Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

NILAI DAN NORMA DALAM KONSTITUSI

Oleh :

WIDHIA ASTUTI MANOPPO


(NIM:101142114)

RENLY APRILIA PAKAYA


(1011421112)

ZULKARNAIN PANTOLY
(1011421208)

WIDO RAHMAT AL-FATTAH HUSAIN(1011421202)

DOSEN PENGAMPUH :

FITRAN AMRAIN SH.MH

KELAS F

S1-ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih

diberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat menyelesaikan

pembuatan makalah ini dengan judul “Nilai dan Norma dalam konstitusi”.

Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga dapat

disusunnya makalah ini. Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu

tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas

perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan

segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat

saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan

makalah-makalah ini lainnya pada waktu mendatang.

Gorontalo,4 November 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Konstitusi..................................................3

2.1 Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa –Negara Indonesia.........4

2.1 Pentingnya nilai norma dalam konstitusi.......................................................5

BAB III PENUTUP.................................................................................................7

3.1 Kesimpulan................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai
ketatanegaraan. Berdirinya sebuah negara tidak lepas dari adanya konstitusi yang
mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut
Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis.

Pada saat anda menemukan aturan atau hukum yang berisi ketentuan yang
mengatur bagaimana pemerintahan dijalankan, artinya anda telah menemukan
bagian atau isi dari konstitusi. Indonesia adalah negara hukum. Terbukti dengan
adanya konstitusi yang berlaku di Indonesia yaitu Undang – Undang Dasar 1945,
seperti yang kita kenal saat ini. Tapi seolah-olah warga negara Indonesia, tidak
menganggap adanya UUD 1945 tersebut. Terbukti bahwa mereka sangat tidak
menghiraukan hukum, dengan melakukan berbagai macam penyimpangan-
penyimpangan hukum, baik hukum sosial, maupun Hak Asasi Manusia (HAM).
Pengetahun ataupun materi tentang Undang-undang Dasar 1945 harus kita pelajari
sejak dini. Yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi kita. Apalagi selaku tunas
bangsa yang nantinya akan ikut memimpin negeri ini harus mengetahui segala hal
yang berkaitan dengan kenegaraan termasuk Undang-undang Dasar 1945.

Dalam konstitusi terdapat tiga nilai, yakni:

(i) normatif yang berarti konstitusi benar-benar dijalankan secara utuh;


(ii) Nominal yang berarti konstitusi belum benar-benar dijalankan secara
maksimal;
(iii) semantik yang berarti konstitusi tidak dijalankan sama sekali. Idealnya
nilai konstitusi harus dijalankan secara normatif untuk mencapai tujuan
negara.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa
Negara Indonesia?
2. Apa pentingnya konstitusi dalam berbangsa Negara ?
3. Apa pentingnya nilai dan norma dalam konstitusi?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui penjelasan tentang konsep dan urgensi berbangsa
Negara
2. Untuk memahami bagaimana pentingnya konstitusi dalam berbangsa
Negara
3. Untuk memahami bagaimana pentingnya nilai dan norma dalam
konstitusi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Konstitusi
Ada dua istilah terkait dengan norma atau ketentuan dasar dalam kaitan dengan
kehidupan kenegaraan dan kebangsaan. Kedua istilah tersebut adalah konstitusi
dan UUD. Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “constituer” yang berarti
membentuk, maksud dari istilah tersebut adalah pembetntukan, penyusunan suatu
negara atau pernyataan berdirinya suatu negara. Atau prokmalasi berdirinya suatu
negara baru yang berdaulat. Dalam bahasa latin konstitusi merupakan gabungan
dua kata, yakni cume berarti “bersama dengan...” dan statuere berarti “membuat
sesuatu agar bisa berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu secara bersama-
sama dan bentuk jamak constitutiones berarti segala sesuatu yang telah ditetapkan
(peraturan dan Udangan-Undang).

Istilah konstitusi dalam bahasa inggris memiliki makna yang lebih luas dari
pada UUD, yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan-praturan baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur dan mengikat cara-cara
bagaimana suatu oemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Sedangkan UUD adalah bagian tertulis dalam konstitusi.Herman Heller
berpandangsn bahwa konstitusi lebih luas dari pada UUD. Konstitusi tidak hanya
bersifat yuridis, melainkan juga bersifat sosiologis dan politis.sedangkan UUD
hanya merupakan sebagian dari pengertian konstitusi.

Dari beberapa pengertian di atas konstitusi dapat dirumuskan sebagai berikut:


1. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan opembatasan kekuasaan kepada para
penguasa negara.

2. Suatu dokumen tentang pembagian tgas dan sekaligus petugasnya dari suatu
sistem.

3. Suatu diskripsi yang menyangkut Hak Asasi Manusia.

Merujuk pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan konstitusi adalah
suatu kerangka yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang
menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak

3
haknya. Konstitusi menurut pandangannya merupakan kerangka negara yang
diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga
yang tetap (permanen), dan yang menentapkan fungsi-fungsi dan hak-hak dari
Lembaga lembaga permanen tersebut. Sehubungan dengan itu C.F Strong yang
menganut paham modern secara tegas menyamakan pengertian konstitusi dengan
undang undang dasar. Rumusan yang dikemukakannya adalah konstitusi itu
merupakan satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintahan, hak-hak
yang diperitah, dan hubungan antara keduanya (pemerintah dan yang diperintah
dalam konteks hak-hak asasi manusia). Konstitusi semacam ini dapat diwujudkan
dalam sebuah dokumen yang dapat diubah sesuai dengan perkembagan zaman,
tetapi dapat pula berupa a bundle o separate laws yang diberi otoritas sebagai tata
hukum tata negara.

2.1 Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa –Negara Indonesia


Tentang pengertian konstitusi menurut para ahli terdapat perbedaan
pendapat.Perbedaan tersebut berkaitan dengan dua pendapat dikalangan para
ahli,ada ahli yang membedakan antara konstitusi dengan Undang Undang Dasar
tetapi ada pula ahli yang menyamakannya.

Adanya persamaan dan perbedaan antara konstitusi dan Undang Undang Dasar
sebenarnya telah berlangsung lama, yaitu dimulai sejak Oliver Cromwell yang
menamakan Undang Undang Dasar itu sebagai Instrument of Government dengan
pengertian bahwa Undang Undang Dasar itu dibuat sebagai pegangan untuk
pemerintah

Secara garis besar tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan


sewenangwenang pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah dan
menetapkan pelaksanan kekuasaan yang berdaulat. Menurut Bagir Manan, hakikat
tujuan konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi yaitu
pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap
hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak lain.

Dalam berbagai literatur hukum tata negara maupun ilmu politik ditegaskan
bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk
membentuk sistem politik dan sistem hukum negara. Dalam ranah kekuasaan

4
yang di ada masyarakat, nmaka kekuasaan politiklah yang paling mempunyai arti
dan kedudukan penting. Oleh karena itu, kekuasaan politik dan negara harus
diintegrasikan, kesatuan kekuasaan politik dan negara ini diwujudkan dalam
aturan dasar yang kongkrit dan rinci agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan
(abuse of power) oleh seseorang yang sedang menjabat dan berkuasa atas nama
rakyat.

Fungsi konstitusi adalah:

1.Kontitusi berfungsi sbagai landasan konstitusinalisme.

2.Konstitusi berfungsi untuk membatsi kekuasan pemerintah sedemikian rupa,


sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang wenang.

3. Konstitusi berfungsi:

a) Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam


menjalankan kekuasaan tidak sewenang wenang terhadap rakyatnya.
b) Memberi suatu rangka hukum bagi perubahan masyarakat yang di cita
citakan tahap berikutnya
c) Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya
d) Menjamin hak hak asasi warga negara

Selanjunya dalam paham konstitusi (konstutusionalisme) yang demokratis


dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:

1. Anatomi kekuasaan (Kekuasaan Politik) Tunduk pada hukum.


2. Jaminan dan perlindungan hak asasi manusia
3. Peradilan yang bebas dan mandiri (independen)
4. Pertanggung jawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik sebagai sendi
utama dari asas kedaulatan rakyat

2.1 Pentingnya nilai norma dalam konstitusi


Nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan dalam hal
mempertimbangkan keputusan yang akan diambil kemudian. Nilai juga

5
merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena mencakup pemikiran dari
seseorang.

Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang


bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan
sentosa. Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya dalam bahasa
Prancis dikenal dengan istilah constituer, dalam bahasa Latin/Italia digunakan
istilah constitutio, dalam bahasa Inggris digunakan istilah constitution, dalam
bahasa Belanda digunakan istilah constitutie, dalam bahasa Jerman dikenal
dengan istilah verfassung, sedangkan dalam bahasa Arab digunakan istilah
masyrutiyah (Riyanto, 2009). Constituer (bahasa Prancis) berarti membentuk,
pembentukan. Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah membentuk
suatu negara. Kontitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai
suatu negara atau dengan kata lain bahwa konstitusi mengandung permulaan dari
segala peraturan mengenai negara (Prodjodikoro, 1970), pembentukan suatu
negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara (Lubis, 1976),88 dan sebagai
peraturan dasar mengenai pembentukan negara (Machfud MD, 2001). Dan untuk
mengetahui urgensi itu kita harus terlebih dahulu mengetahui fungsi dari
konstitusional

Dari pandangan ini, dapat dipahami, mengapa manusia dalam bernegara


membutuhkan konstitusi. Menurut Hobbes, manusia pada "status naturalis"
bagaikan serigala. Hingga timbul adagium homo homini lupus (man is a wolf to
[his fellow] man), artinya yang kuat mengalahkan yang lemah. Lalu timbul
pandangan bellum omnium contra omnes: perang semua lawan semua. Hidup
dalam suasana demikian pada akhirnya menyadarkan manusiauntuk membuat
perjanjian antara sesama manusia, yang dikenal dengan istilah factum unionis.
Selanjutnya timbul perjanjian rakyat menyerahkan kekuasaannya kepada
penguasa untuk menjaga perjanjian rakyat yang dikenal dengan istilah factum
subjectionis.

Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan


terhadapkekuasaan politik.- Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol

6
kekuasaan dari penguasaan sendiri.- Konstitusi bertujuan memberikan batasan-
batasan ketetapan bagi para penguasa dalammenjalankan kekuasaannya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konstitusi adalah hukum dasar tertulis ataupun hukum dasar tak tertulis.
Konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Undang-undang 1945 yang
dibentuk sejak Indonesia sukses memproklamasikan kemerdekaannya.Yang
dimaksud dengan konstitusi adalah suatu kerangka yang diorganisasikan melalui
dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan
mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya. Konstitusi menurut pandangannya
merupakan kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum,
yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap (permanen), dan yang
menentapkan fungsi-fungsi dan hak-hak dari lembaga lembaga permanen tersebut.
Sehubungan dengan tegas menyamakan pengertian konstitusi dengan undang
undang dasar. Rumusan yang dikemukakannya adalah konstitusi itu merupakan
satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintahan, hak-hak yang
diperitah, dan hubungan antara keduanya (pemerintah dan yang diperintah dalam
konteks hak-hak asasi manusia). Konstitusi semacam ini dapat diwujudkan dalam
sebuah dokumen yang dapat diubah sesuai dengan perkembagan zaman, tetapi
dapat pula berupa a bundle o separate laws yang diberi otoritas sebagai tata
hukum tata negara.

7
DAFTAR PUSTAKA
Basyir, Kunawir,dkk. 2013. Pancasila dan Kewarganegaraan. Surabaya: UIN
Sunan Ampel Press

Ahmad,Intan.2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga

Frinaldi,Aldri,dkk.2005.Perubahan Konstitusi Dan Implikasinya Pada Perubahan


Lembaga Negara. Jakarta: Salemba

Dahlan,Tholib,dkk.2005.Teori Perubahan Dan Hukum Konstitusi.Jakarta:Raja


Gafrindo Persada

Sutaryo, dkk.2010. Membangun Kedaulatan Bangsa Bedasarkan Nilai

https://id.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Konstitusi_Republik_Indonesia

https://pandidikan.blogspot.com/2011/04/sejarah-konstitusi-dan-amandemen-
uud.html

Anda mungkin juga menyukai