4987 11534 1 PB
4987 11534 1 PB
Kontak Person:
Rodiah Astuti
Jl. Raya Tlogomas 246 Malang
E-mail: astutidechi@gmail.com
Abstrak
Wilayah di desa Kedungwungu Kecamatan Binagun Kabupaten Blitar salah satu desa dampingan Program Pamsimas Tahun
2016 dimana Desa Kedungwungu belum mendapatkan akses air bersih 100%. Desa ini memiliki sumber mata air yang disebut
mata air Sumber Nanas Lancar, sumber nanas lancar letaknya cukup jauh dari permukiman penduduk didesa tersebut
sehingga dalam pendistribusian air bersih memerlukan investasi yang cukup besar. Kendala dalam pendistribusian air bersih
didesa Kedungwungu adalah jarak dan debit sumber yang terbatas dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat didesa
tersebut. Untuk ini direncanakan sistem jaringan air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah studi sampai
tahun 2030. Kebutuhan air bersih akan direncanakan sampai tahun 2030 dengan proyeksi jumlah pertumbuhan penduduk di
analisis dengan menggunakan perhitungan geometrik. Hasil perkiraan kebutuhan air bersih di desa Kedungwungu kecamatan
Binangun Kabupaten Blitar pada tahun 2030 dengan jumlah penduduk 5161 jiwa mencapai 5.02 liter/detik. Perencanaan
Sarana dan Prasarana Air Bersih didesa Kedungwungu akan memanfaatkan beda tingga topografi di wilayah ini sehingga
pendistribusianya menggunakan sistem gravitasi dengan perencanaan menggunukan software epanet 2.0 dilakukan trial and
error menggunakan diameter pipa 50 mm, 75 mm, 90 mm dan 110 mm. Untuk mendesain sistem penyediaan air bersih
digunakan software EPANET 2.0.
1. Pendahuluan
Air adalah sumber kehidupan makhluk hidup di bumi ini untuk memenuhi kebutuhannya secara
alami. Air merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam kehidupan karena semua makhluk hidup di
dunia ini memerlukan air. Tumbuhan dan hewan sebagian besar tersusun oleh air. Sel tumbuhan
mengandung lebih dari 75% air dan sel hewan mengandung lebih dari 67%. Kurang dari 0,5% air secara
langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia (Widiyanti, 2004). Air dimanfaatkan oleh
manusia untuk berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan air untuk keperluan individu berbeda-
beda untuk tiap tempat dan tiap tingkatan kebutuhan. Semakin tinggi taraf kehidupan di suatu tempat,
maka semakin meningkat pula sejumlah kebutuhan akan air. Pemakaian air sangat luas, sehingga harus
diupayakan sedemikian rupa agar tetap tersedia dan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu baik
fisik, biologi maupun kimia (Alwi, 2012). Penyediaan air minum diperdesaan tumbuh untuk dapat
memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat perdesaan. Selain itu, untuk mendukung SDGs dan Program
Pemerintah Universal Acces maka Pemerintah banyak membangun sarana dan Prasarana infrastuktur
untuk Air minum Perdesaan. Hal tersebut menjadikan air sebagai benda ekonomi yang dapat dijual
sehingga masyarakat mengelola dan memanagement penjualan air sebagai salah satu usaha yang
menghasilkan provit untuk desa atau kelompok masyarakat.
Pengelolaan sistem penyediaan air minum (SPAM) berbasis masyarakat yang berkelanjutan
bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kuantitas, kualitas, kontinuitas, keterjangkauan dan
pengembangan akses penduduk perdesaan terhadap air minum berkelanjutan. Tantangan yang harus
dihadapi untuk mewujudkan tujuan tersebut diatas, antara lain: Rendahnya penerapan pendekatan
pembangunan SPAM berbasis masyarakat dalam kebijakan pembangunan daerah, Belum tersedianya
lembaga yang khusus menangani pengelolaan air minum perdesaan, belum tersedianya sistem informasi
air minum dan sanitasi perdesaan sebagai basis pengambilan keputusan program dan anggaran
pembangunan air minum daerah, belum memadainya dukungan program dan anggaran APBD
bagi peningkatan akses SPAMS berbasis masyarakat memenuhi standard pencapaian optimal
B-47
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
(SDGs), Belum dimanfaatkannya potensi pendanaan swasta dan masyarakat untuk mendukung
investasi pembangunan SPAM. (Petunjuk Teknis PT.7 Program Pamsimas).
Dari beberapa kendala maka kami mencoba membuat Analisa keberlanjutan pengelolaan Sarana
Prasarana Air Minum diperdesaan dengan mengambil contoh dari ketersediaan sumber air sebagai air
baku untuk air minum didesa Kedungwungu Kecamatan Binangun kabupaten Blitar. Perubahan iklim,
budaya, cara hidup, dan perkembangan jaman terjadi dengan sangat pesat, maka diperlukan upaya
konservasi sumber daya air untuk menjaga ketersediaan air yang berkualitas dan kuantitas yang baik
sehingga pemanfaatan air secara efektif dan efisien sangat diperlukan. Manfaat dari konservasi air
sangatlah banyak seperti untuk irigasi, pembangkit listrik, air baku untuk air minum, dan sebagianya.
Kewajiban Pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar manusia, seperti air minum, memotivasi
Pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan dan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) khususnya bagi masyarakat pedesaan yang notabebe merupakan masyarakat dengan tingkat
pelayanan SPAM terendah. Sesuai dengan data BPS, cakupan pelayanan SPAM di pedesaan hanya 8%.
Selain itu pemerintah juga terpacu untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun
2030, yaitu mencapai akses Air minum aman 100% penduduk. Untuk mengatasi masalah kebutuhan air
bersih di Desa Kedungwungu Kecamatan Binangun, maka direncanakann pembangunan sarana dan
prasarana air bersih untuk dapat memenuhi akses air bersih masyarakat didesa Kedungwungu dengan
software Epanet 2.0. Sistem yang akan di gunakan adalah sitem gravitasi dalam software Epanet 2.0
untuk mengetahui sumber air dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan sampai tahun
yang direncanakan.
Dalam melakukan perencanaan pemanfaatan air ke depan dibutuhkan untuk mengetahui jumlah
penduduk dan kebutuhan air rata-rata setiap hari di masa depan. Maka dilakukanlah proyeksi jumlah
penduduk, dalam kajian ini proyeksi atau perkiraan jumlah penduduk dilakukan sampai 10 tahun ke
depan. Untuk memperkirakan proyeksi jumlah penduduk dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu:
metode aritmatik, metode geometrik, dan metode exponensial. Dari ketiga metode tersebut, kemudian
diuji menggunakan uji kesesuaian untuk mendapatkan angka r dengan uji Geometrik dengan
membandingkan pertumbuhan penduduk 10 tahun ke belakang.
1/t - 1
Pt
r= (1)
Po
….......................(1)
Sesuai dengan kebutuhan air yang ada, maka dalam memenuhi kebutuhan air tersebut
digunakanlah sumber mata air Sumber Nanas Lancar sebagai pemasok utama ketersediaan air bersih,
dalam perhitungannya dari sumber mata air ini akan dikumpulkan atau dikolektifkan sebelum
didistribusikan ke desa Kedungwungu Kecamatan Binangun. Debit rata-rata didapat berdasarkan
pengukuran data di lapangan dengan 2 jenis musim. Hasil pengukuran didapatkan debit aktual dan untuk
debit andalannnya digunakan debit andalan. Besarnya pemakaian air bersih pada suatu daerah tidaklah
konstan, tetapi mengalami fluktuasi. Hal ini tergantung pada aktifitas keseharian dalam penggunaan air
oleh masyarakat, sehingga dibutuhkan nilai dari Load Factor yang besarnya tergantung pada
penggunaan air tiap jamnya.
Kebutuhan air dibagi menjadi 2, yaitu kebutuhan air domestik dan kebutuhan non domestik.
Kebutuhan air domestik ialah kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan hidup manusia, mulai
masak, minum, mandi, cuci, dan keperluan lainnya. Kebutuhan air non domestik ialah kebutuhan air
yang digunakan untuk keperluan perkantoran, sekolah, masjid, dan niaga. Qtotal = Qdomestik + Qnon
domestic.
a. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air bersih yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga dan kran/hidran umum, jumlah kebutuhan tersebut ditentukan berdasarkan karakteristik dan
perkembangan konsumen pengguna air bersih. Sehingga semakin luas wilayah yang harus dilayani maka
akan semakin besar pula kebutuhan air bersih yang digunakan masyarakat.
