Anda di halaman 1dari 11

DOMINASI NEGARA SEBAGAI SUMBER KONFLIK AGRARIA

DI INDONESIA
Vanis Maladi
Fakultas Hukum Universitas Mataram
Jln.Majapahit No. 62, 83122
email : yanis.maladi@yahoo.com

Abstract

Agrarian problems which stick out lately have their deep roots in the cause of that. Agrarian problems
sinewy roots in a long time since colonial, new forced labor until this time are structural. The conflict
parties were not among the people, but they against big business in collaboration with the authorities.
The style of conquest through a double-edged knife: Repressive State Apparatuses and ideological
State Apparatuses. Looking at structural roots of agrarian conflicts which were closely linked, it is
necessary to make fundamental changes of national laws agrarian by revamping the unequal agrarian
structure so that it becomes more socially equitable of Pancasila. Agrarian conflicts would be eliminated
if the domain principle of verklaring not be revived. The principles and values · 'which became the
agrarian conflict resolution were to respect the laws in that community and strengthening the rights of
agrarian resources.

Key words : Repressive State Apparatuses, Ideological State Apparatuses, Verklaring Domain,
Pancasila.

Abstrak

Persoalan agraria yang mencuat akhir-akhir ini, mempunyai akar kausa yang dalam.Persoalan agraria
telah berurat dan berakar pada masa yang panjang sejak mas a kolonial, orde baru dan hingga kini yang
bersifat struktural. Pihak-pihak yang berkonflik bukansaja antara rakyat dan rakyat, tetapi juga antara
rakyat melawan bisnis raksasa yang berkolaborasi dengan penguasa. Corak penaklukan dilakukan
melalui pisau bermata dua: Represive State Apparatuses dan Ideological State Apparatuses. Mefihat
konflik agraria yang akar strukturalnya berkelindan tersebut, maka perlu me/akukan perubahan
mendasar terhadap hukum agraria nasional dengan melakukan perombakan struktur agraria yang
timpang menjadi lebih berkeadilan social yang bernafaskan Pancasila. Konflik agraria akan bisa
diefiminasi apabifa asas domein verklaring tidak dihidupkan kembafi. Prinsip dan nilai yang menjadi
dasar penyelesaian konflik agraria adalah menghormati hukum-hukum yang hidup di masyarakat dan
penguatan hak-hak masyarakat atas sumber-sumber agraria.

Kata Kunci: Represive State Apparatuses, Ideological State Apparatuses, Domein Verklaring,
Pancasila.

A. Pendahuluan dapat dibuktikan secara formal atas bidang-bidang


1. Latar Belakang tanah atau lahan yang dianggap dipunyai oleh
Sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia negara.Asas tersebut menjadi persoalan mendasar
telah mewarisi struktur agraria kolonial Belanda dalam ketimpangan agrarian, terutama pada tanah-
yang bersumber dart Agrarische Wet Tahun 1870 tanah hak-milik rakyat yang tunduk dan mengakar
dengan diterapkannya asas domein verklaring yang pada hukum adat atau hukum asli (indigenous
melakukan pengabaian hak rakyat. Pengabaian hak people law) Bangsa Indonesia.
rakyat tersebut dilakukan dalam wilayah yang tidak Uraian diatas secara terang benderang

432
Yanis Maladi, Oominasi Negara Sebagai Sumber Konflik Agraria

memperlihatkan bahwa stelsel-stelsel dan kaidah- negara terhadap tanah sebagai hak tertinggi erat
kaidah hukum yang berbeda satu sama lainnya hubungannya dengan hak individu dan hak kolekti(
telahmenghinggapi politik hukum agraria sejak Menurut Boedi Harsono, ' ... tanah sebagai milik
masa kolonial Belanda secara berlanjut. lronisnya seluruh rakyat atau tanah milik bersama, ... '
lagi, meskipun Bangsa Indonesia telah merdeka berkembang menjadi sebuah konsep tentang "hak
tahun 1945, baru pada tahun 1960 terbentuk bangsa" yang mengandung tugas dan kewenangan
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang lebih untuk mengatur dan mengelola tanah bersama
dikenal dengan nama Undang-Undang Pokok untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.5
Agraria (UUPA) 1960. Bahkan UUPA 1960 ini Achmad Sodiki menambahkan, hak menguasai dari
menjadi satu-satunya hukum yang berlaku (choice negara adalah membangun hubungan antara
of law) dibidang agraria selama 50 (lima puluh) negara dan bangsa, bukan hubungan hak milik.Asas
tahun terakhir. Hal ini sangat disayangkan karena domein verklaring tidak digunakan dalam UUPA
tidak ada produk hukum baru dibidang agraria. karena bertentangan dengan asas kesadaran
Menurut Joyo Winoto, undang-undang terakhir hukum bangsa lndonesia.6
sampai saat ini di bidang pertanahan adalah Terjadinya berbagai konflik agraria, mulai dari
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang berlakunya Agrarische Wet 1870 sampai dengan
Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria.1 berlakunya UUPA 1960, masih saja terjadi dominasi
Agar implementasi UUPA benar-benar sesuai konflik structural. Hal ini disebabkan karena adanya
dengan amanat Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945, perbedaan prinsip, asas bahkan salah tafsir
terutama dalamupaya menyelesaikan persoalan terhadap hak menguasai negara yang berlangsung
agraria warisan kolonial, maka UUPA 1960 telah sejak pemerintahan Kerajaan Belanda. Dalam Pasal
memandatkan pada negara agar melakukan 1 Agrarische Besluit (Stb 1870 Nomor
pembaharuan agraria berupa penataan kembali 118)dinyatakan bahwa semua tanah yang tidak
penguasaan, penggunaan, pemanfaatan, dapat dibuktikan kepemilikannya merupakan tanah
peruntukan dan pemeliharaan sumber-sumber milik (domein) atau domein verklaring.1 Padahal,
agraria sebagai pra-kondisi dari pembangunan. prinsip dan asas domein verklaring ini tidak dianut
Pembaharuan agraria ini dipercayai sebagai proses dalam UUPA 1960, terutama ketentuan Pasal 2
perombakan dan pembangunan kembali struktur UUPA 1960 mengenai "hak menguasai negara".
sosial masyarakat lndonesia.Langkah pertamakali Menurut Moh. Mahfud MD, peran negara
UUPAadalah mengamanatkan kepada negara agar sesungguhnyaharus diartikan sebagai 'rnenqafur'
membentuk panitia landreform dari pusat sampai bukan negara memiliki secara mutlak.8 Salah tafsir
desa untuk menentukan siapa saja yang berhak inilah yang kemudian menimbulkan persoalan
mendapatkan tanah dan memperoleh ganti rugi bagi struktural yang selanjutnya berimplikasipada
tanah milik masyarakat yang diambil oleh negara kelirunya penerapan kebijakan oleh Pemerintah
untuk diredistribusikan. atas suatu lahan.9 Ujungnya sudah dapat diduga,
Menurut Moh Hatta,' dalam konsep dasar bermucullanlah konflik agraria yang bersumber dari
pemikiran hak mengusai negara atas tanah, pada dominasi negara dan persoalan struktural. Sejalan
dasamya tanah adalah milik rakyat Indonesia dan dengan itu, lwan Nurdin menambahkan, minimnya
negara merupakan penjelmaan dari rakyat yang pemahaman terhadap peran negara menyebabkan
mempunyai hak untuk mengatur penggunaannya maraknya konflik agraria. Dengan kata lain,
agar dapat mengejar kemakmuran rakyat.' Oleh pemahaman yang keliru tersebut kemudian
karena itu, menurut Notonegoro, hak menguasai mengakibatkan banyak regulasi terkait agraria dan

1 Joyo Winoto, 2010, Se/ama SQ Tahun TakAdaProduk HukumAgraria Baru, Jakarta: Harian Kompas, 24 September 2010.
2 Maten pidato Moh. Hatta pada sidang BPUPKI tahun 1945
3 Moh Hatta, dalam Su bad 1, 2008, Disertasi, Hak Menguasai oleh Negara Alas tanah Unluk Sebesar Besamya Kemakmuran Rakyat,Malang: Program Stud1 llmu
Hukum Kekhususan Agraria, Program Doklor Pascasarjana llmu Hukum Universitas Brawijaya, him, 116-117.
4 Notonegoro, dalam Subadi, Ibid, him, 118.
5 Boedl Harsono, dalam Subad1, Ibid, 119
6 Achmad Sodikl dan Yams Malad 1, 2009, Pollfik HukumAgraria, Yogyakarta: Penerbil Mah kola Kata, him, 176.
7 Khaerud1n, 2012, Waspadai Upaya UbralismeAgraria,Jakarta: Harian Kompas, 14 Januari 2012.
8 Moh Mahlud MD, 2011, Membangun Politik Hukum, Menegakan Konstitus/, Jakarta: Pt Raja Grafindo, cetakan ke- 2, him, 249.
9 ldhamArsyad, 2011, KonflikAgrariasoa/ Struktural, Akar Massiah Tidak Pemah Terselesaikan. Jakarta:Harian Kompas, 26April 2011.

433
MMH, Ji/id 41 No. 3 Juli 2012

sumber daya selama justru memperburuk jiwa, harta dan sebagainya. Kepentingan
keadaan." perseorangan dan kepentingan golongan manusia
Harus diakui, penanganan kasus-kasus konflik selalu bertentangan satu sama lain. Pertentangan
agraria selama ini belum memuaskan karena kepentingan tersebut selalu rentan menyebabkan
penyelesaian kasus-kasus tersebut tidak konflik. Dalam ajaran teori konflik, dikenal tiga
menyentuh akar permasalahannya. Oleh karena itu, macam sumber konflik antara lain:conflict of values,
12
Pemerintah diminta berkonsentrasi merampungkan conflik of norm dan conflict of interest.
masalah struktural, terutama dibidang pertanahan." Penelitian ini menggunakan analisis secara
Terutama menyoal hal-hal yang menjadi akar kritis,termasuk analisis terhadap karakteristik
masalah konflik agraria dan cara penyelesaiannya produk hukum nasional dan implikasinya terhadap
dalam upaya penataan kembali politik agraria kemajemukan hukum(legal pluralism). Sa!ah sa'u
nasional. karakterisfik hukum nasional adalah bercorak
sentralistik dengan mengedepankan pendekatan
2. Metode Penelitian sektoral. lmplikasi anutan seperti ini adalah
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka terjadinya pengingkaran kebhinekaan budaya yang
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian menjadi jati diri Bangsa Indonesia, terutama
ini adalah metode penelitian hukum normatif. mengabaikan kemajemukan sistem normatif yang
Penelitian hukum normatif ditujukan untuk secara nyata hidup, dianut dan berlaku terutama
menganalisis norma hukum melalui penelitian bagi komunitas-komunitas masyarakat adat yang
terhadap masalah hukum.Penelitian hukum memilik sistem hukum sendiri (self regulation/inner
normatif ini juga menggunakan dua pendekatan order mechanism).
yakni, pertama, meneliti bahan hukum primer, yakni Tujuan utama lahimyaUUPA 1960 adalah untuk
UUD NRI Tahun 1945, TAP MPR maupun Undang- menjawab ketidakadilan struktur hukum agraria
Undang (law as what it is written in the books). Di kolonial Belanda yang bersumber dari Agrarische
samping norma hukum yang tertulis, peneliti juga WetTahun 1870. Hal ini penting sebab Agrarische
meneliti hukum yang hidup di masyarakat (living law) WetTahun 1870 telah meletakkan asas domein
seperti hukum adat. Namun, peneliti tidak hanya verklaring yang melakukan pengabaian hak rakyat,
melakukan studi normatif yang hanya menyelidiki yakni pada wilayah yang tidak dapat dibuktikan
segi yuridis atau segi legalistiknya saja. Dengan secara formal atas bidang-bidang tanah atau lahan
demikian, pada pendekatan kedua, peneliti yang dianggap dipunyai oleh negara. Keadaan ini
mengembangkan penelitian normatif pada ranah menjadikan rakyat petani sulit mempertahankan hak
filosofis (law as what ought to be} dengan miliknya yang mengakar pada hukum asli bangsa
mendialogkan secara ekstrapolatif asas-asas dan Indonesia (indigeneos people law). Sekali lagi, hal-
nilai-nilai mengenai keadilan. Konsekuensinya, hal seperti inilah yang kemudian berujung menjadi
peneliti tidak hanya menginventarisasi hukum sumber sengketa.
positif, melainkan juga menganalisis 'apa dibalik' isi Maraknya konflik agraria akhir-akhir ini
norma hukum itu, bagaimana menafsirkannya memperlihatkan bahwa pemerintah belum mampu
(hermeneutika) secara historis, sistematis, teologis, memberikan perlindungan hukumsecara maksimal
dan futuris terhadap suatu norma. pada rakyat petani. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh,
kasus konflik selama ini berawal dari adanya
3. Kerangka Teori dominasi persoalan struktural. Pemerintah
Indonesia sebagai negara hukum bertujuan seharusnya menjalankan hukum sebagai law as
mengatur tata tertib masyarakat secara damai dan facilitation of human interaction untuk memenuhi
adil.Perdamaian diantara manusia dipertahankan keinginan rakyatnya.Seperti dikemukakan Von
oleh hukum dengan melindungi kepentingan- Savigny dalam teori "Living Law", hakekat setiap
kepentingan manusia, kehormatan, kemerdekaan, sistem hukum adalah sebagai pencerminan jiwa

10 twan Nurd1n, 2012, UUPA Tldak Dija/ankan,Jakarta: Harian Kompas, 12 Januari 2012.
11 Imam B Prasodjo, 2012. Potensi Konflik: Selesaikan Persolanan Stroktural Masyarakat, Jakarta: Harian Kompas, 30 Januari 2012.
12 I Nyoman Nurjaya, 2006, Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam PerspektlfAnlropologi Hukum, Malang: Penerbit IKIP Malang, him. 9.

