Novel Jadi Mimpi Di Bulan Mei. 70%
Novel Jadi Mimpi Di Bulan Mei. 70%
Di tanah
juang
Sebuah senandika tentang cinta, luka, dosa
22_september 1999
Sapril
Sapril
Editor :
Nama
Desain Cover :
Nama
Sumber :
Link
Tata Letak :
Nama
Proofreader :
Nama
Ukuran :
Jml hal judul, Jml hal isi naskah, Uk: 14x20 cm
ISBN :
No ISBN
Cetakan Pertama :
Bulan 2019
PENERBIT DEEPUBLISH
(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Anggota IKAPI (076/DIY/2012)
Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581
Telp/Faks: (0274) 4533427
Website: www.deepublish.co.id
www.penerbitdeepublish.com
E-mail: cs@deepublish.co.id
KATA PENGANTAR / UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis / Nama
1
Mula-Mula
BAB I
Alam Itu
Diadakan,
Diciptakan
2
Pertemuan adalah awal sebuah fase. Karena, dengan
pertemuan kita awali sebuah perkenalan, lalu kemudian
kita diam-diam saling menyimpan perasaan, lalu kemudian
kita mulai merasakan kenyamanan, lalu kemudian kita
mulai terjatuh dalam sebuah keterbiasaan, lalu kemudian
kita mulai merasakan sebuah kecocokan, lalu kemudian
kita menjalin sebuah hubungan, lalu kemudian kita
mengenal yang namanya kebahagiaan, lalu kemudian kita
akhirnya melepas yang namanya kerinduan, lalu kemudian
sedikit-sedikit kita mulai mengenal persoalan, lalu
kemudian kita mulai merasakan ketidakcocokan, lalu
kemudian kita harus merelakan sebuah perpisahan, lalu
kemudian kita akan merasakan sebuah kesendirian, lalu
kemudian kita akan merasakan kembali sebuah kerinduan,
lalu kemudian kita akan belajar menghargai sebuah
kebersamaan, lalu kemudian kita akan paham bahwa
semua itu hanyalah titipan Tuhan.
Iya, Tapi sebenarnya akan lebih panjang lagi jika semua itu
dibahasakan dengan perbuatan dan realita kehidupan.
Tarik nafasmu! Sebab, setelah ini nafasmu akan diganggu
oleh kenangan, dan cerita tentang rentetan luka-lukaku.
3
meyakinkan, perlu mencari dalil untuk membenarkan,
perlu menatap langit untuk mengingatkan, perlu beberapa
kawan untuk mendengarkan, perlu waktu lama untuk
menceritakan, tentangmu.
4
terdapat sayap, di kepalanya juga hanya bermahkotakan
sehelai jilbab. Namun ia lebih indah dari bidadari bersayap,
dan lebih menawan daripada bidadari bermahkota intan
permata, sekalipun. Sekali lagi, ia itu beda, lebih mirip
dengan manusia. Tapi manusia tercantik di bumi.
5
maupun swastamita, ribuan rasa yang kau bawa serasa
aroma ribuan bunga. Inikah yang dinamakan asmara, dan
jatuh cinta?
6
Biar sejenak kududuk bersantai bersama alam,
sedikit bercerita tentangmu, tentang kau yang berjilbab
merah, tentang kedatanganmu yang secara tiba-tiba,
tentang wajahmu yang begitu cerah, tentang hari-harimu
yang selalu ceria, tentang bersamamu yang tak pernah
kulupa, tentang akhlakmu yang kukira mulia, tentang
langkahmu yang mendebarkan dada, tentang hatimu yang
telah lama bertahta, tentang senyummu yang
mengandung cinta, tentang wangimu yang harum terasa,
tentang cantikmu yang menikmatkan mata, tentang
matamu yang disebut nayanika, tentang suaramu yang
mencandukan telinga, tentang kejammu yang tak pernah
kuduga, tentang namamu Sitti Aisyah Nur Ma'arifa, dan
tentang kita yang pernah bertemu di suatu masa.
7
kecantikan bidadarilah yang akan membawaku pada
kesadaran bahwa kaulah hakikat keindahan, percikan
kemahakuasaan tuhan. Maafkan aku, biar kuceritakan
padamu tentang kesalahanku menempatkanmu, tentang
kebingunganku menilai cantikmu, tentang kegagalanku
memecahkan kontroversi antara kau dan bidadari.
8
putihnya, menjemputmu. Menjemputmu, lalu
membawamu terbang, di atas awan.
9
pantaipun rupanya tak ingin ketinggalan, ia seolah-olah
membusungkan dadanya agar terlihat oleh pantai dan
gunung, dan menggatakan pada keduanya, ’’cuma aku
yang pantas untuknya, menjadi pendamping hidupnya’’.
10
kuantar. Biar kutebak, pasti kau bukan pribumi, penduduk
asli bumi? Jika kau bukan dari langit, maka pasti dari surga.
Kau pasti bukan manusia, bukan pula malaikat apalagi
hantu, kau pasti bidadari surga yang paling indah. Jangan
heran mengapa aku tahu, wajahmu mengatakan itu.
11
“Aku dari Kota Maju, sebuah daerah indah di Pulau
Sulawesi.” jawabnya sambil menunjuk kearah timur.
Seakan tak sadar, tangan kananku langsung saja meraih
sebuah ponsel produk terbaru, di kantung celanaku.
Melalui aplikasi di ponsel itu, kucari petanya; letak kota
yang dimaksud.
12
pertemuan yang secara tiba-tiba itu, aku merasa ada
sesuatu yang aneh denganku, mungkin jika diungkapkan
oleh seorang yang puitis, bunyinya 'hatiku telah hilang,
dicuri olehnya' namun kalau aku, sangat tidak sepakat
dengan kata itu. Aku lebih percaya bahwa hatiku telah
mencurinya, memasukkan ke dalamnya, atau bahwa ia
dengan sengaja masuk ke dalam hatiku, entah mencari
perlindungan atau mencari cinta dan kasih sayangnya.
******
13
seperti alam. kita juga diadakan dan diciptakan.
Diadakan agar saling mendoakan, Dipertemukan agar
saling menyempurnakan, kemudian dipisahkan agar
saling menanam kerinduan.
****
Lalu
BAB II Alam Itu Memberi
Kehidupan
14
Hiduplah seperti alam, yang taunya memberi cinta tanpa
mengharap pamrih, setidaknya dengannya aku kau dan mahluk
lain dapat bertahan hidup dan menghidupkan cinta
***
2. Masih dipendam
15
Ada bait-bait lagu yang belum ternyanyikan, ada
beberapa kalimat yang belum tersampaikan. Juga beberapa
doa yang tak sempat terucapkan. Bukan hanya karena
masih malu terhadapmu yang sempurna, tapi tepatnya
waktu memang perlu ditunggu. Kupercaya waktunya kan
tiba, hingga kau dan aku kan menjadi kita. Hingga kau tak
lagi sempurna tanpa aku, hingga aku jadi sempuna karena
hadirmu. Hingga langit dan bumi kan cemburu, melihat kita
menjadi satu. Bahkan mungkin gunung dan pantai kan
merasa malu, dengan serasinya hubungan kita.
16
hanya akan melukaimu. Karena bagiku, prioritas utamaku,
adalah segala yang baik untukmu.
17
atau hanya sekedar membuang sepi, "Hay, selamat pagi,"
ucapku yang sebenarnya mengandung rindu.
18
Dan sekarang aku ingin kau rasa, ada cinta dalam diriku
yang telah lama memihak padamu, telah lama terfokus
padamu. Cinta yang hadir ini melebihi kecepatan suara,
jadi jangan tanyakan dari arah mana ia muncul! Karena
pasti, pasti aku tak mampu menjawabnya dengan kata-
kata.
~s~
19
Kita memang tak seirama, lirik kita pun berbeda,
aku bersabda cinta sedang kau berkata benci. Namun kita
tetap berada dalam satu lagu yang sama, pencipta kita
sama. Kita sengaja dibedakan agar dapat seimbang,
berirama, berpasangan, dan saling menyempurnakan. Kita
juga ditempatkan pada bait yang berbeda, tujuannya agar
saling mencari dan saling merindu.
20
sayap liarmu, kubiarkan sayap liarmu membawamu
terbang pergi menjauh walau pada jarak yang tak lagi
dapat kujangkau. Karena jika kau ditakdirkan menjadi
milikku, maka kemanapun sayapmu membawamu terbang
menjauh, angin barat akan menyongsongmu kembali
mendarat di depanku, atau tepat di pangkuanku, atau
bahkan bisa jadi tepat di sampingku yang sedang
berhadapan dengan sang penghulu.
21
maupun siangmu, dan aku adalah hati yang selalu
mendamba padamu, merindu padamu.
~s~
22
Fase yang begitu berarti
Bersama......
23
berjodoh, aamiin" katamu yang tampaknya penuh
keseriusan dan tak bermain-main, dan segera kujawab
"Aamiin"
~s~
24
***
Kemudian
BAB III Alam itu Fana
25
~mencari jejakmu~
.4 pergi
26
Menghantamkan tubuhku pada kerasnya bebatuan,
sungguh kejam. Padahal api jikalau padam masih
meninggalkan debu, namun mengapa dirimu tatkala pergi
tak menyisakan cinta, hanya luka dan air mata.
27
letaknya dimana. Sekali lagi kau tak salah, justru kau
memperlakukanku sebagaimana mestinya, namun yang
salah adalah aku yang telah memperlakukanmu terlalu
istimewa.
~s~
28
Jangan membahayakan dirimu dengan mencintai orang
yang terbiasa berbuat dusta dan khianat, sebab
penyakit dusta dan khianat tidak pernah mengenal kata
"CINTA SUCI"
29
Sebuah fase yang menggiring luka
4. kepergiannya
30
kamu cintai adalah orang yang tepat, mau perasaan itu
sudah hilang sekalipun 'jangan tinggalkan, tetaplah
bertahan!' karena seperti yang kukatakan tadi 'rasa bisa
hadir kembali'.
31
tempat tidurku, di tengah percakapan ia berkata,
"Bagaimanapun juga perempuan-perempuan yang lain
memiliki mata, hati, dan hidup, sama seperti Aisyah. Jadi
apa sebenarnya yang kau lihat dalam diri Aisyah? Wajarkah
jika cinta mengadakan cemas? Apakah kecemasan hadir
untuk memberikan kepastian? Apakah mengamankan cinta
pada sesuatu yang pasti membuatnya lebih baik? Apakah
cinta membuat siapapun tak lagi mengenal dirinya?"
32
semakin banyak tawaran cinta yang kau tawarkan kepada
banyak orang, maka nilai cintamu akan semakin rendah.
HUKUM Gossen 1
33
Sebuah ketakutan
Dan pada kepergianmu, aku menjadi takut. Aku takut orang lain
akan melukaimu, karena mungkin saja kau takkan menemukan
orang sepertiku;
y ang jika kau ingin sendiri aku telah pandai untuk langsung
mengerti,
y ang jika kamu membuatku kesal, aku hanya bisa diam bahkan
tak berani memarahimu meski dalam hati
yang jika kau salah aku harus lebih salah dan siap disalahkan,
y ang jika kau bercanda aku telah pandai tertawa meski itu tidak
lucu,
Yang jika kau menangis aku telah pandai mengusap air matamu
sebelum terjatuh di tanah sang bumi,
34
Yang jika kau lupa membawa tugasmu aku harus siap
memberikan tugasku agar kau tidak dihukum oleh gurumu,
y ang jika kau kesepian aku harus datang menemani meski aku
sedang lelahnya,
y ang jika kau telah nyaman dengan orang lain aku harus rela
meninggalkan dengan cara yang baik-baik.
y ang jika kau sakit aku harus merawatmu bahkan jika itu harus
membuatku juga sakit,
35
*****
*****
36
kata selamat darimu, dan ironinya aku selalu berhusnuzon,
“kau sedang lupa.” Aku nampaknya telah pandai
mengamankan perasaanku pada sesuatu yang pasti, dengan
harapan aku terlihat lebih berarti.
37
Nampaknya perihal cinta juga selaras dengan hukum
Gossen 1
38
mencintai satu membenci. Padahal pada awalnya ia hanya
satu dalam satu waktu, tak terbagi atau membagi fungsi.
39
Jika dipikir-pikir hatiku ini kasihan yah, mengharap
padamu yang mengharap padanya. Lihat saja goresan-
goresan sembilu darimu, telah membekas dan bernanah.
Belum lagi pada bekas tombak di tengah dadaku, masih
sakit dan menyesatkan dada, mengganggu pernafasanku.
Pantaskah aku kau perlakukan begini, padahal salahku
hanya berani mencintai? Jika berani mencintai adalah salah
lagi dosa, maka pasti aku akan masuk pada sedalam-
dalamnya neraka. Tapi pasti tidak! Itu bukanlah sebuah
dosa, tidak lebih dari semacam fitrah.
40
dicintai’. Sayangnya, kata ‘saling’ tak pernah hadir
mengawalinya, tidak hadir jadi pengantar kalimatnya. Tak
pernah ada saling mencitai dan saling dicintai di antara kita.
Aku hanya mampu menjadi subjek yang selalu
mencintaimu, sedang kamu hanya ingin sekedar jadi objek
yang dicintai olehku, tanpa mencintaiku.
41
bumi. Bahkan ketika aku mengingatkanmu, kau masih saja
berpikir-pikir mencari tahu ‘kapan dan dimana’.
42
Juga
BAB IV
Alam
itu
Penuh
Bahaya
43
Aku tak suka cara kita yang terlalu tergesa-gesa;
tentang aku yang mengungkapkan perasaanku dengan
waktu yang tergesa-gesa, dan tentang kamu yang
menerimaku dengan begitu tergesa-gesanya. Karena satu
tindakan yang tergesa-gesa, terkadang berujung dengan
beribu penyesalan yang dicela-cela. Seharusnya kita
melakukan yang seharusnya, seharusnya kita mengambil
tindakan tepat pada waktunya, dan seharusnya kita
bertindak tepat pada tempatnya.
44
6. Antara
45
mengherankan, kepolosanmu tiba-tiba lenyap saat aku kau
lihat sedih. Kau menjadi tak mudah percaya, menuduhku
sedang berpura-pura.
46
sendirian, aku juga pernah demikian, juga pernah
sedemikian konyolnya.
47
*****
*****
48
Dan
BAB V Alam itu Penuh
Misteri dan
Teka-teki
49
angin malam. Kau takkan paham tentang alam jika terlalu
takut hidup di dalamnya, terlalu takut menjejakkan langkah
di tiap daratannya. Perhatikan langkahmu, karena
terkadang sebuah jawaban tak termuat di akhir kalimat, tak
terdapat di akhir kisah. Perhatikanlah! Bisa saja ia terselip
di pembuka kata, atau di mukadimah cerita.
Sapril Aaj
*****
50
Cukup untuk kita bertiga; aku, kau, dan sang pencipta di
langit biru.
51
Di mana kau masih sering membuatku tertawa,
52
Di mana kau masih sering tersenyum manis padaku saat
apel sekolah,
53
Di mana kita masih sering merayakan hari jadian kita,
54
Di mana kau masih menganggapku sebagai satu-satunya
mahluk terbaik dalam sebuah karya,
55
Di mana kau pernah memakaikan sebuah jam tangan di
pergelangan tanganku agar selalu kubawa kemana-mana,
Aku tak ingin hidup di masa ini, masa seperti ini, masa
di mana kau tak pernah menanyakan kabarku, masa di
mana kau tak pernah ingin bertemu, masa di mana kau jika
untukku tak ada waktu, masa di mana kau lebih memilih
diam membisu, masa di mana kau tak lagi pernah datang
untuk membantu, masa di mana kau hanya memberi
senyuman palsu, masa di mana kau hanya menjadi
masalalu, masa di mana kau tak lagi mencintaiku, tak lagi
milikku.
56
3. Rahasia tuhan
57
adalah kau. Aku dan kau tidak bersalah! Itu bukan salah
kita. Kita hanya korban, kita hanya objek, yang mau tidak
mau tetap akan demikian.
Tapi satu hal yang perlu kau pahami pula, bahwa itu
bukan salah tuhan. Bahwa apa yang terjadi itu memang
kehendaknya, namun pasti kebahagiaan telah disiapkan
secara tersembunyi untuk kita. Mungkin disiapkan secara
terstruktur, sismatis, dan massif, hingga kita tak sadar. Jadi
jangan salahkan siapa-siapa, termasuk aku!. Sekali lagi aku
juga korban, sama sepertimu.
58
melalui orang lainpun kau bisa bahagia. Tenang saja, kau
pasti bahagia, pada waktunya.
***
******
**
59
Namum
Ternyata
BAB VI
Alam itu
Seimbang
Sebuah bab yang
mewakili tentang
keseimbangan alam, menjelaskan melaui aku dan kau dalam
sebuah ikatan dan dinamika permasalahannya. Karena
dunia ini hanya berbicara tentang dua hal; aku, kau, tidak
ada ruang kisah bagi orang ketiga, jika pun ada maka itu
adalah "kita".
60
permasalahannya, semakin hari semakin menjadi kadang-
kadang;
61
kadang tumbuh kadang rubuh,
62
kadang saling peduli kadang saling apatis,
63
Kadang main curhat-curhatan kadang main Rahasia-
rahasiaan.
~s~
64
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
4. kepergiannya
65
Saat sepasang kekasih memutuskan untuk saling
berpisah karena faktor utamanya adalah cinta pada
keduanya telah hilang, maka tentu saja itu adalah hal yang
bijaksana dan tak jadi masalah. Namun beda pada kita,
maksudnya aku dan kamu. Pada kita; satu di antaranya
masih menyimpan cinta, yaitu aku. Satu di antaranyaa
masih memegang janji, yaitu aku. Meski satu lainnya lagi
telah melupakan, memutuskan pergi, yaitu kamu.
