Anda di halaman 1dari 14

ISSN : 2460 – 7797

e-ISSN :2614-8234
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc
Email : fibonacci@umj.ac.id JurnalPendidikanMatematikadanMatematika

POLA ARGUMENTASI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL


SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL (SPLTV)

K. Ayu Dwi Indrawati1), Baiq Rika Ayu Febrilia2)*


1)
Pasca Sarjana Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Ganesha
2)
Prodi Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP Mataram
*
rika.febrilia@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola argumentasi siswa pada tingkat
kemampuan yang berbeda yaitu tinggi, sedang dan rendah. Penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif deskriptif dengan melibatkan 3 siswa X Jurusan Tata Boga 1 yang terdiri dari 2
perempuan dan 1 laki-laki. Pada penelitian ini pengumpulan data menggunakan 2 soal tes
(soal benar salah dan soal cerita) dan dibantu dengan wawancara untuk memastikan
jawaban siswa. Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis pola argumentasi siswa
adalah gabungan antara pola argumentasi Toulmin dan pola argumentasi Mc. Neill &
Krajcik. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa dengan tingkat kemampuan tinggi memilik
pola argumentasi claim, evidence, reasoning dan rebuttal untuk soal 1, sedangkan pada soal
2 siswa memiliki pola data, claim, evidence dan reasoning. Pada siswa dengan tingkat
kemampuan sedang, siswa memiliki pola argumentasi claim, evidence dan reasoning untuk
soal 1, sedangkan pada soal 2 siswa memiliki argumentasi data, claim, evidence dan
reasoning. Pada siswa dengan tingkat kemampuan rendah, siswa memiliki pola argumentasi
claim, evidence, reasoning untuk soal 1, sedangkan untuk soal 2 siswa memiliki pola
argumentasi data, claim, evidence dan reasoning.

Kata Kunci: Pola argumentasi, Penyelesaian soal, SPLTV.

PENDAHULUAN menunjukkan kemampuan mengemukakan


Dalam pembelajaran matematika, alasan secara logis yang disertai dengan
siswa tidak hanya belajar mengenai data dan dukungan teori yang memadai
bagaimana cara menyelesaikan soal tetapi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
juga belajar mengenai cara berargumentasi (Soekisno, 2015). Menurut Fadillah (2015)
(Wulandari, 2016). Kemampuan siswa argumentasi berkaitan dengan kemampuan
berargumentasi dipengaruhi oleh peran komunikasi seseorang untuk memberikan
guru dalam memberdayakan siswa untuk alasan yang berbasis pada fakta-fakta untuk
membenarkan suatu pernyataan matematika membuat kesimpulan dan sering digunakan
(Aberdein & Dove, 2013). Argumentasi dalam bukti matematika. Argumentasi tidak
141
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 5 No. 2 Bulan Desember Tahun 2019

dapat dikategorikan benar atau salah tetapi dikemukakan, (3) reasoning: siswa mampu
sah atau tidak, sehingga kemampuan memberikan alasan sebagai pembenaran
seseorang tidak menjamin keabsahan suatu dari pernyataan yang disertai dengan bukti
argumentasi (Laamena, 2018). (Pritasari, 2016).
Dalam matematika, argumentasi Penelitian ini menggabungankan pola
sangat diperlukan untuk pemahaman argumentasi yang dikembangkan oleh
konsep siswa (Erduran dkk, 2004) dan agar Toulmin dan pola argumentasi Mc. Neill &
siswa dapat menjelaskan secara logis dan Krajcik sebagai alat untuk menganalisis
memutuskan cara atau penyelesaian yang argumentasi siswa. Hal ini bertujuan untuk
tepat untuk menyelesaikan masalahnya mengetahui pola siswa dalam
(Sari, 2015). Pada penyelesaian soal berargumentasi berdasarkan pada 5 aspek
matematika siswa dituntut untuk yang dapat dilihat pada Tabel 1. Beberapa
merumuskan masalah, memilih strategi aspek ini dipilih berdasarkan pertimbangan
yang tepat, menggunakan argumen- untuk mendapatkan secara rinci seperti apa
argumen mengenai kebenaran dari solusi pola siswa berargumentasi dalam
yang ia berikan dalam proses penyelesaian menyelesaikan suatu masalah. Aspek
soal (Hartatian, 2011). warrant, backing dan qualifier tidak
Terdapat beberapa pola argumentasi digunakan dalam penelitian ini karena
siswa dapat digunakan mengidentifikasi warrant, backing, qualifier telah
pola argumentasi siswa, yaitu pola terwakilkan oleh aspek evidence dan
argumentasi Toulmin dan pola argumentasi reasoning.
Mc. Neill & Krajcik. Pola argumentasi Tabel 1.Pola argumentasi dan indikatornya
Toulmin terdiri dari 6 aspek yaitu (1) data: Pola
Indikator
siswa mampu mengidentifikasi informasi Argumentasi
dan mampu menyatakan informasi apa saja Data Siswa mampu
yang ada pada tiap langkah penyelesaian, mengidentifikasi informasi
dan mampu menyatakan
(2) claim: siswa mampu menyatakan
informasi apa saja yang
langkah mana yang benar dan langkah ada pada soal dan pada tiap
mana yang salah, (3) warrant: siswa langkah penyelesaian.
mampu memberikan alasan mengenai claim Claim Siswa mampu memberikan
yang dikeluarkan siswa, (4) backing: siswa pernyataan untuk
mampu memberikan bukti untuk menjawab permasalahan
mendukung warrant, (5) qualifier: siswa yang diberikan.
Evidence Siswa mampu menunjukan
mampu menunjukan tingkat keyakinan
data yang mampu
akan claim yang diberikan, (6) rebuttal: mendukung pernyataan
siswa mampu menolak pernyataan dan yang dikemukakan.
menjeleaskan kondisi dimana pernyataan Reasoning Siswa mampu memberikan
tersebut tidak berlaku (Handayani, 2015). alasan sebagai pembenaran
Pola argumentasi Mc. Neill & Krajcik dari pernyataan yang
terdiri dari 3 aspek, yaitu (1) claim: siswa disertai dengan bukti
Rebuttal Siswa mampu menolak
mampu menyatakan langkah mana yang
pernyataan dan
benar dan langkah mana yang salah, (2) menjeleaskan kondisi
evidence: siswa mampu menunjukan data dimana pernyataan

142
yang mampu mendukung pernyataan yang tersebut tidak berlaku.
K. Ayu Dwi Indrawati dan Baiq Rika Ayu Febrilia: Pola Argumentasi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV).
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 5 (2), pp: 141 - 154.

Selama ini tingkat kemampuan Oleh karena itu penting bagi guru
argumentasi siswa masih tergolong rendah, untuk melatih kemampuan argumentasi
terlihat dari rendahnya keinginan siswa siswa agar siswa lebih bebas dalam
untuk memberikan tanggapan mengenai memilih, tanpa keragu-raguan dan
pembelajaran yang telah diajarkan, ketidaktegasan dalam memecahkan suatu
memberikan tanggapan atas jawaban yang masalah, bahkan siswa dapat mengajukan
diberikan oleh orang lain, agar apa yang solusi yang masuk akal dan siswa mampu
sedang mereka pelajari menjadi lebih memahami konsep dari SPLTV.
bermakna (Pugalee, 2001). Rendahnya Berdasarkan uraian diatas, maka fokus
kemampuan argumentasi siswa di Indonesia penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
ditandai dengan kesulitan siswa dalam pola argumentasi siswa pada tingkat
menyelesaikan soal yang tidak seperti yan kemampuan yang berbeda yaitu tinggi,
biasa diajarkan. Hal ini disebabkan karena sedang dan rendah.
biasanya siswa hanya mengikuti
perintah/arahan yang diberikan oleh guru METODE PENELITIAN
dalam menyelesaikan suatu masalah. Jika Jenis penelitian ini adalah deskriptif
dihadapkan kepada tugas/masalah yang kualitatif untuk menggambarkan pola
memiliki kesulitan sedikit lebih tinggi siswa argumentasi siswa dalam menyelesaikan
perlu menghubungkan informasi-informasi soal SPLTV. Subjek penelitian ini adalah
yang ada menggunakan penalaran untuk siswa kelas X Tata Boga 1 SMKN 4
menyelesaikan tugas/masalah yang Mataram sebagai subjek penelitian. Siswa
diberikan (OECD, 2015). yang menjadi subjek penelitian berjumlah 3
Argumentasi erat kaitannya dengan orang yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan
penalaran dan proses berpikir. Argumentasi 2 siswa perempuan. Pemilihan ketiga
merupakan fondasi untuk mengemukakan subjek ini didasarkan pada tingkat
suatu alasan (berpikir kritis) disertai dengan kemampuan matematika siswa (tingkat
data dan dukungan teori yang memadai dari kemampuan rendah, tingkat kemampuan
suatu masalah matematika (berpikir logis) sedang dan tingkat kemampuan tinggi) dan
(Seokisno, 2015). Terutama pada materi juga kemampuan komunikasi siswa. Kedua
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel hal tersebut digunakan untuk mendapatkan
(SPLTV), siswa dituntut untuk memiliki pola argumentasi dari siswa dengan
kemampuan dalam berargumentasi, kemampuan matematika yang berbeda-beda
sehingga dapat membantu siswa dalam berdasarkan tingkat kemampuan
memecahkan masalah dengan matematikanya.
menggunakan penalaran (Anisah, 2013), Dalam penelitian ini, peneliti
maka penting bagi guru untuk melatih merupakan instrumen utama dan dibantu
kemampuan argumentasi siswa salah dengan beberapa instrumen lainnya.
satunya kemampuan argumentasi siswa Instrumen pendukung yang digunakan
pada materi SPLTV. Siswa sering dalam pengumpulan data terdiri dari 2 soal
mengalami miskonsepsi dalam membuat tes dan juga pedoman wawancara. Kedua
model matematika dari soal cerita yang instrumen pendukung tersebut telah melalui
diberikan dan siswa kadang sulit validasi ahli yang berjumlah 3 orang.
menentukan metode mana yang akan Dalam pengumpulan data, pada penelitian
ini menggunakan soal tes dan wawancara.
digunakan dalam menyelesaikan soal.
143
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 5 No. 2 Bulan Desember Tahun 2019

Soal tes yang diberikan berbentuk soal telah didapatkan kemudian dikelompokan
benar salah dan soal cerita. Hal ini dan dituliskan dalam bentuk teks yang
bertujuan untuk membandingkan pola bersifat naratif.
argumentasi yang siswa berikan untuk soal
dengan bentuk soal yang jarang siswa HASIL DAN PEMBAHASAN
jumpai dan soal yang memiliki bentuk Rancangan Soal
seperti biasa siswa jumpai. Wawancara Soal yang diberikan terdiri dari 2
digunakan untuk mengonfirmasi hasil soal, yaitu soal nomor 1 adalah soal yang
pekerjaan siswa pada kedua tes yang telah telah dilengkapi dengan beberapa langkah
diberikan. penyelesaian dan siswa diminta untuk
Teknik analisis data yang dilakukan menentukan langkah mana yang benar atau
pada penelitian in yaitu dengan salah dari setiap langkah yang ada pada
mengkoding setiap argumentasi siswa pada penyelesaiannya soal tersebut disertai
transkrip hasil wawancara yang sesuai dengan alasan mengapa bisa langkah
dengan indikator pola argumentasi yang tersebut dinyatakan salah atau benar seperti
tercantum pada Tabel 1. Data-data yang yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Soal tes benar salah

Penggunaan soal benar/salah seperti jauh keberlakuan suatu langkah/aturan


ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman melalui kegiatan penemuan. Soal nomor 2
konsep dan penguasaan materi SPLTV berbentuk soal cerita seperti yang biasa
berdasarkan argumentasi yang diberikan siswa jumpai seperti pada Gambar 2.
siswa. Menyelesaikan pernyataan benar Penggunaan 2 soal yang berbeda ini
salah adalah proses yang digunakan oleh bertujuan untuk mengetahui seperti apa
peneliti matematika untuk kegiatan perbedaan siswa dalam menyelesaikan soal
menemukan (Easdown, 2012). Ini artinya, jika soal yang diberikan telah memiliki
dengan membiasakan siswa dalam penyelesaian dan yang belum memiliki
menyelesaikan soal tipe benar salah, maka penyelesaian.
siswa juga dibiasakan untuk mengkaji lebih

144
K. Ayu Dwi Indrawati dan Baiq Rika Ayu Febrilia: Pola Argumentasi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV).
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 5 (2), pp: 141 - 154.

Gambar 2. Soal cerita SPLTV

Dalam pembelajaran matematika, Tabel 2. Pola argumentasi siswa pada


sangat diperlukan kemampuan merancang tingkat kemampuan tinggi, sedang dan
soal, tugas dan aktivitas oleh guru. rendah dalam menyelesaikan soal SPLTV
Pola SKT SKS SKR
Perancangan soal, tugas dan aktivitas akan
Argumentas Soal Soal Soal Soal Soal Soal
membantu siswa dalam mengaitkan konsep
i 1 2 1 2 1 2
satu dan konsep lainnya dan memperdalam Data 0 1 0 1 0 3
pemahamannya terhadap konsep tersebut Claim 15 10 10 7 11 7
(Febrilia & Winarti, 2018; Juliangkary & Evidence 8 5 6 5 2 0
Febrilia 2018). Dengan demikian, Reasoning 9 6 6 6 4 10
kemampuan siswa dalam berargumentasi Rebuttal 1 0 0 0 0 0

juga akan meningkat seiring dengan


meningkatnya pemahaman siswa terhadap Berdasarkan Tabel 2, maka pola
suatu konsep matematika. argumentasi ketiga siswa dapat diuraikan
seperti berikut :
Pola Argumentasi
Ketiga siswa tersebut diwawancara Pola Argumentasi Siswa Pada Tingkat
untuk mengetahui pola argumentasi yang Kemampuan Tinggi Dalam Menyelesaikan
digunakan siswa dalam menyelesaikan soal Soal SPLTV
dan perbedaan pola argumentasi siswa Pada awalnya siswa terlihat
terhadap soal-soal yang memiliki bentuk kebingungan untuk menentukan langkah
yang berbeda seperti kedua soal yang mana yang benar dan langkah mana yang
diberikan. Kemudian hasil wawancara salah. Hal ini dikarenakan siswa tidak
tersebut dianalisis menggunakan indikator terbiasa dihadapkan dengan soal yang
yang ada pada Tabel 1, sehingga didapatkan berbentuk benar salah dan menuntut siswa
perbedaan pola argumentasi ketiga siswa untuk berargumentasi dalam penyelesaian
dalam menyelesaikan soal 1 dan soal yang soalnya. Dalam mengerjakan soal 1, siswa
2 yang diberikan seperti yang dapat dilihat tidak menunjukkan bahwa dia telah
pada Tabel 2. mengidentifikasi data yang ada pada soal
baik dalam bentuk tulisan maupun secara
lisan. Namun, siswa beberapa kali membuat
perhitungan ulang pada masing-masing

145
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 5 No. 2 Bulan Desember Tahun 2019

langkahnya. Hal tersebut dapat dilihat pada T kg daging, dan 1 kg udang


Gambar 3. ditempat yang sama, berapakah
yang harus ia bayarkan?
Berdasarkan wawancara di atas,
diperoleh fakta bahwa ketika siswa dimintai
penjelasan mengenai apa yang diketahui
dan ditanyakan dalam soal, mereka
cenderung untuk menuliskan informasi apa
Gambar 3. Perhitungan ulang yang siswa adanya (Nisa dkk, 2016) dan persis seperti
lakukan pada langkah 5 yang tertulis dalam soal dalam bentuk
kalimat yang sama (Vendiagrys dkk, 2015).
Melalui apa yang telah dilakukan oleh Untuk soal 1, siswa mampu membuat
siswa ini, diduga siswa tersebut telah claim setelah membaca langkah-langkah
mampu dalam mengidentifikasi informasi yang ditanyakan. Pembuatan claim oleh
yang ada pada soal yang diberikan tanpa siswa berkemampuan tinggi disertai dengan
mengungkapkan secara langsung mengenai menunjukkan data (evidence) dan
informasi apa yang telah ia dapatkan. Hal memberikan alasan sebagai bukti bahwa
ini dimungkinkan terjadi karena saat pernyataan yang siswa berikan benar
mengerjakan soal tipe benar salah, siswa adanya (reasoning). Pada cuplikan
lebih fokus untuk meninjau benar atau wawancara berikut, dapat menggambarkan
tidaknya dan alasan dari tiap langkah yang kondisi ketika siswa memberikan alasan
dipertanyakan dalam soal. beserta data yang mendukung pertanyaan
Berbeda halnya dengan soal 2, siswa mengapa langkah 1 dapat siswa katakan
terlebih dahulu mengidentifikasi data atau salah.
informasi yang ada pada soal seperti apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan. P : Kalau kamu mengatakan
Hal ini dapat dilihat pada cuplikan langkah 1 salah, bagaimana
wawancara antara peneliti (P) dengan siswa perbaikannya?
SK : Eh langkah 1 sebenarnya
dengan tingkat kemampuan tinggi (SKT)
T benar. Ini kan 3 variabel
berikut ini. sedangkan ini 2 variabel,
sama-sama ada z nya,
P : Berdasarkan soal tersebut tinggal dikurangi kemudian
informasi apa saja yang Anda dihilangkan z nya. Jadi kita
dapatkan? menghilangkan z nya untuk
SK : Ibu Sonia membeli 5 kg telur, 2 membentuk persamaan baru
T kg daging, dan 1 kg udang yaitu persamaan 4.
dengan harga Rp. 265.000,00. Claim yang diberikan siswa berupa
Ibu Endang membeli 3 kg telur pernyataan metode mana yang akan siswa
dan 1 kg daging dengan harga
gunakan dalam menyelesaikan soal. Dalam
Rp. 126.000,00. Ibu Sinta
membeli 3 kg daging dan 2 kg pembuatan claim yan diberikan siswa
udang dengan harga Rp. didukung oleh fakta-fakta yang sudah
320.000,00. pernah dipelajari sebelumnya oleh siswa.
P : Menurut anda, apa yang hendak Bentuk dari evidence yang siswa berikan
dicari dalam soal tersebut? berupa data-data yang didapatkan dari soal
SK : Jika bu ani membeli 2 kg telur, 1 dan data yang diberikan berbenda dengan
146
K. Ayu Dwi Indrawati dan Baiq Rika Ayu Febrilia: Pola Argumentasi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV).
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 5 (2), pp: 141 - 154.

data yang diberikan untuk mengidentifikasi menghilangan z nya, kalau


informasi (data), sedangkan reasoning menggunakan persamaan lain
yang diberikan berupa penjelasan dari bisa tidak? Seperti persamaan 1
proses perhitungan yang siswa lakukan. dan 2 atau 1 dan 3?
Ketiga hal tersebut juga dapat dilihat dari SK : Bisa sih, tapi yang dihilangkan
salah satu transkrip wawancara berikut ini T bukan variable z nya tapi
dimana siswa menjelaskan alur variable lain. Karena kalau kita
penyelesaian soal mulai dari pemilihan mau menghilangkan variable z
metode sampai mendapatkan persamaan harus menggunakan persamaan
baru. yang ada variable z nya juga.
Berbeda halnya dengan soal 2, pada
SK : Caranya adalah kita soal ini tidak ditemukan rebuttal yang
T menggunakan eliminasi dan diberikan siswa. Siswa hanya menjawab
substitusi. Dari ketiga
soal sesuai pemahaman dari pembelajaran
persamaan tersebut saya
menggunakan persamaan 1 sebelumnya tanpa memberikan keterangan
dan persamaan 2 untuk kondisi seperti apa yang tidak
mengeliminasi yang . memungkinkan untuk menemukan jawaban
Persamaan 1 semua dikalikan tersebut. Jika berdasarkan hasil analisis
3, menjadi yang telah dilakukan, siswa lebih lancar
menyelesaikan soal yang berbentuk soal
cerita pada umumnya seperti yang
ditunjukan pada soal 2.

Persamaan 2 semua dikali 5, Pola Argumentasi Siswa Pada Tingkat


menjadi
Kemampuan Sedang Dalam Menyelesaikan
Soal SPLTV
. Pada siswa dengan tingkat
Kedua persamaan dikurangi, kemampuan sedang, siswa juga tidak
sehingga nya hilang menunjukan secara lisan maupun tulisan
, bahwa ia telah melakukan identifikasi pada
nya turun, tiap langkah sebelum membuat claim.
Siswa ini langsung membuat claim setelah
Menghasilkan persamaan ditanya langkah mana yang siswa anggap
baru salah dan langkah mana yang siswa anggap
benar. Setelah memberikan claim,siswa
Pada soal 1 juga ditemukan adanya kemudian menunjukan data (evidence) yang
rebutttal yang diberikan siswa berupa digunakan untuk mendukung pernyataan
penjelasan mengenai kondisi yang tidak siswa seperti yang dapat dilihat pada
memungkinkan untuk mencari nilai cuplikan wawancara antara peneliti (P)
variabel. Salah satu contohnya ditunjukan dengan siswa berkemampuan sedang (SKS)
pada cuplikan wawancara berikut. berikut ini.

P : Ini kan mengunakan persamaan


P : Coba perhatikan soal dan
2 dan persamaan 3 untuk
langkah-langkah
147
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 5 No. 2 Bulan Desember Tahun 2019

penyelesaiannya! Menurut yang mampu mendukung claim yang


kamu, langkah mana yang diberikan siswa. Bentuk claim, evidence
salah dan langkah mana dan reasoning yang diberikan siswa pada
yang benar dari langkah- soal 2 dapat dilihat pada salah satu cuplikan
langkah penyelesaian ini? wawancara berikut ini.
SK : Langkah 1 benar karena
S yang dieliminasi itu sama- SKS : Misalnya telur , daging
sama z nya dan di , dan udang
persamaan 2 dan persamaan
3 sama-sama punya z dengan
koefisien 1.
Berbeda dari soal 1, pada soal 2 siswa Pertama, saya mengeliminasi
melalui persamaan 1 dan
terlebih dahulu mengidentifikasi informasi
persamaan 2. Nanti masing-
(data) yang ada pada soal seperti apa yang masing persamaan dikalikan
diketahui dan yang ditanyakan sebelum suatu bilangan supaya
memberikan claim seperti yang dapat jadinya sama. Diperoleh
dilihat pada cuplikan wawancara berikut pada persamaan 1
ini.

P : Berdasarkan soal tersebut


informasi apa saja yang anda
dapatkan? Persamaan 2
SK : Diketahui Ibu Sonia membeli
S 5 kg telur, 2 kg daging, dan 1
kg udang dengan harga Rp. .
265.000. Ibu Endang membeli Terus dieliminasi, yang
3 kg telur dan 1 kg daging pertama dieliminasi itu kan
dengan harga Rp. 126.000. jadinya persamaan itu nya
Ibu Sinta membeli 3 kg
habis. Jadinya
daging dan 2 kg udang
, nya turun,
dengan harga Rp. 320.000
Ditanyakan, jika bu ani
membeli 2 kg telur, 1 kg . Jadinya
daging, dan 1 kg udang sebagai persamaan ke 4.
ditempat yang sama, Berdasarkan hasil wawancara dan
berapakah yang harus ia analisis hasil pekerjaan siswa, diperoleh
bayarkan? informasi bahwa siswa melakukan
Setelah mengidentifikasi informasi kesalahan dalam membuat permisalan.
yang ada, barulah siswa memberikan claim, Siswa memisalkan sebagai telur,
namun claim yang diberikan siswa juga sebagai daging dan sebagai
berbeda dari soal sebelumnya. Claim yang udang.Padahal seharusnya, merupakan
diberikan siswa untuk soal 2 berupa
harga satu butir telur, merupakan harga 1
pernyataan mengenai langkah apa yang
kg daging dan adalah harga 1 kg udang.
akan digunakan dalam menyelesaikan soal
Kesalahan ini merupakan kesalahan tipe
yang diberikan. Claim yang diberikan siswa
konsep variabel yang sering dijumpai pada
diikuti juga dengan evidence dan reasoning
148 saat siswa membuat permisalan dalam
K. Ayu Dwi Indrawati dan Baiq Rika Ayu Febrilia: Pola Argumentasi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV).
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 5 (2), pp: 141 - 154.

permasalahan bentuk aljabar dan persamaan penjabaran dan cuplikan wawancara di atas
linear (Herutomo & Saputro, 2014).Contoh dapat dilihat pada Gambar 4.
pekerjaan siswa yang sesuai dengan

