Anda di halaman 1dari 16

MODUL PANCASILA

“PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA”


JURUSAN KESEHATAN GIGI

Disusun oleh
Anggota Kelompok 3:
1. Dwi Apriliani
2. Rofika Azzahra
3. Niken Meisyarani Renata

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik, serta ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini yang berjudul “Pancasila Dalam
Sejarah Bangsa Indonesia” tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pancasila.

Kami sangat menyadari bahwa pada penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan,kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kemajuan
pengetahuan kami dalam menulis makalah ini. akhir kayta semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pancasila merupakan dasar negara indonesia, Pancasila dalam sejarah perjalanan
bangsa Indonesia bukan sesuatu yang baru,melainkan sudah lama dikenal sebagai
bagian dalam nilai-nilai budaya kehidupan bangsa Indonesia.Kemudian nilai-nilai
tersebut dirumuskan sebagai dasar Negara Indonesia. Artinya, Pancasila digali dan
berasal dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Sejak zaman dahulu,
wilayah-wilayah di nusantara ini mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh
masyarakatnya. Nilai-nilai Pancasila berdasarkan teori kausalitas yang diperkenalkan
Notonagoro (kausa materialis, kausa formalis, kausa efisien, kausa finalis), merupakan
penyebab lahirnya negara. Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia,
memperlihatkan telah tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak tercerabut
dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaida penuntun
dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-
nilai Pancasila. Mahasiswa sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan agar tidak
mudah terpengaruh oleh paham asing yang negatif. Serta, agar mahasiswa memiliki
pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-
hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Rumusan masalah
a. perkembangan unsur-unsur pembentuk nilai-nilai Pancasila

b. proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

Tujuan penulisan makalah


a) untuk mengetahui konsep arus sejarah Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia

b) Agar memahami kenapa diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa


Indonesia
PEMBAHASAN
Pancasila merupakan sebuah dasar negara dari Republik Indonesia. Di dalamnya terdapat sila-sila yang
digunakan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Sila-sila yang ada di Pancasila memiliki maknanya
masing-masing yang harus diterapkan ke dalam kehidupan setiap masyarakat Indonesia sehari-hari.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sanskerta "pañca" berarti
lima dan "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara umum, maksud dasar negara dapat diartikan sebagai prinsip-prinsip dasar yang menjadi pandangan
hidup/landasan bagi setiap negara dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini, dasar negara Indonesia adalah
Pancasila.
Dasar negara Indonesia lahir dan berkembang melewati proses yang cukup panjang. Pancasila sebagai dasar
negara sering juga disebut juga sebagai dasar falsafah negara, yang mengandung pengertian bahwa Pancasila
sebagai dasar mengatur penyelenggaraan pemerintahan.

A. unsur-unsur pembentuk nilai pancasila

Uunsur pembentuk pancasila berbagai kesempatan sering terdengar bahwa nilai-nilai Pancasila digali daribumi
Indonesia sendiri atau dari budaya bangsa sendiri. Terhadap pernyataan ini tentunyaharus dapat dibuktikan
bahwa pernyataan itu memang secara historis benar adanya bukanhanya sekedar isapan jempol belaka. Unsur
pembentuk nilai-nilai Pancasila dalam sejarah kebudayaan bangsa Indonesiadapat dibagi ke dalam berbagai
periode antara lain pengaruh kebudayaan asl/awal, pengaruhkebudayaan Hindu dan Budha, Pengaruh budaya
Islam, pengaruh budayaBarat/kolonialisme,pengaruh pencarian bentuk Kebudayaan Nasional Indonesia, yang
dipengaruhi oleh pahamIndividualisme, Maxisme, Islamisme dan Nasionalisme. Unsur Nilai Pancasila pada
Zaman Pengaruh Kebudayaan Asli/Awal Para ahli sejarah dan antropologi dapat memperlihatkan bahwa
sebelum kebudayaanHindu masuk dan berkembang di Indonesia, berbagai suku bangsa Indonesia telah
mengenalunsur-unsur pembentukan Pancasila. Nilai-nilai kehidupan yang dapat disebut sebagai embrionilai-nilai
Pancasila ternyata memang sudah nampak pada tahap perkembangan ini.Kalau dimulai dari unsur-unsur yang
relevan dengan sila I, pada masa sebelum kebudayaan Hindu berpengaruh, orang Indonesia telah mengenal
pengakuan dan pemujaan kepada sesuatu kekuatan yang mengatasi manusia dalam segala aspeknya, bukan
sekedaranimisme. Di Kalimantan misalnya orang mengenal sebutan “Tuh” sebagai intisari kepercayaan terhadap
kekuatan yang mengatasi manusia yang kemudian menurun menjadi Tuhan dan kemudian menjadi ketuhanan.
Rasa kemanusiaan ditunjukkan dengan kesediaan bangsa Indonesia untuk bergaul dengan berbagai orang dari
negeri jauh, sehingga terbuka jalan untuk masuknya kebudayaan luar.
Dari penelitian sejarah dapat diketahui bahwa pada zaman kuno hubungan antar bangsa sudah ada.
Kebudayaan Hindu dapat dengan mudah masuk justru karena adanya sikap terbuka dari orang-orang Indonesia
pada zaman dulu.Pada awal peradaban di Indonesia, manusia hidup dalam kesatuan-kesatuan kecil yang
kemudian disebut suku. Mereka hidup dalam kesatuan atau ikatan suku itu. Karena tanah masih luas dan cara
hidup yang masih sederhana mereka lebih mudah berpindah,mobilitasnya tinggi. Ikatan dengan tanah tempat
tinggal masih longgar. Penelitian antropologi menunjukkan bahwa ikatan suku dijiwai oleh semangat
kekeluargaan yang benar, yang dalam bahasa asing disebut komunal. Masyarakat suku menggunakan cara
berunding, berembug atau musyawarah untuk menghadapi suatu persoalan. Masyarakat Lombok mengenal
istilah begundem. Semangat kekeluargaan juga nampak dalam pembangunan dengan istilah gotong royong atau
mapalus (Manado). Dengan ini mereka melaksanakan kesatuan karya untuk menciptakan kesejahteraan
sosial.Organisasi masyarakat betapapun kecilnya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi para
warganya. Hak milik atas tanah yang bersifat komunal tidak terlepasdari tujuan di atas, Begitu juga pembuatan
rumah-rumah besar untuk keluarga, pasti dengan maksud untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Hal ini
nampak pada masyarakat Mentawai, Dayak, Toraja maupun Iran. Bahkan rumah-rumah keluarga Jawa dahulu
besar-besar juga. Untuk menyelesaikan pekerjaan ini warga masyarakat bergotong royong.Uraian di atas
menunjukkan unsur-unsur asli yang nanti akan berkembang sejalan dengan berkembangnya peradaban manusia
Indonesia. Unsur ini sebenarnya bersifat universal, semua bangsa di dunia in mengalami tahap-tahap yang
demikian itu.Unsur Nilai Pancasila pada Zaman Pengaruh Kebudayaan Hindu dan Budha Dengan pengaruh
agama Hindu, orang Indonesia mengalami perkembangan, mereka secara lebih nyata memuja kekuatan yang
mengatasi persoalan manusia, yang tidak lagi tanpa bentuk tetapi sudah tampak seperti Brahma, Wishnu, dan
Syiwa atau Adi Budha dalam paham Budha Pergaulan antar bangsa yang makin intensif, antara lain dengan
orang India dan Cina menunjukkan kemanusiaan yang makin berkembang. Berikut ini akan dijelaskan tentang
nilai-nilai dari masing-masing sila Pancasila.
Sila Pertama : Berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”
Nilai yang terkandung dalam sila pertama pancasila adalah tentang kata ketuhanan. Banyak diantara kita yang
masih salah paham dalam mengartikan makna dari sila yang pertama ini. Arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa
adalah Tuhan Yang jumlahnya hanya satu. Namun, jika kita coba membahas dari bahasa lain, misalnya bahasa
Sanskerta. Kata “Maha” dapat berarti mulia. Sedangkan kata “Esa” yang berarti keberadaan yang mutlak. Negara
Indonesia memberikan kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut oleh
setiap individu. Pada sila pertama ini menjadi sumber yang paling mendasar sebagai nilai-nilai kehidupan bangsa
Indonesia. Segala macam
aspek penyelenggaraan negara harus memuat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan
(Wahyuningsih, 2014).
Sila Kedua : Berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang
berbudaya serta memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta (Notonegoro, 1975). Pada sila yang kedua ini
terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang harus diperhatikan dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya yaitu, perlakuan adil terhadap orang lain, diri sendiri, Tuhan dan Lingkungan sekitar (Rini, 2016).
Kemanusiaan yang adil ini memiliki makna bahwa sebagai makhluk sosial yanghakikatnya tidak bisa hidup
sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain maka kita tidak boleh mementingkan diri sendiri dan harus bersikap
adil, baik terhadap diri sendiri, orang lain, bangsa, negara, serta adil terhadap lingkungan sekitar dan adil
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Kemanusiaan merupakan salah satu wujud dari berbagai reaksi antar
masyarakat yang saling menghormati satu sama lain.
Sila Ketiga : Berbunyi “Persatuan Indonesia”
Persatuan bangsa Indonesia dapat dilambangkan dengan “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti berbeda-beda
tetapi tetap satu tujuan. Persatuan Indonesia menjadi salah satu faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa
Indonesia, melalui persatuan ini dapat mewujudkan perdamaian antar masyarakat. Semangat persatuan
merupakan kunci dari terbentuknya Indonesia yang merdeka, maka dari itu persatuan menjadi hal pokok yang
harus ditingkatkan demi kelangsungan hidup bangsa yang aman dan damai.
Sila Keempat : Berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan
Perwakilan”
Kerakyatan sendiri berasal dari kata rakyat, yang artinya sekelompok manusia yang bertempat tinggal dalam satu
wilayah di negara tertentu. Sila keempat ini berbunyi tentang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan dan perwakilan yang berarti bahwa negara Indonesia menganut demokrasi. Demokrasi yang
dianut dapat berupa demokrasi langsung maupun tidak langsung. Demokrasi sendiri memiliki pengertian sebagai
tatanan hidup bersama, artinya bagaimana bagaimana setiap individu dapat hidup bersama dengan individu
lainnya. Demokrasi erat kaitannya dengan kebebasan, artinya setiap rakyat bebas dalam memilih dan
menentukan pemimpin
Negaranya sendiri. Sedangkan, dipimpin oleh hikmah memiliki arti bahwa Indonesia harus dipimpin oleh orang
yang bertanggung jawab, cerdas dan tahu bagaimana caranya memimpin.
Sila Kelima : Berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Keadilan sosial adalah keadilan secara bersamasama, artinya keadilan yang berlaku dalam masyarakat dan
memuat dalam segala bidang. Sedangkan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki arti bahwa
setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang adil, baik dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial
maupun kebudayaan.

B. proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

Membahas kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pokok bahasan ini mengkaji hubungan antara Pancasila
dan Proklamasi, hubungan antara Pancasila dan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945,
penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, implementasi Pancasila
dalam pembuatan kebijakan negara,khususnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Pada
bab ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara,
ideologi negara, atau dasar filsafat negara
Republik Indonesia dalam kehidupan bernegara. Hal tersebut penting mengingat peraturan perundang-undangan
yang mengatur organisasi negara, mekanisme penyelenggaraan negara, hubungan warga negara dengan
negara, yang semuanya itu harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.Mahasiswa diajak untuk mengetahui dan
membahas bahwa Pancasila sebagai dasar negara yang autentik termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Inti
esensi nilai-nilai Pancasila tersebut, yaitu ketuhanan, kemanusiaan,persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya
rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah,
Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul
Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat
dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa.
Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan
keterjajahan. Kemudian disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan momenmomen
perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-
tokoh pergerakan sehingga sidangsidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun
ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas
dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi masingmasing.
Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang
keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat
bangsa tersebut hendak membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan
demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal
munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu
gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh
Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik,menengarai
bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat
menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku
bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian,disusul lahirnya Soempah Pemoeda
28 Oktober 1928 merupakan momenmomenperumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu merupakan
modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang-sidang maraton BPUPKI yang
difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang
BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan
rekam jejak di dalam konstituensi masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John
Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the best character
yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak membicarakan masalah-masalah
kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian mitologis,
melainkan sakti dalam pengertian berhasil memenuhi keabsahan prosedural dan keabsahan esensial sekaligus.
(Pabottinggi, 2006: 158-159). Selanjutnya, sidang-sidang BPUPKI berlangsung secara bertahap dan penuh
dengan semangat musyawarah untuk melengkapi goresan sejarah bangsa Indonesia hingga sampai kepada
masa sekarang ini.Perlu ketahui bahwa perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI
pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh Pemerintah
Pendudukan Jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 60 orang. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman
Wedyodiningrat yang didampingi oleh dua orang Ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji Suroso dan
Ichibangase (orang Jepang). BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di
Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945, dimulailah sidang yang pertama dengan materi
pokok pembicaraan calon dasar negara. Dalam sidang bpupki menampilkan beberapa toko pembicara yaitu Mr.
Muh Yamin, Ir. Soekarno, Bagus Hadikusumo Mr. Soepomo. Keempat tokoh tersebut menyampaikan usulan
tentang dasar negara menurut pandangannya masing-masing. Meskipun demikian perbedaan pendapat di antara
mereka tidak mengurangi semangat persatuan dan kesatuan demi mewujudkan Indonesia merdeka. Sikap
toleransi yang berkembang di kalangan para pendiri negara seperti inilah yang seharusnya perlu diwariskan
kepada generasi berikut, termasuk kita. salah seorang pengusul calon dasar negara dalam sidang BPUPKI
adalah Ir. Soekarno yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno menyampaikan lima butir
gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama Pancasila. Selanjutnya,
Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan
angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas (1) Sosio-Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang
Maha Esa. Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-Royong.Sejarah
mencatat bahwa pidato lisan Soekarno inilah yang di kemudian hari diterbitkan oleh Kementerian Penerangan
Republik Indonesia dalam bentuk buku yang berjudul Lahirnya Pancasila (1947). Perlu Anda ketahui bahwa dari
judul buku tersebut menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Di satu pihak, ketika Soekarno masih
berkuasa, terjadi semacam pengultusan terhadap Soekarno sehingga 1 Juni selalu dirayakan sebagai hari
lahirnyaPancasila. Di lain pihak, ketika pemerintahan Soekarno jatuh, muncul upayaupaya “de-Soekarnoisasi”
oleh penguasa Orde Baru sehingga dikesankan seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya dalam penggalian dan
perumusan Pancasila.Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar filsafat
negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki
Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh.
Hatta) yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29
Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti untuk sementara

Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;
Sadar dan berkomitmen melaksanakan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 dan ketentuan hukum di bawahnya, sebagai wujud kecintaannya pada tanah air;mengembangkan karakter
Pancasilais yang teraktualisasi dalam sikap jujur,disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, cinta damai, responsif dan proaktif; bertanggung jawab atas keputusan yang diambil berdasar
pada prinsip musyawarah dan mufakat; berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan
serta dalam pergaulan dunia dengan menjunjung tinggi penegakkan moral dan hukum; mengidentifikasi,
mengkritisi, dan mengevaluasi peraturan perundang undangan dan kebijakan negara, baik yang bersifat idealis
maupun praktis pragmatis dalam perspektif Pancasila sebagai dasar negara.

Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta. Pancasila terdiri atas dua suku kata, yaitu panca dan sila. Panca
artinya lima dan sila artinya dasar atau sendi. Jadi Pancasila berarti lima dasar, lima sendi, atau lima unsur.
Pancasila adalah lima dasar, lima sendi, atau lima unsur yang dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui Keppres Nomor 24 Tahun 2016, Pemerintah
menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila sekaligus Hari Libur Nasional.Selama dalam masa
pendudukan Belanda dan Jepang, bangsa Indonesia gigih memperjuangkan kemerdekaan. Para pejuang dan
pendiri negara berupaya mencapai kebebasan serta merumuskan dasar negara sebagai tumpuan untuk
berdirinya suatu negara.Perumusan dasar negara harus menghadapi beragam hal yang kompleks dan rumit,
terlebih karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai pulau, suku, dan ras. Namun, para pendiri
negara tetap gigih mengurai dasar negara untuk dapat memeluk berbagai kemajukan sehingga menjadi satu
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegigihan para pendiri negara berbuah manis. Pada 1 Maret 1945,
Pemerintah Jepang secara resmi membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). BPUPKI memiliki tugas untuk mempelajari dan memeriksa hal-hal yang krusial dalam
pembentukan negara Indonesia yang merdeka.
Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar Negara secara filosofis mempunyai akar eksistensi yang sudah melekat dalam
kehidupan bermasyarakat, yaitu sejak bangsa dannegara Indonesia belum berdiri. Pancasila sendiri terbukti
memiliki kebenaran sehingga mampu mempersatukan masyarakat bangsa indonesia. Nila-inilai yang tercantum
di dalam Pancasila memiliki arti dan maknanya sendiri. Nilai-nilai pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, agar masyarakat bisa lebih memahami serta mampu menerapkannya. Tidak hanya nilai-nilai
Pancasila saja yang perlu dipahami, akan tetapi etika, moral dan karakter juga perlu dipahami dan diamalkan
fungsinya. Diharapkan setiap masyarakat memiliki keinginan dan kemauan untuk memahami nilai pancasila,
serta mengetahui apa saja fungsi dan kedudukannya. Karena Negara yang hebat, berasal dari rakyat yang
cerdas.
Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari nilai-nilai agama,
kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia. Pancasila dianggap memiliki nilai-
nilai kehidupan paling baik. Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua sila dari Pancasila tidak dapat dilaksanakan
secara terpisah-pisah karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan.

Demikian yang dapa tkami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.kami banyak berharap para pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.
Daftar pustaka
Soal vignete

1. Sikap yang harus kita lakukan terhadap hasil keputusan musyawarah mufakat jika tidak sesuai
keinginan kita adalah...

a. Tidak melaksanakan karena tidak sesuai dengan keinginan kita.

b. Tetap melaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

c. Tetap melaksanakan, walau dengan hati kecewa.

d. Tidak melaksanakannya dengan senang hati.

2. Makna simbol padi dan kapas dalam Pancasila adalah...

a. Persatuan dan kesatuan.

b. Tenaga Pembangunan.

c. Kekuatan bangsa.

d. Kemakmuran dan kesejahteraan.

3. Di bawah ini yang bukan merupakan sikap pengamalan dari sila-sila Pancasila adalah...

a. Tidak memaksakan pendapat kepada orang lain.

b. Menggunakan produksi dalam negeri.

c. Saling menghormati dengan sesama daerah saja.

d. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

4. Ketika sedang berjalan-jalan, di tengah-tengah jalan saudara menemukan dompet dan berisi uang
dengan jumlah yang cukup banyak. Sikap apa yang akan saudara lakukan...

a. Mengembalikan dompet tersebut kepada pemiliknya.

b. Tidak diambil dan pura-pura tidak tahu.

c. Mengambil dompet dan menyimpannya terus.

d. Menyingkirkan dompet dari tengah jalan.


5. Bunyi sila Pancasila yang ketiga adalah...

a. Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

c. Persatuan Indonesia.

d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

6. Ketika di lingkungan sekitar sedang dilaksanakan kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan,
sikap yang seharusnya saudara lakukan adalah...

a. Pura-pura tidak tahu.

b. Tidur-tiduran di rumah saja.

c. Melihat kerja bakti kemudian pergi.

d. Ikut serta bersama-sama kerja bakti.

7. Rumusan Pancasila sebagai dasar negara yang sah dan resmi terdapat dalam Pembukaan UUD
Negera Republik Indonesia alenia ke..

a. Satu

b. Dua

c. Tiga

d. Empat.

8. Iwan, Budi, dan Danu sudah sepakat akan melihat pertandingan sepak bola di lapangan. Iwan dan
Budi menghampiri Danu di rumahnya. Sampai di rumah Danu, ternyata Danu sedang melaksanakan
ibadah. Sikap Iwan dan Budi adalah…

a. Menunggu Danu selesai melaksanakan ibadah dulu baru bersama-sama ke lapangan.

b. Meninggalkan Danu karena takut terlambat melihat pertandingan sepak bola.

c. Memberitahukan adik Danu supaya nanti Danu diminta secepatnya menyusul ke lapangan.

d. Meminta Danu untuk secepatnya menyelesaikan ibadahnya kemudian melihat sepak bola.
9. Perwujudan pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan masyarakat adalah...

a. Bekerja sama dengan teman yang satu agama saja.

b. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu.

c. Bekerja sama dalam segala hal termasuk hal keyakinan agama.

d. Menengok teman yang sakit jika berasal dari satu daerah.

10. Di bawah ini adalah perwujudan dari nilai-nilai dalam sila Persatuan Indonesia, kecuali...

a. Bangga sebagai bangsa Indonesia, bertanah air Indonesia.

b. Menempatkan persatuan dan kesatuan diatas kepentingan pribadi.

c. Mengadakan kompetisi kebudayaan daerah dan lagu daerah.

d. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

11. Pada saat musyawarah jika ada peserta musyawarah sedang menyampaikan pendapat sikap kita
sebaiknya adalah...

a. Mendengarkan dan menyela jika ada pendapat yang tidak sesuai.

b. Mengacuhkan karena tidak sesuai pendapatnya.

c. Mendengarkan dengan baik sampai selesai baru kemudian bertanya.

d. Mendengarkan sambil berbincang-bincang dengan teman sebelahnya.

12. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berarti Pancasila dijadikan sebagai...

a. Petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.

b. Pedoman dalam mengatur jalannya sistem pemerintahan dan demokrasi di Indonesia.

c. Pedoman semua peraturan di Indonesia termasuk perbuatan warga negara Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.

d. Petunjuk untuk membangun masyarakat Indonesia yang adil, makmur sesuai sila Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia.
14. Budi berangkat ke kantor tergesa-gesa karena bangun kesiangan. Di tengah jalan Budi melihat ada
seorang nenek kesulitan hendak menyeberang jalan. Sikap budi sebaiknya adalah…

a. Pura-pura tidak tahu dan mencoba mendahului nenek tersebut.

b. Membiarkan saja karena takut terlambat sampai di kantor.

c. Membantu nenek menyebrangkan dengan hati-hati.

d. Meminta orang lain untuk menyeberangkan nenek tersebut.

15. Perwujudan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia yang harus dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat adalah...

a. Suka memberika pertolongan kepada orang yang membutuhkan.

b. Menghormati umat beragama lain melaksanakan ibadahnya.

c. Mencintai tanah air dan bangga sebagai bangsa Indonesia.

d. Melaksanakan setiap hasil musyawarah dengan tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai