Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Privatisasi

Menurut UU Nomor 19 Tahun 2003 perihal Badan Usaha Milik Negara, pengertian
privatisasi adalah bentuk penjualan saham milik perusahaan perseroan yang termasuk
BUMN, kepada pihak lain dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan, memperluas
kepemilikan saham dan memperbesar manfaat bagi negara maupun masyarakat.

Adapun batas terkecil dari kepemilikan saham perseroan terbatas tersebut dalam privatisasi
adalah sebesar 51%, yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia baik sebagian maupun
keseluruhan.

Tujuan Privatisasi

Dengan tingginya antusiasme masyarakat untuk bermain investasi sekarang ini, membuat
pemerintah gencar melakukan privatisasi di Indonesia karena sangat bermanfaat bagi negara
dan juga masyarakat.

Salah satu alasan ekonomi dilakukannya privatisasi adalah perusahaan akan lebih efisien dan
menguntungkan jika berada di bawah kepemilikan swasta dibanding pemerintah yang
mungkin dapat terhambat oleh birokrasi.

Dari segi politik, privatisasi dapat dilihat sebagai bentuk penjualan saham kepada masyarakat
umum dan dijadikan sebagai sarana untuk memperluas kepemilikan saham publik. Dengan
begitu, hal tersebut akan meningkatkan komitmen orang yang menganut sistem kapitalis.

Pada dasarnya, tujuan privatisasi adalah mendapatkan sumber dana baru dalam rangka
pertumbuhan negara, sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta
peningkatan partisipasi kontrol dari masyarakat.

Adapun, menurut Pasal 74 UU BUMN, tujuan lainnya dari privatisasi adalah sebagai berikut.

 Meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.


 Memperluas kepemilikan masyarakat terhadap saham perusahaan perseroan.
 Membuat struktur industri yang kompetitif dan sehat .
 Memperkuat struktur dan manajemen keuangan.
 Menumbuhkan iklim usaha, kapasitas pasar, dan ekonomi makro.
 Menciptakan perusahaan persero yang berdaya saing tinggi dan berorientasi global

Dampak Privatisasi BUMN

Dalam penerapannya, tidak hanya mempertimbangkan aspek keuangan dalam jangka pendek
saja, tetapi juga termasuk jangka panjang kedepannya dari dampak privatisasi bagi
masyarakat dan pemerintah di masa depan.
Umumnya, penerapan privatisasi akan mendorong kegiatan usaha ke arah pasar bebas dan
menempatkan perusahaan ke dalam persaingan ketat. Selain itu, kegiatan ini juga
menciptakan etos kerja yang lebih baik untuk mendapatkan profit.

Tidak hanya memperoleh keuntungan saja, namun privatisasi BUMN juga akan berpotensi
kerugian yang dapat dialami oleh perusahaan terkait. Beberapa dampak privatisasi adalah
sebagai berikut.

1. Redistribusi Kekayaan
Salah satu dampak privatisasi adalah distribusi aset yang tidak merata di masyarakat.
Hal ini disebabkan karena pemerintah hanya menjual saham hanya kepada masyarakat
kelas atas saja, sehingga memperbesar jarak antara kelas atas dan bawah.
2. Kehilangan Pekerjaan
Privatisasi memiliki kebijakan khusus untuk mengurangi biaya operasional agar
keuntungan semakin besar. Salah satu cara yang kerap dilakukan oleh perusahaan
swasta baru adalah pengurangan jumlah karyawan dengan PHK.
3. Berkurangnya Transparansi
Salah satu dampak terbesar dari privatisasi adalah menurunnya transparansi
pengelolaan keuangan perusahaan pada masyarakat. Hal tersebut akan berpotensi
menyebabkan terjadinya korupsi semakin besar setelah dilakukan privatisasi.

Cara Privatisasi

Berdasarkan pasal 2 Nomor PER-01/MBU/2010 perihal sistem privatisasi, penyusunan


program tahunan, dan penunjukan lembaga, langkah untuk menerapkan privatisasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya sebagai berikut.

1. Penjualan Saham Berdasarkan Ketentuan Pasar Modal


Sesuai dengan pasal 3 ayat (1) Permen BUMN 01/2010, menyatakan bahwa
penjualan saham privatisasi berdasarkan kebijakan pasar modal diterapkan melalui
beberapa cara seperti berikut.
o penawaran umum (go public).
o penawaran umum lanjutan (secondary public offering).
o obligasi konversi yang bersifat ekuitas.
o penawaran saham kepada mitra strategis bagi perusahaan yang telah terdaftar
di bursa.
2. Penjualan Saham Secara Langsung Kepada Investor
Berdasarkan pasal 4 ayat (1) Permen BUMN 01/2010, privatisasi dapat dilakukan
oleh Persero kepada investor finansial. Kegiatan ini hanya berlaku atas penjualan
saham perusahaan yang belum terdaftar di bursa.
3. Penjualan Saham Kepada Manajemen
Dalam pasal 5 ayat (1) Permen BUMN 01/2010 menjelaskan bahwa privatisasi
dapat dilakukan dengan menjual sebagian saham secara langsung kepada manajemen
yang bersangkutan setelah memenuhi persyaratan tertentu.

Contoh Kasus Privatisasi di Indonesia


Privatisasi secara resmi diatur dalam UU No. 59 Tahun 2009. Privatisasi adalah suatu bentuk
transaksi penjualan saham milik perusahaan BUMN maupun melalui penerbitan obligasi
konversi.

Contoh kasus privatisasi di Indonesia yang menyebabkan pemindahan atas kepemilikan


saham kepada investor asing adalah PT Semen Indonesia. Pada awalnya, perusahaan ini
memiliki nama PT Semen Gresik (Persero) Tbk, merupakan pabrik semen terbesar di
Indonesia.

Namun, akibat adanya privatisasi pada tanggal 20 Desember 2012, perusahaan ini secara
resmi mengganti namanya menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan saham terbesar
dimiliki oleh perusahaan semen asal Meksiko, CEMEX.

Selain itu juga ada beberapa perusahaan perseroan lainnya yang melakukan privatisasi.
Diantaranya sebagai berikut.

 PT Indofarma Tbk (INAF)


 PT Adhi Karya (ADHI)
 PT Garuda Indonesia (GIAA)
 PT Kimia Farma (KAEF)
 PT Krakatau Steel (KRAS)
 PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM)

Anda mungkin juga menyukai