Anda di halaman 1dari 2

Kasus D

Seorang laki-laki berusia 68 tahun dibawa ke ke IGD rumah sakit oleh anggota


keluarganya, dengan keluhan bangun tidur tidak bisa mngangkat tangan dan kakinya serta
tidak bisa berbicara. Hasil pengkajan TD 240/110 mmHg, suara tdk jelas, keluar air liur dari
mulut banyak, mata tidak terbuka, ekstremitas atas dan bawah semuanya tdk dapat
digerakkan serta pasien mengalami inkontinensia. Pasien dipindahkan ke ruang rawat Inap. 
Quistion
1. Lakukan identifikasi masalah yang ada pada pasien diatas
2. Jelaskan mengapa masalah tersebut bisa terjadi, jelaskan dengan
menggunakan ilmu dan teorinya
3. Tindakan penunjang apakah yang saudara usulkan kolaborasi dengan tem
kesehatan lain.
4. Buatlah Vidio yang menggambarkan kasus diatas disertai tindakan nya.
5. Buatkan NCP dengan menggunakan 3S
6. Kasus ini akan dipresentasi kan oleh mahasiswa (yang terpilih) dan
didiskusikan melalui google meet/zoom. Dan semua mahasiswa sudah siap :
Vidio, PPT dan materi untuk menjawab masalah yang ada pada kasus tersebut

Kasus E

Pasien seorang perempuan 35 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam dengan keluhan
punggung terasa sakit, dada sakit, nafas sesak, terdengar wheezing, batuk berdahak sejak 2
hari yang lalu, dahak lengket dan susah dikeluarkan. Sesak nafas dirasakan memberat pada
malam hari atau saat cuaca dingin. Pasien sebelumnya pernah dirawat sebanyak 2 kali dengan
keluhan yang sama. Hasil pemeriksaan Tekanan Darah =130/90 mmHg, Nadi =90 x/menit,
Pernafasan =30 x/menit , suhu 37 0C, SpO2 = 92. Pada pemeriksaan auskultasi terdengar
suara ronkhi di lobus atas kiri segmen posterior. Pasien mendapatkan terapi nebulizer 3X
/hari dengan bisolvon 20 tetes, combivent 2,5 mg dan ventolin 2,5 mg.
Tugas mahasiswa :
1.      Susunlah asuhan keperawatan sesuai kasus tersebut serta lakukan analisis!
2. Lakukan tindakan keperawatan sesuai intervensi yang direncanakan dan dokumentasikan
dalam bentuk video!

Kasus F

Seorang pasien laki-laki 54 tahun diatar ambulance ke UGD dengan post KLL. Setiba di UGD pasien dalam
keaadaan turun kesadaran, GCS 3. Terdapat perdarahan, darah keluar dari hidung, mulut, dan telinga. Terdapat
jejas di oxipital kepala, dan frontal. Vital sign: TTD 170/110mmHg, HR 30x/m, T:36, RR:. Pupil bilateral 4 mm,
respon kornea negatif, sefalohematoma parietal kanan, dan otorrhea cairan tulang belakang serebral (CSF) di
sebelah kanan.
Ia membutuhkan dorongan atropin dan infus nicardipine. Garis arteri dan kateter vena sentral dipasang untuk
cairan dan pemberian obat. Perawatan darurat untuk sindrom herniasi termasuk intubasi endotrakeal, 30 gram
Mannitol IV, larutan hipertonik 23% (berat / volume) natrium klorida (NaCl), dan direncanakan kraniektomi
dekompresi sisi kiri.
Namun, sebelum dilakukan intubasi, tiba-tiba pasien tidak bernafas, dan tidak ditemukan nadi.

Kasus G

Ny. Destia (berusia 45 tahun) datang ke IGD Rumah Sakit Umbul Jaya pada tanggal 23
September 2020 pukul 21.00 WIB dengan keluhan nyeri bagian perut skala 6, pada seluruh
area perut. Pasien juga mengeluh mual dan muntah. Pasien dilakukan pemeriksaan USG
Abdomen, didapatkan hasil adanya ruptur appendiks dan adanya peritonitis. Pasien dilakukan
rawat inap di ruang perawatan bedah dan direncanakan akan dilakukan operasi laparotomi.
Pasien dilakukan rangkaian tes laboratorium untuk persiapan operasi meliputi pemeriksaan
darah rutin, EKG dan Rontgen dada. Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal,
EKG: sinus ritme, Rontgen dada tidak terdapat pembesaran jantung, dan CTR (Cardio-
Torako-Rasio) dalam batas normal. Pemeriksaan Laboratorium darah didapatkan nilai Hb
10,4 mg/dl.

Pada tanggal 24 September 2020, pasien dilakukan tindakan laparotomi. Hasil pemeriksaan
Laboratorium pada tanggal 26 September 2020, didapatkan kadar Hb 7,8 mg/dl, Ht 33,40%,
PLT 356, Albumin 3,2 gr/dL, GDS 187 mg/dl.

Pada tanggal 27 September 2020 (post operasi hari keempat), Pada saat pengkajian
didapatkan pasien mengeluh lemas, aktivitas masih dibantu keluarga, luka bekas operasi
terasa gatal, nyeri kadang muncul dengan skala 2-3, seperti tertusuk-tusuk. Berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik didapatkan balutan luka dan kulit disekitar balutan tampak kotor. Tanda
vital TD 120/75 mmHg, RR 20 x/menit, Nadi 87 x/menit, t 370C. Pasien direncanakan untuk
diberikan transfusi darah (WB) sebanyak 1 kolf.

Anda mungkin juga menyukai