3 Asri Indah
3 Asri Indah
Makalah
Studi Qur’an
Disusun Oleh:
ASRI INDAH
NIM: 80600222008
Dosen Pengampu:
MAKASSAR
2022
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt. Yang Maha Pengasih dan Maha
“Rasm Al-Qur’an” dengan tepat waktu. Tak lupa pula untuk selalu mengirimkan
salawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw., keluarga, dan sahabat-sahabat
beliau.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Qur’an, dan
menambah wawasan tentang ilmu penulisan al-Qur’an bagi para pembaca dan
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hj. Rahmi Damis, M.Ag.
dan Dr. Hj. Sohrah, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Studi Qur’an. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, dan tentunya
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya, penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para
pembaca.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
BAB III.................................................................................................................. 12
PENUTUP............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Implikasi..................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bukan saja bagi umat tempat kitab ini diturunkan, tetapi juga bagi seluruh umat
menduduki peringkat teratas,1 dan seluruh ayatnya berstatus qat’i al-qurud yang
jawabkan, karena ia merupakan wahyu Allah baik dari segi lafaz maupun dari segi
maknanya.
Sejak awal hingga akhir turunnya, seluruh ayat al-Qur’an telah ditulis dan
didokumentasikan oleh para juru tulis wahyu yang ditunjuk oleh Rasulullah saw.3
proses sejarah yang cukup unik dalam upaya penulisan dan pembukuannya.
Adapun disiplin ilmu tentang penulisan al-Qur’an ini, disebut dengan rasm al-
yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun
1
Abdull Wahab Khallaf, Ilmu ushul al-Fiqh (Cet. I; Mesir: Maktabah al-Da’wa al-
Islamiyah, 1968), h. 21.
2
Abdull Wahab Khallaf, Ilmu ushul al-Fiqh, h. 34.
3
Hasanuddin AF, Anatomi Al-Qur’an: Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya terhadap
Istinbath Hukum dalam al-Qur’an (Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 2.
5
bentuk-bentuk huruf yang digunakan. Rasm al-Qur’an ini dikenal juga dengan
nama rasm Usmani. Yang lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah rasm al-Qur’an terdiri dari dua kata, yaitu rasm dan al-Qur’an.
Secara etimologi, rasm berasal dari kata rasama, yarsamu, rasman yang berarti
menggambar atau melukis.4 Kata rasm ini juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang
resmi atau menurut aturan.5 Sedangkan secara terminologi, istilah rasm dalam
Ulumul Qur’an diartikan sebagai pola penulisan al-Quran yang digunakan oleh
Usman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan al-
Qur’an.6
Adapun al-Qur’an, secara etimologi pada dasarnya sama seperti kata al-
Qur’an ialah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca,
dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat
manusia.8
berarti tata cara menuliskan al-Qur’an yang ditetapkan pada masa Khalifah
Utsman bin Affan. Ulama Tafsir lebih cenderung menamainya dengan istilah rasm
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap (Cet. XIV;
4
al-mushaf, dan ada pula yang menyebutnya dengan rasm al-Utsmani. Penyebutan
demikian dipandang wajar karena Khalifah Utsman bin Affan yang merestui dan
pola yang digunakan oleh Utsman bin Affan beserta sahabat lainnya dalam hal
daerah dan kota, serta Mushaf al-Imam yang berada di tangan Utsman bin Affan
sendiri.
yang dimaksud dengan rasm al-Qur’an atau al-Mushaf adalah: “Rasm mushaf yang
dimaksud disini adalah kaidah yang disepakati oleh Utsman ra. dalam penulisan
Pada mulanya mushaf para sahabat yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya mereka mencatat wahyu al-Qur’an tanpa pola penulisan standar, karena
kepingan-kepingan batu, tulang-tulang kulit unta dan pelepah kurma. Tulisan al-
Qur’an ini masih terpencar-pencar dan belum terhimpun dalam sebuah mushaf dan
disimpan di rumah Nabi saw. Penulisan ini bertujuan untuk membantu memelihara
setelah menerima usul dari Umar bin Khattab yang khawatir akan semakin
9
Mira Shodiqoh, “Ilmu Rasm Quran”, Tadris 13, no. 01 (2019): h. 92.
8
tujuan pokok dalam penyalinan al-Qur’an di zaman Abu Bakar masih dalam rangka
beberapa naskah. Untuk melakukan pekerjaan ini, Usman membentuk tim 4 yang
terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Saad bin al-Ash, dan Abdul
ayat-ayat mansukh dan tidak diyakini dibaca kembali di masa hidup Nabi saw.
menghilangkan semua tulisan sahabat yang tidak termasuk ayat al-Qur’an. Para
penulis dan para sahabat setuju dengan tulisan yang mereka gunakan ini. Para
ulama menyebut cara penulisannya ini sebagai rasm al-Mushaf. Karena cara
penulisan disetujui oleh Usman sehingga sering pula dibangsakan oleh Usman.
Namun demikian, pengertian rasm ini terbatas pada mushaf oleh tim 4 di
zaman Usman dan tidak mencakup rasm Abu Bakar pada zaman Nabi saw. Bahkan,
beredarnya dan menimbulkan perselisihan di kalangan umat Islam. Hal ini nanti
10
Ramli Abdul Wahid, Ulum Al-Qur’an, Edisi Revisi (Cet. IV; Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2002), h. 31.
11
Ramli Abdul Wahid, Ulum Al-Qur’an, h. 30-31.
9
tersebut merupakan petunjuk Nabi atau hanya itjtihad kalangan sahabat. Adapun
yang ditunjuk dan dipercayai Nabi saw., dan para sahabat tidak mungkin
bisa dilihat hanya berdasarkan standar penulisan baku, tetapi dibalik itu ada
rahasia yang belum dapat terungkap secara keseluruhan. Pola penulisan tersebut
adalah wajib, dengan alasan bahwa pola tersebut merupakan petunjuk Nabi
kaidah penulisan yang telah dibakukan. Bahkan imam Ahmad Ibn Hanbal dan
riwayat Nabi mengenai ketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan sebuah riwayat
tidak melarang menulisnya dengan pola-pola tertentu”. Karena itu ada perbedaan
12
M.Quraish Shihab, dkk., Sejarah dan Ulum Al-Qur’an (Cet. III; Jakarta: Pustaka Firdaus,
2001), h. 95.
10
menulis suatu lafaz al-Qur’an sesuai dengan bunyi lafaz itu, ada yang menambah
atau menguranginya, karena mereka tau itu hanya cara. Karena itu dibenarkan
menulis mushaf dengan pola-pola penulisan masa lalu atau pola-pola baru.13
Lagi pula, jika itu petunjuk nabi, rasm itu akan disebut rasm Nabi, bukan
rasm Usmani. Belum lagi kalau ummi diartikan sebagai buta huruf, yang berarti
tidak mungkin petunjuk teknis dari Nabi. Tidak pernah ditemukan suatu riwayat,
baik dari Nabi maupun sahabat bahwa pola penulisan al-Qur’an itu bersumber dari
petunjuk Nabi.
Kelompok ini pula berpendapat bahwa tidak ada masalah jika al-Qur’an
ditulis dengan pola penulisan standar (rasm imla’i). Soal penulisan diserahkan
kepada pembaca, kalau pembaca merasa lebih muda dengan rasm imla’i, ia dapat
menulisnya denga pola tersebut, karena pola penulisan itu simbol pembacaan, dan
bentuk dan model penulisan itu tidak lain hanyalah merupakan tanda atau simbol.
Karena itu segala bentuk serta model tulisan al-Qur’an yang menunjukan arah
bacaan yang benar, dapat dibenarkan. Sedangkan rasm Usmani yang menyalahi
rasm imla’i sebagaimana kita kenal, menyulitkan banyak orang serta bisa
mengakibatkan berat dan kacau bagi pembaca.
tersebut. Pendapat ini diperkuat al-Zarqani dengan mengatakan bahwa rasm Imla’i
13
Muhammaad Rajab Farjani, Kaifa Nataaddab ma’a al-Mushaf (t.tp.: Da>r al-I’tisham,
1978), h. 16.
Muhammaad Rajab Farjani, Kaifa Nataaddab ma’a al-Mushaf, h. 16.
14
11
al-Qur’an dengan rasm Usmani. Dan pendapat ketiga ini lebih moderat dan lebih
sesuai dengan kondisi umat. Memang tidak ditemukan nas yang jelas diwajibkan
masyarakat Islam.
untuk penulisan al-Qur’an secara utuh sebagai kitab suci umat Islam, semestinya
mengikuti dan berpedoman kepada rasm Usmani. Hal ini mengingat pertimbangan,
agar umat Islam di seluruh dunia memiliki kitab suci yang seragam dalam pola
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
2. Cikal bakal Rasm al-Qur’an sudah ada sejak masa Rasulullah saw. Dalam
artian pencatatan wahyu oleh para sekretaris Nabi saw. yang ditekan
langsung oleh beliau dengan model tulisan pada saat itu. Sedangkan tulisan
Usman bin Affan, yang ditandai dengan pembentukan tim penulis dan
ulama berbeda pendapat. Ada yang berpendapat bahwa itu tauqifi dan ada
B. Implikasi
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
aspek isi ataupun bahasa. Oleh karenanya, sangat dibutuhkan kritik atau saran
yang bersifat membangun guna kelanjutan perbaikan dari makalah ini. Penulis
berharap dengan adanya makalah ini, bisa menambah khazanah keilmuan bagi
pembaca, terkhusus penulis pribadi yang terkait dengan objek kajian. Selain itu,
dengan adanya makalah ini, pembaca atau siapapun itu bisa mengimplikasikan hal-
hal yang kiranya bermanfaat dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-hari.
13
DAFTAR PUSTAKA
AF, Hasanuddin. Anatomi Al-Qur’an: Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya
terhadap Istinbath Hukum dalam al-Qur’an. Cet. I; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1995.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2002.
Farjani, Muhammaad Rajab. Kaifa Nata’addab Ma’a al-Mushaf. t.tp.: Da>r al-
I’tisham, 1978.
Khalil, Moenawir. Al-Qur’an dari Masa ke Masa. Cet. IV; Solo: CV Ramdani,
1985.
al-Khallaf, Abdul Wahab. Ilmu Ushul Fiqh. Cet. I; Mesir: Maktabah al-Da’wah al-
Islamiyah, 1968.
M. Karman, Supiana. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Islamika, 2002.
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap.
Cet. XIV; Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.
al-Qaththan, Manna’. Mabahits fi Ulumil Qur’an, terj. Umar Mujtahid, Dasar-
Dasar Ilmu al-Qur’an. Cet. I; Jakarta Timur: Ummul Qura, 2017.
Shihab, dkk., M. Quraish. Sejarah dan Ulum Al-Qur’an. Cet. III; Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2001.
Shodiqoh, Mira. “Ilmu Rasm Quran”, Tadris 13, no. 01. 2019.
Wahid, Ramli Abdul. Ulum Al-Qur’an. Edisi Revisi. Cet. IV; Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2002.