Anda di halaman 1dari 22

Akuntansi aset tetap

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi syarat mata kuliah akuntansi 2

Dosen Pengampu:
Mutia Tsalisa Alawia, S.S.T., M.Ak.

Disusun oleh:
Merita Dwi Anjani (401220143)
Mila Dara indriani (401220145)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesainya


penulisan makalah “Sistem Informasi Akuntansi”. Makalah ini kami susun
berdasarkan buku-buku penunjang yang kami miliki dan dari jurnal-jurnal yang
berhubungan dengan mata kuliah ini.

Penyusun mengungkapkan terima kasih kepada Ibu Mutia Tsalisa Alawia,


S.S.T., M.Ak. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Akuntansi 2 yang telah
memberi tugas ini kepada kami sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni. Dalam kesempatan ini, penyusun
juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang
tua Penyusun dan semua pihak yang telah mengarahkan, membimbing, dan
memotivasi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Penyusun selama
proses penyusunan Tugas Makalah ini.

Penyusun menyadari bahwasanya Makalah yang kami susun ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan Makalah ini.

Ponorogo, 28 Agustus 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan masalah.............................................................................................. 2

BAB II...................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN...................................................................................................... 3

A. Pengertian Aset Tetap .................................................................................... 3

B. Penentuan Biaya Perolehan Aset Tetap. ........................................................ 4

C. Masalah khusus dalam penetuan biaya perolehan ......................................... 8

D. Depresiasi (Penyusutan) ..............................................................................12

E. Revaluasi asset tetap ....................................................................................14

F. Sumber Alam ...............................................................................................14


G. Asset tak berwujud ......................................................................................16

BAB III ..................................................................................................................18

PENUTUP .............................................................................................................18

A. Kesimpulan ..................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara umum, akuntansi mencakup aktivitas yang menghasilkan
pendapatan, mulai dari transaksi yang pertama kali dicatat dalam jurnal
hingga laporan keuangan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa akuntansi
memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan usaha sehari-hari,
terutama untuk kegiatan usaha dalam suatu periode. Pada prinsipnya suatu
perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuan yang diciptakannya.
Untuk membantu mencapai tujuan tersebut, setiap perusahaan mempunyai
aset (aset) tertentu untuk mempercepat kegiatan yang dilakukan perusahaan.
Aktiva tetap merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan
dalam kegiatan produksi dan usahanya. Aktiva tetap tersebut merupakan
salah satu komponen neraca, sehingga penanganan aktiva tetap yang benar
sangat mempengaruhi kewajaran penilaian atas laporan keuangan.
Kewajaran dalam penilaian aset tetap suatu perusahaan dapat disesuaikan
sesuai dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.16
Tahun 2009 yang menyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud,
gambar yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain atau untuk keperluan
administratif, dan digunakan untuk jangka waktu tertentu.
Aset tetap biasanya mempunyai masa manfaat. lebih dari satu tahun,
sehingga harus memberi manfaat bagi perusahaan dalam jangka waktu yang
relatif lama. Namun, manfaat yang diperoleh dari aset tetap sering kali
berkurang seiring berjalannya waktu dan menyebabkan depresiasi (kecuali
tanah).

1
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan aset tetap?
2. Bagaimana penentuan biaya perolehan asset tepat ?
3. Apa saja masalah khusus dalam pentuan biaya perolehan?
4. Apa yang di maksud dengan depresiasi?
5. Apa yang di maksud dengan revaluasi asset tetap?
6. Apa ysang dimaksud dengan asset sumber alam?
7. Apa yang di maksud dengan asset tak berwujud?