66
tempat tidurku, di tengah percakapan ia berkata,
"Bagaimanapun juga perempuan-perempuan yang lain
memiliki mata, hati, dan hidup, sama seperti Aisyah. Jadi
apa sebenarnya yang kau lihat dalam dirinya? Wajarkah
jika cinta mengadakan cemas? Apakah kecemasan hadir
untuk memberikan kepastian? Apakah mengamankan cinta
pada sesuatu yang pasti membuatnya lebih baik? Apakah
cinta membuat siapapun tak lagi mengenal dirinya?"
67
Kamu pernah mengecewakan orang lain? Oh tenang,
tunggu saja giliranmu, tuhan tahu kok kapan waktu yang
tepat untuk menegurmu.✍️
***
********
***
68
Jika alam itu seimbang, maka aku yakni setelah
diciptakannya sebuah pertemuan, akan dihadirkan pula
sebuah perpisahan. Aku yakin setelah terjadinya sebuah
perkenalan, pasti akan tinggal nama yang menyisakan
kenangan.
69
Patahannya hatiku
70
bertahan lebih lama, lebih lama di sampingku, lebih lama
menyakitiku. Hingga dengan putaran waktu, aku mulai
terbiasa dengan tingkahmu, mencintaimu dengan
patahanku. Dan sungguh andai kau tahu bahwa ini adalah
patahan fatal pada mahluk rapuh bernama "hati". Yah hati,
hatiku.
71
pejaman mataku kau berkata "aku masih mencintaimu"
Hampir saja kuteteskan air mata, lantaran bahagia. Tapi
ketika Kuusap mataku, kutampar pipiku, ah ternyata itu
hanya bunga-bunga tidurku. Setelah terjaga aku mulai
berharap lagi, agar mataku bisa tertutup lagi, mimpiku bisa
datang lagi. Sayangnya ayam jantan telah berkokok,
menandakan akan datangnya sang mentari. Malulah rasanya
seorang anak lelaki, masih di ranjangnya tatkala pagi mulai
menghampiri.
72
Dan mungkin saja dalam ketidaksadaranmu itu, kau
tak tersenyum bahagia melihatku hadir di mimpimu, tapi
malah keringat dingin, dan menyesakkan nafasmu, hingga
membuat tubuhmu meronta-ronta dan mengatakan "tidak,
tidak, tidaaakkk" aku telah paham, bahwa mimpimu adalah
tidak sesuai dengan hasratmu. Dan artinya kita tak sehasrat,
tidak sehati, apalagi saling cinta. Mungkin saja pernah
terjadi, kau mencintaiku aku mencintaimu, namun itu dulu.
Sebelum perpisahan kita.
73
dengan kata sangat, olehku. Jangan kau biarkan hati itu
terlantar, ia adalah simbol cinta dan keindahan surga yang
memancar.
74
Sungguh hati tak pernah kau hargai, tak pernah kau
mengerti, padahal semua cinta, pengorbanan, kasih sayang,
dan perjuangan, itu berasal darinya. Namun kau anggap dia
terlalu hebat untuk menahan luka, kau anggap dia terlalu
kuat untuk memikul beban, padahal dia itu rapuh, padahal
dia itu seperti kaki yang merupakan bagian tubuh paling
sering digigit serangga, padahal dia itu tempat sensitif yang
paling sering terluka, mudah terluka.
75
pergilah, karena aku bukan pendosa yang berani masuk
neraka. Jika benar, maka pergilah! Karena tak mungkin aku
meminta orangtuaku mengubah wajahnya, sekali lagi itu
tak mungkin.
76
perpisahan kita sering menyalahkan sebuah pertemuan,
dengan perpisahan kita akan sadar akan sunyinya sebuah
kesendirian, dengan perpisahan kita akan merasakan yang
namanya kesepian, dengan perpisahan kita akan mulai
meminta pengulangan sebuah pertemuan, dan dengan
perpisahan kita harus tutup dengan sebuah keikhlasan.
Dan Terakhir
77
BAB Penutup, Alam Itu
Penuh
Keajaiban,
Kemukjizatan
78
Untukmu yang pernah menemani hidupku, untukmu yang
saat ini telah berubah menjadi musuh dalam tidurku,
mengganggu di tiap-tiap pejaman mataku. Terimakasih atas
waktu yang pernah kau beri, walau hanya berkisar 491 hari.
Terimakasih atas kenangan yang telah kau beri, meski saat ini
hanya menjadi luka yang menduri. Terimakasih pernah
membantuku untuk berdiri, meski akhirnya kau yang malah
berlari. Terimakasih pernah memotivasiku menjadi lebih baik
lagi, meski pada akhirnya malah kau yang berulah lagi.
Terimakasih pernah rela menemani, meski akhirnya beranjak
pergi. Terimakasih pernah mengucap janji, meski akhirnya tak
menepati. Terimakasih yang pernah rela mencintai, meski
akhirnya malah melukai. Terimakasih pernah memintaku untuk
selalu setia menanti, meski pada akhirnya kau yang malah
menghianati. Terimakasih atas hatiku yang telah kau curi, meski
akhirnya telah kau campakkan di ujung bumi. Terimakasih
pernah meminta untuk saling menghargai, meski akhirnya kau
yang malah menutupnya dengan caci. Terimakasih yang katanya
akan mengabadi, meski itu adalah sebuah dusta yang sejati.
Terimakasih, terimakasih, dan terimakasih.
79
darah, bahwa ternyata luka tidak harus menyebabkan
nanah, bahwa ternyata luka tidak harus membuat tulang
menjadi patah. Akan tetapi walau demikian, terkadang tak
sengaja mendorong mata agar meneteskan airnya.
80
***
******
***
81
Dan pada suatu akhir, akhir dari sebuah cerita, aku
mulai terbangun dan sadar dari tidurku; bahwa
sesungguhnya kau tak pernah datang secara tiba-tiba,
kitapun tak pernah bertemu di suatu masa, Bahwa
sesungguhnya kau tak pernah mengucap janji, sedang
akupun tak pernah mengamanahkan hati. Karena pada
kenyataannya kau hanyalah ilusi yang datang melalui
mimpi, Karena pada kesimpulannya; kau tidak ada, tidak
pernah ada, tidak pernah hadir dalam semesta.
