Anda di halaman 1dari 3

MURID BERMUKA DUA

Di tempat les Ceria, terdapat seorang murid yang sangat suka membully murid lainnya, namun murid
ini selalu terlihat baik dan sopan didepan guru, murid tersebut bernama Steven. Disana juga ada
seorang murid yang sangat pintar dan ramah bernama Derrent.

Pada suatu sore dikelas

Steven: Kerjain tugas aku dong, males nih aku.

Derrent: Kerja sendiri lah, nanti ketahuan guru gimana?

Steven: Halah ga usah banyak ngomong, cepat kerjain.

Derrent: Tapi ini banyak banget, kemarin saja aku kerjainnya sampai tengah malam.

Steven: Cepat kerjain atau aku tonjok kau.

Derrent: Iya-iya maaf, ini aku kerjain.

Akhirnya Derrent pun mengerjakan tugas Steven dengan terpaksa. Kejadian ini bukanlah yang
pertama kali terjadi, namun sudah sangat sering terjadi.

Ting... ting... ting...

Waktu istirahat pun tiba.

Steven: Oi bagi duit dong, mau jajan nih.

Derrent: Mau berapa?

Steven: 50rb aja, kecil lah.

Derrent: Itu gede banget, Stev. Kemarin kan udah minta, masa hari ini minta lagi.

Steven: Bagi aja bah, jadi orang jangan pelit nanti kuburan sempit.

Derrent: Gamau, Stev.

Steven: Oh jadi kau mau lawan aku? Ga pernah rasain pukulan ku kah?

Derrent: Iya, jangan pukul aku. Ini aku kasih.

Tanpa mereka sadari, ternyata Virence dan Davina dari tadi ada disana mendengar percakapan
mereka. Virence dan Davina pun bertujuan untuk melaporkannya pada ibu guru les mereka.
Di kantor guru

Virence: Permisi, bu. Tadi saya melihat Steven sedang mengancam Derrent untuk memberinya uang,
bu.

Davina: Iya bu, saya juga pernah dengar bahwa Steven juga sering minta Derrent untuk kerjakan
tugasnya.

Katherine: Astaga, padahal selama ini dia sopan loh. Nilainya juga bagus-bagus, ternyata bukan hasil
dia sendiri.

Davina: Iya bu, saya pernah coba untuk tegur dia, namun dia malah marah.

Virence: Betul tu, bu.

Katherine: Terima kasih ya nak sudah memberi tahu ibu.

Virence: Sama-sama ibu

Davina: Sama-sama bu, kalau begitu kami pamit ya

Akhirnya Steven dan Derrent pun dipanggil ke ruang guru untuk menghadapi bu Katherine.

Katherine: Steven! Mengapa kamu sering paksa Derrent untuk kerjain tugas kamu dan kamu malak
duit dia?

Steven: Hah, gaada bu.

Katherine: Tidak usah bohong lagi kamu, kamu kira ibu tidak tahu?

Katherine: Kamu juga Derrent! Mengapa selama ini diam-diam saja.

Derrent: Maaf bu, tapi saya tidak berani melawan Steven karena dia selalu mengancam saya.

Katherine: Steven, jelasin ke ibu! Mengapa kamu bersikap kaya gitu, padahal dikenal guru-guru les
sini sebagai murid yang sopan dan baik loh nak.

Steven: Saya semakin lama semakin malas untuk belajar dan mengerjakan tugas, bu. Jadi saya pikir
Derrent itu pintar dan dapat saya suruh untuk mengerjakan tugas saya. Saya selalu diberi duit jajan
sama orangtua saya, namun saya pakai untuk top up game bu.

Katherine: Kamu tahu tidak kalau perbuatan mu ini dapat membuat mental Derrent down? Dia juga
manusia sama seperti kamu, pasti bisa merasa capek. Derrent bisa stress dan depresi karena
perbuatan kamu nak.

Steven: Iya maaf bu, saya salah.

Katherine: Kamu minta maaf ke Derrent sekarang.

Steven: Derrent, maafin aku ya sudah maksa dan malak kamu selama ini, aku ga bakal gitu lagi.

Derrent: Iya tidak apa-apa, Steven. Jika kamu mau berjuang kamu pasti bisa kok.
Katherine: Steven, ini ibu sudah buatkan surat perjanjian untuk kamu agar tidak bersikap gitu lagi.
Untuk sekarang, ibu belum panggil orangtua mu, namun jika kamu tidak berubah, ibu akan panggil
orangtua mu. Sekarang silahkan tanda tangan pada surat ini.

*Steven pun mendatangani surat tersebut.

Tanpa disangka, ternyata Steven sejak dipanggil oleh bu Katherine menjadi benar-benar berubah.
Dia mengerjakan tugas sendiri dan tidak memalak uang orang lain lagi. Sikapnya pun tidak hanya
baik didepan guru, namun ke semua murid di tempat les Ceria tersebut.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai