Kelompok 1 - 3B PKIM
Kelompok 1 - 3B PKIM
DAN PSIKOMOTOR
Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Kimia
Dosen Pengampu: Luki Yunita, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 1
Kelas 3B
1. Asya Askiya (11210162000037)
2. Cici Nur Alifa (11210162000039)
3. Aqil Nurrachmat Qomaruzain (11210162000061)
4. Nesya Juniar (11210162000066)
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melipahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Evaluasi Pembelajaran Kimia yang berjudul Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Pada
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad saw., beserta keluarga dan para
sahabatnya yang membawa kita semua dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang
benderang akan cahaya-cahaya ilmu penuh berkah-Nya ini. Semoga kita selalu berada dalam
syafa’at-Nya. Amin ya robbal ‘alamin.
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Kimia Semester 3 Kelas B Program Studi Pendidikan Kimia. Sebelumnya kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam
pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Ibu Luki Yunita, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Kimia yang telah memberikan tugas ini serta dengan bimbingannya makalah ini dapat
selesai dengan baik.
2. Para penulis dan penerbit dari referensi yang penyusun kutip sehingga penulisan
makalah dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari segi
penyusunan bahasa maupun aspek lainnya. Maka dari itu penyusun sangat membutuhkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan Makalah..................................................................................3
E. Metode Penulisan Makalah...................................................................................3
F. Sistematika Penulisan Makalah.............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
A. Kesimpulan..........................................................................................................24
B. Saran....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam sebuah institusi
pendidikan. Pada kegiatan belajar mengajar ada tahapan yang memerlukan tenaga dan
pemikiran. Tahapan-tahapannya yaitu perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan
tahapan evaluasi atau penilaian. Kegiatan belajar mengajar ini memerlukan sebuah
perkembangan setiap saat karena mengikuti zama. Pengembangan pendidikan di
Indonesia tidak pernah lepas dari pembaharuan kurikulumnya. Dalam tiap periode
tertentu kurikulum selalu mengalami proses evaluasi. Bahkan tak sedikit yang
beranggapan bahwa kurikulum itu berganti seiring pemangku kebijakan.
Sebagai negara yang terus berinovasi dalam pengembangan kurikulum, Indonesia
setidaknya telah mengalami lebih dari sepuluh kali perubahan sejak awal kemerdekaan.
Mulai dari Rentjana Pembelajaran 1947 hingga yang baru saja hangat diperbincangkan,
yakni “Merdeka Belajar”. Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di bawah komando Nadiem Makarim menambahkan fakta
bahwa dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun saja Indonesia telah menambahkan fakta
bahwa telah melakukan pembaharuan sebanyak 10 kali. Hal tersebut tak lain yaitu untuk
menjawab kebutuhan Indonesia yang berubah sesuai kemajuan zaman. Dengan
demikian, Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik yang memiiki daya
saing tinggi di masa yang akan datang.
Merdeka belajar bertujuan untuk membuat pembelajaran lebih bermakna lagi.
Adapun secara umum program ini bukan untuk menggantikan program yang telah ada,
tujuan utamanya adalah memperbaiki sistem yang sudah ada. Merdeka belajar yang
digagas Kemendikbud menawarkan proses pembelajaran yang lebih sederhana. Salah
satu penyederhanaan pelaksanaan pembelajaran tersebut yaitu ujian nasional yang
selama ini menjadi beban bagi pelaku pembelajaran diganti dengan asesmen kompetensi
minimum dan survei karakter, ujian sekolah berstandar nasional (USBN) dialihkan
menjadi asesmen berkelanjutan seperti portofolio (tugas kelompok, karya tulis,
praktikum, dan sebagainya).
Kurikulum 2013 menekankan bahwa capaian belajar peserta didik masa kini
harus mencakup 3 (tiga) aspek yaitu, aspek pengetahuan (kognitif), aspek emosional
(afektif), dan aspek keterampilan (psikomotorik). Berdasarkan hal tersebut, seharusnya
1
para pendidik dalam melakukan kegiatan belajar, tidak hanya menitikberatkan pada
aspek kognitif saja tetapi kedua aspek yang lain juga harus seimbang termuat nyata
dalam rencana dan kegiatan belajar mengajar kita. Namun, pada proses pembelajaran
ketiga penilaian tersebut belum secara optimal diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.
