Anda di halaman 1dari 15

BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

A. EKSTRAK (EXTRACTA)
Adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya matahari langsung.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang dipakai adalah air,
eter dan campuran etanol dan air
Cara Pembuatan
Penyarian :
o Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau
penyeduhan dengan air mendidih.
o Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau
perkolasi.
o Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.
1. Maserasi
Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada tingtur, suling atau uapkan
meserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga konsistensi yang
dikehendaki.
2. Perkolasi
o Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada tincture Setelah perkolator ditutup dan
dibiarkan selama 24 jam biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari
hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir di uapkan tidak meninggalkan sisa.
Perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari
50°C hingga konsistensi yang dikehendaki.
o Pada pembuatan ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, perkolat
selanjutnya diuapkan hingga 0,2 bagian campur dengan perkolat pertama.
o Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol dapat juga dilakukan dengan cara
reperkolasi tanpa menggunakan panas.
o Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air hangatkan segera pada suhu kurang lebih
90°C, enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih
dari 50 0C hingga bobotnya sama dengan bobot simplisia yang digunakan.
o Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, serkai, uapkan pada tekanan rendah
pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga konsentrasi yang dikehendaki.
o Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
o Untuk ekstrak kering dan kental perkolat disuling atau diupkan dengan tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 500C hingga konsistensi yang dikehendaki.
Contoh – Contoh Ekstrak
1. Ekstrak Belladonae
Cara pembuatan ; perkolasi 100 bagian serbuk belladon (85/100)
dengan campuran etanol encer dan larutan dalam air asam asetat 2% v/v volume
sama sehingga alkaloida tersari sempurna yang diperiksa dengan cara sebagai berikut :
Kocok kuat-kuat campuran 3 ml eter, 5 tetes amonia encer dan 2 ml perkolat.
Uapkan 2 ml lapisan eter, larutkan sisa dalam I tetes H 2 SO4 encer, kemudian tambahkan 5
tetes air dan I tetes larutan kalium tetraiodida hidrargyrat (II) tidak terjadi kekeruhan.
Suling etanol dengan perkolat, biarkan di tempat sejuk selama 24 jam. Tambahkan talk,
saring, cuci sisa dengan 100 bagian air. Uapkan filtrat menurut cara yang tertera pada
extractor hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak ini berkadar 1,3% alkaloida.

1
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

P e n y i m p a n a n : E k s t r a k b e l l a d o n d a p a t d i s i m p a n d a l a m persediaan dalam
bentuk serbuk kering yang dibuat sebagai berikut :
Gerus I bagian ekstrak dengan 2 bagian pati beras atau laktosa,
keringkan pada suhu tidak lebih dari 30°C, tambahkan sejumlah pati beras atau
laktosa hingga tepat 3 bagian. Sisa dalam wadah berisi zat pengering.
2. Ekstrak Hiosiami (Hyosyami Extractum)
Cara pembuatan : sama dengan cara pembuatan Belladonae Extractum yang
dibuat dari serbuk hiosiamm. Ekstrak hiosiami kental disimpan dalam persediaan
dalam bentuk serbuk yang dibuat sebagai berikut :
Gerus I bagian ekstrak dengan 2 bagian pati atau laktosa keringkan pada suhu tidak
lebih dari 80°C, tambahkan sejumlah pati atau laktosa kering hingga tapat 3
bagian. Simpan dalam wadah berisi zat pengering.
3. Ekstrak Akar Manis (Glycyrrhizae Succus Extractum)
Cara pembuatan : penyarian dilakukan dengan air mendidih kemudian diuapkan
hingga kering.
4. Ekstrak Timi (Thymi Extractum)
Cara pembuatan :
o campurkan 500 bagian serbuk (85/100) herba timi dengan campuran 125
bagian air, 50 bagian gliserol dan 75 bagian etanol (90%). Biarkan campuran
selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam
perkolator. perkolasi dengan campuran yang terdiri dari 1 bagian etanol (90%)
dan 3 bagian air q.s. hingga diperoleh 175 bagian cairan, simpan cairan ini
sebagai perkolat I.
o lanjutkan perkolasi dengan campuran etanol air seperti di atas, sehingga
diperoleh 1500 bagian yang dinyatakan sebagai susulan I. Larutkan 30
bagian gliserol dalam 130 bagian susulan I yang mula-mula keluar, campurkan
larutan ini dengan 325 bagian serbuk (85/100) herba timi. Biarkan campuran
selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam sebuah
perkolator, perkolasi dengan sisa susulan I. Pisahkan 325 bagian cairan mula-
mula keluar yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi II. Hasil perkolasi selanjutnya
dinyatakan sebagai susulan II.
o Larutkan 20 bagian gliserol dalam 70 bagian susulan II yang mula-mula
keluar, campurkan larutan ini dengan 175 bagian serbuk (85/100) herba timi.
Biarkan campuran selam 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke
dalam perkolator, perkolasi dengan sisa susulan II q.s. hingga diperoleh
campuran 500 bagian campuran yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi III.
Camper hasil perkolasi I, II dan III.
5. Ekstrak Strichi (Strychni Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi serbuk biji strichni (24/34) yang telah dihilangkan
lemaknya dengan eter minyak tanah, dengan penyari etanol 70% v/v sampai sisa
penguapan dari 2 tetes perkolat terakhir dengan penambahan 2 tetes asam nitrat
ticlak berwarna merah. Uapkan perkolat menurut cars yang tertera pada ekstrakta
hingga diperoleh ekstrak kering. Tetapkan kadar strichnina dan jika perlu tambahkan laktosa
hingga memenuhi persyaratan kadar.
6. Ekstrak Pulepandak (Rouwolfiae Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi 1800 bagian serbuk (8/24) akar pule
pandak dengan etanol 90% v/v hingga alkaloid a tersari sempurna, suling etanol
pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 70°C hingga diperoleh ekstrak
lembek. Tambahkan 50 bagian pati kering, lanjutkan penguapan hingga diperoleh ekstrak

2
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

kering. Tetapkan kadar elkaloidanya hingga memenuhi syarat kadar. Ayak melalui pengayak
no 12.
7. Ekstrak Kelembak (Rhei Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi serbuk (8/24) kelembak dengan campuran yang terdiri
dari etanol 90% dan air volume sama, hingga perkolat terakhir hampir tidak
berwarna, uapkan perkolat hingga diperoleh ekstrak kering.
8. Ekstrak Stramonium (Stramonium Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi 1000 g serbuk (8/24) her a Stramonium
dengan etanol 45%. Pisahkan 850 ml perkolat pertama, teruskan perkolasi hingga
penyarian sempurna. Suling etanol dari perkolat sisa hingga menjadi ekstrak kental,
larutkan ekstrak dalam perkolat pertama. Tetapkan kadar alkaloidanya, jika perlu tambahkan
etanol 45% q.s. hingga memenuhi persyaratan kadar. Biarkan selama tidak kurang dari 24
jam, jika perlu saring.
9. Ekstrak Frangulae (frangulae extractum)
Cara pembuatan : pada 100 bagian serbuk (33/36) kulit frangula,
tuangkan air mendidih, biarkan selama 12 jam, peras. Pada sisa tambahkan 300 bagian air
mendidih, biarkan selama 6 jam, peras lagi. Kumpulkan sari, biarkan mengendap, serkai,
uapkan serkaian hingga diperoleh ekstrak kering.
10. Ekstrak Jadam (Aloe Extractum)
Cara pembuatan : tuangi 100 bagian jadam dengan 500 bagian air mendidih,
tuangkan campuran sambil diaduk ke dalam 500 bagian air, biarkan di tempat sejuk
selama 24 jam, serkai, uapkan serkaian hingga kering.
11. Ekstrak Kecambah (Matti Extractum)
Cara pembuatan : panaskan campuran kecambah yang telah dimemarkan dengan
air panas 3 kali bobot kecambah selama 3 jam. Biarkan mengenap, pisahkan cairan, sari
sisa dengan air panas. campuran sari dipanaskan pad a suhu kurang lebih
90°C selama 1 jam, kemudian diuapkan hingga diperoleh Massa kental.
12. Ekstrak Hati (Hepatis Extractum)
Cara pembuatan : giling hati sapi segar dengan penggiling daging yang
berlubang 3 mm, maserasi 1000 bagian dengan campuran 1500 bagian volume air
dan 2 bagian volume HCI 4 N selama 12 jam, sambil berulang-ulang diaduk.
Hangatkan hingga suhu 80°C serkai dan peras. Uapkan serkaian di atas penangas
air hingga 100 bagian, dinginkan, campur dengan 150 bagian volume etanol, kocok
selama 10 menit, saring. Siding etanol, uapkan sisa hingga 30 bagian volume,
kocok dengan 300 bagian volume etanol selama 10 menit, biarkan selama 12 jam.
Tuangkan etanol, larutkan sisa dalam air secukupnya hingga 135 bagian
volume, tambahkan 15 bagian volume tingtur kayu manis.
13. Ekstrak Kina (Cinchonae Extractum)
Cara pembuatan : maserasi 100 bagian serbuk (34/40) kulit ki na
dengan 50 bagian campuran 35 bagian HCI encer p, 20 bagian gliserol p, 45
bagian air selama 24 jam, pindahkan ke dalam perkolator. Perkolasi mula-mula
dengan 50 bagian sisa campuran di atas yang diencerkan dengan 450 bagian
air, kemudian dengan air secukupnya hingga 2 tetes perkolat terakhir jika di
tambah 8 tetes larutan Na 2 CO 3 p tidak keruh. Uapkan segera perkolat hingga
diperoleh 90 bagian, dinginkan, tambahkan 100 bagian etanol. Ekstrak ini berkadar
6 – 8 % alkaloida.
14. Ekstrak Kola (Colae Extractum)
Cara pembuatan : Perkolasi, serbuk (24/34) biji kola dengan campuran
60 bagian etanol 90% dan 40 bagian volume air hingga perkolat hampir tidak
berasa dan tidak berwarna, kemudian buatlah ekstrak cair.

3
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

15. Ekstrak Opium (Opii Extractum)


Cara pembuatan : maserasi 100 bagian opium yang telah dipotong tipis
dengan 500 bagian air selama 24 jam sambil berulang-ulang di aduk, peras, campur
dengan maserat I. Uapkan hingga sisa 200 bagian, biarkan selama 24 jam, saring.
Uapkan hingga diperoleh ekstrak kering. Tetapkan kadar morfinnya, atur kadar
dengan laktosa atau ekstrak opium kering lain hingga memenuhi persyaratan kadar.

Ekstrak ini mempunyai kadar morphin 20 %.

4
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

B. INFUS (INFUSA)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada suhu 90oC selama 15 menit.
Cara Pembuatan
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air
secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai
90°C sambil sekali-sekali di aduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air
panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus
1. Jumlah simplisia
2. Derajat halus simplisia
3. Banyaknya ekstra air
4. Cara menyerkai
5. Penambahan bahan-bahan lain untuk menambah kelarutan, untuk menambah kestabilan,
untuk menghilangkan zat-zat yang menyebabkan efek lain.
1. Jumlah Simplisia
o Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat
keras di buat dengan menggunakan 10 % simplisia.
o Kecuali untuk simplisia seperti yang tertera di bawah ini, untuk membuat
100 bagian infus, digunakan sejumlah simplisia seperti tersebut di bawah ini :
Kulit kina 6 bagian
Daun digitalis 0,5 bagian
Akar ipeka 0,5 bagian
Daun kumis kucing 0,5 bagian
Sekale kornutum 3 bagian
Daun sena 4 bagian
Temulawak 4 bagian
2. Derajat Halus Simplisia
Yang digunakan untuk infus har us mempunyai derajat halus sebagai berikut :
Serbuk (5/8) Akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, daun sena
Serbuk (8/10) Dringo, kelembak
Serbuk (10/22) Laos, akar valerian, temulawak, jahe
Serbuk (22/60) Kulit kina, akar ipeka, sekale kornutum
Serbuk (85/120) Daun digitalis
3. Banyaknya Air Ekstra
Umumnya untuk membuat sediaan infus diperlukan
penambahan air sebanyak 2 kali berat simplisia. Air ekstra ini perlu karena
simplisia yang kita gunakan pada umumnya dalam keadaan kering.
4. Cara Menyerkai
o Pada umumnya infus di serkai selagi panas, kecuali infus simplisia yang mengandung
minyak atsiri, diserkai setelah dingin. Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia
lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas.
o Untuk decocta Condurango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut dalam,

5
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

keadaan panas, akan mengendap dalam keadaan dingin.


o Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena mengandung
zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang larut dalam air panas, tetapi tidak larut
dalam air dingin.
o Untuk asam jawa sebelum dibuat infus di buang bijinya dan diremas dengan air hingga
masa seperti bubur.
o Untuk buah adas manis dan buah adas har us dipecah dahulu.
o Bila sediaan tidak disebutkan derajat kehalusannya, hendaknya diambil
derajat kehalusan suatu bahan dasar yang keketalannya sama / sediaan galenik
dengan bahan yang sama.
5. Penambahan Bahan-Bahan Lain
Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam. sitrat 10% dari bobot
bahan berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang mengandung
glikosida antrakinon, ditambahkan Natrium karbonat 10% dari bobot simplisia.

C. AIR AROMATIK (AQUA AROMATICA)


Adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat-zat yang beraroma dalam air.
Diantara air aromatika, ada yang mempunyai daya terapi yang lemah, tetapi terutama
digunakan untuk memberi aroma pada obat-obat atau sebagai pengawet.
A i r a r o m a t i k a h a r u s m e m p u n y a i b a u d a n r a s a y a n g menyerupai
bahan asal, bebas bau empirematic atau bau lain, tidak berwarna dan tidak berlendir.
Cara pembuatan :
1. Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing -masing monografi
dalam 60 ml etanol 95%.
2. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-
kuat.
3. Tambahkan 500 mg talk, kocok, diamkan, saring.
4. Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.
Etanol disini berguna untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air.
Talk berguna untuk membantu terdistribusinya minyak dalam air dan
menyempurnakan pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik yang dihasilkan
jernih.
Selain cara melarutkan seperti yang tertera dalam FI II, buku lain juga
mencantumkan aqua aromatik adalah hasil samping dari pembuatan olea volatilia
secara penyulingan sesudah diambil minyak atsirinya.
Aqua aromatik yang diperoleh sebagai hasil samping pembuatan
m i n y a k a t s i r i s e c a r a d e s t i l a s i d a p a t d i c e g a h pembusukannya dengan cara
mendidihkan dalam wadah tertutup rapat yang tidak terisi penuh di atas penangas air
selama 1 jam. Pemerian aqua aromatika : cairan jernih, atau agak keruh, bau dan rasa
tidak boleh menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal. Syarat untuk resep :
jika air aromatik keruh, kocok kuat-kuat sebelum digunakan. Penyimpanan : dalam
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk. Khasiat : zat tambahan.
Air aromatika yang tertera dalam FI II ada 3 yaitu
1. Aqua Foeniculi, adalah larutan jenuh minyak adas dalam air. Aqua foeniculi
dibuat dengan melarutkan 4 g oleum foeniculi dalam 60 ml etanol 90%, tambahkan air
sampai 100 ml sambil dikocok kuat-kuat, tambahkan 500 mg talk, kocok, diamkan.
saring. Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air. Pemerian, penyimpanan
sama seperti aqua aromatik. Syarat untuk resep : seperti aqua aromatik dan
sebelum digunakan harus disaring lebih dahulu.

6
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

2. Aqua Menthae Piperitae = air permen, adalah larutan jenuh minyak permen dalam
air. Cara pembuatan : lakukan pembuatan menurut cara yang tertera pada aqua
aromatika dengan menggunakan 2 g minyak permen.
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatik.
3. Aqua Rosae = air mawar, adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air. Cara
pembuatan : larutkan 1 g minyak mawar dalam 20 ml etanol, saring. Pada filtrat
tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring.
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua
aromatika.
Khusus untuk aqua foeniculi jangan disimpan ditempat sejuk karena etanol akan
menghablur, jadi disimpan pads suhu kamar, kalau keruh kocok dulu sebelum digunakan.
Aqua foeniculi bila menghablur harus dipanaskan pada suhu 25°C dan kemudian
dikocok kuat-kuat, sebelum digunakan harus disaring.

7
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

D. MINYAK LEMAK (OLEA PINGUIA)


Adalah campuran senyawa asam lemak bersu hu tinggi dengan gliserin
(gliserida asam lemak bersuhu tinggi).
Cara-cara mendapatkan minyak lemak
1. Diperas pada suhu biasa, misalnya : oleum arachidis, oleum olivae, oleum ricini.
2. Diperas pada suhu panas, misalnya : oleum cacao, oleum Cocos
Syarat-syarat untuk minyak lemak antara lain
1. Harus jernih, yang cair harus jernih, begitupun yang padat sesudah
dihangatkan (diatas suhu leburnya) tidak boleh berbau tengik.
2. Kecuali dinyatakan lain harus larut dalam segala perbandingan dalam CHCl3, Eter
dan Eter minyak tanah.
3. Harus memenuhi syarat-syarat minyak mineral, minyak harsa dan minyak-
minyak asing lainnya, senyawa belerang dan logam berat.
Cara identifikasi minyak lemak :
Pada kertas meninggalkan noda lemak
Penggunaan minyak lemak :
1. Sebagai zat tambahan
2. Sebagai pelarut, misalnya : sebagai pelarut obat suntik, lotio dan lain-lain, anti
racun, untuk racun yang tidak larut dalam lemak (racunnya dibalut lemak, lalu
segera diberi pencahar atau emetikum) tetapi bila racun yang larut dalam lemak
maka dalam bentuk terlarut absorpsi dipercepat.
3. Sebagai obat, misalnya : oleum ricini, dapat dipakai sebagai pencahar.

Minyak lemak dibagi dalam dua golongan :


1. minyak-minyak yang dapat mengering misalnya : oleum lini, oleum ricini.
2. minyak-minyak yang tidak dapat mengering, misalnya : oleum arachidis, oleum
olivarum, oleum amygdalarum, oleum sesami.
Penyimpanan minyak lemak : Kecuali dinyatakan lain, harus disimpan dalam
wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
Contoh-contoh minyak lemak :
1. Minyak kacang = Oleum Arachidis
Adalah minyak lemak yang telah dimurnikan, diperoleh dengan
pemerasan biji arachidis hypogeae L yang telah dikupas.
2. Minyak coklat = Oleum Cacao
Adalah lemak padat yang diperoleh dengan pemerasan panas biji Theobroma
cacao L yang telah dikupas dan dipanggang.
3. Minyak kelapa = Oleum Cocos.
Adalah minyak lemak yang di peroleh dengan pemerasan panas
endosperm cocos nucipera L yang telah di keringkan.
4. Minyak ikan = Oleum Iecoris Aselli
Adalah minyak lemak yang di peroleh dari hati segar Gadus calarias L dan
species gadus lainnya, dimurnikan dengan penyaringan pada suhu 0 °C. Potensi vitamin A
tidak kurang dari 600 SI tiap gram, potensi vitamin D tidak kurang dari 80 SI tiap gram.

8
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

5. Minyak Lini = Oleum Lini


Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji masak Linum
usitatissinum L
6. Minyak zaitun = Oleum olivae
Adalah minyak lemak yang di peroleh dengan pemerasan dingin biji
masak olea europeae L Jika perlu di murnikan.
7. Minyak jarak=Oleum ricini
Adalah minyak lemak yang di peroleh dengan pemerasan dingin biji
Ricinus communis L yang telah di kupas.
8. Minyak Wijen = Oleum sesami
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji Sesamum
indicum L.
9. Minyak Kelapa Murni = Oleum Cocos purum
Adalah minyak lemak yang dimurnikan dengan penyulingan bertingkat
diperoleh dari endosperma Cocos nucifera yang telah dikeringkan.
10. Minyak Tengkawang = Oleum Shoreae
Adalah minyak lemak yang di peroleh dengan pemerasan panas
keping biji Shorea stenoptera Burck yang segar atau kering atau dari biji spesies
shorea yang lain.
11. Minyak Kaulmogra = Minyak Hidnokarpi = Oleum Hydnocarpi
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin biji
dari buah masak segar Hidnocarpus wightraria Blume, spesies Hydnocarpus
lain dan Taraktogenus kurzii King.
12. Minyak Jagung = Oleum Maydis
Adalah minyak lemak yang diperoleh dari embrio Zea mays L, kemudian
dimurnikan.
13. Minyak Pala = Oleum Myristicae expressum
Adalah campuran minyak lemak dan minyak atsiri, diperoleh dengan
pemerasan panas biji Myristica fr agrans Houtt, yang telah dibuang selaput biji dan
kulit bijinya.

E. MINYAK ATSIRI (OLEA VOLATILIA)


Minyak atsiri disebut juga minyak menguap atau minyak terbang. Olea
Volatilia adalah campuran bahan-bahan berbau keras yang menguap, yang diperoleh
baik dengan cara penyulingan atau perasan simplisia segar maupun secara
sintetis. Minyak atsiri diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Contoh : daun, bunga, kulit
buah, buah atau dibuat secara sintetis.
Sifat-sifat minyak atsiri
1. Mudah menguap
2. Rasa yang tajam
3. Wangi yang khas
4. Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik.
5. Minyak atsiri yang segar tidak berwarna, sedikit kuning muda.
Warna coklat, hijau ataupun biru, disebabkan adanya zat-zat asing dalam
minyak atsiri tersebut. Misalnya : Minyak kayu putih (Oleum Cajuputi) yang murni
tidak berwarna. Warna hijau yang ada seperti yang terlihat diperdagangan karena
adanya : klorophyl dan spora-spora Cu (tembaga). Warna kuning atau kuning coklat
terjadi karena adanya penguraian.
Pemerian : Cairan jernih, Bau seperti bau bagian tanaman asal. Penyimpanan :
dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya dan ditempat sejuk.

9
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

Identifikasi :
1. Teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh.
2. Pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan cara
penyulingan uap tidak terjadi noda transparan
3. Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh volume sama, biarkan
memisah, volume air tidak boleh bertambah.
Cara-cara memperoleh minyak atsiri :
1. Cara pemerasan yaitu cara yang termudah dan masih dapat dikatakan
primitif. Cara ini hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri yang
mempunyai kadar tinggi dan minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan. Contoh :
minyak jeruk
2. Cara penyulingan destilasi).
Ada 2:
1) Cara langsung ( menggunakan api langsung)
Bahan yang akan diolah di masukkan ke dalam sebuah bejana di
atas pelat yang berlubang dan bejana berisi air. Uap air yang naik melalui
lubang dan melalui sebuah pendingin, kemudian minyak yang keluar dengan
uap air di tampung. Cara ini hanya dapat digunakan untuk jumlah bahan
yang sedikit, karena jumlah air yang akan m e n j a d i u a p d a n m e m b a w a
s e r t a m i n y a k t e r b a t a s jumlahnya.
2) Cara tidak langsung ( destilasi uap)
Bahan yang yan akan di olah di masukkan ke dalam sebuah bejana dan di
tambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal dari bejana lain.
Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dalam jumlah yang besar terutama
bahan yang mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah. Dari ke dua cara di atas
pada bejana penampungan akan terdapat dua lapisan, yaitu air dan minyak atsiri.
Letak minyak atsiri dan air tergantung pada berat jenisnya. Jika Bj minyak atsiri >
Bj air maka minyak atsiri berada di bawah dan sebaliknya. Ke dua lapisan ini
dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa a i r d a p a t d i k e r i n g k a n d e n g a n
m e n g g u n a k a n z a t - z a t pengering, contoh: NaSO4 exicatus.
Pengeringan sisa air ini perlu di lakukan sebab dengan adanya sisa air
tersebut minyak atsiri cepat rusak / menjadi tengik. Bila lapisan minyak atsiri
dan air sukar dipisahkan dapat di tambahkan NaCl jenuh untuk menarik airnya.
3) Cara Enfleurage
o Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari da un bunga yang
digunakan untuk kosmetik. Daun bunga disebarkan diatas keping gelas yang
lebih dulu dilapisi dengan lemak atau gemuk. Dibiarkan beberapa lama,
tergantung dari jenis daun yang diolah, contoh: bunga melati 24 jam.
Kemudian daun bunga diangkat, diganti dengan yang segar sampai beberapa
kali, sampai lemak itu benar-benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanya
lemak itu dapat digunakan untuk 30 kali.
o K em ud ia n la pi sa n le ma k d ik er ok , di la r u tk an da la m alkohol absolut,
minyak atsiri akan larut, sedangkan l e m a k n y a t i d a k l a r u t , s e h i n g g a
l e m a k n y a d a p a t dipisahkan dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang ada
d a l a m a l k o h o l d i s u l i n g s e c a r a v a c u m ( d e n g a n a l a t evaporator vacum).
Alkohol yang digunakan bukan alkohol fortior sebab waktu di uapkan,
uap air akan membawa minyak atsiri.
Cara ini dapat digunakan untuk bahan dengan kandungan minyak atsiri
yang rendah dan tidak tahan pemanasan.
Syarat – syarat minyak atsiri

10
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

1. H a r u s j e r n i h , t i d a k b e r w a r n a , k a l a u p e r l u s e t e l a h p e m a n a s a n .
K e j e r n i h a n d a p a t d i b u k t i k a n d e n g a n c a r a m en et es ka n 1 te te s
m in ya k a ts ir i k ea ta s p er mu ka an a ir , permukaan air tidak keruh. Minyak
menguap umumnya tidak berwarna, hanya beberapa yang sesui dengan
warna aslinya. Oleum bergamottae berwarna hijau karena klorofilnya terlarut
kedalamnya. Oleum kajuputi berwarna hijau karena senyawa tembaga dari
alat penyulingnya terlarut kedalamnya. Minyak atsiri akan berwarna kuning
atau kuning kecoklatan karena sudah terurai atau teroksidasi.
2. Mudah larut dalam Chloroform atau Eter.
3. Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap, harus bebas minyak lemak.
Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan keatas kertas perkamen tidak
meninggalkan noda transparan.
4. Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasi sehingga
minyak akan berwar na. Kekeringan dibuktikan dengan cara mengocok
sejumlah minyak atsiri dengan larutan Natrium Klorida jenuh volume sama,
biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
5. Bau dan rasa seperti simplisia.
6. Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak atsiri dengan 10
ml air. Rasa diperiksa dengan mencampur satu tetes minyak atsiri dengan 2 gram
gula.

Contoh-contoh minyak atsiri :


1. Oleum foeniculi (minyak adas)
Cara pembuatan : Penyulingan uap buah masak Foeniculuni vulgaris
Mill varietas α vulgare dan β-dulce.
2. Oleum Anisi (minyak adas manis)
Cara pembuatan : Penyulingan uap buah kering Illicium verum Hook dan
buah kering Pimpenilla anisum L (fam : Magnoliaceae).
3. Oleum Caryophylli (minyak cengkeh)
Cara pembuatan : Penyulingan pucuk berbunga yang telah dikeringkan dari
Penyulingan berbung a Eugenia caryophyllata.
4. Oleum Citri (minyak jeruk)
Cara pembuatan : Pemerasan pericarp (kulit buah bagian luar yang masih
segar) dari tanaman Citrus lemon.
5. Oleum Aurantii (minyak jeruk manis)
Cara pembuatan : Pemerasan pericarp (kulit buah luar yang segar dan
masak) dari tanamam Citrus sinensis.
6 . O le um E uc al yp ti
Adalah minyak atsiri yang yan mengandung sineol 50-60%. Diperoleh dengan
destilasi uap dari daun segar, ujung cabang. segar dari berbagai spesies
Eucalyptus atau spesies yang diinginkan (E. globulus, E. futicerutum, E.
polybractea, E. Smithii).
7. Oleum Menthae piperitae (minyak permen)
Adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari bagian di
atas tanah tanaman berbunga Mentha piperita yang segar dan telah dimurnikan.
8. Oleum Cinnamommi ( minyak kayu manis)
Pembuatan : Penyulingan uap kulit batang dan kulit cabang
Cinnamomum zeylanicum Blume.
9. O l e u m C i t r o n e l l a s ( m i n y a k s e r e h )

11
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

Pembuatan : Penyulingan uap daun Cymbopogon Nardus


10. O l e u m R o s a e ( m i n y a k m a w a r )
Pembuatan : Penyulingan uap bunga segar Rosa Galica Alba
11. Oleum Cajuputih ( Minyak Kayuputih )
Pembuatan : Penyulingan uap daun dan ranting segar Melaleuca leucadendron L .

F. SYRUP (SIRUPI)
A d a l a h s e d i a a n c a i r b e r u p a l a r u t a n y a n g m e n g a n d u n g sakarosa.
Kadar sakarosa (C 12 H 22 0 11 ) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Cara pembuatan sirup
Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot
yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai.
Cairan untuk sirup, gulanya akan dilarutkan kedalam dapat diuat dari :
1. Aqua destilata : untuk sirupus simplex.
2. Hasil-hasil penarikan dari bahan dasar
a. maserat misalnya sirupus Rhei
b. perkolat misalnya sirupus Cinnamomi
c. colatura misalnya sirupus Senae
d. sari buah misalnya rubi idaei
3. l a r u t a n a t a u c a m p u r a n l a r u t a n b a h a n o b a t m i s a l n y a methydilazina
hydrochloride sirupus, sirup-sirup dengan nama patent misalnya yang mengandung
campuran vitamin
o Pembuatan sirup dar i simplisia yang mengandung g l i k o s i d a a n t r a k i n o n d i
t a m b a h k a n N a 2 C O 3 s e j u m l a h 1 0 % bobot simplisia.
o Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk p er se di aa n
d it am ba hk an me ti l p ar ab en 0 ,2 5 % b/ v a ta u pengawet lain yang cocok.
o Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa, bila lebih
tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62% sirup akan
membusuk.
o Bj sirup kira-kira 1,3
o Pada penyimpanan dapat terjadi inversi dari s ukrosa ( pecah menjadi glukosa
dan fruktosa ) dan bila sirup yang bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
o Pemanasan sebalknya dihindar i kar ena pemanasan akan menyebabkan
terjadinya gula invert.
o Gula invert adalah gula yang terjadi karena pengur aian sukrosa yang
memutar bidang polarisasi kekiri.
o Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah
berjamur dan berwarna tua ( ter bentuk karamel ), tetapi mencegah terjadinya
oksidasi dari bahan obat.
o Pada sirup yang mengandung s ukrosa 62% atau lebih, sirup
tidak dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati.
o Bila kadar sukrosa turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam
resep, sirup diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur.
o U n t u k m e n c e g a h s i r u p t i d a k m e n j a d i b u s u k , d a p a t ditambahkan bahan
pengawet misalnya nipagin.
o Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya misalnya dalam pembuatan
sirupus Iodeti ferrosi. Ha l i ni d is eb ab ka n k ar en a si r u p m er up ak an m ed ia

12
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

y an g mereduksi, mencegah bentuk ferro menjadi bentuk ferri. G u l a i n v e r t


d i s i n i d i p e r c e p a t p e m b u a t a n n y a d e n g a n memanaskan larutan gula dengan
asam sitrat.
o Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mu dah menguap maka sukrosa
dilarutkan dengan pemanasan lemah dan dalam botol yang tertutup, seperti pada
pembuatan Thymi sirupus dan Thymi composites sirupus, aurantii corticis
sirupus. Untuk cinnamomi sirupus sukrosa dilarutkan tanpa pemanasan.
o Maksud menyerkai pada sirup adalah untuk memperoleh sirup yang jernih.
Ada beberapa cara menjernihkan sirup :
1. Menambahka n kocokan zat putih telur segar pada sir up didihkan sambil
diaduk, zat putih telur akan menggumpal karena panas.
2. Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran sirup akan
melekat ke kertas saring.

Cara memasukkan sirup ke dalam botol.


