Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI MANAJEMEN

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

OLEH:

NI PUTU ACHINTYA WIBAWA PUTRI 1981611056

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Akuntansi berbasis aktivitas (Activity Based Costing) merupakan kunci operasionalisasi
akuntansi pertanggungjawaban dan pengendalian. Proses merupakan kumpulan aktivitas-
aktivitas yang saling berhubungan untuk melaksanakan tujuan tertentu. Memperbaiki proses
berarti memperbaiki cara aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan. Jadi, manajemen aktivitas
merupakan kunci kesuksesan sistem pengendalian manajemen dalam lingkungan yang dinamis.
Menyadari bahwa aktivitas adalah titik kritis untuk memperbaiki harga pokok produk dan
pengendalian yang efektif merupakan dasar munculnya pandangan baru tentang proses bisnis
yang disebut Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Management/ABM).

A. MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS


Manajemen berdasarkan aktivitas adalah suatu system yang terintegrasi, mengarahkan
perhatian manajemen pada aktivitas-aktivitas yang dapat memperbaiki nilai-nilai yang diterima
konsumen (customer value) dan meningkatkan laba yang diperoleh dengan menyediakan nilai-
nilai yang sudah diperbaiki tersebut. Manajemen berdasarkan aktivitas mencakup perhitungan
harga pokok dan analisis nilai proses, meliputi dua dimensi yaitu dimensi biaya dan dimensi
proses. Dimensi biaya memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas, produk,
pelanggan serta biaya-biaya lain yang diperlukan. Seperti yang disajikan, biaya sumber daya
ditelusuri ke aktivitas dan kemudian biaya aktivitas dibebankan pada produk dan pelanggan.
Aktivitas berbasis biaya ini berguna untuk perhitungan-perhitungan harga pokok, manajemen
biaya yang bersifat strategis dan analisis taktis. Dimensi proses memberikan informasi tentang
aktivitas apa yang dilakukan (What), mengapa dilaksanakan (Why), serta bagaimana sebaiknya
suatu aktivitas dilaksanakan (How). Untuk memahami bagaimana dimensi proses berkaitan
dengan perbaikan yang berkesinambungan, perlu memahami lebih dalam tentang analisis nilai
proses.
Analisis nilai proses mendefinisikan akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
bukan pada biaya, dan menekankan maksimalisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan
kinerja individu. Analisis nilai proses memungkinkan menggunakan konsep akuntansi
pertanggungjawaban kontemporer. Analisis nilai proses memusatkan pada tiga aspek yaitu
analisis penggerak, analisis aktivitas, dan analisis kinerja.
1) Analisis Penggerak
Mengelola aktivitas memerlukan pemahaman tentang apa yang menyebabkan biaya
aktivitas. Setiap aktivitas memiliki masukan dan keluaran. Masukan aktivitas (activity input)
merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas untuk memproduksi keluaran. Keluaran
aktivitas (activity output) merupakan hasil atau produk dari aktivitas. Ukuran keluaran aktivitas
(activity output measure) menunjukan berapa banyak aktivitas tersebut dilakukan dan merupakan
ukuran yang dapat dikuantifikasi.
Ukuran keluaran yang efektif adalah ukuran dari permintaan yang ditempatkan pada
aktivitas yang disebut penggerak aktivitas (activity driver). Dengan berubahnya permintaan
aktivitas, biaya aktivitas juga berubah. Namun, ukuran keluaran, mungkin tidak dan biasanya
tidak berhubungan dengan penyebab utama biaya aktivitas, ukuran tersebut merupakan
konsenkuensi dari aktivitas yang dilakukan. Tujuan dari analisis penggerak adalah untuk mencari
penyebab utama dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab utama dari biaya
aktivitas.
2) Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas merupakan proses mengidentifikasi, menyusun dan mengevaluasi
aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi. Analisis tersebut seharusnya dapat mengidentifikasi
aktivitas apa yang dikerjakan, berapa banyak orang yang melaksanakan aktivitas tersebut, waktu
dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas, serta melakukan penilaian
aktivitas organisasi, termasuk rekomendasi untuk memilih dan menerapkan aktivitas yang
menambah nilai. Langkah terakhir ini merupakan tahap paling penting dalam mengklasifikasikan
aktivitas penambahan nilai dan aktivitas bukan penambahan nilai.
Yang dimaksud aktivitas penambah nilai adalah aktivitas yang perlu dilakukan untuk
menjaga agar perusahaan tetap bertahan dan berkembang dalam bisnis yang dijalankannya.
Sejumlah aktivitas, yang perlu dilakukan adalah aktivitas yang dimaksudkan memenuhi
ketentaun hukum yang disepakati. Sementara aktivitas perusahaan yang lain disebut dengan
discetionary activity, aktivitas penambah nilai jika memenuhi tiga kondisi yaitu:
 Aktivitas yang mampu menghasilkan perubahan suatu keadaan (change of state).
 Perubahan sifat tersebut tidak dapat dicegah oleh aktivitas sebelumnya.
 Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain dapat dilaksanakan.
Sedangkan aktivitas bukan penambahan nilai merupakan aktivitas yang tidak perlu
dilakukan karena tidak membuat perusahaan bertahan atau berkembang dalam bisnisnya.
Aktivitas ini tidak memenuhi salah satu dari tiga syarat yang harus ada dalam aktivitas yang
menambah nilai. Kegagalan memenuhi dua syarat yang pertama merupakan hal yang sering
dijumpai dalam aktivitas perusahaan.
Jadi, analisis aktivitas adalah bagaimana menghilang pemborosan, jika pemborosan dapat
dihindarkan, maka biaya dapat dikurangi, dengan demikian yang dikendalikan adalah penyebab
biaya bukan biayanya.
3) Pengukuran Kinerja
Penilaian terhadap seberapa baik suatu aktivitas atau proses dilaksanakan merupakan hal
yang sangat mendasar bagi manajemen dalam upaya untuk memperbaiki profitabilitas. Ukuran
prestasi aktivitas dapat dinilai atas dasar keuangan dan non keuangan. Ukuran ini dirancang
untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas yang dilaksanakan dan apa hasil yang telah dicapai.
Pengukuran prestasi aktivitas terletak pada tiga dimensi yaitu:
 Efisiensi, yang berfokus pada hubungan antara masukan dan keluaran aktivitas.
 Kualitas, berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas yang benar saat pertama dilakukan.
 Waktu yang lebih lama, berarti lebih banyak konsumsi sumber daya dan kurang mampu
untuk bereaksi terhadap permintaan pelanggan.

B. PENILAIAN AKTIVITAS BERDASARKAN UKURAN KEUANGAN


1) Laporan Biaya Penambahan Nilai dan Bukan Penambahan Nilai
Biaya penambahan nilai merupakan satu-satunya biaya yang seharusnya terjadi dalam
perusahaan. Biaya standar penambahan nilai menghendaki penghapusan seluruhnya aktivitas
yang tidak memberikan nilai tambah. Biaya standar yang mempunyai nilai tambah menghendaki
juga penghapusan aktivitas yang tidak efisien dan tidak dilaksanakan secara efektif. Menetapkan
standar penambahan nilai tidak berarti bahwa standar tersebut tidak dapat dicapai dengan segera.
Ukuran operasional non-keuangan dapat digunakan untuk pengurangan biaya bukan penambahan
nilai. Mengukur efisiensi pekerja dan supervisor bukanlah cara untuk menghilangkan aktivitas
yang tidak memberikan nilai tambah. Sebaliknya, memfokuskan pada aktivitas dan menyediakan
insentif untuk memperbaiki proses adalah pendekatan yang lebih produktif karena memperbaiki
proses seharusnya mengarahkan pada hasil yang lebih baik.
Biaya yang dapat memberikan nilai tambah dapat dihitung dengan mengalihkan standar
ideal dengan harga standar. Rumus Perhitungan:
Biaya bernilai tambah = SQ × SP
dan
Biaya tidak bernilai tambah = (AQ – SQ) × SP
Dimana:
SQ = Tingkat keluaran bernilai tambah untuk suatu aktivitas
SP = Harga standar per unit ukuran keluaran aktivitas
AQ = Kuantitas actual dari keluaran aktivitas yang digunakan atau kuantitas aktual dari
kapasitas aktivitas yang diperoleh.
2) Benchmarking
Pendekatan lain dalam penentuan standar yang digunakan untuk membantu
mengidentifikasi peluang perbaikan aktivitas disebut benchmarking yang merupakan praktek
terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja aktivitas. Dalam satu organisasi, dilakukan
perbandingan antara unit yang berbeda yang melakukan aktivitas yang sama. Unit dengan kinerja
yang baik ditetapkan sebagai standar. Sementara itu, unit yang lain menjadikan standar sebagai
target yang harus dipenuhi. Tujuan dari pendekatan ini adalah menjadi yang terbaik dalam
pelaksanaan aktivitas dan proses.
3) Anggaran Fleksibel Aktivitas
Anggaran fleksibel aktivitas memungkinkan dilakukannya prediksi biaya aktivitas yang
akan terjadi dengan berubahnya aktivitas. Analisis varians dalam kerangka aktivitas ini membuat
manajer dapat membagi biaya aktivitas menjadi komponen bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah, membedakan antara dampak biaya dan dampak volume, serta melaporkan biaya
kapasitas aktivitas yang digunakan, selain itu, kemampuan untuk menghitung biaya dari berbagai
tingkat penggunaan aktivitas memungkinkan perhitungan biaya yang diperkirakan sebagai
standar aktivitas interim.
C. UKURAN NON-KEUANGAN BAGI KINERJA AKTIVITAS
Penilaian atas dasar ukuran non-keuangan, menjadi penilaian utama kinerja manajemen
dalam lingkungan manufakur yang semakin maju. Ukuran tersebut mencakup tentang kualitas
produk, kecepatan pengiriman produk pada pelanggan, pengendalian persediaan, pengendalian
sisa persediaan, manajemen mesin dan pemeliharaan. Walaupun pengendalian biaya masih tetap
merupakan pertimbangan penting, namun perhatian manajemen dalam akuntansi
pertanggungjawaban kontemporer lebih diarahkan pada cost driver yang menyebabkan suatu
biaya terjadi. Pengendalian terhadap faktor-faktor non-keuangan diyakini pada akhirnya akan
memberikan keuntungan maksimal pada perusahaan.
1) Penyebab Kegagalan Implementasi ABM
Salah satu alasan gagalnya implementasi sistem ABM adalah kurangnya dukungan dari
manajemen tingkat atas. Dukungan ini tidak hanya harus didapatkan sebelum melakukan proyek
implementasi, tetapi juga harus didapatkan sebelum melakukan proyek implementasi. Biasanya
dukungan bisa terjadi jika implementasi membutuhkan waktu yang lama atau hasil yang
diharapkan tidak tampak secara nyata. Hasil yang didapat mungkin tidak seperti apa yang
diharapkan karena para manajer operasional dan bagian penjualan tidak ahli menggunakan
informasi aktivitas yang baru. Jadi, kegagalan dalam mengintregasikan sistem baru tersebut juga
merupakan alasan lain dari kegagalan sistem ABM.
2) ABM dan Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban adalah alat fundamental untuk pengendalian manajemen
dan ditentukan melalui empat elemen penting, yaitu pemberian tanggung jawab, pembuatan
ukuran kinerja, pengevaluasian kinerja dan pemberian penghargaan. Akuntansi
pertanggungjawaban bertujuan mempengaruhi perilaku dengan cara tertentu sehingga seorang
atau kegiatan perusahaan akan disesuaikan untuk mencapai tujuan bersama. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan keuangan yaitu memberikan tanggung jawab pada berbagai
unit perusahaan dan menyatakan berbagai ukuran kinerja dalam bentuk keuangan. Akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang
dikembangkan utnuk perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang mengalami perbaikan
berkelanjutan. Sistem ini mengukur kinerja sehingga menekankan pada pandangan keuangan dan
non-keuangan.
3) Pertanggungjawaban Berdasarkan Keuangan dibandingkan dengan
Pertanggungjawaban Berdasarkan Aktivitas
Akuntansi pertanggungjawaban bedasarkan keuangan berfokus pada unit fungsional
perusahaan dan berbagai individu, di mana sebuah pusat pertanggungjawaban akan diidentifikasi
yaitu unit perusahaan, pabrik, departemen atau lini produksi. Sementara sistem
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas atau proses, titik utamanya akan mengubah inti dan
individu menjadi proses dan tim. Tiga metode yang memungkinkan perubahan, yaitu perbaikan
proses, inovasi proses dan penciptaan proses. Perbaikan proses merujuk pada peningkatan
bertahap dan konstan dalam efisiensi dalam proses yang telah ada, inovasi proses merujuk pada
kinerja proses dalam cara baru yang radikal dengan tujuan mencapai perbaikan yang dramatis
dalam hal waktu respons, kualitas dan efisiensi, dan yang terakhir yaitu penciptaan proses
merujuk pada instalansi sebuah proses dengan maksud memenuhi tujuan pelanggan dan
keuangan.
REFERENSI

Guan, Liming., Hansen, Don R., Mowen, Maryanne M. 2009. Cost Management: 6th Edition.
South-Western: Cengage Learning.
Hansen, Don R, and Mowen, Maryanne M. 2009.Managerial Accounting (Akuntansi
Manajerial). Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai