHg Nd : 100x/mnt Sh : 36,5⁰C RR : 21x/mnt

Oedema (-) / (-) sat.O2 : 100%


Analisa dan Interpretasi Data

a. Status gizi ibu nifas buruk ( kurang gizi)


b. Ibu tidak menyusui bayinya
c. Kurang mobilisasi
d. Usia
e. Parietas
f. Terdapat bekuan darah yang tidak keluar
g. Terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus sehingga proses involusi
uterus tidak berjalan dengan normal atau terlambat
h. Terjadi infeksi pada endometrium
i. Inflamasi

7
D. Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi

Bekolaborasi dengan dokter jaga di Puskesmas Sulewana

E. Langkah V. Rencana Tindakan

1. Tujuan :

a. Subinvolusi dapat tertanggani

b. Pendarahan akibad subinvolusi bissa teratasi

c. Kebutuhan nutrisi terpenuhi/ teratasi

2. Kreteria:

a. Pendarahan berhenti

b. Suhu dalam batas normal ( 36,5ºC-37,5ºC)

c. Tidak ada tanda-tanda Syok.

3. Rencana Asuhan

Tanggal 15-03-2022 pukul 10.15 wita

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasien

Rasional: Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkembangbiaknya


migroorganisme, dimana apabila menyentuh pasien dapat
terkontaminasi.

b. Observasi tanda-tanda vital

Rasional: Tanda-tanda vital memberikan gambaran dalam menentukan


tindakan selanjutnya.

c. Observasi Subinvolusi

Rasional: Subinvolusi memerlukan penanganan kusus.


F. Langkah VI. Implementasi

Tanggal 15 Maret 2022 jam 10.15 wita

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh IBU

Hasil: Petugas sudah mencuci tangan

2. Observasi tanda-tanda vital Hasil: Heart Rate : 120x/menit


Pernapasan : 22x/menit Suhu : 36,5 ºC
TD :114/72

8
3. Observasi Pendarahan

Hasil: Pendarahan diobservasi setiap saat

4. Dokter konsulen visit : - Acc rencana tranfusi darah

- Acc rehecting perineum

- Hasil USG kesan bekuan darah

5. Dilakukan rehecting dengan benang cromic no.2 dan ATR chromic 2/0. perdarahan total

300 cc

6. Petugas bank darah menginformaiskan darah sudah tersedia

7. Infus RL diganti NaCl spoel

8. Infus NaCl spoel diganti darah kolf I, gol.darah B/ (+) no. 141844471.

9. Darah kolf I habis, diganti NaCl spoel

10. Infus NaCl spoel diganti darah kolf II, gol.darah B/(+) no.141938331

11. Melakukan pendokumentasian

Hasil: Sudah melakukan pendokumentasian.

G. Langkah VII. Evaluasi

Tanggal 16 Maret 2022 Pukul 08.00 Wita

Lapor hasil DPL ke dokter jaga

Hb : 8,6 L : 16,6 Ht :25,2 Tr : 373 E : 3,68  advice : iberet tablet 1x1.

Overan dinas pagi


Nyeri luka jahitan (+) pusing (-) pandangan jelas (+) sesak (-) BAK (+)

KU baik, kesadaran : compos mentis, konjungtiva agak pucat. Sklera tidak ikhterik

TD: 110/80 mmHg Nd : 79x/mnt (isi cukup) Sh : 36,6⁰C RR : 22x/mnt, sat.O2 :


100%

9
Palpasi abdomen lemas, TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.
Luka jahitan perineum baik, perdarahan (+)

P1A0 post partum hari ke 7 dengan late HPP e.c luka jahitan perineum terbuka,

subinvolusi uterus, post rehecting, post tranfusi 2 kolf, anemia sedang (Hb 8,6)

Masot : anemia berat, syok Pernapasan : 52x/menit

10
BAB IV
PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan manajemen asuhan kebidanan yang


dilakukan di Puskesmas SULEWANA
Pada kasus ini pasien didiagnosa subinvolusi karena pada usia post partum
hari ke-6, TFU masih 3 jari di bawah pusat dan adanya kontraksi uterus yang
lembek. Ini sesuai dengan teori yang ada.
Pada kasus ini pasien di diagnosa late HPP karena pasien mengalami total
perdarahan 1000 cc. Ini sesuai dengan teori yang ada.
Pada kasus ini dinyatakan adanya bekuan darah, inilah yang menjadi
penyebab terjadinya subinvolusi uterus. Ini sesuai dengan teori yang ada
Pada kasus ini penanganan sudah tepat. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan dalam dan USG untuk menegakkan diagnosa. Pasien mendapat tranfusi
dan iberet tablet untuk memperbaiki hemoglobin.
Pada kasus ini penatalaksanaan rehectig sudah tepat untuk menghentikan
perdarahan karena jahitan perineum yang terbuka.

11
7

BAB V
PENUTUP

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan di Puskesmas Sulewana


melalui bab ini, penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan

Nifas merupakan proses alamiah yang dialami seorang wanita setelah

persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil, namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan

sebab yang abnormal seperti terjadinya sub involusi, yang menyebabkan kondisi

ibu memburuk. Sub involusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal

involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga

proses pengecilan uterus terhambat. Beberapa factor predisposisi Terjadi infeksi

pada endometrium dan Inflamasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gary . 2012. Obstetri Williams volume 1 edisi 23. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida bagus gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Mansjoer,Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Mescher, L. Anthony. 2011. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas edisi 12. Jakarta :
EGC
Mochtar,Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan.2005. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pillitteri,

13

Anda mungkin juga menyukai