Dalam hal ini guru hanya menerapkan penilaian hanya pada ranah kognitif atau
pengetahuan dalam bentuk tes lisan dan tes tertulis. Pada penilaian ranah afektif dan
psikomotor guru tidak melakukan penilaian dan juga tidak adanya intrumen penilaian
yang menjadi acuan guru pada saat proses pembelajaran.
Jika sebelumnya telah dijelaskan bahwa penilaian dalam merdeka belajar ini
diarahkan pada asesmen berkelanjutan, maka dapat disepakati bahwa asesmen autentik
yang pernah diimplementasikan pada kurikulum 2013 masih relevan untuk
diintegrasikan dengan program tersebut. Asesmen autentik memberikan cara penilaian
yang cukup luas terhadap perkembangan siswa. Tidak hanya aspek kognitif yang
menjadi acuan utama penialaian, melainkan juga aspek afektif dan psikomotor. Penilaian
tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa proses kinerja yang dicapai telah sesuai
dengan rencana dan tujuan. Maka, dalam hal ini, permasalahan yang akan diangkat
tentang “Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Pada Ranah Kognitif, Afektif, dan
Psikomotor” dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud hakikat evaluasi dan hasil belajar?
2. Apa saja jenis-jenis evaluasi proses dan hasil belajar?
3. Bagaimana evaluasi proses dan hasil belajar pada ranah kognitif?
4. Bagaimana evaluasi proses dan hasil belajar pada ranah afektif?
5. Bagaimana evaluasi proses dan hasil belajar pada ranah psikomotor?
6. Apa yang membedakan evaluasi proses dan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hakikat evaluasi dan hasil belajar
2. Untuk mengetahui jenis-jenis hasil belajar
3. Untuk memahami evaluasi proses dan hasil belajar pada ranah kognitif
4. Untuk memahami evaluasi proses dan hasil belajar pada ranah afektif
5. Untuk memahami evaluasi proses dan hasil belajar pada ranah psikomotor
2
6. Untuk memahami perbedaan dari evaluasi proses dan hasil belajar pada ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor
D. Manfaat Penulisan
Dengan berbagai tujuan yang sudah sedemikian sistematis, maka manfaat dari
penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan terhadap penyusun dan
pembaca pada materi mengenai “Evaluasi proses dan hasil belajar pada ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor”.
E. Metode Penulisan
Makalah ini dibuat menggunakan metode sebagai berikut:
1) Metode Studi Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari, memahami, mengidentifikasi dan
mengumpulkan data dari pustak baik berupa buku maupun jurnal-jurnal di internet.
2) Metode Diskusi
Yaitu metode mendapatkan data dengan cara berdiskusi dengan teman kelompok yang
mengetahui informasi-informasi mengenai strategi pembelajaran siswa.
F. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematik penulisan, yakni BAB I Pendahuluan yang
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan, dan sistematik penulisan. BAB II Pembahasan yang mencakup rumusan
masalah diatas. Dan BAB III Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Evaluasi dan Hasil Belajar
1. Evaluasi
Haryati, (2007: 15) menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah
tercapai atau belum, berharga atau tidak dan dapat pula untuk melihat tingkat efisien
pelaksanaannya. Sementara itu Nitko & Brookhart dalam Harun dan Mansur, (2007:
2) menyatakan bahwa evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkaitan
dengan kinerja dan hasil karya siswa. Berdasarkan pendapat tersebut evaluasi dapat
diartikan sebagai proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja, keberhasilan
suatu program yang telah direncanakan dan hasil karya siswa.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan salah satu tolak ukur yang menjadi acuan dalam
memperbaiki kinerja seorang pendidik dalam proses pembelajaran. Bahkan tidak
sedikit bahwa hasil belajar dijadikan tolak ukur sebagai keberhasilan seorang
pendidik meskipun proses atau aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran
tidak dapat juga untuk diabaikan sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013 yang
sedang dilaksanakan saat ini.
4
B. Jenis-Jenis Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Menurut Bloom dalam Sudjana (2011: 23-31), hasil belajar dibagi menjadi 3 ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
1. Ranah Kognitif
Perolehan hasil belajar erat kaitannya dengan kemampuan mengolah informasi
pada materi yang dipelajari siswa pada ranah kognitifnya. Ranah kognitif adalah
ranah yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang
berawal dari tingkat mengingat sampai mencipta (Uno dan Koni, 2012: 60).
