Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KESANTUNAN BERBAHASA

Disusun oleh :

Rosiyah Wardah Arum ( 2501422026 )

Dosen Pengampu :

Drs. Sukarir Nuryanto M.Pd.

PENDIDIKAN SENI MUSIK


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul kesantunan berbahasa.
Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Drs. Sukarir Nuryanto
M.Pd. Pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu tugas ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang berbahasa yang baik bagi para pembaca maupun penulis.
Saya mengucapkan terimakasih pada bapak Drs. Sukarir Nuryanto M.Pd. . selaku dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan di bidang Bahasa indonesia.
Saya sebagai penulis makalah ini menyadari, bahwa makalah yang saya tulis masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya nantikan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Semarang, 23 Juni 2023

Rosiyah Wardah Arum


BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
berkomunikasi, tidak hanya isi pesan yang penting, tetapi juga cara penyampaian pesan
tersebut. Salah satu aspek penting dalam berkomunikasi adalah kesantunan berbahasa.
Kesantunan berbahasa merupakan aturan atau norma yang mengatur tata cara berbahasa
agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara. Dalam makalah
ini, akan dibahas mengenai kesantunan berbahasa dalam konteks bahasa Indonesia.
Kesantunan berbahasa tercermin dalam tata cara berkomunikasi melalui tanda-tanda verbal
atau tata bahasa. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati
bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat
yang disepakati oleh perilaku sosial. Tujuan utama kesantunan berbahasa adalah
memperlancar komunikasi. Oleh karena itu, pemakaian bahasa yang sengaja dibelit-belitkan,
yang tidak tepat sasaran, atau yang tidak menyatakan yang sebenarnya karena enggan
kepada orang yang lebih tua juga merupakan ketidaksantunan berbahasa. Kenyataan ini
sering dijumpai di masyarakat Indonesia karena terbawa oleh budaya “tidak terus terang” dan
menonjolkan perasaan.
Bahasa Indonesia saat ini selain sebagai alat pemersatu juga menjadi jatidiri dan karakter dari
bangsa Indonesia. Jatidiri dan karakter ini akan berubah menjadi kesantunan dalam
berbahasa. Kesantunan berbahasa merupakan awal dalam pembentukkan karakter
seseorang yang mencerminkan suatu bangsa. Agar kesantunan berbahasa ini menjadi tradisi
dalam masyarakat Indonesia, maka perlu upaya pembinaan melalui pembiasaan.
Membiasakan diri mematuhi norma-norma berbahasa akan menjadikan generasi bangsa
selalu mematuhi tatanan-tatanan yang ada pada bahasa Indonesia. Lingkungan pendidikan
formal maupun informal dapat dijadikan sebagai sarana dalam mentradisikan kesantunan
berbahasa.
BAB II
PENGERTIAN KESANTUNAN BERBAHASA

Kesantunan berbahasa dapat didefinisikan sebagai tata cara atau norma yang mengatur
penggunaan bahasa yang sopan, baik, dan menghormati lawan bicara. Kesantunan berbahasa
mencakup penggunaan kata-kata yang tidak menyinggung, menghormati status sosial lawan
bicara, serta memperhatikan konteks dan situasi komunikasi. Kesantunan berbahasa juga
melibatkan penggunaan intonasi yang tepat, sikap yang ramah, dan penggunaan bahasa
tubuh yang sopan.
Kesantunan berbahasa diperlukan agar kegiatan berkomunikasi dapat terbina dengan baik.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang teori kesantunan berbahasa. Robin
Lakof (Chaer, 2010:46) mengisyaratkan setiap penutur diminta untuk menghindarkan diri dari
yang tidak menyenangkan mitra tuturnya. Terlebih lagi melakukan sesuatu yang dapat
apalagi menghilangkan wajah mitra tutur. Hal ini bertemali dengan kesantunan berbahasa
yang dikemukakan oleh Brow dan Levinson (Chaer, 2010: 49) yang menjelaskan kesantunan
berbahasa berkisar atas nosi muka atau wajah. Kesantunan berbahasa digunakan apabila
terdapat tindak tutur mengancam muka. Sekaitan dengan itu kesantunan dapat didefinisikan
sebagai tindakan melindungi muka
BAB III
ASPEK KESANTUNAN BERBAHASA

Kesantunan berbahasa dapat dibagi menjadi beberapa aspek, antara lain:

1. Kesantunan Sopan Santun


Kesantunan sopan santun berkaitan dengan penggunaan kata-kata yang tidak menyinggung
atau merendahkan lawan bicara. Penggunaan kata-kata yang sopan, penghindaran
penggunaan kata-kata kasar atau kata-kata yang menyinggung, serta penggunaan ungkapan
terima kasih dan permintaan maaf merupakan contoh dari kesantunan sopan santun.

2. Kesantunan Taktis
Kesantunan taktis berkaitan dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan konteks
dan situasi komunikasi. Misalnya, menggunakan bahasa yang lebih formal saat berbicara
dengan orang yang lebih tua atau berstatus lebih tinggi, serta memilih kata-kata yang tepat
agar pesan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara.

3. Kesantunan Penyampaian Pesan


Kesantunan penyampaian pesan berkaitan dengan cara menyampaikan pesan secara jelas,
lugas, dan tidak membingungkan. Menghindari penggunaan kalimat ganda, mengurangi
penggunaan kata-kata negatif, serta menyampaikan kritik atau masukan dengan bahasa yang
sopan merupakan contoh dari kesantunan penyampaian pesan.

4. Kesantunan Nonverbal
Kesantunan nonverbal berkaitan dengan penggunaan bahasa tubuh, intonasi, dan ekspresi
wajah yang sopan. Misalnya, memperhatikan kontak mata saat berbicara, menganggukkan
kepala sebagai tanda pengertian, serta menghindari sikap atau gerakan yang mengganggu
lawan bicara.
BAB IV
PENTINGNYA KESANTUNAN BERBAHASA

Kesantunan berbahasa memiliki peran yang sangat penting dalam berkomunikasi. Dengan
menerapkan kesantunan berbahasa, pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima oleh
lawan bicara.
Kesantunan berbahasa juga dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara pembicara
dan lawan bicara, serta dapat menghindari konflik atau kesalahpahaman yang dapat terjadi
akibat penggunaan bahasa yang tidak sopan.
BAB V
CONTOH PENERAPAN KESANTUNAN BERBAHASA

Berikut adalah contoh penerapan kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi:

1. Menggunakan ungkapan terima kasih setelah menerima bantuan atau jasa dari orang lain.
Contoh: "Terima kasih banyak atas bantuannya. Saya sangat menghargainya."
2. Menggunakan kata-kata yang sopan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau
berstatus lebih tinggi.
Contoh: "Permisi, Bapak/Ibu. Bolehkah saya bertanya tentang hal ini?"
3. Menyampaikan kritik atau masukan dengan bahasa yang sopan dan menghormati perasaan
lawan bicara.
Contoh: "Maaf, tetapi saya memiliki beberapa saran yang mungkin bisa membantu perbaikan
ini."
4. Menghindari penggunaan kata-kata kasar atau kata-kata yang menyinggung.
Contoh: "Mohon maaf, tetapi saya tidak setuju dengan pendapat yang Anda sampaikan."
BAB VI
KESIMPULAN

Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam berkomunikasi yang melibatkan


penggunaan bahasa yang sopan, baik, dan menghormati lawan bicara. Dengan menerapkan
kesantunan berbahasa, pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan dapat
menciptakan hubungan yang harmonis antara pembicara dan lawan bicara. Oleh karena itu,
penting bagi setiap individu untuk memahami dan menerapkan kesantunan berbahasa dalam
kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai