Fix Rancangan Aktualisasi Icha
Fix Rancangan Aktualisasi Icha
Disusun oleh :
Annissa Amelia Irawan, Amd.Kep.
NIP. 19960604 2019 03 2 010
Penguji,
~2~
Biodata Penulis
Tentang Saya :
Nama : Annissa Amelia Irawan
NIP : 199606042019032010
Tempat, Tanggal Lahir : Palu, 4 Juni 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Email :annissaamelia2@gmail.com
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sei Kapuas No 56 Rt 022
Instansi Kerja : RSUD IA Moeis Samarinda
Jabatan : Perawat Pelaksana
No Hp : 08971279585
Riwayat Pendidikan :
SDN 004 Samarinda
Seberang
SMPN 38 Samarinda
SMAN 08 Samarinda
Akademi Keperawatan
Pemprov Kaltim
Riwayat Pekerjaan :
Perawat Pelaksana
Poliklinik Spesialis RS
SMC
Perawat Pelaksana ~3~
Rawat Inap RSUD IA
Profil instansi
~4~
Visi & Misi Pemerintah Kota Samarinda
Visi
Misi
~5~
Visi & Misi RSUD IA Moeis Samarinda
Visi
Misi
Motto
Tata Nilai
A. Integritas
B. Profesionalisme
C. Kerjasama
D. Kepedulian
E. Inovatif
~6~
Analisis isu
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan
yang bertujuan untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang
lebih baik. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari pemakai jasa pelayanan
(pasien) yang mengharapkan penyembuhan dan pemulihan yang
berkualitas dan penyediaan pelayanan kesehatan yang nyaman dan
aman (Wirawan, 2012). Era global seperti saat ini tuntutan pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang profesional dengan
standar internasional. Pelayanan tidak lagi hanya berfokus pada
kepuasan pasien tetapi lebih penting lagi adalah keselamatan pasien
(patient safety). Harapan pelayanan profesional yang bermutu tinggi
yang berfokus pada keselamatan (safety) dan kepuasan pasien dapat
terlaksana (KARS, 2011).
Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis pasien,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko (DepKes,
2008). Pelaksanaan program keselamatan pasien dalam pelayanan
rumah sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari:
organisasi dan manajemen, lingkungan kerja yang bersifat blaming dan
beban kerja berlebih, team work, faktor tugas seperti ketersediaan SOP
dan faktor individu yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan
kondisi fisik/mental (Cahyono,2008).
The Joint Commision Internasional (2011), menyatakan bahwa
sebuah rumah sakit memerlukan elemen penilaian untuk mengurangi
~7~
risiko jatuh. Elemen penilaian pengurangan risiko jatuh meliputi: (1)
Rumah sakit menerapkan proses penilaian awal atas pasien terhadap
risiko jatuh dan melakukan penilaian ulang pasien bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan; (2) Langkahlangkah
diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
penilaian dianggap berisiko jatuh; (3) Langkah-langkah dimonitor
hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan
dampak dari kejadian tidak diharapkan; (3) Kebijakan dan/atau
prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.
Pengkajian risiko jatuh merupakan langkah awal dari program
pengurangan risiko pasien jatuh. Pengkajian risiko pasien jatuh
merupakan metode pengukuran risiko pasien untuk jatuh yang
dilakukan oleh petugas kesehatan pada semua pasien yang menjalani
rawat inap, bertujuan memberikan perhatian khusus pada pasien yang
berisiko untuk jatuh dibandingkan dengan yang tidak memiliki risiko
untuk jatuh dan meminimalkan atau mencegah jumlah kejadian pasien
jatuh dan cedera (Darmojo, 2004).
Pengkajian risiko jatuh pada pasien dilaksanakan saat pasien
pertama kali masuk ke rumah sakit dan saat pasien mengalami
perubahan status klinis (Boushon, dkk, 2008).
Pelaksanaan pengkajian risiko jatuh pada pasien yang tidak
terlaksana dengan baik disebabkan oleh beberapa kelalaian di rumah
sakit. Berdasarkan penelitian Boushon (2013) menyebutkan bahwa
beberapa jenis kelalaian yang berhubungan dengan pengkajian pasien
berisiko jatuh meliputi: tidak adanya standar prosedur untuk
pengkajian, tidak mampu mengidentifikasi pasien terhadap peningkatan
risiko cedera akibat jatuh, tidak mampu mengelola pengkajian,
terlambat mengelola pengkajian, tidak adanya waktu yang konsisten
untuk menilai kembali perubahan kondisi pasien, gagal mengenali
~8~
keterbatasan dari alat skrining risiko jatuh dan gagal mengkaji kembali
kondisi pasien selama dirawat di rumah sakit.
Seorang perawat merupakan tenaga kesehatan yang frekuensinya
lebih sering berinteraksi dengan pasien (Ariyani, 2009). Berdasarkan
Kepmenkes RI (2008) tentang SPM di rumah sakit diputuskan bahwa
kejadian medicine error (kesalahan pemberian obat) juga diharapkan
tidak terjadi 100% di rumah sakit. Namun, pelaksanaan pemberian obat
dilakukan secara kolaborasi antara dokter, farmasi dan perawat.
Sedangkan, pelaksanaan pengurangan risiko jatuh dapat dilakukan oleh
perawat tanpa harus berkolaborasi dengan dokter atau petugas farmasi.
B. IDENTIFIKASI ISU
1. Kurang optimalnya kepatuhan petugas terhadap pemasangan klip
dan papan resiko jatuh
Kejadian jatuh dan cedera akibat jatuh di rumah sakit sering
dilaporkan menimpa pasien dewasa saat sedang menjalani
perawatan inap. Berdasarkan Keputusan MENKES RI No.
129/menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) rumah sakit bahwa kejadian pasien jatuh yang berakhir
dengan kematian/kecacatan diharapkan 100% tidak terjadi di
rumah sakit. Namun, berdasarkan laporan dari kongres XII PERSI
(Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia), tahun 2012 menunjukkan
bahwa kejadian pasien jatuh termasuk ke dalam tiga besar insiden
medis rumah sakit dan menduduki peringkat kedua setelah
medicine error. Dari laporan tersebut didapatkan data kejadian
jatuh sebanyak 34 kejadian. Hal ini membuktikan bahwa kejadian
jatuh pasien masih tinggi di Indonesia (Komariah, 2012). Beberapa
peraturan yang melindungi pasien jatuh dirumah sakit
diantaranya tertuang dalam pedoman indikator mutu pelayanan
keperawatan klinik di sarana kesehatan meliputi:konsep mutu,
~9~
indikator klinik mutu pelayanan keperawatan yang terdiri dari
keselamatan pasien (decubitus, Kesalahan pemberian obat, pasien
jatuh, dan cidera pengikatan), (Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik DEPKES RI tahun 2013)
2. Kurang pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pentingnya
hand hygiene (cuci tangan 6 langkah) yang benar
Hand hygiene merupakan istilah yang sering digunakan untuk
mengarah kepada kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan
tangan (WHO, 2006). Hand hygiene harus dilakukan pada seluruh
indikasi yang telah ditetapkan (WHO, 2009). Teknik mencuci
tangan yang dianjurkan oleh WHO adalah teknik mencuci tangan
dengan menggunakan 6 langkah cuci tangan.Sejak awal abad 19
mulai dikenal cara membersih kantangan dengan bahan antiseptic
(Tietjen et al.,2004). Dalam aktivitas kita sehari-hari tangan
seringkali terkontaminasi dengan mikroba, sehingga tangan dapat
menjadi perantara masuknya mikroba ke dalam tubuh kita.
Mencuci tangan dikatakan sebagai satu-satunya cara yang efektif
dalam mengontrol penyebaran mikroorganisme (Girou, 2002). Oleh
karena itu dengan menjaga kebersihan tangan yang baik dan
benar diharapkan dapat menurunkan kejadian infeksi nosokomial
(infeksi silang di rumah sakit) (Boyce dan Pittet, 2002).
3. Belum optimalnya kedisiplinan keluarga pasien mengenai jam
besuk
Untuk menjaga ketenangan dan kenyamanan pasien dan pasien
lainnya, kunjungan hanya dapat dilakukan saat jam berkunjung,
dilakukan secara bergantian, tidak berbicara keras, dan segera
meninggalkan ruang perawatan bila jam kunjung usai. Privasi
pasien sangat penting.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 69 Tahun 2014
Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien terdapat
~ 10 ~
peraturan jam kunjungan pasien. Setiap rumah sakit mempunyai
aturan tersendiri namun tetap berlandaskan pada ketentuan
peraturan yang berlaku, apalagi setiap rumah sakit dituntut
untuk melaksanakan akreditasi rumah sakit. Apabila terjadi
pelanggaran jam besuk maka konsekuensinya masih diatasi oleh
pihak rumah sakit sendiri. Meski, kebutuhan besuk sangat
diperlukan, terlebih karena yang dirawat adalah keluarga sendiri,
namun petugas tetap tidak bisa memberikan fasilitas diluar yang
seharusnya diberikan. Muncullah perasaan galau, kecewa, marah
dan lain sebagainya akibat dari ketidaksinkronan kepentingan.
C. ANALISIS ISU
Setelah mengidentifikasi isu yang ada di Rsud Ia Moeis, penulis
kemudian menentukan isu mana yang dianggap paling penting. Proses
pemilihan isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness,
Growth) seperti pada tabel di bawah ini :
~ 11 ~
langkah) yang benar
Keterangan:
~ 12 ~
~ 13 ~
RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : RSUD IA MOEIS SAMARINDA
Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya kepatuhan petugas untuk pemasangan klip dan papan
pada pasien beresiko jatuh
2. Kurang pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pentingnya hand hygiene
(cuci tangan 6 langkah) yang benar
3. Belum optimalnya kedisiplinan keluarga pasien mengenai jam besuk
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya kepatuhan petugas untuk pemasangan klip dan papan
pada pasien beresiko jatuh
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi kepatuhan petugas terhadap pemasangan klip dan papan pada
pasien beresiko jatuh
1 Mencari dan 1. Berkonsultasi dengan Mencari 1. Etika publik Visi Pemkot Profesionalis
mempelajari kepala ruangan informasi berpakaian rapi Samarinda me
tentang mengenai materi yang telah saat Terwujudnya
sasaran akan dipelajari dilaksanakan berkonsultasi Kota
keselamatan 2. Mencari informasi dengan kepala Samarinda
pasien dari berbagai sumber ruangan sebagai Kota
terutama lokal di indonesia 2. Akuntabilitas Metropolitan
pencegahan tentang pencegahan bertanggung yang Berdaya
~ 14 ~
resiko jatuh pasien resiko jatuh jawab mencari Saing dan
pada pasien 3. Menetapkan sumber sumber referensi Berwawasan
infomasi tentang Komitmen mutu Lingkungan
pencegahan resiko cermat dalam Sesuai
pasien jatuh mempelajar dengan Misi
4. Mempelajari konsep – materi Pemkot
konsep sasaran 3. Anti Korupsi Samarinda
keselamatan pasien dalam Nomor 5 yaitu
terutama pencegahan mempelajari Berkarakter :
pasien jatuh materi dengan Mewujudkan
5. Membuat daftar hal disiplin masyarakat
yang penting 4. Komitmen mutu kota
mengenai pencegahan Efisien dalam samarinda
resiko pasien jatuh membuat daftar yang
hal yang penting berkarakter,
untuk di pelajari sehat, cerdas
serta berdaya
saing nasional
dan
internasional
2 Membuat 1. Mencari referensi Terlaksananya 1. Akuntabilitas Visi Pemkot Inovatif,
Poster dengan berbagai pembuatan Mencari sumber Samarinda kepedulian
Pencegahan macam sumber poster referensi yang Terwujudnya
resiko pasien terkait pentingnya pencegahan dapat di Kota
jatuh pencegahan resiko resiko pasien pertanggung Samarinda
pasien jatuh jatuh jawabkan. sebagai Kota
2. Melakukan kerjasama 2. Nasionalisme Metropolitan
dengan rekan kerja Kepedulian dan yang Berdaya
agar terlaksananya Kerja sama Saing dan
pembuatan poster dengan rekan kerja Berwawasan
dengan menggunakan untuk kepentingan Lingkungan
masyarakat dalam Sesuai
~ 15 ~
Bahasa yang sopan mendukung dengan Misi
3. Mendesain dan program Pemkot
mencetak poster pemerintah. Samarinda no
4. Melakukan kerjasama 3. Etika Publik 1 yaitu
dengan rekan kerja Berperilaku sopan Integritas :
dalam pemasangan dan senyum Mewujudkan
poster dalam tata kelola
menyampaikan pemerintahan
rencana yang baik,
pembuatan poster. bebas korupsi
4. Komitmen Mutu ditunjang
aparatur yang
Inovasi dalam
berintegritas
pembuatan poster.
tinggi,
profesional
dan inovatif.
3 Melakukan 1. Menyiapkan bahan Sosialisasi 1. Akuntabilitas Visi Pemkot Kerja sama
Sosialisasi sosialisasi dengan tentang bertanggung Samarinda
kepada penuh tanggung pentingnya jawab dalam Terwujudnya
perawat ruang jawab pemasangan menyiapkan Kota
karang 2. Menetapkan jadwal klip dan bahan presentasi Samarinda
mumus sosialisasi penggunaan 2. Nasionalisme sebagai Kota
mengenai 3. Membuat undangan papan pada Materi yang Metropolitan
pentingnya dalam bentuk pesan pasien resiko dibuat yang Berdaya
pemasangan (WA) ke masing- jatuh menggunakan Saing dan
klip dan masing shift team terlaksana (Bahasa Berwawasan
penggunaan keperawatan ruang dengan baik Indonesia) Lingkungan
papan pada karang mumus dan terjadi 3. Etika Publik Sesuai
pasien resiko 4. Melakukan sosialisasi diskusi tanya Membuat dengan Misi
jatuh kepada staf ruangan jawab setelah undangan Pemkot
karang mumus penyampaian melalui media Samarinda
dengan tepat waktu sosialisasi sosial dengan Nomor 5 yaitu
~ 16 ~
5. Melakukan diskusi kata kata sopan Berkarakter :
tanya jawab setelah 4. Anti Korupsi Mewujudkan
menyampaian menyelenggaraka masyarakat
sosialisasi n sosialisasi kota
6. Merangkum hasil dengan tepat samarinda
sosialisasi waktu dan yang
bertanggung berkarakter,
jawab sehat, cerdas
5. Komitmen Mutu serta berdaya
Materi saing nasional
sosialisasi yang dan
menarik internasional.
6. Nasionalisme
Diskusi dan
tanya jawab telah
dilakukan secara
bermusyawarah
4 Membuat 1. Membuat desain Gantungan 1. Akuntabilitas Visi Pemkot Integritas,
gantungan gantungan papan papan resiko membuat desain Professional,
Samarinda
papan resiko resiko jatuh dengan jatuh telah dengan Inovatif
jatuh untuk di konsisten dibuat konsisten Terwujudnya
setiap kamar 2. Mencetak desain di 2. Komitmen mutu
Kota
pasien yang percetakan inovasi dalam
memiliki 3. Membagikan pembuatan Samarinda
resiko jatuh gantungan ke tim gantungan papan
sebagai Kota
karang mumus agar resiko jatuh
bisa dipergunakan 3. Anti Korupsi Metropolitan
Mencari
yang Berdaya
percetakan
dengan mandiri Saing dan
4. Etika Publik
Berwawasan
Meyerahkan
~ 17 ~
gantungan papan Lingkungan
resiko jatuh
Sesuai
dengan
tersenyum dan dengan Misi
sopan
Pemkot
Samarinda no
1
Integritas :
Mewujudkan
Tata Kelola
Pemerintahan
Yang Baik,
Bebas Korupsi
Ditunjang
Aparatur Yang
Berintegritas
Tinggi,
Profesional
dan Inovatif.
~ 18 ~
Jadwal Kegiatan Aktualisasi
September Oktober
No Kegiatan
3 4 1 2
1. Mencari dan mempelajari tentang sasaran keselamatan pasien terutama
pencegahan resiko jatuh pada pasien
2. Membuat Poster Pencegahan resiko pasien jatuh
3. Melakukan Sosialisasi kepada perawat ruang karang mumus mengenai
pentingnya pemasangan klip dan penggunaan papan pada pasien resiko jatuh
4. Membuat gantungan papan resiko jatuh untuk di setiap kamar pasien yang
memiliki resiko jatuh
~ 19 ~