Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

PNEUMONIA

1. Pengertian Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus respiratorius, dan alveoli serta menimbulkan konsolidas
jaringan paru dan pertukaran gas setempat.

2. Anamnesis 1. Demam,
2. Fatique,
3. Malaise,
4. Sakit kepala,
5. Mialgia,
6. Batuk produktif/tidak produktif dengan sputum purulen, bisa disertai
darah.
7. Dapat dijumpai keluhan sesak napas,
8. Nyeri dada.

3. Pemeriksaan 1. Demam suhu tubuh > 38,3oC,


Fisik 2. Sesak napas (berbicara dengan kalimat terpenggal),
3. pemeriksaan paru dapat ditemukan tanda-tanda konsolidasi seperti
perkusi yang pekak, ronki nyaring, suara pernapasan bronchial.

4. Kriteria Kriteria Klinis


Diagnosis 1. Demam
2. Gelisah
3. Pernafasan cepat dan dangkal
4. Batuk produktif

Kriteria Laboratorium
1. Darah : leukositosis > 10.000/mm3 atau leukopenia < 4000/mm3
2. Nilai HB biasanya tetap normal atau sedikit menurun
3. Peningkatan LED
4. Kultur dahak dapat positif pada 20-50% penderita yang tidak diobati
5. Analisa gas darah menunjukan hipoksemia dan hiperkarbia

5. Diagnosa Kerja Pneumonia

6. Diagnosa 1. Bronkitis akut,


Banding 2. Bronchitis kronis eksaserbasi akut,
3. Gagal jantung,
4. Emboli paru,
5. pneumonitis radiasi.

7. Pemeriksaan 1. Darah : leukositosis > 10.000/mm3 atau leukopenia < 4000/mm3


Penunjang 2. Rontgen thorax : infiltrat alveolar
3. Broncho Alveolar Lavage (BAL)
4. Kultur Darah
5. Pulse oxymetry
6. Laboratorium Rutin : DPL, hitung jenis, LED/laju endap darah,
glukosa darah, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT
7. Analisis gas darah, elektrolit
8. Pewarnaan gram sputum
9. Kultur sputum
10. Pemeriksaan serologis
11. Pemeriksaan antigen
12. Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR)
13. Tes invasif (torakosentsis, aspirasi transrakheal, bronkoskopi, aspirasi
jarumtranstorakal, biopsi paru terbuka dan thorakoskopi.

8. Tatalaksana Rawat Jalan untuk tidak merokok, beristirahat dan minum banyak
Dianjurkan
1. cairan
2. Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan parasetamol
3. Ekspektoran/mukolitik
4. Nutrisi tambahan pada penyakit yang berkepanjangan
5. Kontrol setelah 48 jam atau lebih awal bila diperlukan
6. Bila tidk membaik dalam 48 jam: dipertimbangkan untuk dirawat di
Rumah Sakit, atau dilakukan foto toraks.

Rawat Inap di RS
1. Oksigen, bila perlu dengan pemantauan saturasi oksigen dan
konsentrasi oksigen inspirasi.
2. Terapi oksigen pada pasien dengan penyakit dasar PPOK dengan
komplikasi gagal napas dituntun dengan pengukuran analisis gas darah
berkala.
3. Cairan: bila perlu dengan cairan intravena.
4. Nutrisi
5. Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan parasetamol
6. Ekspektoran/mukolitik
7. Foto toraks diulang pada pasien yang tidak menunjukkan perbaikan
yang memuaskan.

Rawat ICU
Bronkoskopi dapat bermanfaat untuk retensi sekret, mengambil sampel
untuk kultur guna penelusuran, mikrobiologi lain dan menyingkirkan
kelainan endobronkial.

Tatalaksana Antibiotik
1. Pemilihan antibiotika dengan spektrum sesempit mungkin,
berdasarkan perkiraan etiologi yang menyebabkan CAP pada
kelompok pasien tertentu
2. Terapi antibiotik diberikan selama 5 hari
3. Syarat untuk alih terapi antibiotik intravena ke oral (ATS 2007) :
Hemodinamik stabil dan gejala klinis membaik.
4. Kriteria pasien dipulangkan : Klinis stabil, tidak ada masalah medis
aktif, memiliki lingkungan yang sesuai dengan rawat jalan
5. Kriteria klinis stabil : suhu ≤ 37,6, laju nadi ≤ 100x/menit, laju napas ≤
24x/ menit, tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg, saturasi oksigen arteri
≥ 90% atau PaO2 > 60 mmHg pada udara ruangan, dapat memelihara
asupan oral, status kesadaran compos mentis.

Farmakologi
1. Suplementasi O, jika perlu
2. Berikan terapi cairan yang adekuat
3. Jika ada nyeri pleuritik berikan analgetik : diklofenak 3 x 80 mg
4. Tidak ada kriteria khusus untuk mengubah terapi antibiotik intraena
menjadi terapi per oral, hal ini disesuaikan dengan pasien yang
diobservasi setiap hari.
5. Pada pasien yang imunokopromais, terutama yang neutropenia (hitung
neutrofil < 0,5 x 109/L selama 1 minggu) yang sering mengunjungi
Rumah Sakit secara teratur atau di rawat di Rumah Sakit, disarankan
untuk diberikanprofilaksis anti jamur.
Edukasi
9. (Hospital Health 1. Cuci tangan dengan sabun dan air ataw alkohol
Promotion) 2. vaksinasi untuk pneumoni
3. edukasi etika batuk

10. Prognosis Prognosis berdasarkan Pneumonia Severity Index (PSI) bila nilai PSI < 90
(risiko rendah, rata-rata mortalitas sebesar 3,3%. Bila nilai PSI > 130
(risiko tinggi), maka rata2 mortalitas sebesar 34%.

11. Indikator Klinis dan Laboratorium

12. Kepustakaan Alwi Idrus dkk., Penatalaksanaan Ilmu Penyakit Dalam, 2015
Sumedang, 2020
Ketua Komite Medik Ketua KSM Penyakit Dalam
RSUD Kabupaten Sumedang RSUD Kabupaten Sumedang

dr. Iwan Sumeru, Sp.B. dr. Fauliza Rakhima, Sp.PD.


NIP. 19680416 199803 1 004 NIP. 198220227 200902 2 001

Anda mungkin juga menyukai