Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini perkembangan teknologi berpengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupan, salah satunya dalam dunia hukum dan peradilan yang mengharuskan
adanya pelayanan administrasi perkara di pengadilan yang efektif dan efisien.
Dengan disahkannya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 tahun 2018, hal ini
menjadi tonggak awal dalam revolusi administrasi perkara di pengadilan.
Peraturan Mahkamah Agung ini juga merupakan pondasi dari implementasi
aplikasi e-Court di dunia peradilan Indonesia. e-Court adalah aplikasi yang
memungkinkan para pencari keadilan dapat melakukan pendaftaran perkara
perdata (untuk saat ini) baik itu gugatan maupun permohonan secara online,
melakukan pembayaran panjar biaya perkara tanpa harus datang ke pengadilan.
Manfaat lainnya dari penggunaan e-court adalah mampu mengurangi
kontak langsung antara petugas peradilan dengan para pencari keadilan sehingga
diharapkan akan mampu mengurangi penyimpangan dan pelanggaran yang
dilakukan oleh petugas peradilan. Selain itu panggilan secara elektronik tidak
memerlukan biaya, maka akan berdampak pada biaya perkara menjadi semakin
ringan. Dengan demikian, sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang
menyebutkan bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya
ringan.
Pengadilan Negeri Ternate merupakan lingkungan Peradilan Umum di
bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai pelaksana kekuasaan
kehakiman untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan di wilayah hukum Kota Ternate dan Kabupaten Halmahera Barat.
Berdasarkan pengamatan penulis selama penugasan, terdapat beberapa
permasalahan ecourt pada Pengadilan Negeri Ternate, antara lain :
- belum adanya media informasi dan helpdesk ecourt melalui media sosial;
- masih rendahnya pemahaman ecourt oleh masyarakat;
- belum optimalnya penggunaan ecourt oleh masyarakat dan advokat.

1
Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, penulis membuat laporan
aktualisasi ini dengan judul “Pemanfaatan Facebook sebagai Media Informasi
dan Helpdesk E-court pada Pengadilan Negeri Ternate”.

1.2 Tujuan
Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, tujuan dari adanya kegiatan
aktualisasi ini adalah
1. Terdapatnya media informasi dan helpdesk ecourt melalui media social pada
Pengadilan Negeri Ternate;
2. Meningkatnya pemahaman ecourt oleh masyarakat;
3. Meningkatnya penggunaan ecourt oleh masyarakat dan advokat.

1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan Laporan Aktualisasi/Habituasi adalah
- Bagi individu, peserta diklat dapat menambah wawasan dan kemampuan
berpikir terkait permasalahan ecourt dan solusinya pada Pengadilan Negeri
Ternate; Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terdiri dari
akuntabilitas¸ nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
dalam tugas pokok dan fungsi pekerjaan.
- Bagi organisasi, sebagai bahan masukan dan saran dalam pelaksanaan ecourt
Pengadilan Negeri Ternate, serta mengedukasi ecourt kepada masyarakat luas
di wilayah hukum Pengadilan Negeri Ternate.
- Bagi masyarakat, terdapatnya media layanan informasi dan helpdesk terkait
ecourt yang lebih terjangkau, murah, dan mudah.

1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi


Adapun ruang lingkup dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini
dilakukan di Pengadilan Negeri Ternate bagian Kepaniteraan Perdata yang
berkaitan dengan e-court.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, NILAI-NILAI DASAR PNS,
PERAN DAN KEDUDUKAN ASN

2.1 Gambaran Umum Pengadilan Negeri Ternate


2.1.1 Profil Organisasi
Pengadilan Negeri Ternate adalah Pengadilan Kelas I B yang
beralamat di Jalan Gelora Kie Raha, Kelurahan Stadion, Kecamatan
Ternate Tengah, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Indonesia.
Pengadilan Negeri Ternate merupakan lingkungan peradilan umum
tingkat pertama di bawah Pengadilan Tinggi Maluku Utara di Sofifi yang
menjadi kawal depan (Voorj post) Mahkamah Agung Republik
Indonesia, sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan.
Pengadilan Negeri Ternate sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, bertugas
dan berwenang menerima, memeriksa, memutus perkara yang masuk di
tingkat pertama.

2.1.2 Visi dan Misi


Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan
cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan organisasi. Pengadilan Negeri
Ternate memiliki visi yaitu:
“Terwujudnya Peradilan Yang Agung Di Pengadilan Negeri Ternate”
Kemudian untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri Ternate
memiliki misi sebagai berikut :
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Ternate.
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri Ternate.
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Negeri
Ternate.