82
****
******
15 Mei, Hibernasi
Pesanku
83
Saat kau rela memberikan waktu berhargamu pada
seseorang, maka bisa dipastikan dialah orang itu, orang yang
paling kau cintai.
2. Jika sampai saat ini kau masih bingung dengan perasaanku.
Itu karena, aku telah menyimpanmu di hatiku pada bagian
yang tidak dapat kau mengerti. Terlalu dalam.
3. Jika kau mengagungkan kehormatan, dan takut
kehilangannya maka berhati-hatilah dalam dunia percintaan.
Sebab yang pertama dipertaruhkan dalam cinta, adalah
kehormatan.
4. Adalah kurang tepat jika mengatakan bahwa "cinta tak boleh
menghadirkan cemas dan menyelipkan cemburu" sebab cinta
pada dasarnya memang didesain untuk menghadirkan rasa
rindu, cemburu, dan candu.
Namun mereka yang tidak memperlihatkannya, serta
sanggup menahannya, adalah mereka yang telah paham akan
hakikatnya, telah paham akan tempat penempatannya.
5. Sebenarnya mereka yang selalu menghitung-hitung lukanya,
menakar air matanya, & menyebut-nyebut kesedihannya;
Adalah mereka yang tidak sanggup meninggalkan hari
kemarinnya, juga tak berani menjemput hari esoknya.
Mereka bukan pejuang...
6. Jika ada yang menjauhimu, jangan sampai membuatmu
langsung terpuruk. berbaik sangkalah dulu, sebab mungkin
saja Tuhan sedang menjauhkanmu dari amukan badai fitnah.
7. Sebagian orang memaknai luka dan penderitaan sebagai hal
yang menakutkan dan hanya membawa pada keputusasaan.
Namun,
Luka dan penderitaan sesungguhnya adalah mutiara yang
berharga. Sebab saat-saat terluka dan menderita lah orang
akan berpikir mendalam akan makna kehidupan, menghayati
84
dengan tulus akan kesalahan-kesalahannya, dan menghargai
setiap kebahagiaan kecil yang pernah dilaluinya. Itu semua
adalah mutiara kehidupan yang sangat berharga yang tidak
dapat diperoleh oleh orang-orang yang menamakan dirinya
sebagai seorang bahagia. Dalam artian luka dan penderitaan
merupakan dua jalan; pertama jalan menuju keputusasaan
dan yang kedua menuju kesadaran.
Menjadi S-A-D-A-R lah dengan itu....
8. Sebenarnya, dalam hubungan; melukai & dilukai itu adalah
hal wajar. Yang kurang ajar adalah melukai namun malah
merasa dilukai. Dan yang kurang wajar adalah dilukai namun
masih saja bertahan.
9. Sebagian orang memaknai luka dan penderitaan sebagai hal
yang menakutkan dan hanya membawa pada keputusasaan.
Namun, Luka dan penderitaan sesungguhnya adalah mutiara
yang berharga. Sebab saat-saat terluka dan menderita lah
orang akan berpikir mendalam akan makna kehidupan,
menghayati dengan tulus akan kesalahan-kesalahannya. Itu
semua adalah mutiara kehidupan yang sangat berharga dan
tak ternilai.
Dalam artian luka dan penderitaan merupakan dua jalan;
pertama jalan menuju keputusasaan dan yang kedua menuju
kesadaran.
10. Ada orang yang pandai menyembunyikan ceritanya,
mengurungnya di balik jeruji kebisuan. Tanpa ia sadari
kebisuan juga adalah cara bercerita.
Ada juga yang pandai menceritakannya, membaginya untuk
didongengkan kepada teman. Harapannya, orang tahu bahwa
dia adalah orang yang paling terluka.
85
Semua orang memiliki cara tersendiri untuk
membahasakannya; entah itu melalui percakapan langsung,
puisi, lagu, doa, ataupun melalui diam.
Diam juga adalah bahasa;
bahasa paling romantis untuk menceritakan perihal luka.
11. Jangan heran mengapa seorang terlalu mengagumi sungai,
karena mungkin saja ia hanya belum pernah melihat
keindahan pantai.
Jangan heran mengapa seseorang masih merindukanmu,
karena mungkin saja ia hanya belum bertemu dengan
seorang yang lebih baik darimu,
mungkin saja ia hanya belum menemukan objek baru untuk
dirindu. Oleh karenanya, hargailah semasih ada.
12. Ketika hatimu telah jatuh cinta kepada seseorang, maka
ungkapkanlah. Sebab, diam tapi penuh penasaran, adalah
lebih berat daripada bertanya tapi jawabannya menyakitkan.
Setidaknya memperoleh kepastian.
13. Percayalah.
Hujan tak pernah berniat turun untuk menghadiahkan basah
pada gabah petani.
Angin pun tak pernah berniat datang untuk meniupkan
dingin. Percaya pula lah.
Cinta juga demikian,
tak pernah berniat jatuh, untuk memberikan luka & patah.
14. Untuk menjadi tidak lemah, maka kau harus percaya bahwa
menangis bukan solusi yang tepat atas masalah, dan
menunggu bukan keputusan yang terbaik atas sebuah
kepergian.
86
15. Jika masalah yang dihadapi terlalu berat, jangan memilih
lari, ataupun langsung putus asa.
Percayalah, Kemana saja angin bertiup, disitu rumput
melambai. Kemana saja do'a dituju,disitu keajaiban terjadi.
16. Bijaklah dalam berdo'a.
Sebab do'a dari hati itu susah ditebak; Ada yang berdo'a
dalam hati, Ada yang berdo'a untuk memenangkan hati, Dan
Ada pula yang berdo'a demi membalas sakit hati.
87
1. Seperti semut, yang karena nafsunya; ia masuk kedalam kopi yang
kemudian akan menenggelamkannya.
88
*****
*****
89
* mahluk aneh dan menyebalkan bernama mantan*
90
Pada kamu yang selalu kusebut dalam tiap bait-bait
doaku, kuperkenalkan pada angin melalui puisi-
puisiku, kuperdengarkan pada bumi melalui lagu-
laguku. Pada kamu yang menjadikan putih dan hitam
menjadi kelabu, pada kamu yang di hatiku datangnya
hanya sekedar bertamu, pada kamu yang menjadikan
jalan hidupku seakan jadi buntu, pada kamu yang
menjadikan alamku terlihat semu, pada kamu yang
selalu menjadi poros yang aku tuju, pada kamu yang
telah berjanji membuat temu, pada kamu yang
menjadikan kepastian menjadi ambigu. Pada kamu
91
yang sering datang melalui sarayu, pada kamu yang
berwajah dahayu yang sering kali membuatku terdayu,
dengarlah aku! aku "mencintaimu".
92
Sebuah fase menghapus luka, duka, dan dosa
Fase perjuangan
Fase kekalahan
Fase kemenangan
Fase Perbudakan
Fase reformasi
Fase revolusi
93
Fase kepergianmu
Fase kenyataan
94
Ketika kau dan aku saling Mendekat lalu kemudian
memutuskan untuk saling menjerat dan memikat, maka
tentunya hubungan kita pun akan menjadi semakin
Erat, bahkan waktu itu aku tak khawatir akan adanya
sebuah sekat, juga tak khawatir kita akan bergeming
dari saling menatap, karena antara kau dan aku itu
dihadirkan untuk saling sehasrat, diciptakan untuk
saling mengikat, tanpa syarat.
95
Isi naskah bisa anda ketik mulai dari sini, ukuran dan
jenis font bisa disesuaikan menurut keinginan anda. Selain
itu, spasi naskah bisa anda setting sendiri atau anda
percayakan tataletak naskah pada kami. Paragraph
selanjutnya silahkan tekan enter.
96
Sebuah kalimat c-i-n-t-a yang terucap, itu dimaksudkan bagi
mereka yang membutuhkan kata-kata dalam memahami, tapi
tidak bagi mereka yang pandai merasa dengan hati. Seluruh
tindakan dan perbuatanku adalah perkataan sejati, bukankah itu
cukup untuk menggambarkan isi hatiku ini? Bagiku cinta tak
harus disampaikan melalui lisan, karena aku ingin kau merasakan
bukan mendengarkan. Dan sekarang aku ingin kau rasa, ada cinta
dalam diriku yang telah memihak padamu. Cinta yang hadir ini
melebihi kecepatan suara, jadi jangan tanyakan dari arah mana ia
muncul! Karena pasti, pasti aku tak mampu menjawabnya dengan
kata-kata.
Safril Aaj
97
BAB II
98
Mungkin mereka perlu bertemu denganmu agar tahu
arti keindahan sesungguhnya.
99
Sebuah rindu harus menghadirkan temu
100
pernah mengerti dengan bahasa larangan. Contoh; kau benci
dengan ulat bulu maka saat kau berkunjung di taman bunga, kau
akan mengingatnya karena kebencianmu itu. Atau jika kau
berkata dalam hatimu "aku ingin melupakanmu, ingin
melupakanmu, ingin melupakanmu!" Maka kau hanya akan
semakin mengingatnya, bukan melupakannya. Jadi santai saja,
tenang, dan nikmati sensasi yang telah dihadirkan, tak perlu
berlebihan. Semua akan membaik dengan berjalannya waktu,
karena tidak semua kesuksesan membutuhkan perasan keringat
dan kerja keras, melupakan contohnya.
Safril Aaj
101
Melalui puisi kau kupuja,
102
Dan akhirnya kita telah kembali di titik awal, suatu keadaan
dimana kita tak saling kenal, kita yang terasa asing, seakan tak
pernah melalui kisah, padahal dulunya berbagi kasih.
103
dalam sebuah novel yang kutulis, dalam judul lagu yang
kuciptakan, atau nama perusahaan yang kudirikan saat ini.
Semuanya tentangmu, tentang kau dan nama spesialmu.
Jika yang kau cari adalah tampang maka bukan aku orangnya,
jika yang kau cari adalah uang maka bukan ke aku tempatnya,
jika yang kau cari adalah gelar dan jabatan maka sekali lagi kau
telah salah tempat, dan itu juga bukan cinta namanya. Namun
jika kau cari adalah hati yang tak akan pernah meninggalkanmu
baik dikala senang maupun susah, dikala bahagia maupun
menderita, maka akulah orangnya, orang yang tempat sebuah
hati itu bersemayam.
Saat aku jatuh, kau tak pernah lupa ambil jatah, sekedar
menemukanku mengalami patah, lagi lagi kau tak kenal lelah
sebelum aku kau lihat luka.
Dunia ini hanya berbicara 3 hal. Tentang kau, aku dan kita
104
Dan Tuhan pernah menaburkan benih cinta di hatiku, juga di
hatimu dengan begitu cepatnya. Namun saat itu kita belum
paham bahwa ia sebenarnya tak mengizinkan kita untuk saling
mengikat dengan begitu kuatnya. Mungkin kita hanyalah sebuah
percobaan, yang sengaja ditanam, namun bukan ditunggu agar
sampai ditunai, hanya sekedar melihat apakah dapat tumbuh
pada tanah gersang ataukah tidak. Tentunya, Tuhan tak pernah
salah, apalagi perihal waktu dan tempat. Kita dijatuhkan ke
kubangan nyaman secara bersamaan itu adalah waktu yang
tepat, kita di jatuhkan ke kubangan luka secara bersamaan itu
juga adalah waktu yang tepat. Dan sebuah kenyamanan, cinta,
ataupun luka yang dijatuhkan pada kita, itu juga adalah tempat
yang tepat. Hanya kitanya saja yang tak pernah menyangka hal
itu, tak pernah menyangka bahwa kita akan seluka begitu
parahnya, sebegitu cepatnya.