C. Tujuan masalah
1. Untuk memahami dan mengetahui prngertian asset tetap
2. Untuk memahami cara penentuan biaya perolehan asset tepat
3. Untuk memahami masalah khusus dalam pentuan biaya perolehan
4. Untuk memahami maksud dari depresiasi
5. Untuk memahami maksud revaluasi asset tetap
6. Untuk memahami pengertian asset sumber alam
7. Untuk memahami pengertian asset tak berwujud

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aset Tetap


Aset atau aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak
berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang
masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun terlebih
dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun.1
Jadi, Aktiva Tetap ialah aktiva yang berwujud dan mempunyai nilai
guna ekonomi jangka panjang yang dimilki perusahaan untuk
menjalankan operasi perusahaan dalam mencapai tujuan dan tidak untuk
dijual Kembali agar memperoleh laba atas penjualan tersebut.
Ciri-ciri aset tetap adalah sebagai berikut:
1. Harta milik perusahaan untuk dipakai (bukan barang dagangan)
2. Dimiliki untuk keperluan bisnis inti (bukan investasi jangka
panjang)
3. Demiliki imiliki untuk digunakan dalam beberapa siklus bisnis
(tanpa peralatan)
4. Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif
lama dan menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue,
maka investasi dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus
diperhitungkan dengan matang.

1
Isbul Waton, Nelsi Adryana, dan Ratih Kusumastuti, “Pengenalan Akuntansi Aset Tetap Berwujud
Stright Line Method,” Trending: Jurnal Manajemen dan Ekonomi 1, no. 3 (2023): 121.

3
Aset tetap di golongkan menjadi empat kelompok yaitu :

1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya


gedung perusahaan.
2. Perbaikan Tanah, seperti jalan disekitar lokasi perusahaan yang
dibangun perusahaan, tempat parkir,pagar, dan saluran air bawah
tanah.
3. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko,
pabrik, dan gudang.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-
mesin, kendaraan, dan mebel.

B. Penentuan Biaya Perolehan Aset Tetap.


Agar berjalan sesuai dengan prinsip akutansi maka asset tetap harus
di cacat sebesar biaya perolehanya. Biaya perolehan meliputi semua
pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan asset, dan
pengeluaran- pengeluaran lain sehingga asset siap digunakan. Contoh,
harga beli mesin, biaya pengankutan mesin, biaya pemasangan mesin.2.
Misalnya:
1. Sebuah computer merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000
dengan potongan tunai 10 % biaya yang dikeluarkan untuk
install computer dan pemasangan hingga siap digunakan
sebesar Rp. 250.000, Maka harga perolehan komputer tersebut
dapat dihitung sebagai berikut:

2
Al Haryono Jusup, “Dasar-dasar Akuntansi jilid 2,” 2018, 135.

4
Biaya pembelian dibebankan secara tunai dan dibayar dalam
transaksi secara tunai. Dalam hal aset non tunai, harga penebusan ditentukan
sebesar nilai wajar aset yang dibeli atau properti yang dijual, mana yang
lebih tepat berdasarkan bukti atau data yang tersedia3. Jika harga beli telah
ditentukan, maka harga beli tersebut akan menjadi dasar akuntansi selama
umur aset yang bersangkutan. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
suatu aset modal berbeda-beda antara satu aset dengan aset lainnya. Berikut
ini akan dijelaskan biaya-biaya yang ditambahkan pada biaya pembentukan
aktiva tetap untuk masing-masing jenis aktiva tetap.

1. Tanah
Harga pembelian tanah meliputi: harga pembelian tunai,
biaya transfer, komisi perantara (jika ada) dan pajak penjualan.
Apabila pada saat pembelian tanah belum siap pakai, misal
kavling berbatu-batu, kasar dan banyak ditumbuhi ilalang, maka
akan dikeluarkan biaya untuk penyiapan tanah untuk
pembangunan, adalah harga pembelian tanah. Apabila tanah itu
dibeli untuk keperluan mendirikan suatu bangunan, sedangkan
di atas tanah itu terdapat bangunan tua yang sudah tidak
dipergunakan lagi, maka biaya perataan bangunan lama itu
ditambah pula dengan harga pembeliannya Bila masih ada
dimungkinkan untuk menjual sebagian bangunan lama, maka
harga jual bangunan lama akan menurunkan harga beli tanah.
Contoh UD Ganen membeli sebidang tanah dengan harga Rp
500.000.000 biaya balik nama yang dikeluarkan Rp 2.000.000,
pajak pembelian Rp 2.500.000. Untuk membersihkan tanaman
liar dikeluarkan biaya Rp 200.000 dan pembongkaran gudang
lama Rp 500.000. Genteng yang merupakan atap gudang dijual

3
Hery M.Si S. E., Analisis Laporan Keuangan (Media Pressindo, 2015).

5
seharga Rp 300.000. Harga perolehan tanah yang dibeli UD
Ganen adalah

2. Gedung
Segala biaya yang berkaitan dengan pembelian atau
pembangunan gedung ditransfer ke rekening gedung. Jika
gedung itu diperoleh dengan cara pembelian, maka harga beli
sudah termasuk harga beli dan biaya notaris. Jika gedung
dibangun sendiri, maka biaya perolehan mencakup seluruh biaya
yang terkait dengan pembangunan gedung tersebut, termasuk
pembangunan listrik dan pipa, jasa arsitektur dan BMI.4 Jika
pembangunan gedung menggunakan dana pinjaman sehingga
menanggung beban bunga, maka beban bunga dapat dibebankan
pada sebagai biaya perolehan gedung tersebut, namun biaya
tersebut hanya selama masa pembangunan.
3. Kendaraan
Biaya pembelian kendaraan sudah termasuk harga invoice,
PPN, biaya pengecatan dan biaya serah terima. Jika ada
pembayaran sebesar, maka pajak kendaraan dan premi asuransi
yang dibayar dimuka bukan merupakan bagian dari harga
pembelian tetapi dihitung sebagai beban usaha pada periode
yang bersangkutan. Contoh: CV WGAH membeli sebuah

4
Auliya Urrahman, “Analisis Akuntansi Aktiva Tetap – Suatu Studi Kasus Pada Pt. Gemaria Poespa
Sriindrapura (Radio Gress 105,8 Fm)” (skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
2010), https://repository.uin-suska.ac.id/10824/.
6
kendaraan dengan harga Rp 300.000.000, pengeluaran lain yang
berhubungan dengan kendaraan PPN Rp 3.000.000, pengecatan
Rp 1.000.000, bea balik nama 1.500.000, premi asuransi
kecelakaan dibayar dimuka Rp 1.200.000 dan biaya pengurusan
STNK Rp 3.500.000. Perhitungan harga perolehan kendaraan
adalah sebagai berikut:

4. Mesin
Harga perolehan mesin meliputi harga beli/faktur, PPN,
premi asuransi pengangkutan, biaya pemasangan dan biaya uji
coba. Dalam hal uji coba mesin memerlukan pembelian bahan
baku, maka harga bahan baku merupakan penambah harga
perolehan Jika hasil uji dapat dijual, maka hasil penjualan akan
mengurangi harga perolehan. Jika terjadi kesalahan dalam
pemasangan, maka biaya untuk memperbaiki kerusakan karena
kesalahan pemasangan tidak boleh menambah harga perolehan
mesin dan harus dibebankan sebagai biaya di luar usaha pada
periode terjadinya. Contoh UD Collour membeli mesin cetak
Noritsu dengan harga Rp 250.000.000. PPN 10% dari harga
faktur, premi asuransi pengiriman Rp 200.000, biaya
pemasangan Rp 500.000. Untuk melakukan uji coba cetak
dikeluarkan biaya Rp 300. karyawan melakukan kecerobohan
sehingga timbul kerusakan dan mesin harus direparasi yang
menghabiskan biaya Rp 400.000. Perhitungan harga perolehan
mesin dan jurnal untuk mencatat harga perolehan mesin adalah
sebagai berikut:
7
C. Masalah khusus dalam penetuan biaya perolehan
Terdapat berbagai cara dalam memperoleh aktiva tetap, yang akan
mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berbagai cara tersebut antara
lain:5
1. Pembelian Tunai
Dalam pembelian secara tunai, harga perolehan adalah harga
beli bersih setelah dikurangi potongan tunai ditambah dengan
pengeluaran-pengeluaran.
Misalnya :
Dibeli mesin pabrik Rp. 55.000.000, pengeluaran yang berkaitan
dengan pembelian mesin antara lain: PPN sebesar Rp. 5.500.000;
Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan sebesar
Rp. 1.450.000 maka harga perolehannya :

