Anda di halaman 1dari 17

POLRI DAERAH METRO JAYA

KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK


NOMOR :Kep/ /PMKP/I/ 2023

TENTANG

PANDUAN PENGUKURAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU KLINIK

KEPALA KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK

Menimbang : a. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu


dan mengutamakan keselamatan pasien, maka diperlukan Panduan
pengukuran dan Pelaporan Indikator Mutu Klinik;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan butir a, perlu ditetapkan dengan
surat keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Metro Depok tentang
Penyusunan Indikator Klinis dan Indikator Prilaku Pemberi Layanan
Klinis.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun
2008 tang Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
7. Permenpan RB Tahun 2018 tentang penyusunan indikator kerja
8. Peraturan Menteri Kesehatan No 36 Tahun 2022 Tentang Akreditasi
Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK


TENTANG PANDUAN PENGUKURAN DAN PELAPORAN INDIKATOR
MUTU KLINIK.

Kesatu : Panduan Pengukuran dan pelaporan indikator mutu klinik dimaksud dalam
diktum kesatu sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Depok
Pada Tanggal : Januari 2023
KEPALA KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK

LINDARWATI

AKP NRP 71050138


POLRI DAERAH METRO JAYA LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KLINIK
KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK NOMOR : KEP/ /PMKP/I/2023
TANGGAL : JANUARI 2023

PANDUAN
PENGUKURAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU
KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Pengertian
1. Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrumen. Menurut WHO, indicator yang ideal harus memiliki 4
(empat) kriteria :
a. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan
dinilai.
b. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama pada
saat yang dinilai berulangkali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
c. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu
banyak.
d. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak
bertumpang tindih.
2. Mutu adalah bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda
namun berimplikasi pada superprioritas sesuatu hal.
3. Indikator mutu adalah variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur presentasi
kuantitatif/kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap
besaran target atau standart yang telah ditetapkan sebelumnya/cara untuk menilai
mutu atau kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan klinik.
4. Indikator mutu prioritas adalah indikator mutu yang diutamakan yang akan
diimplementasi di klinik meliputi kegiatan penyusunan indikator mutu dengan
kriteria high risk, high volume, high cost dan problem prone, sosialisasi, uji coba,
implementasi, validasi, analisa, pencatatan dan pelaporan, benchmarking,
publikasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan kepada kepala klinik Sedangkan
indicator mutu lainnya akan tetap dijadikan indikator mutu unit.
5. Indikator mutu unit adalah indikator yang tetap dijalankan pada unit terkait,
sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan. Dimana kegiatan validasi, monitoring
dan evaluasi dan benchmarking dilakukan menyusul setelah indikator utama
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
6. Indikator mutu area klinis adalah cara untuk menilai mutu/kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik yang berkaitan langsung dengan
proses perawatan dan pelayanan terhadap penyakit pasien (kepentingan klinis).
7. Indikator mutu area manajereal adalah cara untuk menilai mutu/kualitas dari
suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik yang berkaitan dengan
proses manajerial/mengatur dalam hal perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efisien. Dimana penyelesaian pekerjaan ini melalui orang lain (definisi
menurut Mary Parker Follet). Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal/target.
8. Indikator mutu area sasaran keselamatan pasien adalah cara untuk menilai
mutu/kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik dalam
Upaya menurunkan angka kejadian/insiden di klinik demi meningkatkan
keselamatan pasien.
9. Indikator mutu area JCI library of measure adalah cara untuk menilai
mutu/kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik yang
berkaitan/berdasr pada ketentuan Joint Commission International library of
Measure.
10. Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit klinik,
didalamnya mencakup judul, tujuan peningkatan mutu, definisi operasional,
numerator, denumerator, sumber data, penanggung jawab, alasan pemilihan
indiKator, tipe indikator, jangka waktu laporan, frekuensi penilaian data, metodelogi
pengumpulan data, target sample dan sample size, area monitoring, nilai
ambang/standar, metode pengumpulan data dan analisisnya, metode diseminasi
ke staf, dan nama alat audit.
11. Pencatatan dan pelaporan indikator mutu unit adalah melakukan pencatatan
data dari setiap kegiatan indikator mutu unit berupa laporan lengkap pelaksanaan
indikator mutu dari sumber data yang diperlukan dengan menggunakan format
yang ditetapkan antara lain checklist, survey, dokumen rekam medis dan lain-lain,
serta direkapitulasi dalam sensus harian.
a. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi indicator mutu unit tiap triwulan adalah
melakukan pencatatan dari setiap kegiatan indicator mutu unit dalam satu
triwulan berjalan dan melaporkan data tersebut berupa rekapitulasi kegiatan
mutu triwulanan kepada kepala klinik dengan menggunakan format yang
ditetapkan.
b. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan tim Mutu
tiap tahun adalah melakukan pencatatan data indikator mutu semua unit dalam
satu triwulan dan satu tahun berjalan, dan melaporkan data tersebut kepada
kepala klinik dengan menggunakan format yang telah ditetapkan.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Penyusunan indikator Mutu


Penyusunan indikator mutu terdiri atas :
1. Identifikasi masalah yang akan dijadikan indikator mutu dari unit-unit di klinik
dengan mendapatkan persetujuan PJ unit.
2. Usulan indikator mutu dari tiap-tiap unit di klinik dikumpulkan oleh komite PMKP
untuk kemudian diteruskan kepada kepala klinik dan dilakukan pemilihan indikator
mutu prioritas/kunci.
3. Penetapan kebijakan tentang indikator mutu klinik.

B. Jenis Indikator Mutu Pelayanan klinik


1. Indikator area klinis
2. Indicator area manajerial
3. Indikator area sasaran keselamatan pasien
4. Indikator JCI library of measure

C. Indikator Mutu Prioritas


Indikator mutu prioritas adalah indikator mutu yang diutamakan yang akan
diimplementasi di klinik meliputi kegiatan penyusunan indikator mutu dengan kriteria
high risk, high volume, high cost dan problem prone, sosialisasi, uji coba,
implementasi,
validasi, analisa, pencatatan dan pelaporan, benchmarking, publikasi, monitoring dan
evaluasi, pelaporan kepada kepala klinik Sedangkan indicator mutu lainnya akan
tetap
dijadikan indikator mutu unit.

D. Kamus Profil Indikator Mutu


Kamus Profil Indikator Mutu berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit klinik,
didalamnya mencakup judul, tujuan peningkatan mutu, definisi operasional, numerator,
denumerator, sumber data, penanggung jawab, alas an pemilihan indicator, tipe
indikator, jangka waktu laporan, frekuensi penilaian data, metodelogi pengumpulan
data, target sample dan sample size, area monitoring, nilai ambang/standar, metode
pengumpulan data dan analisisnya, metode diseminasi ke staf, dan nama alat
audit(formular alat audit).

E. Populasi dan Sampel


Aspek sampling dalam pengukuran indikator mutu klinik adalah:
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007,09).
2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Ukuransampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang
penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang
menggunakan analis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena
yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika
kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.
3. Menentukan Jumlah Sampel
a. Jika ukuran populasinya diatas 1000, maka sampel dapat dihitung dengan
menggunakan rumus slovin, yaitu sebagai berikut :

N
n=
2
N(d) + 1

n = sampel N = populasi d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05

b. Jika ukuran populasinya > 100, sampelnya paling sedikit 30 %


c. Jika ukuran populasinya < 100 sampelnya harus 100 %

F. Sosialisasi Indikator Mutu Ke Unit Terkait


Indikator mutu terpilih yang telah disetujui oleh Kepala klinik dan disepakati bersama
kemudian dilakukan sosialisasi kepada unit terkait, agar unit terkait dapat melakukan
tindak lanjut. Sosialisasi indikator mutu dilakukan baik secara tertulis maupun secara
lisan, antara lain dilaksanakan melalui pertemuan sosialisasi indikator mutu dan
informasi tertulis yang dapat dipajang di masing-masing unit.

G. Uji Coba /Trial Indikator Mutu


Uji coba indikator mutu terpilih pada unit terkait dalam waktu 1 (satu) bulan atau dalam
waktu yang telah ditentukan.

H. Revisi
menyepakati bersama revisi dari hasil Uji Coba Indikator Mutu terpilih dari unit terkait.

I. Implementasi Indikator Mutu


Penerapan indikator mutu pada unit terkait untuk dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.

J. Validasi Indikator Mutu


Hasil pelaksanaan indikator mutu pada unit terkait dilakukan pembuktian dengan cara
yang sesuai bahwa setiap prosedur, kegiatan atau mekanisme yang digunakan dalam
prosedur dan pengawasan apakah sudah mencapai hasil yang diinginkan/sesuai
target (minimal sesuai dengan standar pelayanan minimal klinik). Apakah data atau
informasi yang disajikan sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Jumlah sampel validasi yang digunakan :
1. Jika populasi < 50 , maka 100 % (seluruh populasi) dijadikan sampel validasi,
contoh populasi 45, maka sampel validasi adalah 45.
2. Jika populasi > 50 , maka jumlah sampel diambil minimal 50 atau 10% populasi
(mana yang jumlahnya lebih besar) , contoh populasi 90 maka sampel validasi
adalah 50, populasi 700 , maka sampel validasi adalah 10%x 700 = 70.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses validasi indicator mutu :
1. Pencapaian sasaran mutu dilaksanakan validasi dan Analisa data oleh petugas
yang berkompeten dengan dukungan teknologi.
2. Indikator sasaran mutu dilakukan validasi data baik internal maupun eksternal
3. Validasi data dilakukan saat :
a. Implementasi pengukuran proses baru;
b. Publikasi data;
c. Terjadi perubahan proses yang sudah berjalan;
d. Terjadi perubahan hasil pengukuran dengan sebab yang tidak diketahui;
e. Sumber dan subyek pengumpulan data berubah.
4. Komite PMKP melakukan perbandingan data asli dengan hasil data yang diambil
oleh orang kedua.
5. Hasil sampel data yang dilakukan oleh orang kedua bisa terjadi kesamaan atau
perbedaan secara signifikan.
6. Hasil data yang mengalami perbedaan secara signifikan atau ada perbedaan
akurasi cukup jauh, maka bisa melakukan pengukuran data ulang dengan rumus
akurasi sebagai berikut :

Jumlah temuan
X 100 %
Total sampel

7. Data baik jika hasil ketidak akurasian data tidak melebihi dari 10%.
8. Data hasil ketidak akurasian > 10% maka dilakukan corrective action, kemudian di
implementasikan kepada unit terkait, setelah corrective action dilakukan, lakukan
proses pengumpulan data kembali sampai akurasi data mencapai > 90%.
9. Data dari sasaran mutu baru, setelah corrective action dilakukan pengukuran
frekuensi analisa data oleh unit.
10. Penentuan frekuensi analisa data sasaran mutu corrective action sesuai dengan
kebutuhan dan urgensi dari proses pengumpulan data tersebut yang ditentukan
oleh Kepala klinik.
11. Tampilan data hasil Analisa setelah corrective action, dengan menggunakan data
statistic deskriptif pada tinjauan manajerial/rapat pimpinan.
12. Komite PMKP melaporkan hasil analisa data corrective action kepada Kepala Klinik
untuk mendapatkan legalitas sesuai dengan tujuan validasi data terutama untuk
kepentingan publikasi, pimpinan klinik memastikan reliabilitas data.

K. Pencatatan dan Pelaporan Indikator Mutu


Pencatatan adalah melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan
indicator mutu unit dan melaporkan data tersebut kepada Kepala klinik berupa laporan
lengkap pelaksanaan indicator mutu dengan menggunakan format yang ditetapkan.
Pelaporan berisi laporan hasil pelaksanaan indikator mutu pada unit terkait.
1. Pelaporan dari unit ke Komite PMKP setiap 1 (satu) bulan
2. Pelaporan dari komite ke Kepala Klinik setiap 3 (tiga) bulan
Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan indicator mutu terdiri atas:
1. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan indikator mutu sesuai kebijakan, panduan,
standar Prosedur Operasional (SPO).
2. Input data indicator dari unit klinik.
3. Pelaporan indicator mutu oleh unit ke komite PMKP
4. Rekapitulasi data indicator mutu.
5. Analisis indicator mutu unit oleh Komite PMKP.
6. Penampilan data indicator mutu secara deskriptif.
7. Pelaporan data indicator mut uke Kepala Klinik.

L. Pengelolaan Data untuk Peningkatan Kinerja


1. Pengumpulan data
a. Data apa yang akan dikumpulkan
b. Bagaimana menghitung setiap ukuran data dengan rumus numerator,
denumerator
c. Ambang data
d. Sumber data
2. Penelusuran data
a. Frekuensi pemantauan
b. Menyimpan dan mengambil data
c. Distribusi data
d. Metode untuk menyajikan data
3. Analisa dan Interpretasi data
a. Meninjau data
b. IUnterpretasi data
c. Distribusi hasil
d. Amalisis bukti klinis
4. Perbaikan data dan Pengambilan keputusan
a. Siklus PDCA untuk perbaikan data
b. Perbaikan sistem pengiriman
c. Manajemen klinis membuat keputusan

M. Analisa Data Indikator Mutu


Analisa secara deskriptif (meliputi tampilan dan kesuaian hasil sesuai target).
Instrumen atau data yang diorganisir, diklasifikasi sampai pengambilan keputusan
yang digunakan dalam setiap langkah untuk mengukur hasil akhir.

