Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


Nama : Muhammad Wahyu Adhi Pratama
NIM : 044210328
UPBJJ : Universitas Terbuka Pangkalpinang
Nama Mata Kuliah : Analisis lnformasi Keuangan
Kode Mata Kuliah : EKSI4204
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Pesi Suryani, S.E., M.Ak.
Nama Penelaah : Pesi Suryani, S.E., M.Ak.
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : 2

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Perhatikan data pada tabel dibawah ini. Modul 4
100
KB 1

tahun 2019 tahun 2020


NERACA
Cash 14,950 17,250
Accounts Receivable 56,925 23,000
Marketable Securities 23,000 11,500
Inventories 126,500 103,500
Prepaids 863 2,013
Total Current Assets 222,238 157,263
Property, Plant, and Equipment, net 246,388 245,238
Total Assets 468,625 402,500

Current Liabilities 69,000 46,000


Bonds Payable 115,000 115,000
Common Equity 284,625 241,500
Total Liabilities & Equity 468,625 402,500
LABA (RUGI)
Sales 471,500 452,525
Cost of Goods Sold 230,000 208,438
Gross Profit 241,500 244,088
SG&A 126,500 123,625
Interest Expense 11,500 7,188
Net Income 103,500 113,275

Diminta : Hitunglah rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas dan Aktivitas


Jawab
1. Rasio likuditas
Secara umum, tujuan utama digunakannya rasio keuangan adalah menilai kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Namun, di samping itu, dari rasio
likuiditas, dapat diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik dan yang juga masih berkaitan
dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Semua ini tergantung
dari jenis rasio likuiditas yang digunakan. Dalam praktiknya, untuk mengukur rasio
keuangan secara lengkap, dapat digunakan jenis-jenis rasio likuiditas yang ada. Jenis-
jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan:
a. Rasio lancar (current ratio),
Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current ratio dihitung dengan
cara membagi total asset lancar dengan kewajiban lancar pada periode yang sama.
Apabila current ratio menunjukkan angka sama dengan atau lebih dari satu, berarti
perusahaan dapat melunasi kewajiban yang jatuh tempo dengan asset lancarnya.

Current Ratio tahun 2019

Current Ratio tahun 2020

b. Rasio sangat lancar (quick ratio atau acid test ratio)


Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau quick acid ratio merupakan
rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar
kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Persediaan diabaikan karena
persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk diuangkan daripada akun
lain di kelompok aset lancar. Quick acid ratio dihitung dengan cara asset lancar
dikurangi nilai persediaan. Hasil pengurangan kemudian dibagi dengan kewajiban
lancar. Apabila quick ratio menunjukkan angka sama dengan atau lebih dari satu,
berarti perusahaan mampu membayar kewajiban yang jatuh tempo dengan asset
lancarnya tanpa menggunakan persediaan.
Quick Acid Ratio tahun 2019

=1,39

Quick Acid Ratio tahun 2020

=1,17

c. Rasio kas (cash ratio)


Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
ditunjukkan dari tersdianya dana kas atau yang setara dengan kas, seperti rekening
giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan, rasio
ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar
utang-utang jangka pendeknya.

Rasio kas tahun 2019

Rasio kas tahun 2020

d. Rasio perputaran kas


Rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi mengukur tingkat kecukupan
modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai
penjualan. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukut tingkat ketersediaan kas
dalam membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar. Modal
kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang dimiliki
perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja merupakan
jumlah dari aktiva lancar. Hasil perhitungan rasio perputaran kas dapat diartikan
sebagai berikut:
1) Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti ketidakmampuan perusahaan
dalam membayar tagihannya.
2) Sebaliknya, apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang
tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga
perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit.
Rumus yang digunakan untuk mencari rasio perputaran kas sebagai berikut.

Cash Turn Over Ratio Tahun 2019

=3,08

Cash Turn Over Ratio Tahun 2020

e. Inventory to net working capital.


Inventory to net working capital merupakan rasio yang digunakan mengukur atau
membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dan modal kerja perusahaan.
Modal kerja tersebut terdiri atas penguruangan antara aktiva lancar dan utang
lancar. Rumus untuk mencari inventory to net working capital sebagai berikut.

Inventory to NWC Tahun 2019

=0,82
Inventory to NWC Tahun 2020

=0,93
2. Rasio Solvabilitas
Untuk menjalankan operasinya, setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan,
terutama yang berkaitan dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagain dari biaya yang
diperlukan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang. Dana juga dibutuhkan
untuk melakukan ekspansi perluasan usaha, atau investasi baru. Artinya, di perusahaan,
dana harus selalu tersedia dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat dibutuhkan.
a. Debt to asset ratio (debt ratio)
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total utang dan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva.

Debt to Assets Ratio tahun 2019

=0,39

Debt to Assets Ratio tahun 2020

=0,4

b. Debt to equity ratio


Total debt to equity ratio digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas sehingga
rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman
(kreditor) dengan kepemilikan perusahaan. Total debt to equity ratio dihitung
dengan membagi total kewajiban perusahaan dengan total ekuitas perusahaan di
periode yang sama. Apabila hasil perhitungan total debt to equity ratio
menunjukkan angka lebih dari satu maka pendanaan yang dilakukan perusahaan
sebagian besar menggunakan pinjaman.

Debt to Equity Ratio Tahun 2019

Debt to Equity Ratio Tahun 2020

c. Long term debt to equity ratio (LTDtER)


Long-term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri dan hasil perhitungannya menunjukkan seberapa besar
bagian dari setiap modal sendiri dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.
Long-term debt to equity ratio dihitung dengan membagi total kewajiban jangka
panjang perusahaan dengan total ekuitas perusahaan di periode yang sama. Apabila
hasil perhitungan total debt to equity ratio menunjukkan angka lebih dari satu maka
pendanaan yang dilakukan perusahaan sebagian besar menggunakan pinjaman
jangka panjang.
Long term debt to equity ratio tahun 2019

=0,4

Long term debt to equity ratio tahun 2020

d. Times interest earned.


Times interest earned (TIE) merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan
bunga. Times interest earned dapat diartikan sebagai rasio yang menunjukkan
berapa kali laba perusahaan dapat digunakan untuk membayar beban bunga atas
pinjaman yang dilakukan perusahaan. Times interest earned ratio dihitung dengan
menjumlahkan pendapatan sebelum pajak dengan beban bunga sehingga menjadi
earnings before interest and tax (EBIT). Hasil perhitungan EBIT dibagi dengan
beban bunga. Semakin besar angka yang ditunjukkan TIE ratio menunjukkan
semakin kecil resiko perusahaan tidak mampu melunasi bunga pinjamannya.

Times interest earned tahun 2019

=10
Times interest earned tahun 2019

=16,76
e. Fixed charge coverage (FCC)
Fixed charge coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai
times interest earned ratio. Perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila
perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan
kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah
kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. Rumus untuk mencari fixed charge
coverage (FCC) sebagai berikut.
Fixed Charge Coverage tahun 2019

Fixed Charge Coverage tahun 2020

=15,76

3. Rasio Rentabilitas atau Rasio profitabilitas


Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
suatu perusahaan. Hal ini ditenjukkan oleh laab yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan. Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio rentabilitas yang dapat digunakan:
a. Profit margin (profit margin on sales)
Profit margin on sales atau ratio profit margin atau laba atas penjualan merupakan
salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara
pengukuran rasio ini adalah membandingkan laba bersih setelah pajakdengan
penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin. Terdapat dua
rumus untuk mencari profit margin sebagai berikut.
Margin laba kotor
b.
c.

Margin laba bersih

Margin laba kotor 2019

Margin laba bersih 2019

=0,22

Margin laba kotor 2020

=0,54
Margin laba bersih 2020

=0,25

b. Hasil pengembalian investasi (return on investment/ROI)


Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal nama return on investment (ROI)
atau return on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu
ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping
itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana
perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah)
rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya, rasio ini
digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Rumus untuk mencari return on investment dapat digunakan sebagai berikut.

ROI tahun 2019

ROI tahun 2020

c. Hasil pengembalian ekuitas (return on equity/ROE)


Hasil pengembalian ekuitas, return on equity, atau rentabilitas modal merupakan
rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya. Rumus untuk mencari return on equity sebagai berikut.

ROE tahun 2019

ROE tahun 2020


d. Laba per lembar saham biasa (earning per share of common stock)
Rasio laba per lembar saham disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang
saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan
pemedang saham meningkat. Dengan pengertian lain, tingkat pengembalian yang
tinggi.

Laba per saham tidak bisa dihitung karena tidak ada informasi terkait jumlah saham
yang beredar

e. Return on assets (ROA)


Return on asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa
efisien manajemen memanfaatkan aset perusahan untuk menghasilkan pendapatan.
Return on asset dihitung dengan cara menjumlahkan laba bersih dengan beban
bunga setelah kena pajak. Hasil penjumlahan tersebut kemudian dibagi dengan rata
rata total asset. Rata rata total aset didapatkan dengan menghitung nilai rata rata
total aset pada awal tahun dengan total aset pada akhir tahun. Semakin besar hasil
perhitungan dari ROA ratio menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan yang
bagus dalam memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan.

ROA rasio 2019 tidak bisa dihitung karena tidak informasi total asset pada awal
tahun 2019

ROA Rasio 2020

=0,28

4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau dapat pula dikatakan rasio ini
digunakan aktiva yang dimilikinya atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efisiensi
yang dilakukan misalnya di bidang penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan efisiensi
di bidang lainnya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran rasio aktivitas, akan
terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola asset yang
dimilikinya atau justru sebaliknya.
a. Perputaran piutang (recievable turn over)
Perputaran piutang adalah rasio untuk mengukur berapa lama penagihan piutang
selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam piutang ini berputar dalam
satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang semakin rendah. Tentunya, perusahaan semakin baik.
Sebaliknya, jika rendah, terjadi over investment dalam piutang. Rumusan untuk
mencari receivable turn over sebagai berikut.

Receivable turn over rasio 2019 tidak bisa dihitung karena tidak informasi total
piutang pada awal tahun 2019
Receivable turn over 2020

b. Perputaran sediaan (inventory turn over)


Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode.
Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over).
Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan
berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini
maka semakin buruk, demikian pula sebaliknya.
Menurut James C. Van Horne

Menurut J. Fred Weston

Inventory turn over 2019 C. Van Horne

=1,82

Inventory turn over 2019 J. Fred Weston

=3,73
Inventory turn over 2020 C. Van Horne

Inventory turn over 2020 J. Fred Weston

=4,37
c. Perputaran modal kerja (working capital turn over)
Working capital turnover merupakan rasio antara nilai penjualan dengan rata rata
modal kerja. Rasio ini mengukur atau menilai efektivitas modal kerja perusahaan
selama satu tahun. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Working capital turnover
dihitung dengan cara membagi penjualan dengan rata rata modal kerja. Rata rata
modal kerja dihitung dengan menghitung rata rata antara saldo modal kerja awal
tahun dengan saldo modal kerja akhir tahun. Modal kerja dapat dihitung dengan
mengurangi saldo aset lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar angka yang
dihasilkan dari perhitungan working capital turnover ratio menunjukkan semakin
cepat kembalinya modal kerja pada perusahaan, sehingga modal kerja dapat
digunakan kembali untuk melakukan kegiatan operasional.

Working capital turn over rasio 2019 tidak bisa dihitung karena tidak informasi
working capital pada awal tahun 2019
Working capital turn over rasio 2020

=3,42

d. Fixed assets turn over


Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
kali dana yang ditanam dalam aktiva tetap berputar dalam satu perioder. Dengan
kata lain, hal ini untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas
aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini, caranya adalah
membandingkan penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam suatu periode.
Rumus untuk mencari fixed assets turn over dapat digunakan sebagai berikut.

Fixed asset turn over 2019

=1,91

Fixed asset turn over 2020

=1,84

e. Total assets turn over


Total asset turn over merupakanrasio yang digunakan untuk mengukur perputaran
semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus untuk mencari total asset turn over
sebagai berikut.
Total asset turn over 2019

=1,01

Total asset turn over 2020

=1,12
Sumber BMP EKSI4204 – Analisis Informasi Keuangan modul 4

Anda mungkin juga menyukai