Panduan Pencatatan Dan Pelaporan Indikator Mutu
Panduan Pencatatan Dan Pelaporan Indikator Mutu
TENTANG
MEMUTUSKAN
Kesatu : Panduan Pengukuran dan pelaporan indikator mutu klinik dimaksud dalam
diktum kesatu sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Depok
Pada Tanggal : Januari 2023
KEPALA KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK
LINDARWATI
PANDUAN
PENGUKURAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU
KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Pengertian
1. Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrumen. Menurut WHO, indicator yang ideal harus memiliki 4
(empat) kriteria :
a. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan
dinilai.
b. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama pada
saat yang dinilai berulangkali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
c. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu
banyak.
d. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak
bertumpang tindih.
2. Mutu adalah bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda
namun berimplikasi pada superprioritas sesuatu hal.
3. Indikator mutu adalah variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur presentasi
kuantitatif/kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap
besaran target atau standart yang telah ditetapkan sebelumnya/cara untuk menilai
mutu atau kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan klinik.
4. Indikator mutu prioritas adalah indikator mutu yang diutamakan yang akan
diimplementasi di klinik meliputi kegiatan penyusunan indikator mutu dengan
kriteria high risk, high volume, high cost dan problem prone, sosialisasi, uji coba,
implementasi, validasi, analisa, pencatatan dan pelaporan, benchmarking,
publikasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan kepada kepala klinik Sedangkan
indicator mutu lainnya akan tetap dijadikan indikator mutu unit.
5. Indikator mutu unit adalah indikator yang tetap dijalankan pada unit terkait,
sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan. Dimana kegiatan validasi, monitoring
dan evaluasi dan benchmarking dilakukan menyusul setelah indikator utama
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
6. Indikator mutu area klinis adalah cara untuk menilai mutu/kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik yang berkaitan langsung dengan
proses perawatan dan pelayanan terhadap penyakit pasien (kepentingan klinis).
7. Indikator mutu area manajereal adalah cara untuk menilai mutu/kualitas dari
suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik yang berkaitan dengan
proses manajerial/mengatur dalam hal perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efisien. Dimana penyelesaian pekerjaan ini melalui orang lain (definisi
menurut Mary Parker Follet). Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal/target.
8. Indikator mutu area sasaran keselamatan pasien adalah cara untuk menilai
mutu/kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik dalam
Upaya menurunkan angka kejadian/insiden di klinik demi meningkatkan
keselamatan pasien.
9. Indikator mutu area JCI library of measure adalah cara untuk menilai
mutu/kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik yang
berkaitan/berdasr pada ketentuan Joint Commission International library of
Measure.
10. Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit klinik,
didalamnya mencakup judul, tujuan peningkatan mutu, definisi operasional,
numerator, denumerator, sumber data, penanggung jawab, alasan pemilihan
indiKator, tipe indikator, jangka waktu laporan, frekuensi penilaian data, metodelogi
pengumpulan data, target sample dan sample size, area monitoring, nilai
ambang/standar, metode pengumpulan data dan analisisnya, metode diseminasi
ke staf, dan nama alat audit.
11. Pencatatan dan pelaporan indikator mutu unit adalah melakukan pencatatan
data dari setiap kegiatan indikator mutu unit berupa laporan lengkap pelaksanaan
indikator mutu dari sumber data yang diperlukan dengan menggunakan format
yang ditetapkan antara lain checklist, survey, dokumen rekam medis dan lain-lain,
serta direkapitulasi dalam sensus harian.
a. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi indicator mutu unit tiap triwulan adalah
melakukan pencatatan dari setiap kegiatan indicator mutu unit dalam satu
triwulan berjalan dan melaporkan data tersebut berupa rekapitulasi kegiatan
mutu triwulanan kepada kepala klinik dengan menggunakan format yang
ditetapkan.
b. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan tim Mutu
tiap tahun adalah melakukan pencatatan data indikator mutu semua unit dalam
satu triwulan dan satu tahun berjalan, dan melaporkan data tersebut kepada
kepala klinik dengan menggunakan format yang telah ditetapkan.
BAB II
RUANG LINGKUP
N
n=
2
N(d) + 1
H. Revisi
menyepakati bersama revisi dari hasil Uji Coba Indikator Mutu terpilih dari unit terkait.
Jumlah temuan
X 100 %
Total sampel
7. Data baik jika hasil ketidak akurasian data tidak melebihi dari 10%.
8. Data hasil ketidak akurasian > 10% maka dilakukan corrective action, kemudian di
implementasikan kepada unit terkait, setelah corrective action dilakukan, lakukan
proses pengumpulan data kembali sampai akurasi data mencapai > 90%.
9. Data dari sasaran mutu baru, setelah corrective action dilakukan pengukuran
frekuensi analisa data oleh unit.
10. Penentuan frekuensi analisa data sasaran mutu corrective action sesuai dengan
kebutuhan dan urgensi dari proses pengumpulan data tersebut yang ditentukan
oleh Kepala klinik.
11. Tampilan data hasil Analisa setelah corrective action, dengan menggunakan data
statistic deskriptif pada tinjauan manajerial/rapat pimpinan.
12. Komite PMKP melaporkan hasil analisa data corrective action kepada Kepala Klinik
untuk mendapatkan legalitas sesuai dengan tujuan validasi data terutama untuk
kepentingan publikasi, pimpinan klinik memastikan reliabilitas data.
O. Benchmarking Internal/Eksternal
Benchmarking adalah proses yang sistematis dan berdasarkan data untuk
peningkatan berkesinambungan yang melibatkan perbandingan dengan pihak internal
dan atau eksternal untuk mengidentifikasi, mencapai dan mempertahankan best
practice dengan cara membandingkan hasil data :
- Di Klinik
- Dengan Klinik lain
- Dengan Standar
- Dengan best practice
1. Jenis-Jenis Benchmarking :
a. Internal Benchmarking adalah membandingkan proses yang sama pada area yang
berbeda dalam satu organisasi, dalam periode tertentu. Syarat dilakukannya
internal benchmarking pada unit kerja adalah : indicator sasaran mutunya sama,
unitnya setipe , jenis layanaan setipe, periode frekuensi pengukuran data sama;
b. Eksternal benchmarking adalah membandingkan performa, target atau proses
dengan antara satu atau lebih organisasi.
2. Penentuan partner benchmarking :
a. Jenis klinik sesuai tipe, minimal klinik tipe B;
b. Tipe organisasi klinik sama di bawah naungan orporate (PT);
c. Hubungan kompetitif;
d. Jenis pasien yang dilayani;
e. Ukuran organisasi;
f. Letak geografis.
Jika benchmarking hasil gap Analisis positif ataupun negative dan perbedaannya
sangat bermakna yaitu gap melebihi 10% maka dilakukan Root Cause Analysis (RCA)
untuk menetapkan prioritas mana yang akan dilakukan perbaikan dengan tetap
memperhatikan siklus PDCA. Jika hasil lebih jelek dari standar, dilakukan Langkah
sesuai siklus PDCA.
1. Plan : rencanakan lagi sesuatu yang baru, redesign lagi sesuatu yang baru
2. Do : lakukan trial selama 3 (tiga) bulan
3. Check : cek/.diukur penggunaannya selama 3 (tiga) bulan. Selama proses kerja
baru wajib membuat sasaran mutu atas proses kerja baru tersebut untuk
menentukan bagus atau tidak.
4. Action : action apabila ada yang perlu diperbaiki kembali SPO sasaran mutu
tersebut.
Dokumentasi dalam pelaksanaan Indikator mutu adalah sebagai bukti adanya pelaksanaan
dan tindak lanjut sebagai Upaya peningkatan mutu pelayanan setiap unit di Klinik.
1. Standar Prosedur Operasional (SPO) pencatatan dan pelaporan indikator mutu
2. Kebijakan Kepala Klinik tentang Indikator mutu
3. Profil Indikator Mutu
4. Formulir laporan harian indikator mutu per unit
5. Formulir laporan bulanan indikator mutu
6. Hasil kegiatan rapat ketua tim mutu
7. Bukti sosialisasi indikator mutu
8. Pelaporan dari komite kepada kepala klinik
BAB V
PENUTUP
Keberadaan suatu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di Klinik akan mempunyai
manfaat yang sangat banyak untuk klinik, terutama untuk mengukur kinerja klinik itu sendiri
(self assessment). Manfaat tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen
kontrol dan jasa sebagai alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka
perencenaan kegiatan untuk masa yang akan datang.
Ditetapkan di : Depok
Pada Tanggal : Januari 2023
KEPALA KLINIK PRATAMA POLRES METRO DEPOK
LINDARWATI
AKP NRP 71050138