Kemampuan kognitif merupakan penampilan-penampilan yang dapat
diamati sebagai hasil-hasil kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman sendiri. Penilaian terhadap hasil belajar kognitif bertujuan untuk
mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives)
berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Konsep kunci
dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas,
bukan hanya dalam bentuk hafalan. Ranah kognitif merupakan ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Chung, mengatakan bahwa, “dalam
taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk
pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum di seluruh
dunia’’.
Menurut Benjamin Samuel Bloom (1856) ranah kognitif terdapat enam
jenjang proses berpikir mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni: (1)
Pengetahuan/Ingatan (knowledge); (2) Pemahaman (comprehension); (3) Penerapan
(application); (4) Analisis (analysis); (5) Sintesis (synthesis); dan (6) Evaluasi
(evaluation). Tingkatan-tingkatan dalam taksonomi tersebut telah digunakan hampir
setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan
tes dan kurikulum.
Seiring perkembangan teori pendidikan, Krathwohl (2001) dan para ahli
psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan
kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut dipublikasikan pada tahun 2001 dengan
nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi yang dibuat hanya pada ranah kognitif dengan
menggunakan kata kerja. Perubahan ini dilakukan dengan memberi versi baru pada
ranah kognitif yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan kognitif
5
(Anderson, 2010). Selanjutnya ada empat kategori dalam dimensi pengetahuan
kognitif yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural,
dan pengetahuan metakognitif. Menurut taksonomi bloom revisi, kemampuan berpikir
kognitif dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori. Ranah kognitif yang telah
direvisi Anderson dan Kratwohl (2010: 66-88) yakni terdiri dari (1) Mengingat
(remember); (2) Memahami atau Mengerti (understand); (3) Mengaplikasikan
(apply); (4) Menganalisis (analyze); (5) Mengevaluasi (evaluate); dan (6)
Menciptakan (create).
6
(summarizing), menyimpulkan (inferring), membandingkan (comparing), dan
menjelaskan (explaining).
Contoh Soal 1 : Jelaskan apa perbedaan dari luas permukaan bola dan volume
bola!
Alasan : Untuk menjawab soal di atas, siswa sudah harus memahami
pengertian dan konsep luas permukaan bola dan volume bola.
Siswa akan berpikir tentang informasi-informasi penting
7
volume balok, dan kemudian menghubungkannya dengan
biaya pengecatan.
8
panjang jari-jari bola 3 cm, apakah air dalam bak itu akan
tumpuh?
Alasan : Untuk menjawab soal di samping, siswa harus menghitung
volume masing masing benda (bak dan bola) untuk kemudian
mengevaluasi, yakni mempertimbangkan, memeriksa kecara
kuantitas volume air dan bola yang dihubungkan dengan
volume bak.
f. Kategori C6- Menciptakan (create)
Mencipta atau mengkreasi yaitu menempatkan elemen bersama-sama untuk
membentuk satu kesatuan yang utuh atau fungsional; yaitu, reorganisasi unsur ke
dalam pola atau struktur yang baru. Termasuk dalam mencipta yaitu generating/
menghipotesiskan, planning/merencanakan, dan producing/ menghasilkan. Proses
kreatif dapat di bedakan menjadi 3 fase yaitu (a) representasi masalah; (b)
perencanaan solusi; dan (c) pelaksanaan solusi.
Contoh soal : Perhatikan gambar berikut ini.
9
tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang sudah
tersimpan dalam ingatannya, selanjutnya menghubungkan informasi tersebut dan
menyampaikannya untuk mencapai tujuan atau jawaban yang dibutuhkan.
2. Ranah Afektif
Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat
tinggi. Ada beberapa kategori ranah afektif sebagai hasil belajar yaitu :
a. Penerimaan (Receiving), Adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala dan lain sebagainya. Termasuk dalam jenjang ini
misalnya adalah kesadaran untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi
gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
b. Jawaban (Responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar.
c. Penilaian (Valuing), Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau
penyesalan.
d. Organisasi, Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan dalam pengembangan
suatu perangkat nilai.
e. Karakteristik nilai / Pembentukan pola hidup Mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga pada dirinya dijadikan
pedoman yang nyata dan jelas dalam berbagai bidang kehidupan(Isa Anshori,
2009: 93)
Contoh aspek afektif dalam penilaian pembelajaran Kompetensi siswa dalam ranah
afektif
Yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara
teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu:
a. Laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim,
10
b. Pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar
pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah
afektif kemampuan yang diukur adalah:
6 5 4 3 2 1
Pelajaran kimia bermanfaat
Pelajaran kimia membosankan
Saya senang belajar kimia
Dst..
11
Ket :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Berilah tanda (√) pada skala yang paling cocok dengan anda
7 6 5 4 3 2 1
Mudah Sulit
Bermanfaat Sia-sia
Menantang Menjemukan
Banyak sedikit
Menyenangka Membosankan
n
Dst...
3. Ranah Psikomotor
a. Pengertian ranah psikomotor dalam pembelajaran
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
atau kemampuan seseorang bertindak setelah menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor ini akan tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor
ini sebenarnya kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan
hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-
kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar efektif
akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukan
perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam
ranah kognitif dan ranah afektifnya (Sudijono, 2013: 57-58).
12
Simpson (1966) menyoroti psikomotor dalam kaitannya dengan pergerakan
fisik, koordinasi, dan penggunaan bidang keterampilan motorik. Pandangan
Simpson tentang kemampuan psikomotorik didasarkan atas kajian dalam berbagai
bidng seperti pendidikan industrial, pertanian, ekonomi rumah tangga, pendidikan
bisnis, musik, seni, dan olahhraga. Pengembangan kemampuan psikomotor ini di
dalam pembelajaran membutuhkan latihan terus menerus dan diukur dari segi
kecepatan, presisi, jarak, prosedur, atau teknik dalam eksekusinya (widharyanto
dan Widanarto, 2021: 23)
13
3) Kemampuan melakukan gerakan persepsi, yaitu gerakan yang lebih halus
daripada gerakan refleks dan dasar, karena sudah dibantu kemampuan perseptual.
Dalam kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: menangkap bola,
mendribel bola, dan sebagainya.
4) Kemampuan melakukan gerakan berkemampuan fisik, artinya gerakan yang lebih
efisien dan berkembang melalui kematangan dan belajar. Contohnya yaitu: berlari
jauh, mengangkat beban, dan sebagainya.
5) Kemampuan melakukan gerak terampil, gerakan yang dapat mengontrol berbagai
tingkatan gerakan, gerakan yang sulit, kompleks, rumit dengan tangkas dan
cekatan. Contohnya: berdansa, menari, bermain piano, dan sebagainya.
6) Kemampuan melakukan gerakan indah dan kreatif, artinya gerkan untuk
mengkomunikasikan perasaan, gerakan terampil yang efisien dan indah.
Contohnya: bermain drm, balet, melukis, dan sebagainya.
Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah
psikomotor adalah praktik di lapangan atau auula, di bengkel, dan praktikum di
laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktikum itu juga ada ranah kognitif dan
afektifnya. Dalam hal ini guru melakukan pengamatan untuk menilai dan menentukan
apakah siswa sudah terampil atau belum dan dalam hal ini juga memerlukan kerja
sama dengan kelompok.
14
1) Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja
2) Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan-urutan
pengerjaan
3) Kecepatan mengerjakan tugas
4) Kemampuan membaca gambar atau simbol
5) Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang ditentukan
15
atau menilai kualitas pelaksanaan keterampilan dengan skor tertentu
misalnya skala 1-4 ataupun 1-5 dan 1-10.
2) Lembar penilaian
Lembar yang digunakan untuk menilai kinerja siswa atau menilai
kualitas pelaksanaan aspek keterampilan yang diamati. Pada ranah
psikomotor dalam pembelajaran dapat dilihat atau diamati dari proses, unjuk
kerja siswa dalam membuat tugas, mempresentasikan tugas, dan lainnya.
3) Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang teratur dan
berkesinambungan sehingga ada peningkatan kemampuan peserta didik pada
suatu kompetensi tertentu (Hasanah, dkk. 2021: 82).
16
Berikut contoh instrumen evaluasi hasil belajar psikomotor
Nomor Skor
Aspek keterampilan
Butir 5 4 3 2 1
Starting position
Waktu jongkok lutut kaki belakang ada
01
di depan ujung kaki lainnya
Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat
02 jari agak rapat mengarah ke samping
luar
dst… dst…
4. Perbedaan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Pada Ranah Kognitif, Afektif, dan
Psikomotor
Perbedaan
17
Jenis tujuan pembelajaran yang paling umum diterapkan di sekolah adalah
ranah kognitif. Hal ini disebabkan ranah ini berfokus pada penyebaran
pengetahuan. Diperkirakan 80 sampai 90% waktu belajar di sekolah dihabiskan
untuk mencapai tujuan dalam ranah ini. Hal tersebut dapat juga dilihat dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Sebagian besar dari standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut
berisikan ranah ini.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2)
pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5)
jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
Contohnya siswa dibina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis
jaring-jaring kubus. Namun, untuk dapat melukis jaring-jaring kubus setidaknya
diperlukan pengetahuan (kognitif) tentang bentuk-bentuk jaring kubus dan cara-
cara melukis garis-garis tegak lurus.
18
1) Contoh skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran sejarah
Keterangan :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
19
c. Contoh Aspek Psikomotorik Dalam Penilaian Pembelajaran
Tes untuk mengukur psikomotorik siswa adalah tes intuk mengukur
penampilan atau kinerja yang telah dikuasai peserta didik. Tes tersebut menurut
Lunetta dkk. dalam Jihad dan haris dapat berupa tes paper and pencil, tes
identifikasi, tes simulasi, dan tes kinerja (Haris, 2012).
Contohnya kemampuan psikomotor yang dibina dalam belajar kimia
misalnya berkaitan dengan keterampilan memggunakan alat di laboratorium
pada saat praktikum, melakukan pengamatan, menyampaikan hasil temuan, dan
lain-lain.
Menurut Ryan dalam Haryanti penilaian hasil belajar psikomotor dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu, pertama pengamatan langsung (saat praktek
berlangsung). Kedua setelah proses belajar-mengajar dengan cara memberikan
tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ketiga
beberapa waktu setelah proses belajar selesai.
20
karena itu, pendidikan harus dapat memotivasi kepada peserta didik untuk cinta
kepada membaca dan menulis sebagai kunci ilmu pengetahuan. Pengetahuan dimulai
dari membaca dan menulis sebagai firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-‘Alaq
ayat 1-5.
Arti dari ayat Al-‘Alaq ayat 1 tersebut “Bacalah dengan menyebut nama
Tuhanmu yang menciptakan”
Arti dari Q.S Al-Kalam ayat 1 tersebut berbunyi “Nun, demi qalam, dan apa
yang mereka tulis”
Dengan demikian ilmu yang diperoleh itu harus ditulis agar dapat langgeng
dan dapat dibaca kembali sehingga terhindar dari kelalaian. Hal ini dapat diteladani
pada perkataan sahabat Nabi, Anas bin Malik Al-Anshari kepada anak-anaknya “Hai
anak-anakku ikatlah ilmu dengan tulisan” dan lebih lanjut dia berkata “Kami tidak
menganggap suatu ilmu bagi siapa yang tidak menulis ilmunya”.
Di samping membaca dan menulis pendidikan juga harus memberikan nuansa
kepada peserta didik untuk dapat memahami, memperhatikan dan meneliti tanda-
tanda kekuasaan Tuhan sebagaimana al-Quran menyatakan ”Maka tidaklah mereka
meperhatikan Onta bagaimana diciptakan dan langit bagaimana ditinggikan? Dan
gunung-gunung bagaimana di tegakkan?” (QS. Al-Ghasyiyah : 17-20) dengan
demikian kemampuan intelektualnya dapat berkembang sehingga pada gilirannya
membawa perubahan kognitif pada peserta didik (Muhammad, 1998: 88-89).
2. Ranah Afektif
Manusia sebagai makhluk sosial terus mengalami perkembangan.
Perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak lahir, dewasa sampai akhir
hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya yang
menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya (Dja’ali, 2000: 124). Di
mana sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain maka manusia
21
melakukan interaksi antar individu-individu. Allah menyatakan dalam al-Qura`an
Q.S Al-Hujurat ayat 13
22
mengajarkan keterampilan yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing
(Nata, 2005: 7).
Mengutip pernyataan A. Malik Fajar (1999:41) dalam menjelaskan hadis
Rasulullah saw “ Kebersihan itu sebagian dari iman” tidak hanya diartikan menjaga
kebersihan badan, perumahan, pakaian, dan lingkungan, tetapi dapat juga dipertajam
misalnya dengan pengertian menciptakan alat-alat pembersih seperti mesin cuci dan
pasta gigi, dan teknologi mesin yang dapat menciptakan suasana menjadi bersih.
