Anda di halaman 1dari 7

Tugas Bahasa Indonesia Fakultas Kedokteran Gigi 2

Fungsi Bahasa Indonesia

Oleh
Muhammad Naufal Khairi
2211413026

Dosen Pengampu :
Dra. Armini, M. Hum

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Andalas

2023/2024
Fungsi Bahasa Indonesia

1. Bahasa sebagai sarana komunikasi


Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat. Fungsi
tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan dan kepentingan yang beragam
misalnya untuk komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, komunikasi
sosial dan komunikasi budaya.

2. Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi


Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan misalnya
integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah departemen,
integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan
bernegara. Integritas tersebut menimbulkan konsekuensi, misalnya harus beradaptasi
dalam integritas tersebut sehingga tidak menimbulkan konflik, perpecahan atau
permusuhan.
Bahasa juga akan menimbulkan kekuatan. Kemampuan berintegritas dan beradaptasi
dibangun melalui bahasa. Kemampuan ini dibangun melalui aturan verbal (dan nonverbal
dalam bentuk simbol-simbol), yaitu bahasa.
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara
merupakan fungsi integratif.
Indikator kedudukannya sebagai nasional :
a. Lambang nasional yang dapat memberikan kebanggaan jati diri pemakainya sebagai
bahasa Indonesia.
b. Lambang identitas yang dapat dikenali oleh masyarakat pemakai dan masyarakat
diluar pemakainya
c. Alat pemersatu penduduk antar pulau di seluruh wilayah Indonesia
d. Alat komunikasi antar daerah dan antar budaya.
Indikator kedudukannya sebagai bahasa Negara :
a. Bahasa dalam kegiatan resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar di sekolah
c. Alat komunikasi pada tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan
pemerintahan
d. Alat pengembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi
1.
2.
3. Bahasa Sebagai Kontrol Sosial
Berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dapat saling
memahami. Masing-masing mengamati ucapan, perilaku, dan simbol lain yang
menunjukkan arah komunikasi. Dalam kegiatan harian dapat berbentuk komunikasi
timbal balik. Dengan demikian masing-masing dapat mengendalikan komunikasi yang
hendak dituju. Mereka dapat saling memberi saran, kritik, nasihat, petunjuk dan
sebagainya. Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk: aturan, anggaran dasar,
undang-undang dan lain-lain.

4. Bahasa sebagai sarana memahami diri


Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi
kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapat menyebutkan potensi dirinya, kelemahan
dirinya, kekuatan dirinya, bakat, kecerdasannya, kemampuan intelektualnya, kemauan,
dan tempramen nya. Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi, intelegensi,
kecerdasan, psikis, karakternya dan psikososial. Dari pemahaman yang cermat atas
dirinya, seseorang akan mampu membangun karakternya dan mengorbitkannya kearah
pengembangan potensi dan kemampuannya menciptakan kreativitas baru.

5. Bahasa sebagai sarana ekspresi diri


Bahasa sebagai ekspresi ( pengungkapan ) diri atas pemahaman dirinya dapat
dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai dengan tingkat yang kompleks atau
tingkat kesulitan yang amat tinggi.
Ekspresi sederhana misalnya untuk menyatakan cinta (Saya akan senantiasa setia,
bangga padamu), lapar (sudah saatnya kita makan). Tingkat ekspresi diri yang kompleks
dapat berupa pernyataan kemampuan mengerjakan projek-projek besar dalam bentuk
proposal yang sulit dan rumit, menulis laporan (formal, artikel, teknis), menulis publikasi
atas kemampuannya dalam berbagai media elektronik (website, diskusi melalui internet)
dan menulis desain produk.
6. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
Untuk menjamin efektivitas komunikasi, seseorang perlu memahami orang lain.
Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakai bahasa dapat mengenali berbagai hal
mencakup kondisi pribadinya. Melalui pemahaman orang lain yang dihadapinya secara
cermat dan mendalam, seorang akan memperoleh wawasan yang luas yang sangat
bermanfaat dalam berbagai tingkat. Selain itu, juga dapat diperoleh kemampuan berpikir
sinergis dengan memadukan pengalaman orang lain bersamaan dengan potensi dirinya
sehingga menghasilkan kreativitas baru yang khas. Pemahaman ini juga memungkinkan
tercapainya keunggulan dalam berkompetisi.

7. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar


Keberhasilan seseorang menggunakan kecerdasannya ditentukan oleh kemampuannya
memanfaatkan situasi lingkungannya sehingga memperoleh berbagai kreativitas baru
yang dapat memberikan berbagai keuntungan bagi dirinya dan masyarakat. Untuk
mencapai kreativitas tersebut, seseorang harus mengamati secara cermat dengan sasaran
dan target yang jelas sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilannya. Bahasa sebagai
alat untuk mengamati masalah tersebut harus diupayakan kepastian konsep, kepastian
makna, dan kepastian proses berpikir.
Yang dapat mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti (eksak). Misalnya
: apa yang melatarbelakangi pengamatan, bagaimana masalahnya, mengidentifikasi objek
apa yang diamati, menjelaskan bagaimana cara (metode) mengamati. apa tujuan
mengamati, bagaimana hasil pengamatan, dan apa kesimpulannya.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Bahasa membangun kecerdasan
Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem dan fungsi
bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraph, wacana argumentasi, narasi, persuasi,
deskripsi, analisis dan kemampuan menggunakan ragam bahasa secara tepat sehingga
menghasilkan kreativitas baru dalam berbagai bentuk dan fungsi kebahasaan. Indikator
kecerdasan berbahasa dapat diamati melalui proses peningkatan kemampuan berbahasa, yang
tiada henti. Indicator tersebut, antara lain :
a. Peningkatan kecerdasan, yang ditandai dengan upaya mencapai puncak kemampuannya
(adversity Quotient),.
b. Peningkatan kemampuan menggunakan kata, frasa, dan klausa dalam menyusun
kalimat.
c. Peningkatan kemampuan menggunakan unsure-unsur kalimat.
d. Peningkatan kemampuan membuat kalimat efektif.
e. Peningkatan kemampuan membuat paragraf.
f. Peningkatan kemampuan menyusun karya ilmiah secara logis dan sistematis
g. Peningkatan kemampuan membaca secara kritis, analisis, sintesis, dan sinergis
sehingga dapat menciptakan kreativitas baru.
h. Peningkatan kemampuan menulis naskah yang dapat diterima oleh orang lain
berdasarkan kaidah yang baku.
i. Pengaplikasian lebih lanjut dapat menulis karangan yang berkualitas, proposal yang
rumit dan sulit, laporan berkualifikasi nasional yang baik dan benar, dan sebagainya.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. Bahasa sebagai sarana berpikir logis
Kemampuan berpikir logis memungkinkan seseorang dapat berpikir induktif,
deduktif, sebab akibat atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran
secara jelas, utuh, runtut dan konseptual. Melalui proses berpikir logis, seseorang dapat
menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan. Proses berpikir logis merupakan hal
yang abstrak, untuk itu diperlukan bahasa yang efektif, sistematis, dengan ketepatan
makna sehingga mampu melambangkan konsep yang abstrak tersebut menjadi konkret.

10. Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda


Selain memiliki kecerdasan berbahasa, orang yang tekun dan mendalami bidang
studinya secara serius dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif. Ini berarti
bahwa orang itu memiliki kecerdasan ganda. Misalnya seorang ahli pemrograman yang
mendalami bahasa, ia dapat membuat kamus elektronik , membuat alat bantu
pembelajaran bahasa yang dapat interaktif atau membuat mesin penerjemah yang lebih
akurat dibandingkan dengan yang sudah ada.

11. Bahasa membangun karakter


Kecerdasan merupakan bagian dari karakter manusia. Kemampuan berbahasa yang
efektif, logis, sistematis, lugas, jelas, dan mudah dipahami merupakan refleksi
kecerdasan. Sebaliknya, kekurangmampuan berbahasa dapat mencerminkan tingkat
kecerdasannya.
Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakter
seseorang menjadi lebih baik. Dengan kecerdasan bahasanya, orang dapat
mengidentifikasi kemampuan diri dan potensi diri. Kecerdasan berbahasa yang
dikembangkan dan didukung kecerdasan lain secara sinergis memungkinkan seseorang
memiliki kecerdasan ganda. Dampaknya, orang tersebut dapat memiliki beberapa profesi
sekaligus. Hal ini merupakan indikator bahwa kecerdasan berbahasa berpengaruh
terhadap karakter dan kepribadian seseorang.

12. Bahasa mengembangkan profesi


Profesi tidak berkembang tanpa menunjukkan kemampuannya kepada orang lain.
Proses pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran dilanjutkan dengan
pengembangan diri yang tidak diperoleh selama proses belajar, tetapi terakumulasi
dengan pengalaman barunya. Proses berlanjut menuju pendakian puncak karir atau
profesi. Puncak pendakian karier tidak akan tercapai tanpa komunikasi atau interaksi
dengan mitra, pesaing dan sumber pengembangan ilmunya. Untuk itu, kaum profesional
memerlukan ketajaman, kecermatan dan keefektifan dalam berbahasa Indonesia sehingga
mampu menciptakan kreativitas baru.

13. Bahasa sarana menciptakan kreativitas baru


Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi sarana
berpikir logis yang memungkinkan pemakainya untuk mengembangkan segala
potensinya. Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang dikembangkannya
melalui Pendidikan yang kemudian berkembang menjadi bakat intelektual. Bakat alam
dan bakat intelektual ini dapat berkembang secara sinergis untuk menghasilkan
kreativitas baru.

Daftar Pustaka

Wijono, HS. 2012. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo

Anda mungkin juga menyukai