Anda di halaman 1dari 4

METODE PENGAJARAN NAHWU DALAM ASPEK PENGAJARAN BAHASA ARAB

1
Samin, 2Hari Febriansyah
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hidayatunnajah Bekasi
E-mail: alamat.samin.050691@gmail.com, harisulasman@gmail.com

Naskah Diterima Tanggal ...............;Direvisi Akhir Tanggal................;Disetujui Tanggal .................


doi: .....................................

Abstrak
Artikel ini membahas tentang metode pengajaran Nahwu dalam pengajaran bahasa Arab. Ada dua metode pengajaran
Nahwu dalam bahasa Arab yang populer: metode al-qiyasiyyah (metode sampling) dan metode al-istiqrâiyyah (metode
induktif). Namun kedua cara ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, dalam mengajar
Nahwu, hendaknya guru bahasa Arab memadukan dua metode pengajaran Nahwu tergantung kondisi siswa yang akan diajar
oleh guru tersebut.

Kata-kata kunci: Nahwu, Metode analogi, Metode induktif

Abstract
This article discusses the Nahwu teaching method in teaching Arabic.There are two popular methods of teaching Nahwu in
Arabic: the al-qiyasiyyah method (sampling method) and the al istiqrâiyyah method (inductive method). But both of these
methods have their own advantages and disadvantages. Therefore, in teaching Nahwu, Arabic teachers should combine two
Nahwu teaching methods depending on the conditions of the students to be taught by the teacher.

Keywords: Nahwu, Analogy method, Inductive method

PENDAHULUAN
Sebagai bahasa Islam, bahasa Arab sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi umat Islam.
Sebagai salah satu ilmu utama bahasa Arab, ilmu Nahwu tidak bisa diabaikan karena tanpa ilmu Nahwu maka bahasa Arab
akan menjadi kacau dan susunan kata serta kalimat menjadi tidak teratur. Maka untuk belajar bahasa Arab penting untuk
mengetahui ilmu Nahwu.
Rasanya ilmu nahwu merupakan ilmu yang sulit untuk dipahami, meskipun metode pengajaran ilmu ini banyak
diamalkan oleh para guru nahwu, namun para siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Oleh karena itu,
perlu digunakan metode dan langkah pengajaran yang tepat serta mata pelajaran prioritas yang diajarkan kepada siswa, agar
tercipta kondisi yang kondusif bagi mereka dalam menyerap ilmu nahwu.
Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang perlu dibahas, yaitu:
Seberapa pentingkah mempelajari Nahwu khususnya bagi pelajar yang ingin berkomunikasi dalam bahasa Arab? ; Metode
manakah yang sebaiknya digunakan agar siswa dapat mempelajari Nahwu dengan mudah? Inilah beberapa pertanyaan
penting yang akan dibahas dalam artikel ini.

DEFINISI ILMU NAHWU


Nahwu secara bahasa berarti tujuan, contoh, ukuran, bagian, dan sebagainya. Menurut Syekh Musthofa Al-
Ghuyalaini, ilmu tentang kaidah-kaidah yang dengannya status kata-kata Arab dapat diketahui dari istilah i'rab dan
mabninya. Artinya ditinjau dari keadaan strukturnya, kita dapat mengetahui akhir kata pada keadaan rafa, nashab, jar,
jazem, apabila berada dalam sebuah kalimat1.
Nahwu adalah suatu ilmu yang dengannya untuk mengetahui hukum hukum kalimat arab baik secara mufrad atau
tersusun2. Atau kaidah-kaidah untuk mengetahui bentuk-bentuk kata baik dalam keadaan Mufrad, Tasniyyah, maupun
Jama’3
Saat ini, setelah berkembangnya penelitian dan analisis kebahasaan, para ulama cenderung mengubah dan
memperluas makna ilmu nahwu, tidak hanya terfokus pada pembahasan i’rab dan bina’ suatu kata tetapi dapat juga
mencakup pembahasan tentang penyaringan leksikal. , hubungan hakiki antara beberapa kata, kesatuan beberapa kata dalam
suatu rangkaian bunyi tertentu, dan hubungan antara kata-kata dalam suatu kalimat dengan unsur-unsur pembentuk suatu
ungkapan atau kalimat (Husain, 1959:97).
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan baru mengenai pemahaman baru ilmu nahwu ini menjaga urgensi
i'rab. Pasalnya i'rab merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembentukan kalimat bahasa arab, tanpa i'rab
kalimat bahasa arab tidak akan sempurna, karakter arabnya akan hilang jika i'rab tidak sempurna.
Kecenderungan sekelompok orang mengabaikan pertanyaan i'rab karena menganggap tidak dapat diterima jika
hanya menambahkan sukûn di akhir setiap kata. Namun agar tidak terlalu mempersulit siswa, materi ilmiah nahwu yang
diajarkan harus efektif digunakan dalam bahasa Arab sehari-hari dan berhubungan langsung dengan fungsi dasar nahwu,
yaitu mengidentifikasi kata akhir dan penyelesaiannya. . membuat kalimat sempurna. . Untuk pertanyaan ilmiah yang
mendalam tentang nahwu, pengajarannya ditunda terlebih dahulu. Beberapa hal dalam mempelajari ilmu nahwu yang
sebaiknya ditunda antara lain:

1. i’râb takdîrî yang ada pada ism maksûr, ism mankûs


2. i’rab mahallî;
3. tas}ghîr;
4. fi’l yang mabnî;
5. huruf zâidah;
6. ta’ajjub yang bersigat af’al-bih;
7. asmâ’ af’âl;
8. nâ’ib al-fâ’il yang terdiri atas al-zarf dan al-jâr wa al majrûr;
9. jazm al-mudâri’ sebagai jawâb shart;
1
Mustafa al ghalayain, Jami al- Durus al- Arabiyyah, (Beirut: Dar al- khotob al- Alamiyyah 2009),hal.8
2
Al-Lughah Al-Arabiyyah Watta’lim (majmu’lughah al-Arabiyyah Bidamaskus 2000), hal. 193
3
Hifni Bika, Nashif Qawaidul lughatul Arabiyyah, (Cv Megah Jaya: 2009), hal. 1
10. adawât al-shart yang tidak men-jazm;
11. al-istighâthah;
al-Nadbah
.

Anda mungkin juga menyukai