Gambar 4. Hasil pekerjaan siswa pada soal 2

Pada soal 1, siswa pada tingkat ini Untuk langkah 4 sampai langkah ke
juga memberikan reasoning seperti yang 6, siswa menyatakan bahwa jawaban pada
dilakukan pada soal 2. Sebelum membuat ketiga langkah tersebut benar, namun
reasoning, siswa terlebih dahulu setelah siswa memeriksa jawabannya siswa
memeriksa ulang langkah-langkah yang menyadari telah melakukan kesalahan
ada pada soal 1 dengan cara menghitung perhitungan pada langkah 4 dan
kembali untuk membuktikan kebenaran berdampak ke langkah-langkah
dari claim yang siswa berikan. Hal tersebut selanjutnya. Dari kedua kegiatan diatas,
dapat dilihat pada cuplikan wawancara diketahui bahwa siswa mampu
berikut. mengevaluasi kembali argumentasi yang
telah siswa berikan (Herman, 2007).
P : Langkah 4 ini menurutmu Berdasarkan perhitungan ulang yang
bagimana? Benar atau dilakukan oleh siswa, siswa mampu
salah? memberikan perbaikan pada langkah-
SKS : Benar, karena disini itu
langkah yang siswa anggap salah. Hal ini
menghilangkan y nya jadinya
benar hasilnya itu -5x+2z- seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.
25,5.

Gambar 5. Aspek reasoning yang diberikan siswa dalam menyelesaikan soal 1

149
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 5 No. 2 Bulan Desember Tahun 2019

Dari kedua soal yang dikerjakan, pahami dari soal. Hanya saja evidence dan
siswa tidak memberikan rebuttal baik pada reasoning yang siswa berikan kurang
soal 1 maupun soal 2. Hal ini disebabkan lengkap dan kurang kuat untuk dijadikan
karena siswa hanya mampu menjelaskan alasan untuk pembenaran claim yang ia
kondisi yang terjadi pada soal sehingga berikan. Hal tersebut dikarenakan lemahnya
claim yang siswa berikan berlaku dan siswa penalaran siswa untuk mengingat kembali
tidak menjelaskan kondisi seperti apa yang metode-metode yang telah dipelajari
membuat claim yang siswa berikan tidak sebelumnya dan menghubungkan fakta-
berlaku. Sama halnya seperti yang terjadi fakta untuk dirangkai agar mampu
pada siswa dengan kemampuan tinggi, menyelesaikan permasalah selanjutnya
siswa pada tingkat ini juga mengalami (Hartatiana, 2014). Oleh karena itu, siswa
kesulitan dalam menyelesaikan soal 1 yang cenderung menggunakan intuisi daripada
berbentuk benar salah dibandingkan dengan menggunakan konsep-konsep yang telah
soal berbetuk cerita. Hal ini dikarenakan, dipelajari sebelumnya. Hal tersebut dapat
siswa terbiasa untuk menyelesaikan soal dilihat pada cuplikan wawancara berikut.
dari awal tanpa dilengkapi dengan langkah-
langkahnya. Hal ini dikarenakan, P : Bagaimana langkah 2 dari
kurangnya kemampuan siswa untuk soal ini menurutmu? Apakah
benar atau salah?
menyampaikan gagasan yang siswa miliki
SKR : Salah ini.
melalui lisan agar mudah dipahami oleh P : Kenapa Anda berpendapat
orang lain (Kurnia, 2011). Dalam demikian?
menyelesaikan kedua soal tersebut, siswa SKR : Dia salah dah pokoknya.
tidak sepenuhnya menggunakan konsep- P : Iya, tapi alasannya apa
konsep yang pernah dipelajari sebelumnya sehingga Anda mengatakan
tetapi siswa juga menyelinginya dengan ini salah?
SKR : Dia salah dah, feeling saya
penggunaan intuisi ketika siswa tidak
bilang ini salah.
mengetahui beberapa alasan dari pemberian P : Bagaimana dengan langkah
claim yang siswa berikan. lainnya?
SKR : Ya salah semua.
Pola argumentasi siswa pada tingkat Pada siswa berkemampuan rendah,
kemampuan rendah dalam menyelesaikan ditemukan kesalahan dalam membedakan
soal SPLTV antara variabel dan persamaan. Siswa juga
Sama halnya dengan yang dilakukan keliru membedakan ketiga variabel yang
siswa pada tingkat kemampuan tinggi dan ada pada himpunan penyelesaian dengan
siswa dengan tingkat kemampuan sedang, bilangan desimal yang menjadi nilai dari
siswa pada tingkat ini juga tidak variabel dan . Hal ini disebabkan ketika
mengidentifikasi apa yang diketahui dan oleh ketika seseorang berargumentasi, ia
apa yang ditanyakan pada soal 1. Siswa akan lebih banyak mmberikan alasan untuk
langsung membuat claim setalah melihat membenarkan claim yang diberikan (Stein
langkah-langkah yang ada pada soal. & Bernas, 1999). Seperti yang dapat dilihat
Namun saat dimintai menujukan data pada Gambar 6, siswa mampu memberikan
ataupun memberikan alasan dari pembuatan claim, evidence, dan resoning hanya saja
claim, siswa mampu menunjukan evidence claim, evidence, dan resoning kurang tepat.
dan reasoning berdasarkan apa yang ia
150
K. Ayu Dwi Indrawati dan Baiq Rika Ayu Febrilia: Pola Argumentasi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV).
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 5 (2), pp: 141 - 154.

Gambar 6. Aspek claim, evidence ,reasoning yang diberikan siswa dalam menyelesaikan
soal 1
Untuk soal 2 siswa hanya mampu mengerjakan soal ini?
mengidentifikasi informasi yang ada pada SKR : Tidak bisa sepertinya.
soal. Siswa tidak mampu menyelesaikan P : Kenapa?
SKR : Soal ini sulit, tidak bisa.
soal hingga akhir dan menemukan
SKR : Sulitnya karna dia tiga
himpunan penyelesiaannya untuk variabel, sehingga tidak
menjawab pertanyaan pada soal bisa menggunakan cara,
dikarenakan siswa lupa dengan konsep- bisanya hanya
konsep penyelesaian soal SPLTV. Hal menggunakan matriks dan
tersebut dapat dilihat pada cuplikan saya lupa caranya.
wawancara berikut ini. Hasil wawancara di atas
menunjukkan bahwa siswa berkemampuan
P : Bisa kamu tuliskan apa rendah juga melakukan kesalahan dalam
yang kamu ketahui dan apa membuat permisalan variabel sama seperti
yang ditanyakan dari soal? yang ditunjukkan oleh siswa
SKR : Yang diketahui = telur berkemampuan rendah. Hanya saja, pada
= daging dan = udang. siswa berkemampuan rendah, dia tidak
Ibu Sonia mampu dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberikan dengan baik.
.
Berdasarkan kedua cara siswa dalam
Ibu Endang
. menyelesaikan soal tersebut, didapatkan
Ibu Sinta bahwa siswa memberikan alasan yang
. kurang tepat pada soal 1 disebakan oleh
Ditanyakan : kurangnya kemampuan penalaran siswa
Ibu Sinta sehingga siswa kurang mampu
P : Bisa coba diselesaikan tidak membangun kemampuan dalam
bagaimana cara
151
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 5 No. 2 Bulan Desember Tahun 2019

berargumentasi berdasarkan kaidah dasar Anisah, A., Zulkardi, Z., & Darmawijoyo,
matematika (Susilowati, 2016). D. 2013. “Pengembangan Soal
Matematika Model PISA Pada
SIMPULAN Konten Quantity Untuk Mengukur
Kemampuan Penalaran Matematis
Berdasarkan hasil temuan yang telah
Siswa Sekolah Menengah Pertama”.
dibahas di atas, maka dapat diambil Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.
beberapa simpulan dari argumentasi yang 5(1).
telah diberikan siswa. Siswa pada tingkat
Easdown, D. 2012. “The Importance Of
kemampuan tinggi memilik pola
True-False Statements In
argumentasi claim, evidence, reasoning Mathematics Teaching And
dan rebuttal untuk soal 1. Untuk soal 2, Learning”. Makalah Dalam: The
siswa memiliki pola data, claim, evidence Australian Conference on Science
dan reasoning. Dalam proses and Mathematics Education
pengerjaannya siswa menggunakan (formerly UniServe Science
konsep-konsep dan pengetahuan yang telah Conference, October 2013.
ia dapatkan sebelumnya untuk Erduran, S., Simon, S., & Osborne, J.
menyelesaikan soal-soal yang diberikan. 2004. “TAPping into argumentation:
Pada siswa dengan tingkat kemampuan Developments in the application of
sedang, siswa memiliki pola argumentasi Toulmin's argument pattern for
studying science discourse”. Science
claim, evidence dan reasoning untuk soal Education. Vol 88(6), pp: 915-933.
1. Pada soal 2, siswa memiliki argumentasi
data, claim, evidence dan reasoning. Fadillah, A. 2015. Pengaruh model
Dalam proses penyelesaian soal 1 yang pembelajaran dan kemampuan
komunikasi matematika terhadap
siswa tidak sepenuhnya menggunakan hasil belajar matematika siswa.
konsep-konsep dan pengetahuan yang telah FIBONACCI: Jurnal Pendidikan
dimiliki sebelmnya. Terkadang siswa Matematika dan Matematika. Vol
menggunakan intuisi jika siswa tidak 1(2), pp: 1-12.
mampu memberikan evidence/reasoning Febrilia, B. R. A., & Winarti, D. W. 2018.
secara tepat. Pada siswa dengan tingkat “Deepening students understanding
kemampuan rendah, dalam pengerjaan soal of triangle topic through
1 siswa memiliki pola argumentasi claim, „application‟component of ELPSA
evidence, dan reasoning, sedangkan untuk (Experience, Language, Pictorial,
soal 2, siswa memiliki pola argumentasi Symbol and Application)
framework”. In Journal of Physics:
data, claim, evidence dan reasoning.
Conference Series. Vol. 1088(1), pp:
Dalam penyelesaian soal 1 siswa lebih 012085.
banyak menggunakan intuisi dibandingkan
menggunakan pengetahuan yang telah ia Fuadi, R., Johar, R., & Munzir, S. 2016.
“Peningkatkan Kemampuan
pelajari sebelumnya.
Pemahaman Dan Penalaran
Matematis Melalui Pendekatan
DAFTAR PUSTAKA Kontekstual”. Jurnal Didaktik
Aberdein, A. 2013. The argument of Matematika. Vol. 3(1), pp: 47-54.
mathematics. I. J. Dove (Ed.).
Dordrecht: Springer. Handayani, P. 2015. “Analisis
Argumentasi Peserta Didik Kelas X

152 Sma Muhammadiyah 1 Palembang


K. Ayu Dwi Indrawati dan Baiq Rika Ayu Febrilia: Pola Argumentasi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV).
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 5 (2), pp: 141 - 154.

Dengan Menggunakan Model Process of Mathematical Proof”. In


Argumentasi Toulmin”. Jurnal Journal of Physics: Conference
Inovasi dan Pembelajaran Fisika. Series. Vol. 1028(1).
Vol. 2(1), pp: 60-68.
Nisa, H. M., Sa‟dijah, C., & Qohar, A.
Hartatiana, H. 2014. “Pengembangan Soal 2016. “Kemampuan Pemecahan
Pemecahan Masalah Berbasis Masalah Matematika Siswa SMK
Argumen Untuk Siswa Kelas V Di Bergaya Kognitif Field Dependent”.
SD Negeri 79 Palembang”. Jurnal Makalah Dalam: Seminar Nasional
Pendidikan Matematika. Vol. 8(2), Matematika dan Pendidikan
pp: 76-85. Matematika, November 2016.
Herman, T. 2007. “Pembelajaran Berbasis OECD. 2015. PISA 2015 draft
Masalah Untuk Meningkatkan mathematics framework. New York:
Kemampuan Penalaran Matematis Columbia University.
Siswa SMP”. Cakrawala
Pendidikan. Vol. 1(1), pp: 41-62. Pritasari, A. C., & Dwiastuti, S. 2016.
“Improvement Of Argumentation
Herutomo, R. A., & Saputro, T. E. M. Skill Through Implementation Of
2014. “Analisis Kesalahan Dan Problem Based Learning In X MIA 1
Miskonsepsi Siswa Kelas VIII Pada SMA Batik 2 Surakarta In The
Materi Aljabar”. Edusentris, Jurnal Academic Year 2014/2015”.
Ilmu Pendidikan dan Pengajaran. Pendidikan Biologi. Vol 8(1).
Vol. 1(2), pp: 173-183.
Pugalee, D. K. 2001. “Writing,
Inglis, M., Mejia-Ramos, J. P., & Simpson, Mathematics, And Metacognition:
A. 2007. “Modelling mathematical Looking For Connections Through
argumentation: The importance of Students' Work In Mathematical
qualification”. Educational Studies Problem Solving”. School science
in Mathematics. Vol. 66(1), pp: 3-21. and mathematics. Vol 101(5), pp:
236-245.
Juliangkary, E., & Febrilia, B. R. A. 2018.
“Profil guru ditinjau dari Sari, E. F. P. 2015. “Pengembangan Soal
permasalahan matematika yang Matematika Model PISA Untuk
dikembangkan: termasuk rich tasks Mengetahui Argumentasi Siswa Di
atau bukan?”. JISIP: Jurnal Ilmu Sekolah Menengah Pertama”. Jurnal
Sosial dan Pendidikan. Vol. 2(3). Pendidikan Matematika. Vol. 9(2),
pp: 124-147.
Kurnia, R. N. 2011. Analisis kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas Soekisno, R. B. A. 2015. “Pembelajaran
VII C SMP Negeri 1 Rogojampi Berbasis Masalah Untuk
tahun pelajaran 2014/2015. [Online] Meningkatkan Kemampuan
Tersedia: Argumentasi Matematis
http://repository.unej.ac.id/bitstream/ Mahasiswa”. Infinity Journal. Vol.
handle/123456789/64048/RIZKA%2 4(2), pp: 120-139.
0NURUL%20KURNIA.pdf?sequenc
e=1&isAllowed=y [16 Desember Stein, N. L., & Bernas, R. 1999. “The
2019]. Early Emergence Of Argumentative
Knowledge And Skill”. Foundations
Laamena, C. M., Nusantara, T., Irawan, E. of argumentative text processing.
B., & Muksar, M. 2018. “Analysis of Vol. 5, pp: 97-116.
the Students‟ Argumentation based
on the level of Ability: Study on the Susilowati, J. P. A. 2016. “Profil Penalaran
Siswa SMP Dalam Pemecahan
153
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 5 No. 2 Bulan Desember Tahun 2019

Masalah Matematika Ditinjau Dari Journal of Mathematics Education


Perbedaan Gender”. JRPM (Jurnal Research. Vol. 4(1).
Review Pembelajaran Matematika).
Vol. 1(2), pp: 132-148. Wulandari, W., Darmawijoyo, D., &
Hartono, Y. 2016. “Pengaruh
Vendiagrys, L., & Junaedi, I. 2015. pendekatan pemodelan matematika
“Analisis kemampuan pemecahan terhadap kemampuan argumentasi
masalah matematika soal setipe siswa kelas VIII SMP Negeri 15
TIMSS berdasarkan gaya kognitif Palembang”. Jurnal Pendidikan
siswa pada pembelajaran model Matematika Sriwijaya. Vol. 10(1),
problem based learning”. Unnes pp: 114-126.

154

Anda mungkin juga menyukai