5
Rizal Effendi, “Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV.
Sekonjing Ogan Ilir” 5, no. 1 (2015).

1
2. Pembelian dengan Kredit
Pembelian secara kredit jangka panjang pada umumnya
melibatkan bunga. Bunga dapat ditetapkan secara eksplisit dan
secara implisit. Bunga eksplisit dalam pembelian kredit adalah
bunga yang ditetapkan secara jelas atau terus terang Bunga
implisit adalah bunga yang ditetapkan tidak secara terus terang
sehingga harus mencari terlebih dahulu bunganya.6
Baik secara eksplisit maupun secara implisit bunga tidak
boleh dimasukkan dalam menghitung harga perolehan karena
bunga bukan merupakan pengorbanan untuk memperoleh aktiva
tetap, tetapi pengorbanan untuk menggunakan dana pihak lain.

3. Pembelian dengan Menggunakan Wesel Berbunga


Dalam pembelian aktiva dengan jumlah rupiah yang besar,
kadang kadang perusahaan membayarnya dengan wesel
berbunga. Biasanya pembeli diwajibkan membayar uang muka
dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga dimana bunga wesel
dibayar pada saat jatuh tempo wesel tersebut. Harga perolehan
aktiva dihitung dengan jumlah uang muka ditambah nilai
nominal wesel. Sedangkan biaya bunga merupakan biaya
pendanaan (financing cost) yang dicatat dengan mendebet
rekening biaya bunga.
Contoh :
PT FEDNY membeli peralatan pabrik dengan harga tunai
120.000.000 Uang muka yang diberikan sebesar 20.000.000
dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga janka waktu 1
tahun bungan 10% jurnal pencacatan :

6
Erni Damayanti Tupabiri, “Penerapan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No.16 Pada Pt.wahana Wirawan Manado,” t.t.

2
4. Pembelian dalam satu paket (gabungan)
Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut
sebagai pembelian secara lump-sum. Harga paket (Borongan)
didasarkan pada harga perolehan masing-masing aktiva tetap
yang ditentukan dengan harga pasar .
Misal:
PT LISA pada tanggal 1 januari 2010 membeli tanah, gedung dan
peralatan dengan harga total 100.000.000 dan harga pasar
masingmasing sebesar 45.000.000 untuk tanah, 75.000.000 untuk
gedungnya dan 30.000.000 untuk peralatan. Hitunglah alokasi harga
perolehan masing-masing aktiva tersebut dan buatlah jurnalnya.

10
5. Membangun sendiri
Perusahaan terkadang membangun sendiri aktiva tetapnya.
Misalkan perusahaan membangun sendiri kantornya, garasi
ataupun gudangnya. Harga perolehan aktiva yang dibangun
sendiri oleh perusahaan terdiri dari harga material atau bahan
bangunan yang dipakai, upah tenaga kerja, dan biaya lain-lain
meliputi listrik dan depresiasi aktiva tetap perusahaan yang
digunakan untuk membangun. Dan mungkin pula adanya biaya
bunga jika perusahaan dalam membangun meminjam dari pihak
luar sehingga biaya bunga dimasukkan dalam unsur harga
perolehan tetapi hanya biaya bunga selama masa konstruksi saja.
Jika setelah masa konstruksi belum lunas maka biaya bunga
dibebankan sebagai biaya periodik dalam kelompok biaya diluar
usaha dalam laporan laba rugi.
Jika harga perolehan aktiva dengan membangun sendiri lebih
kecil dari (lebih rendah) dari harga aktiva sejenis, perusahaan
tidak diperkenankan mengakui adanya keuntungan akibat
membangun sendiri.
6. Sumbangan
Aktiva tetap dapat diperoleh dari sumbangan, misalnya
sumbangan dari pemerintah atau lembaga lain. Meski untuk
memperoleh sumbangan tidak ada pengorbanan yang
dikeluarkan, akuntansi tetep mencatatnya karena akuntansi
merupakan alat pertanggug jawaban. Aktiva tetap dari