B-48
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
lt/jiwa/hari
1 Kota Metropolitan Di atas 1 juta 190
2 Kota Besar 500.000 – 1 juta 170
3 Kota Sedang 100.000 – 500.000 150
4 Kota Kecil 20.000 – 100.000 130
5 Desa 10.000 – 100.000 100
6 Desa Kecil 3.000 – 10.000 60
Sumber: Kimpraswil, 2003
Desa Kedungwungu Kecamatan Biangun termasuk dalam kategori desa kecil dengan jumlah
penduduk 3.000 – 10.000 jiwa serta kebutuhan airnya sebesar 60 lt/jiwa/hari
b. Kebutuhan Non-Domestik
Kebutuhan non domestic merupakan kebutuhan air bersih yang digunakan selain untuk keperluan
runah tangga dan sambungan kran/hidran umum, seperti pemakaiana air untuk perkantoran,
perdagangan, industri serta fasilitas social lainnya seperti tempat ibadah, sekolah, asrama, rumah sakit,
militer, serta pelayanan jasa umum lainnya. Besarnya prosentase kebutuhan non domestic terhadap
kebutuhan domestic juga harus memperhatikan perkembangan tingkat kebutuhan dari tahun ke tahun.
B-49
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
2g
= Tenaga Kinetik
1/2 m.v22
1/2 m.v vv2
2
m.g 2 2g2
1/2m.g m.v v2g
Dengan neraca massa energi yang masuk sama dengan yang keluar energi di A = energi di B
m.g 2g
sehingga
H = Z + p + v2 …...........................(7)
2g
2
H = Z1 + P1 + v2
H = Z1 + P1 + v
2g
2g
B-50
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
B-51
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
2. Metodologi Penelitian
2.1 Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini berisi tentang perhitungan data yang akan digunakan dalam
penelitian yaitu mencakup data jumlah penduduk, data kebutuhan air masyarakat dan data-data lainnya
yang mendukung penelitian ini. Data-data tersebut diolah untuk menganalisis kebutuhan air bersih di
perdesaan jangka panjang dari beberapa mata air lalu di buat sistem jaringan air bersih untuk
distribusinya dengan menggunakan software EPANET 2.0.
MULAI
B-52
PERSIAPAN
STUDI PUSTAKA
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
B-53
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
NO PARAMETER SATUAN 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1 Pelayanan jiwa/ sambungan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 Faktor Pemakaian
Kebutuhan Harian Maksimum 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Kebutuhan Jam Puncak 1.56 1.56 1.56 1.56 1.56 1.56 1.56 1.56 1.56 1.56
3 Kehilangan Air 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
4 Sambungan Rumah lt/org/hari 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
5 Keb. Domestik dan non domestik % 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
6 Jml Penduduk Jiwa 4719 4766 4814 4862 4910 4959 5009 5059 5110 5160.74
7 Prosentase Penduduk Terlayani % 55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% 100%
8 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 2595 2860 3129 3403 3683 3968 4258 4553 4854 5161
9 Keb. Air Domestik lt/hari 155717.61 171572.32 187728.53 204190.67 220963.26 238050.85 255458.06 273189.59 291250.17 309,644.61
10 Keb. Air non domestik lt/hari 15571.7606 17157.2319 18772.8527 20419.0673 22096.3259 23805.0849 25545.8064 27318.9589 29125.0168 30,964.46
11 Kehilangan air akibat kebocoran lt/hari 34257.8733 51471.6958 56318.5581 61257.2018 66288.9777 71415.2546 76637.4192 81956.8766 87375.0503 92,893.38
12 Keb. Suplai Air lt/dt 1.90321518 2.22408562 2.43351794 2.64691613 2.86433854 3.08584434 3.31149342 3.54134652 3.77546513 4.01391159
13 Keb. Harian Maximum lt/dt 2.28385822 2.66890275 2.92022153 3.17629935 3.43720625 3.7030132 3.97379211 4.24961582 4.53055816 4.816693908
14 Keb. Jam Puncak lt/dt 0.37112696 0.4336967 0.474536 0.51614864 0.55854602 0.60173965 0.64574122 0.69056257 0.7362157 0.78271276
15 Keb. Air total lt/hari 205547.24 240201.25 262819.94 285866.94 309348.56 333271.19 357641.29 382465.42 407750.23 433502.45
16 Keb. Air total lt/dt 2.38 2.78 3.04 3.31 3.58 3.86 4.14 4.43 4.72 5.02
Keterangan :
1 Pelayanan = Rata-rata jumlah penghuni per rumah 8 Jumlah Penduduk Terlayani = [6] x [7]
2 Faktor Pemakaian 9 Keb. Air Domestik = [8] x [4]
Keb. Harian Maximum = Koefisien kebutuhan harian maksimum 10 Keb. Air non Domestik = [9] x [5]
Keb. Jam Puncak = Koefisien kebutuhan jam puncak 11 Kehilangan Air Akibat Kebocoran = [3] x {[9] + [10]}
3 Kehilangan air = Rata-rata kehilangan air 12 Keb. Suplai Air = 80% x{ [15]/86400}
4 Sambungan Rumah = Jumlah pemakaian air/ orang/ hari 13 Keb. Harian Maksimum = [12] x [2, Keb. Harian Maksimum]
5 Keb. Domestik dan non Domestik = Prosentase kebutuhan 14 Keb. Jam Puncak = [15] x [2, keb. Jam Puncak]/ 86400
6 Jumlah Penduduk = Data hasil proyeksi 15 Keb. Air Total = [9] + [10]+ [11]
7 Prosentase Penduduk Terlayani = Prosentase pelayanan (Data dari KP SPAMS Sumber nanas Lancar)
Hf 52.27
S = = = 0.01112
L 4700
V = 0,8492 x C x D0,63 x S0,54
V = 0.8492 x 100 x 0.110 0.63 x 0.01112 0.54 = 1.862 m/detik
Q=VxA
-3
Q = 1.862018 x 3.14 x (0.11) 2 = 0.01768638 = 17.686 x 10
2
Q total yang dibutuhkan oleh masyarakat sampai tahun 2030 adalah:
Q = 17.68638 x 10 -3 x ( 60 x 60 x 24)
= 1528.103 m/hari
= 1528103 l/hari
Untuk kebutuhan air di tahun 2030 dengan jumlah orang sebesar 5161 dengan kebutuhan air
bersih sebesar 60 ltr/org/hari maka = 1.528.103/5161 = 296,08 ltr/org/perhari. Kebutuhan ini masih
melebihi dari standar minimum pelayanan air bersih ditingkat perdesaan yaitu 60 ltr/orang/hari
Dari hasil analisis, pipa yang direncanakan dengan diameter 4 inch dari sumber air ke sambungan
Junction 2 mampu untuk mengalirkan air sebesar 5.02 liter/det dan mampu memenuhi kebutuhan yang
di perlukan 60 ltr/org/hari. Dimana air yang mengalir akan didistribusikan ke junction – junction
berikutnya sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan dan disimulasikan pada Program epanet 2.0
B-55
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
1. Data yang dihasilkan dari setiap junction, tanks dan reservoir yaitu debit air, pressure dan kualitas
air (terlampir pada data hasil uji kualitas air).
Debit yang dihasilkan dari program Epanet 2.0 menyatakan bahwa sumber mata air sumber nanas
lancar dapat memenuhi kebutuhan air bersih didesa Kedungwungu, tekanan air lebih dari 2 meter dan
aliran air tidak ada hambatan untuk mengalirkan keseluruh pemanfaat desa kedungwungu. (Analisa dari
perhitungan Epanet 2.0, 2014)
Gambar 8 Simulasi Aliran Distribusi Air bersih dan Presure dengan Epanet 2.0
(Sumber: Analisis Penulis, 2021)
2. Data yang dihasilkan dari pipa distribusi air bersih yaitu debit air, kecepatan airdan tinggi hilang
(headloss).
B-56
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Gambar 9 Tabel Output Debit, Hidrolik Head dan Kualitas Air pada Pipa
Sumber: Epanet 2.0, 2014
Kecepatan air yang dihasilkan dari program Epanet 2.0 menyatakan bahwa pipa dapat
mengalirkan air dari sumber mata air sampai pada pemanfaat air bersih untuk dapat memenuhi
kebutuhan air di Desa Kedungwungu.
Gambar 10 Simulasi Aliran Distribusi Air bersih dan Presure dengan Epanet 2.0
Sumber: Analisis Penulis, 2021
B-57
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
4. Kesimpulan
1. Potensi ketersediaan air yang terdapat di Desa Kedungwungu yaitu mata air Sumber Nanas Lancar
dengan debit sesaat sebesar 7.5 liter/det mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Desa
Kedungwungu sampai Tahun 2030.
2. Kebutuhan air bersih untuk Desa Kedungwungu meningkat dari 2.38 liter/det pada Tahun 2021
menjadi 5.02 liter/det pada Tahun 2030.
3. Dari hasil analisis software Epanet 2.0 diperoleh ukuran pipa yang bervariasi yaitu 25 mm, 50 mm,
75 mm dan 100 mm.
Sistem penyediaan air bersih yang direncanakan akan dapat berfungsi dengan baik apabila operasi
dan pemeliharaan instalasi dilakukan dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan langkah – langkah sebagai
berikut:
1. Harus dilakukan usaha perlindungan terhadap sumber air melalui upaya konservasi di kawasan
sumber air tersebut.
2. Harus diadakan lembaga pengelola sistem penyediaan air baku untuk air bersih dan kepada
pengurusnya diberi pelatihan manajemen dan teknik operasi dan pemeliharaan instalasi.
3. Sumber mata air sumber Nanas Lancar akan dapat dikonsumsi dengan diolah terlebih dahulu dengan
cara perebusan, jika akan dijadikan air baku sebagai air minum maka harus melalui treatmen air
sehingga memenuhi persyaratan air minum yang ditetapkan oleh Kemenkes No. No.
492/Menkes/Per/IV/2010
4. Serta dapat dijadikan sebagai penghasil air minum kemasan kedepannya jika point 1 dan 2 dapat
terlaksana dengan baik.
5. Sebaiknya dapat diberikan tindakan alternatif untuk air yg terus mengalir saat hidran umum
penuh,seperti menambah hidran umum baru, penampungan air (bak), atau bisa juga di alirkan ke
sistem irigasi.
Daftar Notasi
r = Laju pertumbuhan penduduk
Pt = Jumlah penduduk Tahun t
Po = Jumlah penduduk tahun awal
t = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun ke – t
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang (m2)
V = Kecepatan aliran (m/s)
V = Kecepatan aliran (m/det)
C = Koefisien kekasaran
D = Diameter pipa (m)
S = Slope pipa = beda tinggi/panjang pipa (m/m)
B-58
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Referensi
[1] Badan Standardisasi Nasional. 2006. SNI 19- 6728.1-2002 (Penyusunan neraca sumber daya –
Bagian 1: Sumber daya air spasial). Hal 10-14
[2] BPS (Balai Pusat Statistik) Kabupaten Blitar. Data penduduk Desa Kedungwungu Kecamatan
dalam angka tahun 2021.
[3] Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Buku Utama Sistem
Jaringan Pipa. Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
[4] Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. 1998. Petunjuk Teknis
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, Pembangunan dan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air
Bersih Perdesaan. Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
[5] Fredik S, Marvy. 2013. Sistem Penyediaan Air Bersih di Kelurahan Tinoor. Jurnal Tugas Akhir.
Universitas Sam Ratulangi. Linsley,R.K dan Fransini, J.B, 1991, Teknik Sumber Daya Air jilid 1
& 2, Erlangga, Jakarta
[6] Naway, Ridwan. 2013. Pengembangan Sistem Pelayanan Air. Jurnal Tugas Akhir. Universitas
Sam Ratulangi.
[7] Pedoman/Petunjuk Teknik Dan Manual Bagian 6: Air Minum Perkotaan, Kimpraswil
[8] Sutrisno, Totok.C. Suciastuti, Eny, 1987, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Bina Aksara, Jakarta
[9] Sudirman, Andry. 2012. Analisa Pipa Jaringan Distribusi Air bersih Di Kabupaten Maros Dengan
Menggunakan Software Epanet 2.0. Jurnal Tugas Akhir. Universitas Hasanuddin.
[10] Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidraulika II. Beta offset. Yogyakarta.
[11] Triatmadja, Radianta, 2007, Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan, Yogyakarta
[12] Rossman, A. L. 2000. EPANET 2 USER MANUAL
[13] Rodiah Astuti, Sri Utami, Septiana Hariyani 2020, Community-based Participatory Lifestyle
Strategies in Kedungwungu Village, Binangun District, Blitar Regency.Jurnal Tugas
Akhir.Universitas Brawijaya.
[14] Aditya Wahana Pratama, Widandi Soetopo, Pitojo Tri Juwono, 2013, Optimasi Pemanfaatan
Sumber Mata Air Untuk Air Baku Dengan Metode Program Dinamik (Studi Kasus: Desa Bumiaji
Kecamatan Bumiaji)
[15] Restu Wigati, Andi Maddeppungeng, Irvan Krisnanto, 2013, studi analisis kebutuhan air bersih
pedesaan sistem gravitasi Menggunakan software epanet 2.0
[16] Asian Development Bank, 2014. WOMEN, WATER, AND LEADERSHIP.
https://www.adb.org/sites/default/files/publication/150953/women-water-and-leadership.pdf
B-59