434
Yanis Maladi, Dominasi Negara Sebagai Sumber KonflikAgraria

rakyat, karena hukum itu sendiri merupakan Jika sajapemerintah secara konsisten
cerminan dan hasil cita-cita (idealisme) melaksanakan politik agraria seperti diamanatkan
masyarakat.Dalam wacana ilmu hukum dijelaskan konstitusi, maka akar permasalahan konflik agraria
bahwa cita dari hukum pada dasarnya dimaksudkan akan terpecahkan secara baik.Hal ini sesuai dengan
untuk mencapai tiga tujuan hukum: keadilan fungsi UUPA 1960 sebagai penuntun reformasi
(justice), kepastian (rechtmatigheid) dan agraria sertamerupakan manifestasi dari Pascasila
kemanfaatan (doelmatigheid) dalam kehidupan dan Pasal 33 UUD NRI 1945.Menurut Moh. Mahfut
bersama.13 MD, Pancasila dengan fungsi konstitutifnya
Berdasarkan kajian normatif kdi atas, maka menetukan dasar suatu tata hukum yang memberi
sumber konflik hukum tersebut adalah terjadinya arti dan makna bagi hukum itu sendiri. Dengan
inkonsistensi aturan yang lebih tinggi (undang- demikian, tanpa dasar yang diberikan oleh
undang organik) dengan aturandibawahnya Pancasila, maka hukum akan kehilangan arti dan
(undang-undang sektoral), termasuk aturan-aturan maknanya sebagai hukum. Sedangkan dengan
lainnya. Oleh karena itu, kajian teori yang digunakan fungsi regulatifnya, Pancasila sangat menentukan
adalah ajaran Stufenbautheorie dari Hans Kelsen apakah hukum positif sebagai produk itu adil atau
yang mengajarkan bahwa sistem hukum tertata tidak adt."
secara hirarkis dimana suatu ketentuan hukum
tertentu bersumber pada ketentuan hukum lainnya B. Hasil dan Pembahasan
yang lebih tinggi.Grundnorm sebagai kaidah 1. Akar Masalah KonflikAgraria
tertinggi harus melandasi sistem hukum positif .14 Perjalanan sejarah bangsa Indonesia telah
Man so// sich so verhalten, wie die Verfassung mewarisi hukum agraria yang rumit.Apalagi
vorschreibt" (orang seyogyanya berperilaku mengingat perundang-undangan hukum agraria
sebagaimana ditetapkan dalam konstitusi). Oleh kolonial Agrarische Wet 1870, baik secara prinsip
karena itu,norma dasar tersebut diletakkan sebagai maupun asasnya, tidak mencerminkan jiwa dan
trasendental-logis (The Basic Norm as nilai-nilai keadilan yang menjadi cita-cita bangsa
Transcendental-logical Presupposition)yang Indonesia yang sejak awal (sebelum penjajahan)
merupakan strategi Kelsen supaya norma tidak memiliki hukum asli (indigenous people law) berlaku
disandarkan kepada hal yang metayuridis, tetapi bagi bangsa Indonesia.
kepada konstitusi, sebagaimana diterangkan oleh Ahli hukum masyarakat, Von Savigny,
Kelsen;15 menyatakan bahwa hakikat setiap sistem hukum
n The epistemological answer of the Pure adalah sebagai pencerminan jiwa rakyat yang
Theory of Law is: "By presupposing the basic mengembangkan hukum itu. lengkapnya, Von
11
norm that one ought to behave as the Savigny mengemukakan:
constitution prescribes, that is, one ought to "... law is an expression . .. together with
behave in accordance with the subjective language, of the 'spirit of a people'
meaning of the constitution-creating acts of will ("volksgeist'?, This deeply mystical than a least
-- according the prescriptions of the authority involves then nation that law is much more than
creating the constitution. "The functions of this a collection of rules or judicial precedents. It
basic norm is to found the objective validity of a reflects and expresses a whole cultural outlook.
positive legal order, that is, to interpret the The spirit of a nation or people is the
subjective meaning of the acts of human beings encapsulation of its whole history, the collective
by which the norms of an effective coercive experience of the social group extending back
order are created, as their objective meaning." through the ages of its existence. The law of

13 Radbruch, dalam I Nyoman Nurjaya, 2006, Pengelolaan Sumber DayaAlam dalam PerspektifAntropologi Hukum,Malang: Penerbtl IKIP Malang, him. 9.
14 BArief Sidharta, Stufentheone dari Hans Kelsen, dalam Vanis Malad,, 2012, Reforms Agraria Barparadikman Peancasila dalam Penataan Kembali Politik
Agrana Nasional, Mataram: Bagian Hukum dan Masyarakat, Fakultas Hukum Universitas Mataram, him. 6.
15 Hans Kelsen, 1976, The Pure Theory of Law, (terjemahan Max Knight), California: University of California Press, him. 202.
16 Moh Moh Mahfud MD, 2006, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada, him. 54.
17 Roger Cotterrell 'The Sociology of Law:An Introduction', dalam Vanis Maladl, 2009, Antara Hukum Adat dan Penciptaan Hukum oleh Hakim (judge made law),
Vogyakarta: Penerbrt Mahkota Kata, him, 45.

435
MMH, Ji/id 41 No. 3 Juli 2012

such a people or nation written down at any ataukah merupakan refleksi kebutuhan riil dari
given time is no more than a static masyarakat.
representation of a process that is always Jika saja UUPA 1960 benar-benar
continuing: the evolution of culture. . .. n diimplementasikan, maka UUPA 1960 dalam
kedudukannya sebagai undang-undang organik
Hukum merupakan cerminan dan hasil dari seharusnya secara hirarkismembawahi
cita-cita (idealisme) masyarakat yang bersangkutan undangundang sektoral lainnya seperti, Undang-
dari waktu ke waktu. Hukum tidak bisa dilihat hanya Undang Kehutanan, Pertambangan, Penanaman
sebagai kumpulan peraturan semata, melainkan Modal dan lainnya. Hal ini setidaknya dapat
merupakan cerminan ekspresi masyarakat meredam atau mengurangi konflik
mengenai apa yang baik dan buruk. Oleh karena itu, agraria.Sayangnya, kebijakan sektoralisme t~rseb• ,t
agar mengakar pada cita-cita dan kebutuhan tak hanya menjadikan persoalan agraria dalam
bangsa Indonesia, maka UUPA 1960 harus kapling sektoral, melainkan menggiring terjadinya
dipahami secara ideologis sebagai pencerminan liberalisme. Berbagai produk legislasi yang
tekad dan kemauan bangsa yang ingin melepaskan liberalistik disimpulkan bukan solusi atas akar
diri dari belenggu penindasan dan anti penjajahan permasalahan agraria, melainkan akan
dalam segala bentuk. memperumit dan mempertajam konflik kepentingan
Ahli hukum adat, Soepomo, pada pidato ilmiah lintas tataran yang menempatkan rakyat sebagai
dalam rangka Dies Natalis Universitas Gadjah Mada korban." lntinya, sifat populis yang terdapat dalam
(UGM) Yogyakarta tahun 1948, mengajukan UUPAdengan pemihakan kuat kepada rakyat petani
persoalan yang harus dipecahkan terlebih dahulu ternyata tidak terimplementasikan karena
ketika akan merancang undang-undang agraria menonjolnya ego-sektoral undang-undang dibawah
yang baru. Persoalan tersebut terutama adalah soal UUPA.
dualisme hokum." Hal ini dilatarbelakangi oleh Ketimpangan-ketimpangan agraria pun tidak
berlakunya hukum adat disamping hukum agraria dapat terelakkan karena tidak konsistennya
yang didasarkan atas hukum barat.18Masih menurut eksekutif bersama legislatif dalam membentuk
Soepomo, bahwa pembentukan undang-undang undang-undang sektoral yang tidak mengakar pada
yang baru tersebut harus mampu menciptakan kepentingan rakyat. Dengan kebijakan agraria yang
perubahan yang bersifat mendasar dan mengabaikan hak rakyat tersebut, maka terjadilah
fundamental,baik mengenai struktur perangkat konflik agraria.Menurut Moh Mahfud MD dalam
hukumnya, konsepsi yang mendasarinya maupun tulisannya, bahwa berdasarkan sudut pandang
isinya yang dinyatakan dalam bagian 'berpendapat' hukum, Pancasila semestinya dijadikan kaidah
UUPA harus sesuai dengan kepentingan bangsa penuntun hukum, menjadi cita hukum (rechtside)
lnconesia." atau cita negara (staatside) bangsa yang disebut
Persoalan lain yang harus segera filsafat kenegaraan. Artinya, Pancasila harus
mendapatkan pemecahan adalah menyangkut menjadi dasar dan tujuan setiap hukum di Indonesia.
substansi, termasuk sumber bahan-bahan Dalam kosideran"menimbang"UUPA 1960,
hukumnya, apakah akan menggunakan bahan terutama poin a dand, dikatakan bahwa di dalam
hukum asli (indigenous people law) atau bersumber Negara Republik Indonesia yang susunan
dari bahan-bahan hukum kolonial Belanda kehidupan rakyatnya, termasuk perekonomiannya
(burgerlijk wetboek). Disamping itu, perlu terutama masih bercorak agraris, bumi, air dan
diperhatikan juga apakah undang-undang yang baru ruang angkasa, sebagai karunia Tuhan Yang Maha
tersebut berdasarkan falsafah individualisme atau Esa mempunyai fungsi yang amat penting untuk
kolektivisme.Selebihnya, apakah hukum agraria membangun masyarakat yang adil dan makmur.
yang baru merupakan the command of souvereign Selain itu, padapoin c konsideran,"berpendapat'

18 Soepomo, dalamAhmad Sodiki dan Vanis Maladi, 2009, Polilik HukumAgraria, Yogyakarta: Penerbit Mahkota kata, him, 81
19 Konsideran "Menimbang' dan 'berpendapat', Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok.PokokAgraria.
20 Boedi Harsono, 2005, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agrana Indonesia, lsi dan Pelaksnaannya, Jakarta: Penerbit
Ojambatan, him, 1.
21 Usep Setiawan, 2012, Waspadai Upaya Ubra/isasiAgraria, Jakarta: Harian Kompas, 14 Januari 2012.

436
Yanis Maladi, Dominasi Negara Sebagai Sumber Konflik Agraria

dikatakan bahwa hukum agraria nasional itu harus Sari Petung (pengelola perkebunan cengkeh di
mewujudkan penjelmaan daripada Ketuhanan Yang Kabupaten Kediri) yang berhadapan dengan
Maha Esa, Perikemanusiaan. Kebangsaan, masyarakat petani; pada tahun 2010, dengan obyek
Kerakyatan dan Keadilan Sosial, sebagai asas sengketa seluas 4.500 hektar, petani perambah
kerokhanian Negara dan cita-cita bangsa, seperti hutan di Kabupaten Mesuji bentrok dengan tim
yang tercantum di dalam Pembukaan Undang- gabungan penertiban yakni Palisi Kehutanan,
Undang Dasar 1945.22 Kepolisian dan TNI; terakhir, pada tahun 2011,
Seperti diamanatkan konstitusi, idealnya setiap dengan obyek seluas 1.050 hektar, TNI AD bentrok
hukum yang berfaku harus sejalan dengan landasan dengan Petani Desa Setrojenar, Kabupaten
filosofi Pancasila dan Konstitusi. Terjadinya Kebumen."
berbagai konflik agraria justru karena tidak Dari data tersebut terfihat bahwa pihak-pihak
tertatanya secara hirarkis antara aturan sektoral yang berkonflik bukan antara rakyat dengan rakyat,
dengan aturan organik (UUPA).Sebagai contoh, tetapi rakyat melawan pemodal (bisnis raksasa)
Undang-Undang Penanaman Modal secara atau rakyat melawan pemerintah, termasuk TNI dan
telanjang menunjukkan komitmen ideologis Sadan Usaha Milik Negara (BUMN). Ciri konflik
dilembaga eksekutif dan legislatif untuk agraria yang bersifat struktural adalah penggunaan
mengutamakan kepentingan modal besar tanpa cara-cara penaklukan kepada rakyat dengan dua
membedakan asing atau domestk." Demikian cara yakni Represive State Apparatuses dan
halnya Undang-Undang Kehutanan yang nyata- Ideological State Apparatuses.26 Represive State
nyata menghidupkan kembali asas domein Aparatusesdilakukan melalui penangkapan hingga
verklaring yang sudah dicabut sejak berfakunya kriminalisasi warga yang tidak mau dibebaskan
UUPA. Ketimpangan yang diperfihatkan Undang- tanahnya, intimidasi, kekerasan fisik, isolasi, dan
Undang Kehutanan secara sepihak menunjuk 70 sebagainya. Sedangkan pola penaklukan
(tujuh puluh) persen daratan Indonesia sebagai Ideological State Aparatusesdilakukan melalui
kawasan hutan, dan jika rakyat tidak bisa pemberian cap anti pembangunan,delegitimasi
membuktikan haknya secara hitam putih (secara bukti- bukti hak rakyat, manipulasi tanda-tangan
formal), maka kawasan itu dikukuhkan sebagai rakyat, penetapan ganti rugi sepihak, dan
kawasan hutan. Dalam hal ini, Undang-Undang sebagainya.
Kehutanan jelas bertentangan secara keseluruhan Dari contoh kasus-kasus konflik tersaji diatas
karena membatasi wewenang UUPA yang hanya diperf ihatkan bahwa "negara" berada dibelakang
berlaku di luarkawasan hutan," swasta melalui dukungan penuh terhadap
Mengutip pada kasus-kasus sengketa berskala sektoralisme. Harus diakui bahwa 'negara'telah
besar (luas obyeknya ratusan hektar keatas) yang melakukan pengingkaran pada aturan organik
dihimpun Harian Kompas dari tahun 2007 sampai (UUPA) dan UUD NRI Tahun 1945. Tanpa disadari,
dengan 2011, konflik-konflik agraria yang terjadi negara telah menghidupkan asas domein verklaring
adalah dominasi konflik structural. Sebagai contoh, kembali dengan melakukan penggusuran atas
pada tahun 2007. dengan obyek sengketa lahan tanah-tanah milik perseorangan maupun milik
seluas 2.000 hektar, TNI AU menawarkan kolektif masyarakat (hak ulayat).
kompensasi kepada warga masyarakat di "Negara" tidak konsisten pada ketentuan
Kabupaten Bogar sebanyak 1,6 milyar rupiah; pada hukum yang ada seperti digariskan dalam konstitusi,
tahun 2008, TNI AL memaksakan masyarakat kola yakni Pasal 33 dan Pasal 188 ayat (2) UUD NRI
Surabaya melepaskan tanahnya untuk dijadikan Tahun 1945 maupun Pasal 3 dan Pasal 5 UUPA
tempat latih tempur; pada tahun 2009, perebutan 1960 yang secara tegas mengakui eksistensi hak-
lahan garapan seluas 650 hektar antara PT Sumber hak perorangan dan hak kolektif masyarakat hukum

22 Kol\Slderan Undang-Undang Nomor 5 Tat.in 1960tentang Peraturan Dasar Pokolc.Pol<okAgrana


23 Usep Sebawan, 2012, Waspada, Upaya IJbralisasiAgrana. Jakarta: Hanan Kompas, 14 Januan 2012.
24 lwan Nurd1n, 2012, Deputi R1set dan Kampanye Konsors1Um Pembaharuan Agrana, , Waspada, Upaya ubralisasi Agrana, Jakarta: Hanan Kompas 14 Januari
2012.
25 ldham arsyad, 2011, Konll1kAgrana seal Stroldural. Akar Masalah Tldak Pemah Terselesaiakan,Jakarta: Hanan Kompas, 26Apnl 2011
26 Lou,sAlthusser, 1971,leninandPhilosophyandOtherEssay,drteriemahkanolehBenBrewster.NewYorkandlondon:MonthlyReviewPress.

437
MMH, Ji/id 41 No. 3 Juli 2012

adat atas lahan/tanah. Negara memang mengakui perselisihan dimana penyelesaian sengketanya
eksistensihak kolektif (hak ulayat}, namun secara dengan melibatkan pihak ketiga. Bila demikian,
umum masih terjadi pengakuan semu (pseudo- maka situasi ini telah meningkat menjadi sengketa
recognition) atau pengakuan setengah hati. Hal ini (dispute stage).
terlihat pada kasus konflik agraria pengambilalihan Demikian halnya dalam paparan teori konflik
lahan hutan (termasuk hutan hak ulayat} di yang dikemukakan oleh Ralf Dahendrof yang
Sumatera, Kalimantan dan Papua.Di Sumatera berorientasi pada struktur dan institusi sooal."
misalnya,Hutan Keramat di Riau saat ini telah Dahendrof membagi menjadi dua model, yakni teori
menjadi hutan sawit.Padahal hutan tersebut pada konflik dan teori konsensus.Fokus teori konflik
tahun 2003 mendapatkan Kalpataru dari Presiden adalah melakukan analisis atas adanya interest
Megawati Soekarnoputri. Bahkan ditingkat kehendak kepada masyarakat yang berada rlibaw~h
intemasional,Suku Talang Mamak dan Patih Laman tekanan.Hal ini berbeda dengan kajian teori
yang bermukim di sekitar Hutan Kramat Riau konsensus yang lebih mengarah kepada pengujian
mendapat ~FAward pada tahun1999 di Kinibalu nilai integrasi pada masyarakat.Agar konflik-konflik
Malaysia.27 yang ada tidak berlarut-larut, maka Ralf Dahendrof
memberikan opsi pemecahan dengan cara-cara
2. Penyelesaian Konflik,dan Penataan melakukan konsesus pengintegrasian nilai-nilai
Kembali PolitikAgraria yang mengakar pada landasan filosofi nilai agama,
Ada beberapa model penyelesaian konflik kemanusian, mufakat musyawarah, dan keadilan
agraria yang selama ini dialami oleh masyarakat sosial. Hal ini sejalan dengan falsafah hukum
yang sedang menghadapi persoalan Pancasia, UUD NRI Tahun 1945 dan UUPA 1960.
keagrariaan.Jika mengacu pada model Uraian diatas memperlihatkan bahwa konflik
penyelesaian konflik yang ditulis oleh Laura Nader agraria masih saja terjadi kendati hukum tanah
dan Harry F Todd, maka ada tujuh cara penyelesaian nasional yang baru telah berlaku. Padahal, dengan
konflik, antara lain: lumping it (membiarkan saja}; melakukan perubahan mendasar itu, seharusnya
avoidance (mengelak}; coercion (paksaan}; telah menandai berakhimya struktur prangkat
negotiation (perundingan}; arbitration hukum kolonial Belanda. Sejalan dengan itu, E.M.H
(arbitrase);dan adjudication (pengadilan}. 28 Hirsch Ballin, dalam tulisannya menyatakan bahwa:
Tahapan konflik itu pertama kali berawal dari 'De staat is er ter wille van het recht, en niet
keluhan-keluhan (grievance) dari salah satu pihak omgekeerd. Het doe/ van de staat is immers,recht tot
kepada pihak lain akibat adanya perlakuan tidak gelding le brengen ... de staat brengt door zijn beleid
wajar maupun dipersalahkan.Tahap ini disebut recht tot gelding. .oo Oleh karena itu, agar hukum
sebagai tahapan pra-konflik (pre-conflict stage) tanah nasional yang baru dapat memberikan
yang cenderung mengarah kepada konfrontasi yang perlindungan hukum yang adil, harus sejalan
bersifat monadik (monadic).Apabila kemudian pihak dengan landasan filosofi Pancasila dan UUD NRI
yang lain menunjukkan reaksi negatif berupa Tahun 1945 untuk dijadikan pemandu kebijakan
munculnya keluhan-keluhan dari pihak pertama, agraria. Namun tetap saja terjadi kendala, terutama
maka kondisi ini meningkat ekskalasinya menjadi konsistensi antara Pancasila, UUD NRI Tahun 1945
situasi konflik (conflict stage. Konfrontasi antara dan UUPAyang terus saja mengundang pertanyaan
pihak-pihak berlangsung sebatas diadik (diadic). dari berbagai kalangan, mengingat semakin banyak
Jika konflik antara pihak-pihak tersebut kemudian terjadinya konflik agraria hampir merata di seluruh
ditunjukkan kepada umum (masyarakat} dan Indonesia. Oleh karena itu, sangat logis jika muncul
diproses, maka konflik tersebut menjadi kasus pertanyaan tentang korelasi Pancasila, UUD NRI

27 Sukimo, 2012, Detiayatisasi HutanAdat, Jakarta:Harian Kompas, 30Apnl 2012


28 Laura Nader, dan Harry Todd, dalam Vanis Malad1, 2010, HukumAgraria, lmplementasi Pendaftaran Tanah, Antara Harapan dan Kenyataan,· Yogyakar1a:
Penert>itMahkota Kata, him, 319.
29 George Ritzer, dalam Salim HS, 2012, Rmgkasan Dlserasi: Penyelesain Sengketa Tanah di WI/ayah KontrakKarya PT Newmont Nusa Tenggara (Studl Kasus
antara Masyarakat Desa Labangkar dan Desa Ropang, Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa dengan PT Newmont Nusa Tenggapar), Malang: Program
Doktor llmu Hulrum, FakuHas Hulrum, Universrtas Brawijaya, him. 17.
30 E.M.H Hirsch Ballin, dalam ASS Tambunan, 2002, Politik Hulam Berdasafl(Bn UUD 1945,Jakarta: PenertxtPupons Publishers, him. 9-10.

438
Yanis Maladi, Dominasi Negara Sebagai Sumber Konflik Agraria

Tahun 1945 dan UUPAsebagai pelaksana Pasal 33 dalam Pasal 3 UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang
UUD NRI Tahun 1945dimana ketiga hal ini UUPA dan beberapa Pasal yang menyinggung
mempunyai hubungan yang konsisten secara hutan adat dalam UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang
verncal." Kehutanan seperti Pasal 1 angka 6, Pasal 5, Pasal
Jika memperhatikan ketentuan yang ada, 37, Pasal 67, serta penjelasan Pasal 67.33 Pennen
ternyata tidak dijumpai adanya inkonsistensi Agraria/Kepala BPN No 5 Tahun 1999 tentang
hubungan vertikal Pancasila, UUD NRI tahun 1945 Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat
dan UUPA. Persoalan yang sering kali muncul Masyarakat Hukum Adat, dalam Pasal 2 ayat (2)
adalah karena adanya inkonsistensi kebijakan juga mengakui eksistensi hak ulayat dengan syatat-
pemerintah dalam melaksanakan politik agrarian syarat tertentu, Ke pres Nomor 10 Tahun 2011
nasional yang secara hirarkis tidak mengakar pada tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah di Bidang
ketentuan organiknya, terutama undang-undang Pertanahan, dalam Pasal 2 butir f, menyatakan
sektoral yang cenderung berjalan sendiri-sendiri bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dengan ego-sektoralnya masing-masing.Hal inilah memiliki kewenangan untuk menetapkan dan
yang menjadi sumber utama konflik-konflik agraria menyelasaikan sengketa hak ulayat. Oleh karena
yang penanganannya menjadi sulit bahkan itu, tidak ada ruang sedikitpun bagi yang melanggar
cenderung berkepanjangan karena secara hukum atas penggunaan dan pemanfaatan lahan.
struktural pihak Pemerintah dalam kasus-kasus Teqadinya konflik agraria akhir-akhir ini akan
konflik tertentu justru ikut serta sebagai salah satu mengganggu program refonnasi agraria,terutama
pihak pengawal para investor (swasta) yang program-program yang dicanangkan pemeritah.
membutuhkan pembebasan lahan atau tanah yang Bahkan selama ini, justru banyak pihak yang tidak
luas. mendukung tercapainya tujuan refonnasi agraria.
Persoalan diatas tetap saja akan dialami Menurut Ben White, ketidak berhasilan reformasi
bangsa Indonesia jika Pemerintah tidak agraria di Indonesia adalah karena refonnasi agraria
bersunggug-sunggung mengatasinya dengan baik. tidak disertai dengan pengetahuan yang kompeten
Hal ini dikomentari oleh Franz Magnis Suseno, (para ilmuan, pejabat dan aktivis) serta dukungan
dalam tulisan makalahnya yang mengatakan: penuh dari kesadaran masyarakat.
"Land tenure conflicts involving original in Berikut ini Ben White menulis dan bertanya sebagai
habitants belong to the most difficult problems berikut:34
Indonesia (And other countries) face. The rule • Successful agrarian reform requires a basis of
of law,conceptions of justice.economic and scientific knowledge, public awareness and
political interests,general welfare and the trained personnel at both national and regional
common good,traditional social identity.political level,and a critical mass of such competencies
skill and power: All these elements not only among both 'Scientists' (researchers and
demand attention,but have to be taken into teachers). 'officials' and activists.' Does such a
account in any attempt to achieve an ethically critical mass of knowledge and competence
satisfying solution. n1i exist in indonesia today.and if not.how can it be
achieved?".
Berbagai ketimpangan diatasseharuslanya
dapat dicegah dan/atau dilakukan tindakan hukum Melengkapi pandangan dari Ben White
oleh Pemerintah. Misalnya mengenai hak ulayatdan tersebut dari sudut pandang hukum, mantan Ketua
hutan adatyang secara yuridis diakui dalam Pasal Mahkamah Agung RI, Arifin Tumpa, mengatakan
188 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, Hal ini juga diatur bahwa dalam kegiatan apapun, penegakan hukum

31 Ny AneS Hutagalung,2004,Konsistens,danKore/as,AntaraUUD 1945danUUPA1960. Bandung.JumalAnalis1sSoslalVol.9,No.1Apnl2004, him. 10.


32 Franz Magnis-Soseno SJ, 2005, Land and Resource Tenure.·State Law and Conceptionof JustJCe, Tanah Mas1h di langrt, Penyelesaian Masalah Pengusahaan
Tanah dan KekayaanAlam d1 Indonesia yang Tait KunJUng Tuntas di Era Reformasi, Jakarta· Program Ke')a Sama Yayasan Kemala The Ford Foundation, tim,
807.
33 Sukimo, 2012, DeulayatisasiHutanAdat,Jakarta: Hanan Kompas, JOApnl 2012.
34 Ben White. dalam Noer Fauz,, 2004, PembaharuanAgraria Bul<anlah SekedarPerl<araArgumentas, telapt Perl<ara Kekuasaan,Bandung: JumalAnalis.s Sosial,
Vol. 9 No. I April 20()4, him 140.

439
MMH, Ji/id 41 No. 3 Juli 2012

harus selalu diprioritaskan karena kenyataannya menjadi tegak, harus memiliki sekurang-kurangnya
orang alergi terhadap hukum. Ditambahkan Arifin, empat kaidah penuntun:37
selama 30 tahun tidak ada kredibilitas pengadilan Pertama, hukum harus melindungi segenap
yang patut dibanggakan. Setelah reformasi, orang bangsa dan menjamin keutuhan bangsa dan
berharap banyak karena administrasi pengadilan karenanya tidak diperbolehkan ada hukum-
berada dibawah satu otoritas yaitu MA, namun hukum yang menanam benih disintegrasi.
35
tampaknya tidak ada juga terobosan berarti. Kedua hukum harus mampu menjamin
Banyak kasus-kasus konflik agraria yang keadilan sosial dengan memberikan proteksi
dibawa ke pengadilan tidak memuaskan.Terabainya khusus bagi golongan lemah agar tidak
rasa keadilan bagi kepentingan rakyat disebabkan tereksploitasi dalam persaingan bebas
pengadilan tidak menggunakan perspektif UU melawan golongan yang kuat.ketige, hukivn
Nomor 5 Tahun 1960 ten tang UUPA menjadi payung harus dibangun secara demokratis sekaligus
hukum penyelesaian konflik agraria. Peran membangun demokrasi sejalan dengan
pengadilan sebagai pengawal dan pelaksana nomokrasi (negara hukum). Keempat, hukum
penegakan hukum dalam rangka menyelesaikan tidak boleh diskriminatif berdasarkan ikatan
persoalan-persoalan pokok pertanahan nampaknya primordial apapun dan harus mendorong
tidak mempunyai komitmen yang kuat.Hal ini terjadi terciptanya toleransi beragama berdasarkan
karena penggunaan landasan hukum, terutama kemanusiaan dan keberadaban.
peraturan perundang-undangan, dalam rangka
penyelesaian konflik tidak mengakar pada landasan Sekadar merekonstruksi sejarah kembali,
filosofi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945 dan UUPA lahimya UUPA 1960 merupakan manifestasi dari
1960. nilai-nilai Pancasila yang tercermindalam Pasal 33
Pemerintah mengabaikan ketentuan hukum UUD NRI Tahun 1945 yang dirancang untuk
asli (indigenous people law/unrightten law) milik melakukan revolusi agraria yang bercorak
bangsa Indonesia yang mengakar pada kehidupan kolonialisme. Hal ini ditandai dengan tidak
masyarakat.Kendati pemerintah atas nama negara menghidupkan kembali asas domein verklaring.
memiliki kewenangan dan tanggung jawab atas hak Dengan demikian, negara harus meletakkan dasar-
mengusai negara atas bidang-bidang tanah (Pasal 2 dasar politik yang mengakar pada perlindungan hak-
UUPA) tidak bersifat mutlak, baik dalam hak atas tanah bagi rakyat Indonesia. Hal ini dapat
menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, dilakukan dengan merekomendasi hukum asli
penyediaan dan pemeliharaan bumi dan mengatur (indigenous people law/customary
hubungan hukum alas tanah ada batas-batasnya. lawJyangbertujuan agar politik agraria nasional
Seperti ditulis Franz Magnis dalam makalahnya, 'but mengakar pada cita-cita dan tujuan bersama dalam
the state is bound to the law. Whatever it does,it has suatu landasan filosofi sebagai the general goal of
to do it according to the law . People always can society or general acceptance of the same
challenge the state by addressing the law. Oil Hal ini philosophy of government. 38
terutamapada tanah atau lahan yang sejak semula Salah satu tujuan lahimya UUPA 1960 adalah
memiliki perlindungan hukum yang bersumber pada sebagai salah satu upaya perubahan struktural
hukum bukan buatan negara (non state law) yang penguasaan, pemanfaatan tanah dan perubahan
mengakar pada nilai-nilai luhur Pancasila. Oleh jaminan kepastian hukum penguasaan tanah bagi
karena itu, menurut Moh Mahfud MD, Pancasia rakyat. Seperti ditulis Tuma dalam disertasinya
sebagai paradigma pembangunan hukum terutama berjudul: "Twenty-Six Centuries OfAgrarian Reform;
untuk menjamin hukum itu dipatuhi atau hukum itu A Comparative Analysis",bahwa tujuan reformasi

35 Antin Tumpa, 2012, dalamAchamad ZenUmar Purba, Opln1, PenegakanHukum DlmanaKn ?,Jakarta: Hanan Kompas, 29 Jaooari 2012.
36 Franz Magnis-Suseno SJ, 2005, Land and ReSOIICeTenure:StateLaw and Concept,onof Justice,Tanah Masih di Langi1. Penyelesaian Masalah Peogusahaan
Tanah clan KekayaanAlam di lndones.ia yang Tak Kunjung Tuntas di Era Relormasi, Jakarta: Program Kel)8 Sama Yayasan Kemala The Ford Foondation, him,
807.
37 Moh Mahfud MO, 2011, Membangun PolitilcHukum,MmenegakJcanKoostitusi,Jakarla: PT. Raja Grafindopersada, him.SS.
38 Dalam Prosiding, Sarasehan Nasional, lmplementasi Nilai-nilai PancaSlla clalam Menegaknan Konsbtusi Indonesia, Kerjasama Mahkamah Konstrtusi RI dengan
Universitas Gajah Mada. tanggal2-3 Mel 2011 di Yogyakarta, Jakarta: diterbrtkan Sekertariat Jendral clan Kepanitraan Mahkamah Konsblusl RI, him, 59.
Vanis Ma/adi, Oominasi Negara Sebagai Sumber Konflik Agraria

agraria terdiri dari: tersebut yakni dengan tidak menghidupkan kembali


"On the basis of this scheme agrarian reform asas domein verklaring dan negara harus
maybe defined as a rapid improvement in one meletakkan dasar-dasar politik agraria yang
or more of the sectors of the agrarian mengakar pada perlindungan hak-hak atas tanah
structure. This definition subsumes both the bagi rakyat Indonesia dengan menjadikan
historical conception of land reform and the Pancasila, UUD NRI Tahun 1945 dan UUPAsebagi
modem on of agrarian reform. Thus agraria kaidah penuntun hukum yang menjadi dasar dan
reform will consist of two general areas of tujuan setiap hukum. Perlu juga merekomendasi
reform: Land tenure reform and land operation hukum asli bangsa Indonesia (indigenous people
reform. n39 Jaw/customary law) secara dinamis, agar politik
Kelanjutan dari perubahan dan perombakan agraria nasional tetap mengakar pada cita-cita dan
struktur ketimpangan agraria adalah menata tujuan bersama seluruh rakyat Indonesia.
kembali sistem kolonialisme dan feodalisme
menjadi struktur yang lebih berkeadilan dengan Saran
melakukan perubahan mendasar terhadap hukum Agar politik hukum agraria nasional dapat
tanah nasional. Salah satu pencerminan perubahan memberikan perlindungan hukum terhadap tanah-
mendasar itu terlihat pada prinsip kerakyatan yang tanah hak-milik rakyat dari berbagai gangguan,
dicantumkan pada konsideran 'berpendapat' UUPA disarankan agar implementasi UUPA 1960 sebagai
yang dalam implementasinya harus mewujudkan undang-undang organik dibidang keagrariaan
penjelmaan kelima butir-butir Pancasila.Menurut seperti diamanatkan oleh konstitusi (Pasal 33 UUD
Achmad Ya'kub, bahwa jiwa dan semangat UUPA NRI Tahun 1945), dapatdijalankan secara maksimal
1960 sangat tegas ingin menghentikan agar pembangunan di bidang keagrariaan
ketidakadilan struktural dalam rangka memenuhi harapan dan keinginan rakyat petani
mempersiapkan prakondisi sosial untuk seluruh lndonesia.Disarankan juga agarsemua
membangun kemakmuran, kebahagiaan dan peraturan yang ada dibawah UUPA 1960,terutama
keadilan bagi negara, termasuk rakyat tani, melalui undang-undang sektoral dan peraturan lainnya
pembaharuan agraria dalam rangka penuntasan secara berjenjang tunduk dan sejalan dengan
revolusi nasional." aturan diatasnya yang mengakar pada landasan
filosofi/ideal Pancasia dan UUD NRI Tahun 1945.
C. Simpulan
Dalam peraturan yang ada, mulai dari landasan DAFTAR PUSTAKA
filosofi, UUD NRI Tahun 1945 dan Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria (UUPA) sebagai ketentuan Achmad, Sodiki dan Maladi, Yanis, 2009, Politik
organik, tidak dijumpai adanya inkonsistensi Hukum Agraria, Yogyakarta: Penerbit
hubungan vertikal. Persoalan yang sering muncul Mahkota kata.
lebih disebabkan karena adanya kebijakan Althusser, Louis, 1971, Lenin and Philosophy and
pemerintah dalam melaksanakan politik agraria Other Essay, diterjemahkan oleh Ben
secara hirarkis yang tidak konsisten, tidak mengakar Brewster, New York and London: Monthly
pada landasan filosofinya, peraturan dasar, dan Review Press.
ketentuan organiknya.Hal ini dapat dilihat, terutama Cotterrell, Roger, 1984, "The Sociology of Law: An
dalam undang-undang sektoral yang cenderung Introduction", London: Butterworth & Co.
berjalan sendiri-sendiri. Hal inilah yang menjadi Publishers Ltd.
sumber utama konflik-konflik agraria yang Fauzi, Noer, 2004, Pembaharuan Agraria Bukanlah
penanganannya menjadi sulit bahkan cenderung Sekedar Perkara Argumentasi tetapi
berkepanjangan. Perkara Kekuasaan, Bandung: Jurnal
Cara terbaik untuk mengakhiri konflik agrarian Analisis Sosial, Vol. 9 No.1 April 2004.

39 Tuma, dalam Sediono MP Tjondronegoro dan Gunawan W1rad1, 2004, Menelusuri Pengertian /slilah *Agraria*, Bandung:Jumal Analis1s Sosial, Vol. 9 No.1 April
2004,hlm,5.
40 Achmad Ya'kub, 2004, 'Agenda Neol1berar. Menyusup melalu1 kebijakan agraria di Indonesia, dalam Pembaharuan Agrana, Antara Negara dan Pasar,
Bandung: JurnalAnalisis Sosial, vol 9. No. 1 April 2004, him, 50.

441
MMH, Jllid 41 No. 3 Juli 2012

Harsono, Boedi, 2005, Hukum Agraria Indonesia, Mahkamah Konstitusi RI dengan


Sejarah Pembentukan Undang-Undang Universitas Gajah Mada, tanggal 2-3 Mei
Pokok Agraria Indonesia, lsi dan 2011 di Yogyakarta, Jakarta: diterbitkan
Pelaksnaannya, Jakarta: Penerbit Sekertariat Jendral dan Kepanitraan
Djambatan. Mahkamah Konstitusi RI.
HS, Salim, 2012, Diserasi: Penyelesain Sengketa Subadi, 2008, Disertasi, Hak Menguasai o/eh
Tanah di Wi/ayah Kontrak Karya PT Negara Atas tanah Untuk Sebesar
Newmont Nusa Tenggara (Studi Kasus Besarnya Kemakmuran Rakyat, Program
antara Masyarakat Desa Labangkar dan Studi llmu Hukum KekhususanAgraria;
Desa Ropang, Kecamatan Ropang, Program Doktor Pascasarjana llmu
Kabupaten Sumbawa dengan PT Hukum Universitas Brawijaya.
Newmont Nusa Tenggapar) Program Tambunan, ASS, 2002, n Politik Hukum Berdasarkan
Doktor llmu Hukum, Fakultas Hukum, UUD 1945, n Jakarta: Penerbit Puporis
Universitas Brawijaya Publishers.
Hutagalung, Arie S., 2004, Konsistensi dan Korelasi Tjondronegoro, MP Sediono dan Wiradi Gunawan,
Antara UUD 1945 dan UUPA 1960, 2004, Menelusuri Pengertian lstilah
Bandung: Jumal Analisis Sosial Vol. 9, No. "Agrarian, Bandung: Jumal Analisis Sosial,
1 April 2004. Vol. 9 No.1 April 2004.
Kelsen, Hans, 1976, The Pure Theory of Law, Tjondronegoro, MP Sediono dan Wiradi Gunawan,
(terjemahan Max Knight), California: 2010, "Hukum Agraria, lmplementasi
University of California Press. Pendaftaran Tanah, Antara Harapan dan
Magnis-Suseno SJ Franz, 2005, Land and Resource Kenyataan, "Yoqyakarta: Penerbit
Tenure: State Law and Conception of Mahkota Kata.
Justice, Tanah Masih di Langit, Tjondronegoro, MP Sediono dan Wiradi Gunawan,
Penyelesaian Masalah Pengusahaan 2012, Reforma Agraria Berparadikman
Tanah dan Kekayaan Alam di Indonesia Peancasila dalam Penataan Kembali
yang Tak Kunjung Tuntas di Era Politik Agraria Nasional, Bagian Hukum
Reformasi, Jakarta: Program Kerja Sama dan Masyarakat, Fakultas Hukum
Yayasan Kemala The Ford Foundation. Universitas Mataram.
Maladi, Yanis, 2009, Antara Hukum Adat dan
Penciptaan Hukum oleh Hakim (judge Harian Kompas:
made law), Yogyakarta: Penerbit Mahkota Arsyad ldham, Konflik Agraria soal Struktural, Akar
Kata. Masalah Tidak Pernah Terselesaikan,
Maladi, Vanis, 2012, Reforma Agraria Harian Kompas, 26April 2011
Berparadikman Peancasila da/am Imam B Prasodjo, Potensi Konflik: Selesaikan
Penataan Kembali Politik Agraria Persoalan Struktural Masyarakat, Harian
Nasional, Mataram: Bagian Hukum dan Kompas, 30 Januari 2012.
Masyarakat, Fakultas Hukum Universitas Khaerudin, Waspadai Upaya Ubralisme Agraria,
Mataram. Jakarta: Harian Kompas, 14 Januari 2012.
MD, Mahfud Moh, 2011, Membangun Politik Hukum, Nurdin lwan, UUPA Tidak Dijalankan, Harian
Menegakan Konstitusi, Jakarta: PT Raja Kompas, 12 Januari 2012.
Grafindo, cetakan ke- 2. Setiawan Usep, dalam Khaerudin, Waspadai Upaya
Nader.laura dan Todd.Harry, 1978, The Disputing Libralisasi Agraria, Harian Kompas, 14
Process: Law in Ten Societies,New York: Januari 2012.
Colombia University Press. Sukimo, Deulayatisasi Hutan Adat, Harian Kompas,
Nurjaya, I Nyoman, 2006, Pengelolaan Sumber 30April 2012
Daya Alam dalam Perspektif Antropologi Tumpa Arifin, dalam Achamad Zen Umar Purba,
Hukum,Malang: Penerbit IKIP Malang. Opini, Penegakan Hukum Dimana
Prosiding, Sarasehan Nasional, 2011, lmplementasi Kini?,Jakarta: Harian Kompas, 29 Januari
Nilai-nilai Pancasila da/am Menegaknan 2012
Konstitusi Indonesia, Kerjasama WinotoJoyo,Selama 50 Tahun Tak Ada Produk

442

Anda mungkin juga menyukai