11
sumbangan didebit dan akun lawannya adalah modal
sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai wajar pada saat
sumbangan itu diterima.
Contoh:
Pada tanggal 27 januari 2010 PT Bejobanget menerima
sumbangan dari pemerintah daerah berupa tanah. Nilai
wajar tanah dilokasi setempat adalah 75 juta. Hitunglah
harga perolehan tanah dan buatlah jurnal yang diperlukan.
Karena nilai wajar tanah sebesar 75 juta rupiah maka harga
perolehan tanah sumbangan tersebut sebesar 75 juta rupiah
juga.

D. Depresiasi (Penyusutan)
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap
menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan
sistematis. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya. Depresiasi atau
penyusutan bukan merupakan penilaian aktiva tetap tetapi merupakan
proses pengalokasian harga perolehan. Alokasi dilakukan sepanjang
umur manfaat yang dapat berupa periode waktu atau jumlah
produksi/unit yang diharapkan akan diperoleh dari aktiva tetap tersebut.
Akumulasi depresiasi aktiva tetap menggambarkan jumlah depresiasi
yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana m
yang telah dihimpun.
Ada pun factor faktor yang mempengaruhi perhitungan depresiasi antara
lain:

12
1. Harga perolehan (cost) Harga perolehan suatu aktiva meliputi
seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan
penyiapannya untuk dapat digunakan.
2. Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value) Jumlah
yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva tersebut
tidak digunakan lagi
3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap Aktiva tetap memiliki masa
manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut karena berbagai faktor
seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai, kerusakan (kecuali
tanah).
Depresiasi dapat dicacat dan dapat dilaporkna dengan menggunakan
beberapa metode diantaranta :
1. Metode Garis Lurus
Dalam metode ini, nilai penyusutan dibebankan secara
merata selama estimasi umur aktiva.

2. Metode Unit Produksi


Menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda
menurut jumlah penggunaan aktiva. Rumus: Harga Perolehan -
Taksiran Nilai Sisa Estimasi Jam Mesin Contoh:

3. Metode Saldo Menurun


Menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin
menurun sepanjang umur estimasi aktiva. Dalam metode ini nilai
residu (nilai sisa) tidak diperhitungkan. Persentase yang digunakan
adalah perkalian atas tingkat garis lurus yang dikalkulasikan untuk
berbagai masa manfaat.

13
E. Revaluasi asset tetap
Revaluasi aset adalah penilaian kembali terhadap aset tetap yang
dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut biasanya dilakukan ketika aset tetap
mengalami kenaikan nilai di pasaran. Pasalnya, kenaikan atau penurunan
nilai ini dapat menyebabkan laporan keuangan menjadi tidak wajar. Oleh
karena itu, perlu dilakukan revaluasi agar perusahaan mengetahui
perhitungan penghasilan dan biaya yang sebenarnya.

