Anda di halaman 1dari 2

Joan Uniqueco Nathaniel Elaine Chandra

6111901005
Desain Kota A

Pertanyaan :
1. Apa pandangan anda mengenai kondisi kota Bandung dari empat aspek yang
disebutkan oleh Thoreau (1983), yaitu adalah : 1.Urban Functions; 2.Urban Frame;
3.Urban Fabric; dan 4.Urban Quality of Life? Berikan contoh dari masing-masing
aspek tersebut.

2. Berikan refleksi terkait kota Bandung yang ideal dari sisi aspek desain perkotaan,
apa saja aspek (direfleksikan pada materi presentasi ke-1 hingga terakhir) yang
perlu ditekankan untuk dapat menjawab kebutuhan fungsional, fisikal, dan
fungsional dari masyarakat?

Jawaban :
1. Pandangan saya terhadap kondisi kota Bandung yang disambungkan dengan 4 aspek
yang disebutkan oleh Thoreau (1983), yaitu
a. Urban Function
● Secara fungsi, kota Bandung sudah mulai memenuhi dalam hal kota yang
ideal. Namun, masyarakat kota Bandung masih belum bisa menempatkan
diri dalam hal menjaga lingkungan sekitar sehingga lingkungan yang
sudah dirancang sedemikian rupa masih kumuh.
b. Urban Frame
● Kota Bandung masih cukup banyak tugas dalam memberikan ‘bingkai’
kota yang ideal, dikarenakan di sekitaran kota Bandung masih banyak
tempat yang kumuh dan harus diolah, seperti pada kawasan Kebonjati,
Pasar Baru, Pasirkoja, Gedebage dan lain-lain.
c. Urban Fabric
● Secara tatanan kota, beberapa titik di kota Bandung sudah cukup baik
dari segi lebar jalan ideal kendaraan, lebar trotoar, tatanan pembangunan
fungsi bangunan yang sesuai dengan RTRW (Rencana Tata Ruang
Wilayah) kota Bandung. Saat ini juga, pembangunan proyek di kota
Bandung sudah mulai ketat, seperti sangat diperhatikan GSB jalan,
drainase kota, listrik yang sebagian lokasi sudah ditanam, gorong-gorong
yang diperlebar dan lain-lain. Jika tidak memenuhi syarat-syarat tersebut,
maka izin tidak akan keluar.
Maka dari itu, pola-pola bangunan, jalan raya sedang diupayakan teratur

.
d. Urban Quality of Life
● Menurut IPM (Indeks Pembangunan Manusia), kota Bandung menjadi
salah satu kota yang sedang berkembang pesat dalam mengembangkan
kualitas hidup manusia, berdasarkan kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
Maka dari itu, tatanan kota pun mempengaruhi kualitas hidup, secara
tidak langsung, tatanan kota Bandung sudah mulai baik.

2. Secara memenuhi aspek kota yang ideal, sebagian kota Bandung sudah terpenuhi,
seperti terdapatnya landmark pada kota Bandung, adanya simpang seperti pada simpang
lima, adanya trotoar yang cukup lebar pada Jl. Asia Afrika - Jl. Sudirman, dan lain
sebagainya. Sehingga, secara tatanan kota memang sudah cukup ideal dikarenakan
adanya RTRW Kota Bandung yang saat ini telah dirancang sedemikian rupa mengikuti
fungsi masing-masing lokasi dan telah disetujui oleh pemerintah hingga tahun 2030.
Namun, untuk kondisi kota Bandung sendiri masih cukup memprihatinkan dikarenakan
cukup banyak lokasi yang kumuh dan macet di mana-mana. Terkadang juga walau trotoar
sudah diperlebar, masih banyak pengendara motor yang melintasi trotoar, PKL yang
berdagang di trotoar dan sampah-sampah yang berserakan. Secara fungsi dan fisikal ideal
kota sudah mulai terpenuhi, namun masyarakat masih kurang peka terhadap lingkungan
sekitar (tempat tinggal maupun lingkungan lainnya).
Selain dari hal-hal tersebut, kota Bandung cukup kurang dalam hal vegetasi / RTH untuk
penyerapan. Dilansir dari data Badan Pusat Statistik Kota Bandung, ruang terbuka hijau
kota Bandung hanyalah berkisar 2.048,97 Ha atau hanya 12.25% dari total luas kota
Bandung. Dikarenakan cukup banyak bangunan sekitar yang tidak memperhatikan KDH
saat perencanaan.
Himbauan pemerintah terhadap isu lingkungan hidup kepada masyarakat memang
sudah diutarakan, namun masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan hal tersebut.
Sehingga yang perlu diperhatikan kembali, yaitu kepekaan masyarakat terhadap lingkungan
hidupnya itu sendiri, isu ruang terbuka hijau (resapan dan lain-lain), penataan kota Bandung
agar lebih fokus ke daerah sekitar (tidak hanya pada pusat kota Bandung).

Anda mungkin juga menyukai