N. Rapat Pimpinan Indikator Mutu


Rapat tinjauan manajemen/rapat pimpinan baik insidentil maupun rutin adalah
kegiatan koordinasi yang dilakukan oleh pimpinan unit yang berkaitan dengan indikator
mutu pada unit tersebut dan kegiatan komite PMKP bersama dengan Kepala klinik
dalam membahas, mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut mengenai indikator
mutu, dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan dan 3 (tiga) bulan.

O. Benchmarking Internal/Eksternal
Benchmarking adalah proses yang sistematis dan berdasarkan data untuk
peningkatan berkesinambungan yang melibatkan perbandingan dengan pihak internal
dan atau eksternal untuk mengidentifikasi, mencapai dan mempertahankan best
practice dengan cara membandingkan hasil data :
- Di Klinik
- Dengan Klinik lain
- Dengan Standar
- Dengan best practice

1. Jenis-Jenis Benchmarking :
a. Internal Benchmarking adalah membandingkan proses yang sama pada area yang
berbeda dalam satu organisasi, dalam periode tertentu. Syarat dilakukannya
internal benchmarking pada unit kerja adalah : indicator sasaran mutunya sama,
unitnya setipe , jenis layanaan setipe, periode frekuensi pengukuran data sama;
b. Eksternal benchmarking adalah membandingkan performa, target atau proses
dengan antara satu atau lebih organisasi.
2. Penentuan partner benchmarking :
a. Jenis klinik sesuai tipe, minimal klinik tipe B;
b. Tipe organisasi klinik sama di bawah naungan orporate (PT);
c. Hubungan kompetitif;
d. Jenis pasien yang dilayani;
e. Ukuran organisasi;
f. Letak geografis.
Jika benchmarking hasil gap Analisis positif ataupun negative dan perbedaannya
sangat bermakna yaitu gap melebihi 10% maka dilakukan Root Cause Analysis (RCA)
untuk menetapkan prioritas mana yang akan dilakukan perbaikan dengan tetap
memperhatikan siklus PDCA. Jika hasil lebih jelek dari standar, dilakukan Langkah
sesuai siklus PDCA.
1. Plan : rencanakan lagi sesuatu yang baru, redesign lagi sesuatu yang baru
2. Do : lakukan trial selama 3 (tiga) bulan
3. Check : cek/.diukur penggunaannya selama 3 (tiga) bulan. Selama proses kerja
baru wajib membuat sasaran mutu atas proses kerja baru tersebut untuk
menentukan bagus atau tidak.
4. Action : action apabila ada yang perlu diperbaiki kembali SPO sasaran mutu
tersebut.

P. Publikasi Data Indikator


Hasil pencapaian indikator mutu dilakukan sosialisasi kepada unit terkait. Tujuan
publikasi agar unit terkait melakukan tindak lanjut atas angka capaian indikator mutu
yang telah didapat. Publikasi dapat dilakukan melalui performance board klinik,
majalah klinik dan website klinik.

Q. Monitoring, Evaluasi dan Tindak Lanjut Indikator Mutu


Monitoring Indikator Mutu adalah proses analisis, penilaian dan pengumpulan
informasi secara sistematis dan kontinyu terhadap indicator mutu sehingga dapat
mengidentifikasi persoalan, dapat mengetahui yang dikerjakan telah berhasil atau
belum (Lienert, 2002) dan dijadikan koreksi untuk penyempurnaan indicator mutu
selanjutnya. Hasil pengukuran lebih tinggi/lebih rendah dari target yang diterima lalu
dikomunikasikan untuk upaya perbaikan (Pancheon, 2008).
Evaluasi adalah penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja
program untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program.
Dalam program menjaga mutu, pelaksanaan kegiatan ini tercakuo dalam suatu siklus
kegiatan tertentu yang dikenal dengan nama siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action).
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan rencana kerja,
pelaksanaan rencana kerja, pemeriksaan pelaksanaan rencana kerja, serta
perbaikan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan yang diselenggarakan.

R. Pelaporan kepada Kepala klinik


Pelaporan hasil pelaksanaan indikator mutu di unit terkait yang telah di rekapitulasi
oleh penanggungjawab unit kemudian dilaporkan kepada komite PMKP, dilakukan
setiap 1(satu) bulan sekali. Dari laporan tiap unit, hasil pelaksanaan indikator mutu
dilakukan validasi oleh komite PMKP untuk kemudian dilaporkan kepada Kepala klinik
setiap 1(satu) bulan sekali dan 3(tiga) bulan sekali untuk pelaporan hasil akhir
pencapaian peningkatan mutu klinik.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Penyusunan Indikator Mutu Unit dan Indikator Mutu Prioritas


Proses penyusunan indicator mutu diawali dengan identifikasi masalah yang ada
dari setiap unit kerja (dengan menggunakan kriteria high risk, high volume, high
cost dan problem prone) dan mendapatkan persetujuan dari Pj unit. Calon Indikator
mutu yang telah dibuat oleh masing-masing unit kemudian dikumpulkan oleh
komite PMKP untuk diteruskan kepada Kepala Klinik dan dilakukan pemilihan
Indikator Mutu Prioritas. Kepala Klinik mengeluarkan surat keputusan penetapan
Indikator Mutu prioritas Klinik.

B. Profil Indikator Mutu Prioritas


Masing-masing unit kerja membuat kamus profil dari indikator yang sudah
ditetapkan oleh kepala klinik.

C. Sosialisasi Indikator Mutu Prioritas ke Unit Terkait


Sosialisasi Indikator mutu yang terpilih yang telah disetujui oleh Kepala Klinik dan
telah disepakati bersama kepada unit terkait agar dapat dilakukan tindak lanjut.

D. Pencatatan dan Pelaporan Indikator Mutu


Pencatatan adalah catatan pada sensus harian unit klinik tentang pelaksanaan
Indikator mutu prioritas pada unit terkait.
Pelaporan berisi laporan hasil pelaksanaan indicator mutu dari unit ke komite setiap
1(satu) bulan, pelaporan dari komite kepada kepala klinik setiap 1 (satu) bulan dan
Setiap 3 (bulan).
Pencatatan data indicator mutu dilakukan pada :
1. Formular sensus harian data indicator mutu
2. Formulir laporan bulanan data indicator mutu
E. Analisa Data Indikator Mutu
Analisa secara deskriptif (meliputi tampilan dan kesuaian hasil sesuai target).
Instrumen atau data yang diorganisir, diklasifikasi sampai pengambilan keputusan
yang digunakan dalam setiap langkah untuk mengukur hasil akhir.
Tahapan yang harus dilalui pada waktu menerima data-data dari unit:
1. Pemeriksaan tentang kelengkapan dan kebenaran laporan yang diterima. Hal
ini penting untuk menjamin validitas dan akurasi data secara statistic.
2. Untuk mendapatkan gambaran umum dari data yang terkumpul, perlu disusun
tabel umum, bar, chart, dan line graft untuk seluruh bulan. Pada validasi data
tersebut dapat dipilih kecenderungan dari tingkat mutu pelayanan yang diukur.
3. Untuk mengetahui tingkat mutu pelayanan yang dicapai pada bulan tertentu
perlu diketahui beberapa angka sederhana yang ada pada statistic deskriptif,
antara lain rata-rata (mean), angka simpangan (SD). Dan rentang (range)
4. Analisis data juga dilakukan dengan membandingkan secara internal maupun
eksternal dengan standar keilmuan serta membandingkan dengan praktek-
praktek yang diakui kepustakaan sebagai pedoman praktek yang lebih baik atau
paling baik.
5. Gambaran hasil deskriptif antara lain
1. Grafik Garis : digunakan untuk perbandingan dari waktu ke waktu
2. Grafik Batang ; digunakan untuk pembanding orang, unit, dan lain-lain
3. Diagram Pie : digunakan untuk menunjukkan proporsi
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi dalam pelaksanaan Indikator mutu adalah sebagai bukti adanya pelaksanaan
dan tindak lanjut sebagai Upaya peningkatan mutu pelayanan setiap unit di Klinik.
1. Standar Prosedur Operasional (SPO) pencatatan dan pelaporan indikator mutu
2. Kebijakan Kepala Klinik tentang Indikator mutu
3. Profil Indikator Mutu
4. Formulir laporan harian indikator mutu per unit
5. Formulir laporan bulanan indikator mutu
6. Hasil kegiatan rapat ketua tim mutu
7. Bukti sosialisasi indikator mutu
8. Pelaporan dari komite kepada kepala klinik
BAB V
PENUTUP

Keberadaan suatu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di Klinik akan mempunyai
manfaat yang sangat banyak untuk klinik, terutama untuk mengukur kinerja klinik itu sendiri
(self assessment). Manfaat tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen
kontrol dan jasa sebagai alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka
perencenaan kegiatan untuk masa yang akan datang.

Ditetapkan di : Depok
Pada Tanggal : Januari 2023
KEPALA KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK

LINDARWATI
AKP NRP 71050138

Anda mungkin juga menyukai