Manfaat Revaluasi Aset

Revaluasi aset adalah hal yang berguna bagi perusahaan. Adapun


sejumlah manfaat yang diberikan dari pelaksanaan revaluasi aset adalah
sebagai berikut:

a. Sebagai Penilaian Terhadap Aset Tetap Perusahaan


Sejalan dengan tujuan revaluasi aset yang telah disebutkan
sebelumnya, maka manfaat kegiatan ini adalah bisa membantu
mencerminkan nilai wajar atau fair value perusahaan.
b. Pengontrol Modal
Manfaat kedua dari revaluasi aset adalah bisa membantu dalam
mengontrol permodalan agar rasio utang terhadap ekuitas turun Dengan
demikian, perusahaan dapat lebih mudah memperoleh utang dari bank untuk
meningkatkan permodalan karena rasio utangnya menurun Bagi perusahaan
di sektor perbankan, meningkatnya permodalan juga akan berpengaruh ke
Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang semakin
tinggi Artinya, bank dapat memiliki lebih banyak kemampuan untuk
memberikan dana kredit bagi perusahaan maupun nasabah lainnya.
c. Menarik Investor
Manfaat berikutnya dari revaluasi aset adalah dapat membantu
perusahaan untuk menarik investor. Pada dasarnya, revaluasi aset adalah
kegiatan yang bisa meningkatkan performa perusahaan. Tentunya hal ini
dapat meningkatkan daya tarik perusahaan di mata investor.
d. Mengurangi Kewajiban Pajak

14
Manfaat selanjutnya dari revaluasi aset adalah dapat membantu
mengurangi kewajiban pajak suatu perusahaan. Seiring berjalannya waktu,
nilai aset perusahaan pada umumnya akan bertambah. Jika hal tersebut
terjadi, maka biaya penyusutannya pun juga ikut bertambah. Kenaikan biaya
penyusutan setelah revaluasi yang dibebankan pada laporan keuangan
perusahaan bisa membantu meringankan kewajiban perpajakan di tahun-
tahun mendatang sebab laba akan menurun.
e. Membantu Perusahaan yang Akan Merger
Manfaat lainnya dari revaluasi aset adalah bisa membantu
memudahkan perusahaan yang ingin melakukan merger.
Pasalnya, jika masing-masing perusahaan yang ingin merger melaksanakan
revaluasi aset tetap, maka nilai wajarnya untuk perusahaan baru dapat
terlihat.

F. Sumber Alam
Tidak semua perusahaan memiliki aset yang dapat diperbaharui pada
saat nilai ekonomisnya habis. Beberapa perusahaan memiliki aset tetap yang
tidak dapat diperbarui atau diganti pada saat nilai ekonomisnya sampai pada
titik yang terendah. Aset tetap tersebut yaitu Sumber daya alam (natural
resource). Sumber daya alam merupakan aktiva tetap yang sering kali
disebut dengan aktiva yang dapat habis. Yang termasuk ke dalam aktiva ini
adalah minyak, mineral, kayu hutan, bijih besi, dan sumber daya alam
lainnya. Adapun Karakteristik aset tetap berupa sumber daya alam antara
lain:

a. Habis digunakan melalui penambangan,

Tidak dapat diganti (kecuali kayu), Penggantian sumber alam berlangsung


secara alamiah.

15
Pada umumnya aktiva sumber alam berada di atas /dalam tanah, di dasar
laut. Contoh aktiva sumber alam adalah minyak, batubara, biji besi, logam
mulia dan kayu.

Dalam asset sumber daya alam harga perolehan aset tetap berupa
pertambangan dan kehutanan yang tidak dapat diperbarui dan harus dicari
yang baru lagi jika ingin memilikinya. Harga perolehan aset tetap yang
berupa sumber daya alam seperti itu harus dialokasikan ke periode-periode
akuntansi yang memperoleh pendapatan dari aset tetap tersebut.
Pengalokasian harga perolehan inilah disebut dengan deplesi. Jumlah
deplesi ditentukan dengan mengalihkan kuantitas yang di tambang selama
suatu periode dengan tarif deplesi. Tarif ini dihitung dengan membagi biaya
barang tambang dengan estimasi cadangannya.

G. Asset tak berwujud


Aktiva tetap tidak berwujud (Intangible assets) adalah aktiva
berumur panjang yang tidak mempunyai karakteristik fisik dan yang dibeli
bukan untuk dijual kembali, serta digunakan dalam operasi normal
perusahaan7. Aktiva tetap tidak berwujud merupakan hak-hak yang dimiliki
yang dapat digunakan lebih dari satu tahun, aktiva seperti ini mempunyai
nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangan pada laba. Yang
termasuk dalam aktiva tetap tidak berwujud adalah Patent, Hak cipta ( copy
right ), Merek dagang, Franchise, goodwill, dan lain-lain.
1. Patent
Patent adalah suatu hak yang diberikan kepada pihak yang
menemukan sesuatu hal baru untuk membuat, menjual atau
mengawasi penemunnya selama jangka waktu 17 tahun.
2. Hak Cipta ( copy right )

7
Waton, Adryana, dan Kusumastuti, “Pengenalan Akuntansi Aset Tetap Berwujud Stright Line
Method,” 2023.

16
Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pengarang atau
pemain (artis/aktor) untuk menerbitkan, menjual atau
mengawasi karangannya, musik atau pekerjaan pementasan. 8
3. Merek Dagang
Merek dagang/cap dagang bisa didaftarkan sehingga akan
dilindungi oleh undang-undang. Hak untuk merek dagang adalah
tak terbatas.
4. Franchises
Franchises adalah hak yang diberikan oleh suatu pihak
(disebut Franchisor) kepada pihak lain untuk menggunakan
fasilitas yang dimiliki oleh franchisor.
5. Goodwill
Yang dimaksud dengan goodwill adalah semua kelebihan
yang terdapat dalam suatu usaha seperti letak perusahaan yang
baik, nama yang terkenal, pimpinan yang ahli dal lain-lain.

8
Isbul Waton, Nelsi Adryana, dan Ratih Kusumastuti, “Pengenalan Akuntansi Aset Tetap Berwujud
Stright Line Method,” Trending: Jurnal Manajemen Dan Ekonomi 1, no. 3 (2 Juni 2023): 119–31,
https://doi.org/10.30640/trending.v1i3.1131.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aset atau aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak
berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang
masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun terlebih dahulu
yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.

Jadi, Aktiva Tetap ialah aktiva yang berwujud dan mempunyai nilai
guna ekonomi jangka panjang yang dimilki perusahaan untuk menjalankan
operasi perusahaan dalam mencapai tujuan dan tidak untuk dijual Kembali
agar memperoleh laba atas penjualan tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Rizal. “Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada
CV. Sekonjing Ogan Ilir” 5, no. 1 (2015).
Jusup, Al Haryono. “Dasar-dasar Akuntansi jilid 2,” 2018.
M.Si, Hery, S. E. Analisis Laporan Keuangan. Media Pressindo, 2015.
Tupabiri, Erni Damayanti. “Penerapan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16 Pada Pt.wahana Wirawan

Manado,” t.t.

Urrahman, Auliya. “Analisis Akuntansi Aktiva Tetap – Suatu Studi Kasus Pada Pt. Gemaria
Poespa Sriindrapura (Radio Gress 105,8 Fm).” Skripsi, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau, 2010. https://repository.uin-suska.ac.id/10824/.
Waton, Isbul, Nelsi Adryana, dan Ratih Kusumastuti. “Pengenalan Akuntansi Aset Tetap
Berwujud Stright Line Method.” Trending: Jurnal Manajemen dan Ekonomi 1, no.
3 (2023): 119–31.
———. “Pengenalan Akuntansi Aset Tetap Berwujud Stright Line Method.” Trending:
Jurnal Manajemen Dan Ekonomi 1, no. 3 (2 Juni 2023): 119–31.
https://doi.org/10.30640/trending.v1i3.1131.

19

Anda mungkin juga menyukai