Penting untuk kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya aw et (tidak
berjamur) sebaiknya sirup disimpan dengan cara :
1. Sirup yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering. T e t a p i p a d a
p e n d i n g i n a n a d a k e m u n g k i n a n t e r j a d i n y a cemaran sehingga terjadi juga
penjamuran.
2. Mengisikan sirup panas-panas kedalam botol panas ( karena sterilisasi )
sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi
sebagian gabusnya, lalu sumbat g a b u s d i c e l u p d a l a m l e l e h a n p a r a f f i n
s o l i d u m y a n g menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar.
3. Sterilisasi sirup. disini har us diperhitungkan pemanasan 30 menit apakah tidak
berakibat terjadinya gula invert.
Maka untuk kestabilan sirup, FI III juga menuliskan tentang panambahan metil
paraben 0,25% atau pengawet lain yang cocok.
Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol ini yang terbaik adalah
cara ketiga..
Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi sebagai :
o Obat, misalnya : chlorfeniramini maleatis sirupus.
o Corigensia saporis, misalnya sirupus simplex
Corigensia odoris, misalnya sirupus aurantii
Corigensia coloris, misalnya : sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei
o Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup karena
konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri.
penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat dan di tempat sejuk.
Penetapan kadar sukrosa
o Timbang seksama + 25 gram sirup dalam labu terukur 100 ml, tambahkan 50 ml
air dan sedikit larutan Aluminium hidroksida p. Tambahkan larutan timbal ( H ) sub asetat p
tetes demi tetes hingga tetes terakhir tidak menimbulkan kekeruhan.
o Tambahkan air secukupnya hingga 100,0 ml saring, buang 10 ml filtrat pertama.
Masukkan + 45,0 ml filtrat kedalam labu tentukur 50 ml, tambahkan campuran 79 bagian
volume asam klorida p dan 21 bagian vol. Air secukupnya hingga 50,0 ml. Panaskan labu
dalam tangas air pada suhu antara 68° dan 70°C selama 10 menit, dinginkan dengan cepat
sehingga suhu lebih kurang 20°C .
o Jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan tidak lebih dari 100 mg arang penyerap.
o Ukur rotasi optik larutan yang belum di inversi dan sesudah inversi menggunakan

13
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

tabung 22,0 cm pada suhu pengukur yang sama antara 10° dan 25 °C. Hitung
kadar dalam %, C12H22O11
o
dengan rumus :

C = kadar sachrosa dalam %


α 1 = rotasi optik larutan yang belum di inversi
α 2 = rotasi optik larutan yang sudah di inversi
t = suhu pengukuran
Contoh-contoh Sediaan Sirup
1. Ferrosi Iodidi Sirupus
Cara pembuatan : 20 bagian ferrum pulveratum dicampur dengan 60
bagian air, tambahkan 41 bagian Iodium sedikit demi sedikit sambil digerus. Setelah
warna coklat hilang maka larutan disaring, dimasukkan kedalam larutan ½ bagian acidum
citricum dan 600 bagian sukrosa dalam 200 bagian air panas.
Untuk mencegah terjadinya oksidasi dari ferro Iodida maka ujung corong
masuk kedalam larutan sakarosa. Sisa serbuk besi pada kertas saring dicuci
dengan air sampai diperoleh 1000 bagian sirup.
o Guna acidum citricum adalah untuk mempercepat inversi sakarosa, menjadi
glukosa dan fruktosa yang merupakan reduktor kuat yang berguna untuk
mencegah oksidasi ferro lodidum.
o Ferro lodidum selalu dibuat baru.
2. Sirupus Simplex = Sirup Gula
Cara pembuatan larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil
paraben 0,25% secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
3. Auranti Sirupi = Sirup Jeruk Manis
Cara pembuatan : campur 10 bagian kulit buah jeruk manis yang telah
dipotong kecil-kecil dengan 20 bagian larutan metil paraben 0,25%. Biarkan dalam
tempat tertutup selama 12 jam. Pindahkan ke dalam perkolator, perkolasi dengan
larutan metil paraben 0,25% secukupnya hingga diper oleh 37 bagian
perkolat. Tambahkan 63 bagian gula pada suhu kamar atau pada pemanasan
perlahan-lahan dalam tempat tertutup hingga diperoleh 100 bagian sirup
Pemerian : cairan kental, jernih, warna coklat, bau kha s aromatik.
4. Sirupus Thymi = Sirup Thymi
Cara pembuatan : campurlah 15 bagian herba timi de ngan air
secukupnya dan diamkan 12 jam dalam bejana ter tutup. Ma su ka n da la m
p er co la to r d an s a ri de ng an ai r , p er ko la t dipanasi sampai 90°C dan diserkai
hingga diperoleh 36 bagian hasil perkolat. Masukan dalam bejana tertutup dan
tambahkan 64 bagian gula panaskan dengan pemanasan lemah hingga
diperoleh 100 bagian sirup.
Pemerian : sirup warna coklat, bau dan rasa seperti thymi.

Sirup-sirup yang tercantum dalam FI ed III


1. Chlorpheniramini maleatis sirupus
2. Cyproheptadini hydrochloridi sirupus

14
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

3. Dextrometorphani hydrobromidi sirupus


4. Piperazini citrates sirupus
5. Prometazini hydrochloride sirupus
6. Methidilazini hydrochloridi sirupus

15

Anda mungkin juga menyukai