Ekstrak Galenika
Ekstrak Galenika
A. EKSTRAK (EXTRACTA)
Adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya matahari langsung.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang dipakai adalah air,
eter dan campuran etanol dan air
Cara Pembuatan
Penyarian :
o Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau
penyeduhan dengan air mendidih.
o Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau
perkolasi.
o Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.
1. Maserasi
Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada tingtur, suling atau uapkan
meserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga konsistensi yang
dikehendaki.
2. Perkolasi
o Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada tincture Setelah perkolator ditutup dan
dibiarkan selama 24 jam biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari
hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir di uapkan tidak meninggalkan sisa.
Perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari
50°C hingga konsistensi yang dikehendaki.
o Pada pembuatan ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, perkolat
selanjutnya diuapkan hingga 0,2 bagian campur dengan perkolat pertama.
o Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol dapat juga dilakukan dengan cara
reperkolasi tanpa menggunakan panas.
o Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air hangatkan segera pada suhu kurang lebih
90°C, enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih
dari 50 0C hingga bobotnya sama dengan bobot simplisia yang digunakan.
o Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, serkai, uapkan pada tekanan rendah
pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga konsentrasi yang dikehendaki.
o Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
o Untuk ekstrak kering dan kental perkolat disuling atau diupkan dengan tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 500C hingga konsistensi yang dikehendaki.
Contoh – Contoh Ekstrak
1. Ekstrak Belladonae
Cara pembuatan ; perkolasi 100 bagian serbuk belladon (85/100)
dengan campuran etanol encer dan larutan dalam air asam asetat 2% v/v volume
sama sehingga alkaloida tersari sempurna yang diperiksa dengan cara sebagai berikut :
Kocok kuat-kuat campuran 3 ml eter, 5 tetes amonia encer dan 2 ml perkolat.
Uapkan 2 ml lapisan eter, larutkan sisa dalam I tetes H 2 SO4 encer, kemudian tambahkan 5
tetes air dan I tetes larutan kalium tetraiodida hidrargyrat (II) tidak terjadi kekeruhan.
Suling etanol dengan perkolat, biarkan di tempat sejuk selama 24 jam. Tambahkan talk,
saring, cuci sisa dengan 100 bagian air. Uapkan filtrat menurut cara yang tertera pada
extractor hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak ini berkadar 1,3% alkaloida.
1
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
P e n y i m p a n a n : E k s t r a k b e l l a d o n d a p a t d i s i m p a n d a l a m persediaan dalam
bentuk serbuk kering yang dibuat sebagai berikut :
Gerus I bagian ekstrak dengan 2 bagian pati beras atau laktosa,
keringkan pada suhu tidak lebih dari 30°C, tambahkan sejumlah pati beras atau
laktosa hingga tepat 3 bagian. Sisa dalam wadah berisi zat pengering.
2. Ekstrak Hiosiami (Hyosyami Extractum)
Cara pembuatan : sama dengan cara pembuatan Belladonae Extractum yang
dibuat dari serbuk hiosiamm. Ekstrak hiosiami kental disimpan dalam persediaan
dalam bentuk serbuk yang dibuat sebagai berikut :
Gerus I bagian ekstrak dengan 2 bagian pati atau laktosa keringkan pada suhu tidak
lebih dari 80°C, tambahkan sejumlah pati atau laktosa kering hingga tapat 3
bagian. Simpan dalam wadah berisi zat pengering.
3. Ekstrak Akar Manis (Glycyrrhizae Succus Extractum)
Cara pembuatan : penyarian dilakukan dengan air mendidih kemudian diuapkan
hingga kering.
4. Ekstrak Timi (Thymi Extractum)
Cara pembuatan :
o campurkan 500 bagian serbuk (85/100) herba timi dengan campuran 125
bagian air, 50 bagian gliserol dan 75 bagian etanol (90%). Biarkan campuran
selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam
perkolator. perkolasi dengan campuran yang terdiri dari 1 bagian etanol (90%)
dan 3 bagian air q.s. hingga diperoleh 175 bagian cairan, simpan cairan ini
sebagai perkolat I.
o lanjutkan perkolasi dengan campuran etanol air seperti di atas, sehingga
diperoleh 1500 bagian yang dinyatakan sebagai susulan I. Larutkan 30
bagian gliserol dalam 130 bagian susulan I yang mula-mula keluar, campurkan
larutan ini dengan 325 bagian serbuk (85/100) herba timi. Biarkan campuran
selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam sebuah
perkolator, perkolasi dengan sisa susulan I. Pisahkan 325 bagian cairan mula-
mula keluar yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi II. Hasil perkolasi selanjutnya
dinyatakan sebagai susulan II.
o Larutkan 20 bagian gliserol dalam 70 bagian susulan II yang mula-mula
keluar, campurkan larutan ini dengan 175 bagian serbuk (85/100) herba timi.
Biarkan campuran selam 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke
dalam perkolator, perkolasi dengan sisa susulan II q.s. hingga diperoleh
campuran 500 bagian campuran yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi III.
Camper hasil perkolasi I, II dan III.
5. Ekstrak Strichi (Strychni Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi serbuk biji strichni (24/34) yang telah dihilangkan
lemaknya dengan eter minyak tanah, dengan penyari etanol 70% v/v sampai sisa
penguapan dari 2 tetes perkolat terakhir dengan penambahan 2 tetes asam nitrat
ticlak berwarna merah. Uapkan perkolat menurut cars yang tertera pada ekstrakta
hingga diperoleh ekstrak kering. Tetapkan kadar strichnina dan jika perlu tambahkan laktosa
hingga memenuhi persyaratan kadar.
6. Ekstrak Pulepandak (Rouwolfiae Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi 1800 bagian serbuk (8/24) akar pule
pandak dengan etanol 90% v/v hingga alkaloid a tersari sempurna, suling etanol
pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 70°C hingga diperoleh ekstrak
lembek. Tambahkan 50 bagian pati kering, lanjutkan penguapan hingga diperoleh ekstrak
2
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
kering. Tetapkan kadar elkaloidanya hingga memenuhi syarat kadar. Ayak melalui pengayak
no 12.
7. Ekstrak Kelembak (Rhei Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi serbuk (8/24) kelembak dengan campuran yang terdiri
dari etanol 90% dan air volume sama, hingga perkolat terakhir hampir tidak
berwarna, uapkan perkolat hingga diperoleh ekstrak kering.
8. Ekstrak Stramonium (Stramonium Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi 1000 g serbuk (8/24) her a Stramonium
dengan etanol 45%. Pisahkan 850 ml perkolat pertama, teruskan perkolasi hingga
penyarian sempurna. Suling etanol dari perkolat sisa hingga menjadi ekstrak kental,
larutkan ekstrak dalam perkolat pertama. Tetapkan kadar alkaloidanya, jika perlu tambahkan
etanol 45% q.s. hingga memenuhi persyaratan kadar. Biarkan selama tidak kurang dari 24
jam, jika perlu saring.
9. Ekstrak Frangulae (frangulae extractum)
Cara pembuatan : pada 100 bagian serbuk (33/36) kulit frangula,
tuangkan air mendidih, biarkan selama 12 jam, peras. Pada sisa tambahkan 300 bagian air
mendidih, biarkan selama 6 jam, peras lagi. Kumpulkan sari, biarkan mengendap, serkai,
uapkan serkaian hingga diperoleh ekstrak kering.
10. Ekstrak Jadam (Aloe Extractum)
Cara pembuatan : tuangi 100 bagian jadam dengan 500 bagian air mendidih,
tuangkan campuran sambil diaduk ke dalam 500 bagian air, biarkan di tempat sejuk
selama 24 jam, serkai, uapkan serkaian hingga kering.
11. Ekstrak Kecambah (Matti Extractum)
Cara pembuatan : panaskan campuran kecambah yang telah dimemarkan dengan
air panas 3 kali bobot kecambah selama 3 jam. Biarkan mengenap, pisahkan cairan, sari
sisa dengan air panas. campuran sari dipanaskan pad a suhu kurang lebih
90°C selama 1 jam, kemudian diuapkan hingga diperoleh Massa kental.
12. Ekstrak Hati (Hepatis Extractum)
Cara pembuatan : giling hati sapi segar dengan penggiling daging yang
berlubang 3 mm, maserasi 1000 bagian dengan campuran 1500 bagian volume air
dan 2 bagian volume HCI 4 N selama 12 jam, sambil berulang-ulang diaduk.
Hangatkan hingga suhu 80°C serkai dan peras. Uapkan serkaian di atas penangas
air hingga 100 bagian, dinginkan, campur dengan 150 bagian volume etanol, kocok
selama 10 menit, saring. Siding etanol, uapkan sisa hingga 30 bagian volume,
kocok dengan 300 bagian volume etanol selama 10 menit, biarkan selama 12 jam.
Tuangkan etanol, larutkan sisa dalam air secukupnya hingga 135 bagian
volume, tambahkan 15 bagian volume tingtur kayu manis.
13. Ekstrak Kina (Cinchonae Extractum)
Cara pembuatan : maserasi 100 bagian serbuk (34/40) kulit ki na
dengan 50 bagian campuran 35 bagian HCI encer p, 20 bagian gliserol p, 45
bagian air selama 24 jam, pindahkan ke dalam perkolator. Perkolasi mula-mula
dengan 50 bagian sisa campuran di atas yang diencerkan dengan 450 bagian
air, kemudian dengan air secukupnya hingga 2 tetes perkolat terakhir jika di
tambah 8 tetes larutan Na 2 CO 3 p tidak keruh. Uapkan segera perkolat hingga
diperoleh 90 bagian, dinginkan, tambahkan 100 bagian etanol. Ekstrak ini berkadar
6 – 8 % alkaloida.
14. Ekstrak Kola (Colae Extractum)
Cara pembuatan : Perkolasi, serbuk (24/34) biji kola dengan campuran
60 bagian etanol 90% dan 40 bagian volume air hingga perkolat hampir tidak
berasa dan tidak berwarna, kemudian buatlah ekstrak cair.
3
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
4
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
B. INFUS (INFUSA)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada suhu 90oC selama 15 menit.
Cara Pembuatan
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air
secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai
90°C sambil sekali-sekali di aduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air
panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus
1. Jumlah simplisia
2. Derajat halus simplisia
3. Banyaknya ekstra air
4. Cara menyerkai
5. Penambahan bahan-bahan lain untuk menambah kelarutan, untuk menambah kestabilan,
untuk menghilangkan zat-zat yang menyebabkan efek lain.
1. Jumlah Simplisia
o Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat
keras di buat dengan menggunakan 10 % simplisia.
o Kecuali untuk simplisia seperti yang tertera di bawah ini, untuk membuat
100 bagian infus, digunakan sejumlah simplisia seperti tersebut di bawah ini :
Kulit kina 6 bagian
Daun digitalis 0,5 bagian
Akar ipeka 0,5 bagian
Daun kumis kucing 0,5 bagian
Sekale kornutum 3 bagian
Daun sena 4 bagian
Temulawak 4 bagian
2. Derajat Halus Simplisia
Yang digunakan untuk infus har us mempunyai derajat halus sebagai berikut :
Serbuk (5/8) Akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, daun sena
Serbuk (8/10) Dringo, kelembak
Serbuk (10/22) Laos, akar valerian, temulawak, jahe
Serbuk (22/60) Kulit kina, akar ipeka, sekale kornutum
Serbuk (85/120) Daun digitalis
3. Banyaknya Air Ekstra
Umumnya untuk membuat sediaan infus diperlukan
penambahan air sebanyak 2 kali berat simplisia. Air ekstra ini perlu karena
simplisia yang kita gunakan pada umumnya dalam keadaan kering.
4. Cara Menyerkai
o Pada umumnya infus di serkai selagi panas, kecuali infus simplisia yang mengandung
minyak atsiri, diserkai setelah dingin. Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia
lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas.
o Untuk decocta Condurango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut dalam,
5
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
6
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
2. Aqua Menthae Piperitae = air permen, adalah larutan jenuh minyak permen dalam
air. Cara pembuatan : lakukan pembuatan menurut cara yang tertera pada aqua
aromatika dengan menggunakan 2 g minyak permen.
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatik.
3. Aqua Rosae = air mawar, adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air. Cara
pembuatan : larutkan 1 g minyak mawar dalam 20 ml etanol, saring. Pada filtrat
tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring.
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua
aromatika.
Khusus untuk aqua foeniculi jangan disimpan ditempat sejuk karena etanol akan
menghablur, jadi disimpan pads suhu kamar, kalau keruh kocok dulu sebelum digunakan.
Aqua foeniculi bila menghablur harus dipanaskan pada suhu 25°C dan kemudian
dikocok kuat-kuat, sebelum digunakan harus disaring.
7
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
8
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
9
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Identifikasi :
1. Teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh.
2. Pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan cara
penyulingan uap tidak terjadi noda transparan
3. Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh volume sama, biarkan
memisah, volume air tidak boleh bertambah.
Cara-cara memperoleh minyak atsiri :
1. Cara pemerasan yaitu cara yang termudah dan masih dapat dikatakan
primitif. Cara ini hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri yang
mempunyai kadar tinggi dan minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan. Contoh :
minyak jeruk
2. Cara penyulingan destilasi).
Ada 2:
1) Cara langsung ( menggunakan api langsung)
Bahan yang akan diolah di masukkan ke dalam sebuah bejana di
atas pelat yang berlubang dan bejana berisi air. Uap air yang naik melalui
lubang dan melalui sebuah pendingin, kemudian minyak yang keluar dengan
uap air di tampung. Cara ini hanya dapat digunakan untuk jumlah bahan
yang sedikit, karena jumlah air yang akan m e n j a d i u a p d a n m e m b a w a
s e r t a m i n y a k t e r b a t a s jumlahnya.
2) Cara tidak langsung ( destilasi uap)
Bahan yang yan akan di olah di masukkan ke dalam sebuah bejana dan di
tambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal dari bejana lain.
Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dalam jumlah yang besar terutama
bahan yang mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah. Dari ke dua cara di atas
pada bejana penampungan akan terdapat dua lapisan, yaitu air dan minyak atsiri.
Letak minyak atsiri dan air tergantung pada berat jenisnya. Jika Bj minyak atsiri >
Bj air maka minyak atsiri berada di bawah dan sebaliknya. Ke dua lapisan ini
dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa a i r d a p a t d i k e r i n g k a n d e n g a n
m e n g g u n a k a n z a t - z a t pengering, contoh: NaSO4 exicatus.
Pengeringan sisa air ini perlu di lakukan sebab dengan adanya sisa air
tersebut minyak atsiri cepat rusak / menjadi tengik. Bila lapisan minyak atsiri
dan air sukar dipisahkan dapat di tambahkan NaCl jenuh untuk menarik airnya.
3) Cara Enfleurage
o Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari da un bunga yang
digunakan untuk kosmetik. Daun bunga disebarkan diatas keping gelas yang
lebih dulu dilapisi dengan lemak atau gemuk. Dibiarkan beberapa lama,
tergantung dari jenis daun yang diolah, contoh: bunga melati 24 jam.
Kemudian daun bunga diangkat, diganti dengan yang segar sampai beberapa
kali, sampai lemak itu benar-benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanya
lemak itu dapat digunakan untuk 30 kali.
o K em ud ia n la pi sa n le ma k d ik er ok , di la r u tk an da la m alkohol absolut,
minyak atsiri akan larut, sedangkan l e m a k n y a t i d a k l a r u t , s e h i n g g a
l e m a k n y a d a p a t dipisahkan dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang ada
d a l a m a l k o h o l d i s u l i n g s e c a r a v a c u m ( d e n g a n a l a t evaporator vacum).
Alkohol yang digunakan bukan alkohol fortior sebab waktu di uapkan,
uap air akan membawa minyak atsiri.
Cara ini dapat digunakan untuk bahan dengan kandungan minyak atsiri
yang rendah dan tidak tahan pemanasan.
Syarat – syarat minyak atsiri
10
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
1. H a r u s j e r n i h , t i d a k b e r w a r n a , k a l a u p e r l u s e t e l a h p e m a n a s a n .
K e j e r n i h a n d a p a t d i b u k t i k a n d e n g a n c a r a m en et es ka n 1 te te s
m in ya k a ts ir i k ea ta s p er mu ka an a ir , permukaan air tidak keruh. Minyak
menguap umumnya tidak berwarna, hanya beberapa yang sesui dengan
warna aslinya. Oleum bergamottae berwarna hijau karena klorofilnya terlarut
kedalamnya. Oleum kajuputi berwarna hijau karena senyawa tembaga dari
alat penyulingnya terlarut kedalamnya. Minyak atsiri akan berwarna kuning
atau kuning kecoklatan karena sudah terurai atau teroksidasi.
2. Mudah larut dalam Chloroform atau Eter.
3. Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap, harus bebas minyak lemak.
Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan keatas kertas perkamen tidak
meninggalkan noda transparan.
4. Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasi sehingga
minyak akan berwar na. Kekeringan dibuktikan dengan cara mengocok
sejumlah minyak atsiri dengan larutan Natrium Klorida jenuh volume sama,
biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
5. Bau dan rasa seperti simplisia.
6. Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak atsiri dengan 10
ml air. Rasa diperiksa dengan mencampur satu tetes minyak atsiri dengan 2 gram
gula.
11
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
F. SYRUP (SIRUPI)
A d a l a h s e d i a a n c a i r b e r u p a l a r u t a n y a n g m e n g a n d u n g sakarosa.
Kadar sakarosa (C 12 H 22 0 11 ) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Cara pembuatan sirup
Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot
yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai.
Cairan untuk sirup, gulanya akan dilarutkan kedalam dapat diuat dari :
1. Aqua destilata : untuk sirupus simplex.
2. Hasil-hasil penarikan dari bahan dasar
a. maserat misalnya sirupus Rhei
b. perkolat misalnya sirupus Cinnamomi
c. colatura misalnya sirupus Senae
d. sari buah misalnya rubi idaei
3. l a r u t a n a t a u c a m p u r a n l a r u t a n b a h a n o b a t m i s a l n y a methydilazina
hydrochloride sirupus, sirup-sirup dengan nama patent misalnya yang mengandung
campuran vitamin
o Pembuatan sirup dar i simplisia yang mengandung g l i k o s i d a a n t r a k i n o n d i
t a m b a h k a n N a 2 C O 3 s e j u m l a h 1 0 % bobot simplisia.
o Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk p er se di aa n
d it am ba hk an me ti l p ar ab en 0 ,2 5 % b/ v a ta u pengawet lain yang cocok.
o Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa, bila lebih
tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62% sirup akan
membusuk.
o Bj sirup kira-kira 1,3
o Pada penyimpanan dapat terjadi inversi dari s ukrosa ( pecah menjadi glukosa
dan fruktosa ) dan bila sirup yang bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
o Pemanasan sebalknya dihindar i kar ena pemanasan akan menyebabkan
terjadinya gula invert.
o Gula invert adalah gula yang terjadi karena pengur aian sukrosa yang
memutar bidang polarisasi kekiri.
o Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah
berjamur dan berwarna tua ( ter bentuk karamel ), tetapi mencegah terjadinya
oksidasi dari bahan obat.
o Pada sirup yang mengandung s ukrosa 62% atau lebih, sirup
tidak dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati.
o Bila kadar sukrosa turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam
resep, sirup diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur.
o U n t u k m e n c e g a h s i r u p t i d a k m e n j a d i b u s u k , d a p a t ditambahkan bahan
pengawet misalnya nipagin.
o Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya misalnya dalam pembuatan
sirupus Iodeti ferrosi. Ha l i ni d is eb ab ka n k ar en a si r u p m er up ak an m ed ia
12
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
13
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
tabung 22,0 cm pada suhu pengukur yang sama antara 10° dan 25 °C. Hitung
kadar dalam %, C12H22O11
o
dengan rumus :
14
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
15