Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU BIOMEDIK DASAR

“Elektrokardiogram (EKG)”

Oleh:

Nama : Nabilah Yulviana Richarson

NIM : 2111312035

Kelas : A2 2021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
1. Definisi Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang merekam perubahan potensial


listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu (Ruhyanudin, 2007)
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan
potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung (Ruhyanudin, 2007)
Elektrokardiograf adalah alat untuk mengetahui aktivitas kelistrikan jantung.

2. Sistem Konduksi Jantung


Jantung adalah organ muskular berlubang yang berfungsi sebagai pompa ganda
sistem kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru sedangkan sisi kiri
memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung mempunyai empat ruangan, atrium kanan
dan kiri, ventrikel kanan dan kiri. Jantung merupakan otot tubuh yang bersifat unik
karena mempunyai sifat membentuk impuls secara otomatis dan berkontraksi ritmis.
Pembentukan impuls listrik terjadi dalam sistem penghantar jantung. Adapun jalur
hantaran listrik jantung normal terjadi dalam urutan berikut :
Nodus sinoatrial (SA) – Nodus atrioventrikular (AV) – Berkas His – Cabang berkas –
Serabut purkinje – Otot ventrikel.
Pembentukan dan hantaran impuls listrik ini menimbulkan arus listrik yang
lemah dan menyebar melalui tubuh. Kegiatan impuls listrik pada jantung ini dapat
direkam oleh elektrokardiograf dengan meletakkan elektroda – elektroda ke berbagai
permukaan tubuh (sadapan/leads). Sebuah perangkat elektrokardiograf yang penampil
outputnya berupa plotter akan menampilkan hasil perekaman pada sebuah kertas grafik
millimeter blok.

3. Macam dan Makna Gelombang EKG


A. Bentuk Gelombang

Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen.
Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T sedangkan interval terdiri dari PR interval,
QRS interval dan QT interval dan segmen terdiri dari PR segmen, dan ST
segmen.
Elektrokardiogram terdiri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks
QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga
gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S.
Sinyal EKG terdiri atas :
1) Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif
kecil karena otot atrium yang relatif tipis.
2) Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal
sehingga gelombang QRS cukup tinggi.
3) Gelombang Q merupakan defleksi pertama kebawah. Selanjutnya
defleksi keatas adalah gelombang R. Defleksi ke bawah setelah
gelombang R disebut gelombang S.
4) Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik
istirahat (repolarisasi)

B. Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi
depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai
gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR
sehingga defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV,
berkas His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje.
Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk
gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi depolarisasi di
kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di
kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan,
kecuali di aVR.
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P, gelombang
Q, gelombang R, gelombang S atau bisa disebut “Kompleks QRS”, dan sebuah
gelombang T. Kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang tersendiri,
gelombang Q, gelombang R, gelombang S ke semuanya disebabkan oleh
lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang
normal, gelombang Q dan S sering sangat menonjol daripada gelombang R,
tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks
QRS atau hanya gelombang QRS.
Gelombang P disebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu
atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi, dan kompleks QRS
disebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami
depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan komponen
– komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T
disebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari
keadaan depolarisasi.

Karakteristik Elektrokardiogram
Defleksi Deskripsi
Gelombang yang timbul karena depolarisasi atrium dari
Gelombang P
nodus sinoatrial ke nodus atrioventrikular.
Defleksi negatif pertama sesudah gelombang P dan yang
Gelombang Q mendahului defleksi R, dibangkitkan oleh depolarisasi
permulaan ventrikel.
Defleksi positif pertama sesudah gelombang P dan yang
Gelombang R
ditimbulkan oleh depolarisasi utama ventrikel.
Defleksi negatif sesudah defleksi R. Keseluruhan
Gelombang S depolarisasi ventrikel ini membangkitkan gelombang
QRS kompleks
Gelombang T Gelombang yang timbul oleh repolarisasi ventrikel.

Fase depolarisasi merupakan kondisi dimana terjadi proses penyebaran


impuls/sinyal pada jantung. Fase repolarisasi merupakan kondisi dimana otot-
otot jantung tidak melakukan aktifitas sementara (istirahat). Fase defleksi
merupakan penyebaran proses depolarisasi.

4. Tujuan Pemasangan EKG


Adapun tujuan dari pemasangan EKG adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2) Kelainan-kelainan otot jantung
3) Pengaruh/efek obat-obat jantung
4) Ganguan-gangguan elektrolit
5) Perikarditis
6) Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7) Menilai fungsi pacu jantung
5. Kertas EKG

Kertas grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar) dan vertikal
(keatas), yang berjarak 1 mm (satu kotak kecil). Garis horizontal menggambarkan
waktu, dimana 1 mm = 0.04 detik sedangkan 5 mm = 0.2 detik. Garis vertikal
menggambarkan voltase dimana 1 mm = 0.1 mV sedangkan 10 mm = 1 mV.
Pada perekaman normal sehari-hari, kecepatan kertas dibuat 25 mm/detik,
kalibrasi pada 1 mV. Bila dirubah harus dicatat pada setiap sandapan (lead).

6. Prosedur Pemasangan EKG


Persiapan Pemeriksaan EKG
Persiapan alat-alat yang di butuhkan :
1) Mesin EKG (yang dapat merekam 12 lead
2) Kertas EKG
3) Elektroda EKG
4) Elektroda untuk pergelangan tangan dan kaki
5) Elektroda isap prekordial
6) Tisu.
7) Balon elektroda
8) Plat elektroda
9) Kapas
10) Alkohol
11) Gel EKG
12) Kabel sebagai sumber listrik
Prosedur Pelaksanaan :
1) Mempersiapkan alat EKG
2) Memastikan alat berfungsi dengan baik
3) Mempersiapkan pasien, bila pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain
agar dilepas
4) Pasien dipersilahkan membuka baju atas dan kaos dalamnya serta berbaring di
atas tempat tidur dan dianjurkan untuk tidak tegang (rileks) serta memberitahu
prosedur yang akan dilakukan
5) Membersihkan tempat-tempat yang akan ditempel elektroda dengan kapas
alkohol pada bagian ventral kedua lengan bawah (dekat pergelangan tangan)
dan bagian lateral ventral kedua tungkai bawah (dekat pergelangan kaki), serta
dada
6) Keempat elektroda ekstermitas diberi jelly.
7) Oleskan sedikit pasta elektroda pada tempat-tempat yang akan dipasangkan
elektroda.
8) Pasang keempat elektroda tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki,
dengan ketentuan:
 Merah : lengan kanan (RA)
 Kuning : lengan kiri (LA)
 Hijau : tungkai kiri (LF)
 Hitam : tungkai kanan (RF)
9) Dada diberi jelly sesuai lokasi untuk elektroda
10) Pasang elektroda prekordial (V1-V6) disesuaikan dengan kabel V1 pada
interkosta keempat garis sternum kanan, V2 pada interkosta keempat garis
sternum kiri, V3 pada pertengahan V2 dan V4 pada interkosta kelima garis
pertengahan clavikula kiri, V5 pada axila sebelah depan kiri, V6 pada axila
sebelah belakang kiri
11) Tekan “On” untuk menghidupkan alat
12) Atur posisi jarum penulis agar terletak ditengah lebar kertas, kemudian
membuat rekamankalibrasi
13) Membuat rekaman EKG dari : Lead I, Lead II, Lead III, aVR, aVL, aVf, V1,
V2, V3, V4, V5dan V614.
14) Rekaman setiap sadapan dibuat minimal 3 siklus
15) Setelah selesai membuat rekaman tekan power “Off”, elektroda dilepas, sisa
pasta elektroda pada orang dibersihkan dan dipersilahkan mengenakan baju
kembali
16) Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempat seperti semula.

7. Cara menilai EKG


1) Tentukan irama jantung (Rhytme)
a. Irama teratur
b. HR = 60 – 100 x/menit
c. Gelombang “P” normal, setiap gelombang “P” selalu diikuti oleh
kompleks “QRS”
d. Interval “PR” normal (0.12-0.20 detik)
e. Kompleks “QRS” normal (0.06-0.12 detik)
f. Semua gelombang sama
2) Tentukan frekuensi
3) Tentukan ada tidaknya tanda akibat gangguan elektrolit.
a. Hiperkalemia : gelombang T lancip
b. Hipokalemia : adanya gelombang U
c. Hiperkalsemia : interval QT memendek
d. Hipokalsemia : interval QT memanjang
8. Interpretasi EKG
Untuk membaca/interpretasi sebuah EKG, paling sedikit kita harus mempunyai data-
data tentang hal-hal di bawah ini :
1) Umur penderita: karena bentuk EKG normal pada bayi dan anak-anak sangat
berbeda dengan EKG normal orang dewasa.
2) Tinggi, berat dan bentuk badan: orang yang gemuk mempunyai dinding dada
yang tebal, sehingga amplitudo semua komplek EKG lebih kecil, sebab voltase
berbanding berbalik dengan kuadrat jarak elektroda dengan sel otot jantung.
3) Tekanan darah dan keadaan umum penderita: Hal ini penting apakah
peningkatan voltase pada komplek ventrikel kiri ada hubungannya dengan
kemungkinan hipertofi dan dilatasi ventrikel kiri.
4) Penyakit paru pada penderita: posisi jantung dan voltase dari komplek-komplek
EKG dapat dipengaruhi oleh adanya empisema pulmonum yang berat, pleural
effusion dan lain-lain.
5) Penggunaan obat digitalis dan derivatnya: akan sangat mempengaruhi bentuk
EKG. Maka misalnya diperlukan hasil EKG yang bebas dari efek, digitalis,
perlu dihentikan sekurang-kurangnya 3 minggu dari obat digitalis tersebut.

Terdapat 2 jenis sandapan pada EKG, yaitu :


1) Sandapan Bipolar
Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam perbedaan
potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka romawi I,II dan
III.
a. Sandapan I merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan negatif dan tangan
kiri bermuatan positif
b. Sandapan II merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif dan kaki kiri
bermuatan positif
c. Sandapan III merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan
kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan negatif dan kaki kiri
bermuatan positif.
2) Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Sandapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada satu
ekstremitas, elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan
diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain
membentuk elektroda indiferen.
 aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang
bermuatan (+) dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki
kiri membentuk elektroda indifiren.
 aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang
bermuatan (+) dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki
kiri membentuk elektroda indifiren.
 aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang
bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan
kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
b. Sandapan unipolar prekordial
 Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan
sternum.
 Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
 Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
 Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea
(sekalipun detak apeks berpindah)
 Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea
axillaris anterior.
 Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di
linea midaxillaris.

Anda mungkin juga menyukai