Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

Nama Mahasiswa : NURHIDAYANI, S.Pd.I


Judul Modul : PENGEMBANGAN PROFESI GURU
Kegiatan Belajar : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PAI (KB.4)
A. Refleksi :

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI

Guru sebagai pendidik profesional yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa dengan kompetensi
diantaranya mampu melaksanakan tugas keprofesian sebagai pendidik yang
memesona, yang dilandasi sikap cinta tanah air, berwibawa, tegas, disiplin, penuh
panggilan jiwa, samapta, disertai dengan jiwa kesepenuhhatian dan
kemurahhatian.

Pendidik dengan karakter memesona didambakan para siswa di abad ini. Seorang
guru yang memesona adalah guru yang mau dan mampu menghidupkan kelas. Dia
juga memiliki kepiawaian tingkat tinggi dalam menghangatkan suasana kegiatan
Peta Konsep belajar-mengajar. Dan, ini yang terpenting, dia senantiasa berupaya mendorong,
(Beberapa memberikan semangat kepada siswanya, serta menjadikan pencarian ilmu itu
istilah dan sebuah kegiatan yang bermakna dan sangat menyenangkan. Untuk itu guru
1
definisi) di hendaknya terus belajar menjadi guru pembelajar sehingga akan memiliki
modul bidang kemampuan literasi, Creative, Critical thinking, Communicative, Collaborative,
studi inovatif, dan HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Ki Hadjar Dewantara, mengatakan kemerdekaan dalam belajar maksudnya adalah
kemerdekaan belajar yang diusung Ki Hadjar Dewantara yakni bagaimana
membentuk manusia harus dimulai dari mengembangkan bakat. Guru harus
memperhatikan apa yang dapat dikembangkan dari anak didiknya. Guru harus jeli
menelisik kebutuhan anak didik, mana yang harus didorong, dan apa yang harus
dikuatka

Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan prilaku yang selalu mengambil
posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrim dalam beragama.
Moderasi beragama meniscayakan keseimbangan antara akal dan wahyu, antara
jasmani dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara kepentingan individual dan
kemaslahatan komunal antara teks agama dan ijtihad tokoh agama, antara gagasan
ideal dan kenyataan, serta keseimbangan antara masa lalu dan masa depan.
9 nilai utama dalam moderasi beragama yang hendaknya dipraktikkan guru yaitu:
a. at-tawassuth (tengah-tengah)
b. i’tidal (tegak lurus dan bersikap proporsional)
c. tasamuh (toleransi)
d. asy-syura (musyarawah)
e. al-ishlah (perbaikan)
f. al-qudwah (kepeloporan)
g. al-muwathanah (cinta tanah air)
h. al-la‘unf (anti kekerasan)
i. i’tiraf al-’urf (ramah budaya) (Abdul Azis, A. Khoirul Anam, 2021).
Dapat disimpulkan bahwa budaya dan agama tidak dapat disamaratakan atau
diposisikan sama, karena agama merupakan ajaran yang bersumber langsung dari
Allah Swt sedangkan budaya merupakan hasil karya, pemikiran dan pendapat
manusia. Namun demikian, antara agama dan budaya di dalam kehidupan
masyarakat, kedua hal tersebut sering dikaitkan atau dihubungkan, ini tidak bisa
dipungkiri karena sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat.
2. Model Pengembangan Profesionalitas Guru PAI
Pengembangan profesionalitas guru adalah untuk merangsang,
memelihara, dan meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-
masalah keorganisasian. Enam asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi
dalam pendidikan yaitu :
a) Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan,
emosi, dan perasaan, yang dapat dikembangkan segala potensinya.
b) Pendidikan dilakukan secara intensional, yakni secara sadar dan bertujuan,
c) Teori-teori pendidikan merupakan kerangka hipotesis dalam menjawab
permasalahan pendidikan.
d) Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia
mempunyai potensi yang baik untuk berkembang.
e) Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yakni situasi di mana terjadi dialog
antara siswa dengan pendidik, yang memungkinkan siswa tumbuh ke arah
yang dikehendaki oleh pendidik dan selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung
tinggi masyarakat.
f) Sering terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikan, yakni menjadikan
manusia sebagai manusia yang baik, dengan misi instrumental yakni
merupakan alat untuk perubahan atau mencapai sesuatu.
Model pengembangan profesionalitas dengan pola “growth with
character”, mksudnya adalah pengembangan profesionalitas yang berbasis
karakter. Dengan menggunakan model tersebut, profesionalitas dapat
dikembangkan dengan mendinamiskan tiga pilar utama karakter yaitu:
keunggulan (excellence), kemauan kuat (passion) pada profesionalisme, dan
etika (ethical);
a. Excellence (keunggulan), yang mempunyai makna bahwa Guru PAI harus
memiliki keunggulan tertentu dalam bidang dan dunianya, dengan cara:
1) Commitment atau purpose
2) Opening your gift atau ability
3) Being the first and the best you can be atau motivation
4) Continuous improvement
b. Passion for Profesionalisme, yaitu kemauan kuat GPAI yang secara intrinsik
menjiwai keseluruhan pola-pola profesionalitas, yaitu:
1) Passion for knowledge
2) Passion for business
3) Passion for service
4) Passion for people.
c. Ethical atau etika yang terwujud dalam watak yang sekaligus sebagai fondasi
utama bagi terwujudnya profesionalitas paripurna.
1) Trustworthiness
2) Responsibility
3) Respect
4) Fairnessn peraturan yang berlaku;
5) Care; as profesi;
6) Citizenship; menjadi warga negara yang memahami seluruh hak dan
kewajibannya serta mewujudkannya dalam perilaku profesinya.
3. Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru PAI
Srategi dalam pengembangan profesionalitas Gpai adalah In-house
training (IHT) adalah suatu pelatihan yang dilaksanakan secara internal di
kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan; Program magang adalah pelatihan yang
dilaksanakan di dunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka
meningkatkan kompetensi profesional guru; Kemitraan sekolah dapat
dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik, antara
sekolah negeri dengan sekolah swasta, dan sebagainya; Belajar jarak jauh
dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan
dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui
internet dan sejenisnya; Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus
dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, di mana
program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut
dan tinggi; Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan
lainnya; Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan
membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas
internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya; Pendidikan
lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan
alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru; Diskusi
masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala
dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang di alami di sekolah.;
Seminar, Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan
publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi
peingkatan keprofesian guru; Workshop. Workshop dilakukan untuk
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan
kompetensi maupun pengembangan karirnya; Penelitian. Penelitian dapat
dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen
ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran. ;
Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk
diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan; Pembuatan
media pembelajaran dan Pembuatan karya teknologi/karya seni.
4. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru di Kemenag RI
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru yang selanjutnya adalah
PKB Guru adalah pengembangan kompetensi bagi guru yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan. PKB Guru bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional
guru dalam mengemban tugas sebagai pendidik.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru sesuai dengan pasal 5
dilaksanakan dengan prinsip: komprehensif, mandiri, terukur, terjangkau,
multi pendekatan dan inklusif. Penjelasan keenam prinsip tersebut adalah:
a. Komprehensif
b. Mandiri
c. Terukur
d. Terjangkau
e. Multipendekatan
f. Inklusif
Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru terdiri atas
(pasal 6):
a. Pengembangan diri yang meliputi pendidikan dan pelatihan fungsional
dan kegiatan pengembangan diri lainnya yang dilakukan sendiri oleh
guru atau forum kerja guru.
b. Publikasi ilmiah yang meliputi presentasi pada forum ilmiah dan
publikasi pada penerbitan ilmiah.
c. Karya inovatif yang meliputi:
1) Penyusunan standar, pedoman pembelajaran, dan instrumen
penilaian;
2) Pembuatan media dan sumber belajar;
3) Pengembangan atau penemuan teknologi tepat guna.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru diselenggarakan melalui
tahapan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, dan pelaporan.
Perencanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi:
a. Persyaratan peserta;
b. Asesmen guru;
c. Analisis kebutuhan pengembangan profesi;
d. Rencana pengembangan profesi;
e. Pengembangan bahan dan pedoman Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Guru.
Pelaksanaan PKB dapat dilakukan oleh Pemerintah, penyelenggara
pendidikan, asosiasi atau organisasi profesi dan lembaga atau organisasi terkait
dengan ketentuan;
a. Mengacu pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru
yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal;
b. Melakukan penilaian terhadap kemajuan dan hasil belajar peserta,
selama dan di akhir program;
c. Menerbitkan sertifikat pelatihan dan/atau sertifikat kompetensi;
d. Membangun komunitas belajar di lingkungannya untuk meningkatkan
kompetensi guru.
Daftar materi - keunggulan (excellence)
bidang studi - kemauan kuat (passion) pada profesionalisme
2 yang sulit - etika (ethical);
dipahami pada
modul

Daftar materi 1. Masih terjadinya dualisme Pengawas GPAI, kemenag dan kemendikbud,
yang sering sehingga kurang efektif dan sering mengalami miskonsepsi dalam
mengalami pembelajaran terutama dirasakan di kalangan pendidik.
3
miskonsepsi 2. Instrument penilaian sikap dan dan karakter anak yang masih bias, karena
dalam dalam prakteknya sulit di terapkan dengan jumlah siswa banyak dan mengajar
pembelajaran banyak kelas hal ini juga sering menjadi miskonsepsi dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai