Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERENCANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

DI PMB, PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT

Dosen Mata Kuliah : Ns. Jasmawati, S. Kep., M. Kes


Mata Kuliah : Manajemen Pelayanan Kebidanan
Profesional

Oleh Kelompok 3:

ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
KELAS BULUNGAN
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Alhmadulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan hidayah-Nya kami dapat meneyelesaikan makalah ini.

Dalam menyusun makalah ini kami tidak dapat lepas ddari kesalahan namun berkat

dorongan, didikan dan bimbingan dari semua pihak, maka kami dapat menyeselesaikan

makalah ini. Untuk itu kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata

kuliah MPKP dan terima kasih kepada teman – teman yang telah berpartisipasi dalam

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk

penyempurnaan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Bulungan, 12 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii


DAFTAR ISI ……….. …………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
A. LATAR BELAKANG …………………………………….. 1
B. RUMUSAN MASLAH …………………………………….. 1
C. TUJUAN …………………………………………………… 3
D. MANFAAT ………………………………………………… 4

BAB II PERENCANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN


…………………………………………………………………… 5
A. Tingkat Pelayanan Kesehatan Primer …………………….. 5
B. Tingkat Pelayanan Kesehatan Skunder ….………………… 9
C. Tingkat Pelayanan Kesehatan Tersier ……………………… 13

BAB III PENUTUP


3.1. KESIMPULAN …………………………………………… 15
3.2. SARAN …………………………………………………… 15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… .. 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia yang diatur di

dalam Pasal 28H Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa

"Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan.” Fungsi dari manajemen ini sendiri terbagi ke beberapa

divisi yang dibutuhkan oleh organisasi agar setiap aktivitas terpantau dan

berjalan dengan baik.

Dalam mempelajari ilmu manajemen kita akan dikenalkan dengan

seorang tokoh Henri Fayol, beliau merupakan seorang industrialis Perancis

yang menyatakan teori dan teknik administrasi adalah dasar pengelolaan suatu

organisasi yang kompleks, hal ini dinyatakan dalam bukunya yang berjudul

Administration Industrielle et General atau General and Industrial Management

(1908) oleh Constance Storrs. Fungsi manajemen menurut Henry Fayol: 1.

perencanaan (planning); 2. pengorganisasian (organizing); 3. pengarahan

(commanding); 4. pengkoordinasian (coordinating); 5. pengendalian

(controlling).

Manajemen kesehatan adalah penerapan manajemen umum dalam

sistem pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga yang menjadi objek atau

sasaran manajemen adalah sistem yang berlangsung di tempat pelayan oleh

Notoatmodjo tahun 2007 dalam buku ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan.

1
Manajemen pelayanan kesehatan berarti penerapan prinsip-prinsip

manajemen dalam pelayanan kesehatan untuk sistem dan pelaksanaan

pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan prosedur,

teratur, menempatkan orang-orang yang terbaik pada bidang-bidang

pekerjaannya, efisien, dan yang lebih penting lagi adalah dapat menyenangkan

konsumsi atau membuat konsumen puas terhadap pelayanan kesehatan yang

diberikan.

Oleh karena itu, instansi pelayanan Kesehatan seperti rumah sakit dan

puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, perlu untuk

membangun suatu sistem manajemen strategi dalam meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan rumah sakit, manajemen pelayanan kesehatan yang

baik, sehingga pelayanan yang diberikan dapat berjalan dengan sangat efisien

dan memiliki mutu yang dapat diandalkan, yang mampu memberikan

pelayanan prima atau sering disebut service excellence atau excellent service.

Perlu adanya inovasi, perlu adanya upgrade dalam hal paradigma manajemen

yang mengacu kepada kepentingan dan tuntutan kebutuhan dari para

konsumen.

Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pelayanan Kesehatan

adalah dengan meningkatkan pelayanan dalam promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan atau

serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan

kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Pelayanan kesehatan preventif

adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan atau

penyakit. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan atau

serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan

2
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian

penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga

seoptimal mungkin. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan

atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam

masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat

yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai

dengan kemampuannya.

Penyelenggaraan upaya kesehatan mencakup kesehatan fisik,

mental, termasuk intelegensi dan sosial. Upaya kesehatan dilaksanakan

dalam tingkatan upaya sesuai dengan kebutuhan medik dan kesehatan.

Terdapat tiga tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan primer, upaya

kesehatan sekunder, dan upaya kesehatan tersier. Rujukan upaya

kesehatan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab secara timbal

balik, baik horizontal, vertikal, maupun struktural dan fungsional terhadap

kasus penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan kesehatan.

Rujukan dibagi dalam rujukan medik yang berkaitan dengan pengobatan dan

pemulihan berupa pengiriman pasien (kasus), spesimen, dan pengetahuan

tentang penyakit sedangkan rujukan kesehatan dikaitkan dengan upaya

pencegahan dan peningkatan kesehatan berupa sarana, teknologi, dan

operasional.

Bentuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia Terdapat tiga bentuk pelayanan

kesehatan di Indonesia, yaitu pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan

tersier. Penjelasan dari masing - masing bentuk pelayanan kesehatan

tersebut akan dijelaskan pada makalah ini.

3
B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diperoleh

adalah :

1. Bagaimana melaksanakan perencanaan manajemen pelayanan kebidanan

di tingkat pelayanan primer, sekunder, dan tersier untuk PMB ?

2. Bagaimana melaksanakan perencanaan manajemen pelayanan kebidanan

di tingkat pelayanan primer, sekunder, dan tersier untuk Puskesmas ?

3. Bagaimana melaksanakan perencanaan manajemen pelayanan kebidanan

di tingkat pelayanan primer, sekunder, dan tersier untuk Rumah Sakit ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dalam melaksanakan perencanaan manajemen

pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan primer, sekunder, dan tersier

untuk BPM.

2. Untuk mengetahui dalam melaksanakan perencanaan manajemen

pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan primer, sekunder, dan tersier

untuk Puskesmas.

3. Untuk mengetahui dalam melaksanakan perencanaan manajemen

pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan primer, sekunder, dan tersier

untuk Rumah Sakit.


D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai

melaksanakan perencanaan manajemen pelayanan kebidanan di tingkat

pelayanan primer, sekunder, tersier untuk PBM, Puskesmas, dan Rumah

Sakit.

2. Manfaat Praktik

Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan tentang melaksanakan

perencanaan manajemen pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan

primer, sekunder, tersier untuk PBM, Puskesmas, dan Rumah Sakit.


BAB II

Perencanaan Manajemen Pelayanan Kebidanan

A. Tingkat Pelayanan Kesehatan Primer


1. Pengertian
Perencanaan manajemen pelayanan kebidanan tingkat primer
adalah Praktik Mandiri Bidan. Dalam PMK No. 28 tahun 2017 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Praktik Mandiri Bidan adalah
tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan kebidanan yang
dilakukan oleh Bidan secara perorangan. Dijelaskan bahwa dalam
Praktik Mandiri Bidan wajib memiliki STR dan SIPB.
Dalam Undang-Undang No. 4 tahun 2019 tentang Kebidanan pada
BAB IV tentang Praktik Kebidanan. Praktik Kebidanan dilakukan di
TPMB dan Fasyankes harus dilakukan sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan serta mematuhi kode etik, standar profesi, standar
pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional. Namun dengan
terbitnya Undang – Undang no. 17 tahun 2023 maka Undang-Undang
No. 4 tahun 2019 tentang Kebidanan dicabut.
Dalam Undang – Undang no. 17 tahun 2023 Bab VI tentang fasilitas
pelayanan Kesehatan. Dalam pasal 165 ayat 1 bahwa Fasilitas
Pelayanan Kesehatan memberikan Pelayanan Kesehatan berupa
Pelayanan Kesehatan perseorangan dan/ atau Pelayanan Kesehatan
masyarakat. Fasilitas Pelayanan Kesehatan meliputi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat pertama, Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat lanjut
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan penunjang.
Praktik Mandiri Bidan berada dalam Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama. Sebagaimana penjelasan pada pasal 167 ayat 2 point
c yaitu Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. Puskesmas; b. klinik pratama;
dan c. praktik mandiri Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan.
Pada PMK No. 28 tahun 2017 pasal 18 dijelaskan bahwa Dalam
penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan untuk
memberikan:
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. pelayanan kesehatan anak
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.

2. Unsur Perencanaan Pelayanan Kebidanan di Praktik Mandiri Bidan


Unsur perencanaan manajemen pelayanan kebidanan pada
Praktik Mandiri Bidan adalah sebagai berikut :
a. Input
a) Syarat pendirian Praktik Mandiri Bidan (PMB)
 Anggota IBI
 Memiliki STR yang masih berlaku
 Memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang bekerja pada
instansi pemerintah
 Surat pernyataan memiliki tempat praktik
 Surat rekomendasi dari Puskesmas wilayah tempat praktik
 Pas fhoto ukuran 4 x 6
 Rekomendasi dari IBI
 Rekomendasi dari Dinas Kesehatan (dikeluarkan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota setelah dilakukan visitasi penilaian
pemenuhan persyaratan tempat praktik Bidan).
 Surat ijin dari atasan jika Bidan tersebut bekerja di instansi

b) Sarana
 Bangunan
Bangunan permanen dan tidak bergabung dengan
bangunan lainnya. Dalam hal ini akses pintu masuk terpisah
dengan rumah tinggal. Harus memperhatikan fungsi, keamanan,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
 Ruangan
Ruangan seperti ruang tunggu, ruang periksa, ruang
bersalin, ruang nifas, WC/kamar mandi dan ruang lain sesuai
dengan kebutuhan.
c) Prasarana
Persyaratan prasarana Praktik Mandiri Bidan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) paling sedikit
memiliki:
 sistem air bersih;
 sistem kelistrikan atau pencahayaan yang cukup;
 ventilasi/sirkulasi udara yang baik; dan
 prasarana lain sesuai dengan kebutuhan.
d) Obat – obatan dan bahan habis pakai
Pengelolaan obat dan bahan habis pakai yang
diperlukan untuk pelayanan antenatal, persalinan normal,
penatalaksanaan bayi baru lahir, nifas, keluarga berencana, dan
penanganan awal kasus kedaruratan kebidanan dan bayi baru
lahir.
Obat dan bahan habis pakai hanya diperoleh dari apotek
melalui surat pesanan kebutuhan obat dan bahan habis pakai.
Bidan yang melakukan praktik mandiri harus melakukan
pendokumentasian surat pesanan kebutuhan obat dan bahan
habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta
melakukan pengelolaan obat yang baik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
e) Pengelolaan limbah medis
Pengelolaan limbah medis dapat dilakukan melalui
kerjasama dengan institusi yang memiliki instalasi pengelolaan
limbah.
f) Tersediannya Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan yaitu :
 SPO Pelayanan Antenatal
 SPO Pelayanan Persalinan
 SPO Pelayanan Nifas
 SPO Penanganan Bayi Baru Lahir
 SPO pelayanan KB
 SPO Penanganan PER, PEB, Eklamsi
 SPO Penatalaksanaan Rujukan
 SPO Hemmoragic Ante Partum
 SPO Hemmoragic Post Partum
 SPO Penanganan Bayi Asfiksia
 SPO Mengatasi Syok
 SPO Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)

Input manajemen terdiri dari:


a) Man yaitu tenaga bidan yang kompeten
b) Money yaitu anggaran dana yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan Praktik Mandiri Bidan
c) Material yaitu sarana dan prasarana yang butuhkan
d) Metode yaitu prosedur kerja atau Standar Operasional Pelayanan
e) Market yaitu pasar atau pemasaran dari produk Praktik Mandiri
Bidan

b. Proses
Proses merupakan Langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan atau disebut juga fungsi manajemen.
Dalam proses praktik mandiri bidan terdapat:
a) Perencanaan (P1)
 Jadwal pelayanan PMB
 Layanan yang tersedia di PMB
 Pelatihan – pelatihan penunjang pelayanan PMB
b) Pengorganisasian (P2)
 Dinas Kesehatan
 Puskesmas
 Praktik Mandiri Bidan (PMB)
c) Pengerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
(P3)
 Pencatatan dan pelaporan
 Suvervisi dari organisasi profesi bersama Dinas
Kesehatan dan Puskesmas wilayah tempat Praktik
Mandiri Bidan
 Survey

c. Output
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar operasional
pelayanan kebidanan. Pada PMB output menghasilkan kesejahteraan
ibu dan janin, kepuasaan pelanggan serta kepuasan bidan sebagai
provider.

B. Tingkat Pelayanan Kesehatan sekunder


1. Pengertian
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan
adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan
dan dituangkan dalam suatu sistem (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2014).
Menurut Satrianegara (2014), pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi
pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Puskesmas, di mana Puskesmas
menyelenggarakan fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah. kerjanya dan Upaya
Kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang
untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan.
b. Melaksanakan Advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan sektor lain
terkait.
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas.
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan.
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan.
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respons
penanggulangan penyakit.

Dalam Undang – Undang no. 17 tahun 2023 Bab VI tentang


fasilitas pelayanan Kesehatan Pasal 180 bahwa Puskesmas mempunyai
tugas menyelenggarakan dan mengoordinasikan Pelayanan Kesehatan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/ atau patiatif dengan
mengutamakan promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Puskesmas memiliki fungsi penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
primer di wilayah kerjanya. Selain menyelenggarakan fungsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Puskesmas berperan
mewujudkan wilayah kerja yang sehat dengan masyarakat yang:
a. berperilaku hidup sehat;
b. mudah mengakses Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan primer oleh Puskesmas
dilakukan melalui pengoordinasian Sumber Daya Kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas. Puskesmas melakukan pembinaan terhadap jejaring
Pelayanan Kesehatan primer di wilayah kerjanya. Penyelenggaraan
Puskesmas didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan
profesional berupa Tenaga Medis, Tenaga Kesehatan ( tenaga medis
yaitu dokter keluarga dan tenaga Kesehatan yang berkompeten di
bidang komunitas), dan tenaga pendukung atau penunjang kesehatan.
2. Unsur Perencanaan Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas
a. Input
a) SDM (Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki
SIPB dan STR)
b) Sarana dan prasarana yang memadai
c) Input manajemen terdiri dari
 Man yaitu staf bidan yang kompeten
 Money yaitu anggaran dana yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan program KIA ( Sumber dana DAK BOK,
dana kapitasi dan jasa layanan retribusi)
 Material yaitu sarana dan prasarana yang butuhkan
 Metode yaitu prosedur kerja atau Standar Operasional
Pelayanan
 Market yaitu pasar atau pemasaran dari produk layanan
yang diberikan atau sarana program
b. Proses
a) Perencanaan (P1)
 Jadwal pelayanan USG dan ANC di Puskesmas dan
Posyandu
 Layanan yang tersedia di Puskesmas
 Rencana Pelatihan – pelatihan penunjang pelayanan
kebidanan
b) Pengorganisasian (P2)
 Pusekesmas ( Koordinator Kebidanan)
 Puskesmas Pembantu (Bidan Pustu)
 Polindes ( Bidan Desa)
 Balai desa
c) Pengerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
(P3)
 Pencatatan dan pelaporan
 Suvervisi
 Survey kepuasan pelanggan

c. Output
a) Pelayanan sesuai SOP
b) Kepuasan pelanggan
c) Mutu pelayanan
d) Prestasi penilaian kinerja bidan

C. Tingkat Pelayanan Kesehatan Tersier


1. Pengertian

Menurut Undang – undang nomor 17 tahun 2023 bahwa Rumah


Sakit menyelenggarakan fungsi Pelayanan Kesehatan perseorangan
dalam bentuk spesialistik dan / atau subspesialistik. Selain Pelayanan
Kesehatan perseorangan dalam bentuk spesialistik dan atau
subspesialistik, Rumah Sakit dapa memberikan Pelayanan Kesehatan
dasar. Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata Kelola Rumah
Sakit dan tata kelola klinis yang baik.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, rumah sakit umum


menyelenggarakan kegiatan (Herlambang, 2016):

a. Pelayanan medis
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan penelitian dan pengembangan.
Pengkategorian rumah sakit dibedakan berdasarkan jenis
penyelenggaraan pelayanan, yang terdiri dari rumah sakit umum (RSU)
yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis
penyakit, sedangkan rumah sakit khusus (RSK), yaitu rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada suatu jenis penyakit tertentu
berdasarkan kekhususannya (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

2. Unsur Perencanaan Manajemen Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit


d. Input
d) SDM (Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki
SIPB dan STR).
e) Sarana dan prasarana Rumah Sakit yang memadai sebagai
rumah sakit rujukan Puskesmas.
f) Input manajemen terdiri dari
 Man yaitu tenga Kesehatan bidan yang kompeten
 Money yaitu anggaran dana yang dibutuhkan dalam
pelayanan Ibu hamil, Ibu bersalin, ibu nifas serta Bayi Baru
Lahir ( Sumber dana DAK BOK, dana JKN dan jasa layanan
retribusi)
 Material yaitu sarana dan prasarana yang butuhkan
 Metode yaitu prosedur kerja atau Standar Operasional
Pelayanan
 Market yaitu pasar atau pemasaran dari produk layanan
yang diberikan
e. Proses
a) Perencanaan (P1)
 Alur rujukan kebidanan dari pusekemas atau klinik / PMB
 Layanan yang tersedia di Rumah Sakit
 Rencana Pelatihan – pelatihan penunjang pelayanan
kebidanan
b) Pengorganisasian (P2)
 Komite Medik
 Bidang Keperawatan atau kebidanan
 Kepala Ruangan
 Ketua Tim
c) Pengerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
(P3)
 Pencatatan dan pelaporan
 Suvervisi
 Survey kepuasan pelanggan
 Kredensial

f. Output
e) Pelayanan sesuai SOP
f) Kepuasan pelanggan
g) Mutu pelayanan
h) Prestasi penilaian kinerja bidan
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
f. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Perencanaan
Manajemen Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit, Puskesmas dan
Praktik Mandiri Bidan berdasarkan PMK No. 28 tahun 2017 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan dan Undang – Undang
nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
g. Bidan dalam memberikan pelayanan keprofesian harus memiliki STR
dan SIPB
h. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan Standar Operasional
Pelayanan Kebidanan dan sesuai dengan undang – undang yang
berlaku

2. Saran
a. Sarana dan prasarana yang kurang memadai diharapkan dapat
terpenuhi sesuai SPO
b. Adanya pelatihan berkelanjutan untuk peningkatan kapasitas
kompetensi bidan yang melaksanakan layanan kebidanan
c. Adanya pejabat perlindungan hukum di tempat layanan kesehatan
DAFTAR PUSKTAKA
Arlenti , dkk.2021.Modul Manajemen Pelayanan Kebidanan.Bengkulu : STIKES Sapta
Bakti
Sri Banun Titi Istiqomah,dkk.2022.Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jombang : Yayasan
Kita Menulis

https://jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/jpap/article/view/694/623#:~:text=Puskesmas%20yang%20bai
k.-
,Manajemen%20Pelayanan%20Puskesmas%20adalah%20rangkaian%20kegiata
n%20yang%20bekerja%20secara%20sistematik,yang%20baik%2C%20koordinasi
%20antar%20Puskesmas.

Herlambang s, (2016). Managemen Pelaynan Kesehatan Rumah Sakit.


Yogyakarta. Gosyen Publising.

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana


Rumah Sakit Tipe B. 1–124.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang


Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang


Puskesmas

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentan Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai