Anda di halaman 1dari 3

52

menyatakan bahwa company growth memiliki pengaruh positif dan signifikan


terhadap accounting conservatism.
Company growth diukur menggunakan perbandingan antara selish penjualan
tahun sekarang dengan tahun sebelumnya terhadap pemnjualan tahun sebelumnya
memiliki pengaruh negatif terhadap accounting conservatism pada perusahaan
sektor logistik dan transportasi di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan perusahaan tidak harus menggunakan konservatisme
akuntansi. Perusahaan akan lebih memilih menggunakan prinsip manajemen laba
karena perusahaan harus mampu mengelola laba dengan baik karena kondisi
perusahaan yang terus tumbu dalam meningkatkan laba sehingga berdampak baik
terhadap prospek perusahaan di masa mendatang. Semakin tinggi company growth,
semakin rendah accounting conservatism karena company growth yang tinggi akan
membawa kabar baik untuk pihak eksternal yang berkepentingan atas perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan akan memilih untuk bagaimana mengatur dan
mengelola pendapatan yang telah diperoleh melalui manajemen laba. Perusahaan
yang sedang bertumbuh apabila menerapkan prinsip konservatism akuntansi dapat
menyebabkan perusahaan tidak menyajikan laporan keuangan sesuai dengan
kondisi perusahaan sebenarnya. Karena prinsip konservatisme akutansi lebih cepat
mengakui beban atau utang dibandingkan mengakui pendapatan atau aset.
4.3.2 Pengaruh Firm Size Terhadap Accounting Conservatism
H2 : Firm size berpengaruh positif terhadap accounting conservatism
Pengujian terhadap hipotesis kedua dilakukan untuk mengetahui apakah
firm size memiliki pengaruh positif terhadap accounting conservatism. Berdasarkan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi firm size sebesar 0,028
lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar
0,011 Hal ini berarti firm size berpengaruh positif terhadap accounting
conservatism. Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini diterima.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Agustina et al. (2016), Hakiki & Solikhah (2019), Noviantari & Ratnadi (2015),
serta Novianti & Astohar (2015) yang menyatakan bahwa firm size memiliki
hubungan yang positif terhadap accounting conservatism
53

Ukuran perusahaan dapat memengaruhi keputusan manajemen dalam


menerapkan konservatisme. Ukuran perusahaan juga dapat menjadi salah satu
unsur yang mempengaruhi persepsi manajemen dalam menyusun laporan
keuangan. Kondisi tersebut mendorong penerapan konservatisme dengan
menyajikan laba yang cenderung lebih rendah, sehingga pajak yang dibayarkan
juga rendah Semakin besar firm size maka standar kinerja dan profitabilitas
perusahaan cenderung semakin tinggi, sehingga laba yang diperoleh semakin tinggi
pula dan diperkirakan akan berdampak pada penerapan sistem accounting
conservatism. Oleh karena itu semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar
beban transfer kesejahteraan (biaya politis) yang dikeluarkan oleh perusahaan
karena perusahaan besar akan dikenakan tarif pajak yang lebih tinggi dan mendapat
lebih banyak tuntutan dari pekerja, Sehingga, perusahaan akan cenderung
menggunakan prinsip konservatisme dengan melaporkan laba dengan nilai rendah
.
4.3.3 Pengaruh Leverage Terhadap Accounting Conservatism
H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap accounting conservatism.
Pengujian terhadap hipotesis ketiga dilakukan untuk mengetahui apakah
leverage memiliki pengaruh positif terhadap accounting conservatism. Berdasarkan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi leverage sebesar 0,000
lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar
0,107. Hal ini menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap
accounting conservatism. Dengan demikian, hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian
ini diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Dewi dan Suryanawa (2014) serta Yuliarti dan Yanto (2017) yang menyatakan
bahwa leverage berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajibannya. Leverage digunakan para kreditor untuk
mempertimbangkan pemberian pinjaman kepada perusahaan. Jika kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka
pendeknya rendah, kreditor akan berfikir ulang untuk memberikan pinjaman karena
risiko yang dimiliki kreditor akan semakin besar terkait pengembalian utang dari
54

pihak perusahaan. Hal ini membuat perusahaan akan menerapkan prinsip


accounting conservatism dengan membuat laporan yang berbeda dari kondisi
perusahaan guna mendapat kepercayaan kepaa kreditor untuk memberi pinjaman
kepada perusahaan.
4.3.4 Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Accounting
Conservatism
H4 : Investment Opportunity Set berpengaruh positif terhadap accounting
conservatism
Pengujian terhadap hipotesis keempat dilakukan untuk mengetahui apakah
investment opportunity set memiliki pengaruh positif terhadap accounting
conservatism. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
signifikansi profitability sebesar 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar
0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,162. Hal ini menunjukkan bahwa
investmen opportunity set berpengaruh negatif dan signifikan terhadap capital
sturcture. Dengan demikian, hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini ditolak.
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Andreas, Ardeni dan Nugroho (2017), serta Saputri (2013) yang menyatakan bahwa
investment opportunity set berpengaruh positif terhadap accounting conservatism.
Investment opportunity set menggambarkan tentang luasnya kesempatan
atau peluang bagi suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi aset, sehingga
investment opportunity set memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan.
Investment opportunity set pada umumnya berpengaruh ke nilai perusahaan dan
tidak ada hubungannya dengan accounting conservatism. Hal ini berarti bahwa
perusahaan akan menunjukkan kondisi yang terbaik untuk memikat para investor
untuk berinvestasi, karena investor akan tertarik dengan perusahaan yang kondisi
keuangannya bukan peluang untuk berinvestasi. Semua perusahaan memiliki
peluang investasi namun tidak semua perusahaan cocok diinvestasikan, dan untuk
para investor dalam memberikan dana atau berinvestasi mereka akan mellihat itu
dari laporan keuangan dan kinerja perusahaan, bukan dari peluang investasi.

Anda mungkin juga menyukai