23
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merdeka menekankan bahwa capaian belajar peserta didik masa kini
harus mencakup 3 (tiga) aspek yaitu, aspek pengetahuan (kognitif), aspek emosional
(afektif), dan aspek keterampilan (psikomotorik). Ranah kognitif adalah ranah yang
membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari
tingkat mengingat sampai mencipta dengan klasifikasi yakni terdiri dari (1)
Mengingat (remember); (2) Memahami atau Mengerti (understand); (3)
Mengaplikasikan (apply); (4) Menganalisis (analyze); (5) Mengevaluasi (evaluate);
dan (6) Menciptakan (create). Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan
sikap dan nilai, sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah
memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah psikomotor adalah ranah yang
berkaitan dengan keterampilan (skill), psikomotor biasanya berkaitan dengan
pergerakan fisik.
B. Saran
Seharusnya para pendidik dalam melakukan kegiatan belajar, tidak hanya
menitikberatkan pada aspek kognitif saja tetapi kedua aspek yang lain yaitu afektik
dan psikomotor juga harus seimbang termuat nyata dalam rencana dan kegiatan
belajar mengajar kita.
24
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Suprijono. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakrta:
Pustaka Pelajar.
Anshori, Isa. (2009). Perencanaan Sistem Pembelajaran, Sidoarjo: Muhammadiyah
University
Press, Cet kedua.
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives. New York:
Addison Wesley Longman, Inc.
Basuki, Ismet, dan Hariyanto. (2014). Asesmen pembelajaran. Bandung: PT Remaja
rosdakarya
Bloom, Benjamin S., etc. (1856). Taxonomy of Educational Objectives : The Classification of
Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York : Longmans, Green
and Co.
Dja`ali. (2000). Psikologi Pendidikan. Jakarta; Program Pascasarjana Universitas Negeri
Jakarta
Dudung, A. (2018). Penilaian Psikomotor. Depok: Karima
Effendi, Ramlan. (2017). “Konsep Revisi Taksonomi Bloom Dan Implementasinya Pada
Pelajaran Matematika SMP,” dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Vol 2, No
1. Hal: 72-78
Fajar, Malik. (1999). Treorientasi Pendidikan Islam, Jakarta.
Haryati, Mimin. (2007). Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press
_____________. (2013). Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press
Hasan, Muhammad Toha. (2004). Dinamika kehidupan Religius. Jakarta: Lista Fariska Putra
Hasanah, Alif, dkk. (2021). Evaluasi pembelajaran. Bandung: Media Sains Indonesia
Jihad , Asep dan Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
25
Khusnul Khotimah & Susi Darwati.(t.thn). ASPEK-ASPEK DALAM EVALUASI
PEMBELAJARAN. Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo
Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.
Muhammad bin Mathar az- Zahroni. (1998). Tadwin As-Sunnah an-Nabawiyah wa
Totowwiruhu min al-Quran al-Awwal ila Nihayah al-Quran at-Tasyi al Hijr. Madinah
al –Munawwarah: Daar al-Khudari
Nata, Abudin.(2005). Pendidikan dalam Perspektif Al-Quran. Jakarta: UIN Jakarta Press
Putri, Hellin,. dkk. (2022). “Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran Kognitif pada Tes
Uraian dan Tes Objektif,” dalam Jurnal Papeda. Vol 4, No 2. Hal: 139-148
Rasyid, Harun. Dan Mansur. (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima.
Sudaryono. (2012). Dasar-dasar evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sudijon, Anas. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada
___________. (2013). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sukardi, dan Nurlaili. (2022). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Dan Prosedur
Evaluasi (Aplikasi Pada Ilmu-Ilmu Sosial. Indramayu: Adab
Suryadi, Ahmad. (2020). Evaluasi pembelajaran jilid II. Sukabumi: CV jejak
Oktavina, Dwi dan Prihatin, Iwit. (2018). “Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Perbandingan Berdasarkan Ranah Kognitif Revisi Taksonomi Bloom,” dalam Jurnal
Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika. Vol 8, No 2. Hal: 81-88
Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Windhayarto & Widanarto. (2021). Menilai Peserta Didik. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press
26