menyatakan bahwa company growth memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap accounting conservatism. Company growth diukur menggunakan perbandingan antara selish penjualan tahun sekarang dengan tahun sebelumnya terhadap pemnjualan tahun sebelumnya memiliki pengaruh negatif terhadap accounting conservatism pada perusahaan sektor logistik dan transportasi di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak harus menggunakan konservatisme akuntansi. Perusahaan akan lebih memilih menggunakan prinsip manajemen laba karena perusahaan harus mampu mengelola laba dengan baik karena kondisi perusahaan yang terus tumbu dalam meningkatkan laba sehingga berdampak baik terhadap prospek perusahaan di masa mendatang. Semakin tinggi company growth, semakin rendah accounting conservatism karena company growth yang tinggi akan membawa kabar baik untuk pihak eksternal yang berkepentingan atas perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan memilih untuk bagaimana mengatur dan mengelola pendapatan yang telah diperoleh melalui manajemen laba. Perusahaan yang sedang bertumbuh apabila menerapkan prinsip konservatism akuntansi dapat menyebabkan perusahaan tidak menyajikan laporan keuangan sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Karena prinsip konservatisme akutansi lebih cepat mengakui beban atau utang dibandingkan mengakui pendapatan atau aset. 4.3.2 Pengaruh Firm Size Terhadap Accounting Conservatism H2 : Firm size berpengaruh positif terhadap accounting conservatism Pengujian terhadap hipotesis kedua dilakukan untuk mengetahui apakah firm size memiliki pengaruh positif terhadap accounting conservatism. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi firm size sebesar 0,028 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,011 Hal ini berarti firm size berpengaruh positif terhadap accounting conservatism. Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Agustina et al. (2016), Hakiki & Solikhah (2019), Noviantari & Ratnadi (2015), serta Novianti & Astohar (2015) yang menyatakan bahwa firm size memiliki hubungan yang positif terhadap accounting conservatism 53
Ukuran perusahaan dapat memengaruhi keputusan manajemen dalam
menerapkan konservatisme. Ukuran perusahaan juga dapat menjadi salah satu unsur yang mempengaruhi persepsi manajemen dalam menyusun laporan keuangan. Kondisi tersebut mendorong penerapan konservatisme dengan menyajikan laba yang cenderung lebih rendah, sehingga pajak yang dibayarkan juga rendah Semakin besar firm size maka standar kinerja dan profitabilitas perusahaan cenderung semakin tinggi, sehingga laba yang diperoleh semakin tinggi pula dan diperkirakan akan berdampak pada penerapan sistem accounting conservatism. Oleh karena itu semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar beban transfer kesejahteraan (biaya politis) yang dikeluarkan oleh perusahaan karena perusahaan besar akan dikenakan tarif pajak yang lebih tinggi dan mendapat lebih banyak tuntutan dari pekerja, Sehingga, perusahaan akan cenderung menggunakan prinsip konservatisme dengan melaporkan laba dengan nilai rendah . 4.3.3 Pengaruh Leverage Terhadap Accounting Conservatism H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap accounting conservatism. Pengujian terhadap hipotesis ketiga dilakukan untuk mengetahui apakah leverage memiliki pengaruh positif terhadap accounting conservatism. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi leverage sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,107. Hal ini menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap accounting conservatism. Dengan demikian, hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi dan Suryanawa (2014) serta Yuliarti dan Yanto (2017) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Leverage digunakan para kreditor untuk mempertimbangkan pemberian pinjaman kepada perusahaan. Jika kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendeknya rendah, kreditor akan berfikir ulang untuk memberikan pinjaman karena risiko yang dimiliki kreditor akan semakin besar terkait pengembalian utang dari 54
pihak perusahaan. Hal ini membuat perusahaan akan menerapkan prinsip
accounting conservatism dengan membuat laporan yang berbeda dari kondisi perusahaan guna mendapat kepercayaan kepaa kreditor untuk memberi pinjaman kepada perusahaan. 4.3.4 Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Accounting Conservatism H4 : Investment Opportunity Set berpengaruh positif terhadap accounting conservatism Pengujian terhadap hipotesis keempat dilakukan untuk mengetahui apakah investment opportunity set memiliki pengaruh positif terhadap accounting conservatism. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi profitability sebesar 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,162. Hal ini menunjukkan bahwa investmen opportunity set berpengaruh negatif dan signifikan terhadap capital sturcture. Dengan demikian, hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andreas, Ardeni dan Nugroho (2017), serta Saputri (2013) yang menyatakan bahwa investment opportunity set berpengaruh positif terhadap accounting conservatism. Investment opportunity set menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang bagi suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi aset, sehingga investment opportunity set memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan. Investment opportunity set pada umumnya berpengaruh ke nilai perusahaan dan tidak ada hubungannya dengan accounting conservatism. Hal ini berarti bahwa perusahaan akan menunjukkan kondisi yang terbaik untuk memikat para investor untuk berinvestasi, karena investor akan tertarik dengan perusahaan yang kondisi keuangannya bukan peluang untuk berinvestasi. Semua perusahaan memiliki peluang investasi namun tidak semua perusahaan cocok diinvestasikan, dan untuk para investor dalam memberikan dana atau berinvestasi mereka akan mellihat itu dari laporan keuangan dan kinerja perusahaan, bukan dari peluang investasi.