105
bukan kau, hanya otak dan hatiku saja yang terlalu
merindukanmu hingga sebegitu rumitnya. Terlalu bar-bar untuk
dikatakan namun itulah kebenarannya, mereka adalah sepasang
mahluk yang kecanduan akan parasmu; otak dan hatiku.
106
107
Terimakasih yang katanya akan abadi padahal hanya 491 hari
108
Aku tak suka cara kita yang terlalu tergesa-gesa; tentang aku
yang mengungkapkan perasaanku dengan waktu yang tergesa-
gesa, dan tentang kamu yang menerimaku dengan begitu
tergesa-gesanya. Karena satu tindakan yang tergesa-gesa,
terkadang berujung dengan beribu penyesalan yang dicela-cela.
Seharusnya kita melakukan yang seharusnya, seharusnya kita
mengambil tindakan tepat pada waktunya, dan seharusnya kita
bertindak tepat pada tempatnya. Agar, kita dapat bahagia pada
masanya.
109
dengan menganggapmu segala-galanya, atau bahkan
mengharuskanmu selalu ada di dekatnya. Tapi aku tidak,
tidak seperti itu caraku mencintaimu, karena; cinta tidak
mesti menghadirkan gelisah, sebab gelisah hanya datang
dari belenggu keraguan. Cinta juga tidak mesti selalu
membuat tawa, sebab terkadang tawa seseorang, itu
hanya untuk menyembunyikan luka. Cinta juga tidak
mesti menjadikan satu objek sebagai segala-galanya,
sebab cinta banyak rupanya, beda-beda pula objek
sasarannya.
110
111
Sampai hari ini Aku masih memilih sendiri;
bukan karena tak ada yang sudi denganku,
bukan pula karena aku tidak menemukan
tempat dimana jantungku lebih kuat berdetak,
namun justru karena aku belum siap
menciptakan rindu baru. sebab ku-tahu; bahwa
berani mencintai orang baru, berarti harus siap
pula menghadapi rindu yang baru. karena pada
akhirnya cuma kenanganlah pengabadi sejati
dari sebuah kisah, dan cuma rindulah penutup
sejati dari sebuah cerita.
~Safril Aaj~
112
BAB II
JUDUL BAB KEDUA
113
Mungkin kau mengatakan aku terlalu pencemburu, namun
sebenarnya kau hanya belum paham, belum pernah merasakan
jika berada di posisiku.
114
Karena ingat! Alam itu telah pandai menjatuhkan
butiran hujan di tanah kerontang, dan mahir pula
mengeringkan tanah dari basah yang disebabkan hujan.
Alam telah terbiasa dengan sistem yang ada, kitanya
saja yang terkadang belum siap, atau tidak ingin
bersiap.
Karena ingat! Alam selalu mempunyai cara untuk
membuat konflik, jadi jangan terkejut, biasakan
dirimu. Pada akhirnya dalam kenyamanan hubungan
ini, akan dibumbui oleh rasa jenuh, jadi jangan heran,
pandai saja membuat rindu. Pada akhirnya pula dalam
hubungan ini, akan disusupi oleh rasa cemburu, jadi
jangan heran, pandai saja menghilangkan tuduh. Dan
pada akhirnya pula dalam hubungan ini, akan ada
orang ketiga, jadi jangan heran, pandai saja untuk
saling setia.
115
Karena tuhan tak pernah lupa menyelipkan ibrah,
dibalik keperihan lukamu. karena tuhan tak pernah
malas membuahkan tawa, pada tanaman getirmu.
116
Kaunya saja yang kadang tak pandai memanennya, tak
pandai merasakan buahnya.Maksudku kau sering lupa
memanfaatkan bahagiamu untuk tertawa.
~safril~
~Safril~
117
~safril~
Darimu?
Emot senyum di layar ponsel pun, itu sudah cukup.
118
Menatap matamu itu, rasanya hampir sama seperti
mengerjakan tugas dari dosen; makin lama makin "WOW".
Namun bedanya; tugas dari dosen itu sulit untuk kumulai
dari mana, sedang menatap matamu itu sulit untuk
kuakhiri dari mana.
Note: Rupanya tadi kau telah memaknai wow dengan
salah.
~Safril Aaj~
119
Badai, banjir, dan gempa, itu adalah gejala alam yang
bertanya tentang kepercayaan manusia. sedang cemburu,
cemas, dan gelisah, itu sebenarnya gejala emosi yang lahir
dari ketidakpercayaan, dan ragu-ragu kita.
~Safril Aaj~
120
Malam itu; 10% tentang kegelapan, dan 90% tentang
kerinduan.
~Safril Aaj~
121
Dalam gravitasi, sebuah apel yang terjatuh dari pohonnya,
masih dapat kau jelaskan dengan ilmu fisikamu. Namun
bagaimana dalam mahabbah; sebuah hati yg terjatuh
menggelinding lalu berteduh padamu, akan kah kau masih
bisa menjawab; itu karena fisikmu?
~Safril Aaj~
Ajaib;
Bukan musim semi, namun tercium aroma bunga.
Tahu tidak, kapan terjadinya?
Itu saat angin malam, berbisik menyebut namamu.
~Safril Aaj~
122
~Safril Aaj~
Senyum oo nangis?
Kadang tersenyum adalah cara paling radikal untuk
menyamarkan sebuah kepahitan. Sedang menangis kadang
menjadi usaha paling asyik, untuk menghargai sebuah
kenyamanan.
123
Adik, katanya, kau tak suka kopi? Ah, mungkin saja kau
sering mencobanya, bahkan setiap Minggu dengan
terpaksa meneguknya untuk menghargai teman-temanmu.
Ah, kau memang sering mencobanya, namun kau pasti
belum pernah menikmati kopi yang tepat, kopi yang
gulanya telah ditakar dengan cinta dan diaduk dengan
senyuman manis, seperti yang kuteguk ini.
124
Saat lapar lah orang menikmati makanan, saat terluka lah
orang menikmati ibadah
~S. Aaj~
125
Akan ada suatu fase dimana kau akan lebih memilih untuk
kembali dimasa ini, atau di masa seperti ini; dimana aku
masih tertatih mengejarmu dengan begitu semangatnya,
dimana aku masih sering menanyakan kabarmu melalui
ponsel tuaku, dimana aku masih sering bertahan dari
ketidakdewasaanmu itu.
Akan datang suatu fase dimana kau akan merindukan masa
seperti itu✍️
~Safril Aaj~
126
~Aaj~
127
Hanya sebuah penasaran besar yang akan menghasilkan
semangat membara, dan hanya kebosanan tak terkendali
yang akan menghasilkan kegagalan berkarya✍️
Romantisme kelemahan
128
Karena terkadang untuk menemukan sebuah kekuatan
dalam diri; kita perlu mengenali, atau bahkan berkawan
dengan kelemahan sendiri.✍️
~
129
Jangan sia-siakan masa mudamu hanya untuk sakit hati
130
Kalau aku jadi air mata harus menetes dimana, kalau aku
jadi air harus mengalir dimana, kalau aku jadi api harus
membakar dimana, kalau aku jadi angin harus bertiup
kemana,
Hey,
aku masih disini;
Menantimu, berharap kamu mampir lagi, seperti kemarin
pagi.
131
~bernafas lega di balik jeruji~
Lippo
~Safril Aaj~
132
~Safril~
133
~Aaj~
134
Kata wanita
"lelaki itu kejam, tak punya hati, pendusta, dan
berengsek."
h h h h asal kau tahu dik "kejahatan dan dosa itu, tidak
memandang merek dan jenis kelamin untuk jadi tempat
bermainnya"
~wanita kacau~
135
Tersakiti? Oh tenang, itu hal yang normal dan wajar.
Yang salah itu jika penyebabnya masih yang sama, kalau itu
bisa dibilang kamu "bodoh"
~S~
136
Senja bisa saja mengganjilkan terang, namun mahabbah
tak pernah sudi menghadirkan beban.
~S~
~Safril Aaj~
137
Sudah berapa banyak, buku referensi yang kau baca?
Mengapa untuk membaca, & mengerti kesedihan
orangtua-mu saja kau belum sanggup?
~S~
~S~
~S~
*Chattingan*
Hati-hati chattingan diawal ngantukmu! Karena terkadang
orang yang terakhir kali chattingan denganmu, akan
berlanjut dan terbawa-bawa di alam mimpimu.
~S~
138
Politik cinta terstruktur, sistematis, dan masif
Safril_Aaj
139
Sebab tidak semua yang meninggalkan itu perginya karena diusir,
dan tidak semua yang datang itu meminta untuk dijemput; jadi
santai saja, jangan terlalu lebay memainkan peranmu.
Safril_Aaj
140
Lelaki memang jarang menangis,
tetapi hatinya berdarah, dik
Ig_penikmat_aksara01
141
@penikmat_aksara01
142
143
Kalo ada temen loe yang bilang "lu mah enak, punya ini,
punya itu, & punya segalanya"
~Jawab aja ; "eh, lu-nya aja yang nggak pernah syukur,
ncong"
Ig_penikmat_aksara01
Ig_Penikmat_aksara01
144
Aku hanya sedang berpikir;
Bagaimana bahagianya aku,
Seandainya dulu kita tidak pernah
dipertemukan.
Ig_Penikmat_aksara01
145
Kamu adalah selembar catatan luka;
yang takut untuk kubaca,namun
tak pernah berani kusobek
146
Sebab aku berpikir, andaikan aku engkau ciptakan
sebagai seorang wanita, atau jika tidak dia yang engkau
ciptakan sebagai seorang lelaki. Hendak seperti apa
hubungan kami, pasti kami takkan saling serindu ini, pasti
kami takkan berani menyebut ini asmara.
Ibarat selongsong peluru;
Kau hanyalah sebuah jejak.
yang selalu mengingatkan tentang
luka,
Derita,
juga air mata.
ingin mendefinisikan segala tentangmu;
sayangnya,
aku malu memulainya dari mana, dan
aku bingung mengakhirinya dengan kata apa.
Ig_Penikmat_aksara01
147
Ig_Penikmat_aksara01
& kemarin
148
Jika tak ingin menetap,
Sekedar lewat
namun memporak-poranda.
149
Pecundang.
kemarin,& kemarin.
Namun......
150
kau yang bahagia disana,
malah berdoa agar hujan segera turun, untuk
menghapus jejakmu.
tegur.
151
152
Hy kamu yang pernah dengar kata ini dariku
153
Semua itu palsu.
154
Aku yakin kamu sedang tidak sadar.
Ig_penikmat_aksara01
155
orang akan berpikir mendalam akan makna kehidupan,
menghayati dengan tulus akan kesalahan-kesalahannya,
dan menghargai setiap kebahagiaan kecil yang pernah
dilaluinya. Itu semua adalah mutiara kehidupan yang
sangat berharga yang tidak dapat diperoleh oleh orang-
orang yang menamakan dirinya sebagai seorang bahagia.
156
Menjadi S-A-D-A-R lah dengan itu....
157
Mengapa seseorang sangat senang disanjung, sangat
senang mengejar kehormatan dan penghargaan?
158
Sebab adanya rasa kepemilikan terhadap darah, tulang,
daging, dan nama yang dimilikinya. Ia lupa, semua itu
bukanlah miliknya. Hanya jiwa; yang seharusnya diberi
hikmah, dibumbuhi keikhlasan dalam beribadah yang
benar-benar haknya.
159
160
161
Apabila ada satu tema yang tak pernah habis diceritakan
dari mulut kemulut, dinyanyikan dalam lagu-lagu,
dikisahkan dalam berbagai novel, diekspresikan dalam puisi
dan tari, digumamkan dalam doa-doa, dan menyala-nyala di
setiap hati manusia, maka itu adalah cinta.
162
163
Apabila ada satu tema yang tak pernah habis diceritakan
dari mulut kemulut, dinyanyikan dalam lagu-lagu,
dikisahkan dalam berbagai novel, diekspresikan dalam puisi
dan tari, digumamkan dalam doa-doa, dan menyala-nyala di
setiap hati manusia, maka itu adalah cinta.
@Senandika01
164