3
2.1.3 Tujuan dan Sasaran Strategis
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, Pengadilan Negeri Ternate
memiliki tujuan yang telah ditetapkan, yakni:
1. Terciptanya azas Peradilan yang murah, mudah dan cepat.
2. Terciptanya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan dan
jasa pelayanan hukum bagi masyarakat yang membutuhkan.
3. Terciptanya pemenuhan, perlindungan dan penegakan hukum yang
tegas dengan skala prioritas penyalahgunaan psikotropika maupun
kejahatan yang merusak masyarakat.
4. Terciptanya budaya hukum dan profesionalisme dikalangan aparatur
penegak hukum dalam rangka penegakan, pelayanan, penghormatan,
pemenuhan dan perlindungan hukum.
5. Tersedianya/terpenuhinya infrastruktur dan suprastruktur guna
penunjang pelaksanaan penegakan hukum yang berpihak kepada
rakyat.
Kemudian sasaran yang ditetapkan oleh Pengadilan Negeri Ternate
antara lain :
1. Terwujudnya kemampuan pelayanan Pengadilan agar lebih baik.
2. Terwujudnya akuntabilitas dan transparansi dalam Pengadilan.
3. Terwujudnya kualitas dan pelayanan SDM Pengadilan kepada para
pencari keadilan.
4. Terwujudnya penanganan perkara yang cepat, murah, adil dan
transparan.

4
2.1.4 Struktur Organisasi dan Tupoksi Jabatan
Gambar 2.1
Struktur Organisasi PN Ternate

Sumber : Kantor Pengadilan Negeri Ternate

Berdasarkan struktur organisasi diatas dan selama penugasan di


Pengadilan Negeri Ternate, penulis ditempatkan di Bagian
Kesekretariatan, Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana.
Tugas Pokok dan Fungsi penulis antara lain :
a. Menyiapkan absen hadir dan pulang
b. Menyiapkan absen apel dan absen kegiatan
c. Membuat surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala
d. Membuat usulan kenaikan pangkat
e. Membuat usulan mutasi/promosi jabatan
f. Membuat surat permohonan dan pemberian cuti
g. Melakukan rekapitulasi absen fingerscan dan manual dan menginput
ke dalam aplikasi Komdanas
h. Melakukan penginputan dan pemutakhiran data SIKEP

5
i. Menyusun laporan bulanan dan tahunan sub bagian kepegawaian dan
organisasi tata laksana
j. Membuat urutan kepangkatan dan besetting

2.2 Nilai-Nilai Dasar ANEKA


A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan
bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);

6
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan
akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak disengaja tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
b. Jujur: sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
d. Netral: Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau
kelompok
f. Adil: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
g. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
h. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
i. Partisipatif: semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya
monopoli oleh sebagian orang

7
j. Legal: adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggungjawabkan.

B. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap
pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu
dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme.
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia,
diharapkan seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai
Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat
Bhineka Tunggal Ika sebagai ruhnya.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN
adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat
dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam
menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana
yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk
aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan

8
jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan publik seorang ASN
dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki
integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik
perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam
kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-
nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.

C. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik
atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan
pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-
dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;

9
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.

D. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar
yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa
proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa
juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah
satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya
empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah

10
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;

11
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
5. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa
mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui
harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi,
dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa
melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech
memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk,
proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut
memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu
dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini
masih banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.

E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
(Widita, 2015).
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil

12
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu
sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani
tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan
kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan

13
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan
tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan
tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal
yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

14
2.3 Peran dan Kedudukan ASN
A. Whole Of Goverment
WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena
berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-
Government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance)
yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi
IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan
masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan
responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara
lain adalah:
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), efisien dan efektif;
b. Hemat anggaran dan tepat waktu;
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan
korupsi akan banyak berkurang;
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan
tingkat kesalahan berkurang;
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga
kepuasan publik juga meningkat.

B. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau
dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam
masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan

15
saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan.
Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang
dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan
yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang
diperlukan orang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah
aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan
pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau
lembaga perusahaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan
publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual
beli barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu
gangguan kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah
manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka
miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan
pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum;
kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan;
akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompokrentan;
ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun
tujuan dari pelayanan public adalah sebagai berikut:

16
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak
sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

C. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil
adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai
negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut dengan
sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan
wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecacatan.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan
dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan;
pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian;
jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

17
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI

3.1 Melapor dan Konsultasi Rancangan Aktualisasi kepada Ketua Pengadilan


Negeri Ternate
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Melapor dan Konsultasi
Rancangan Aktualisasi
1.1 Datang ke kantor 1.1 Scan absen manual dan
1. kepada Ketua tepat waktu rekapitulasi fingerprint
Pengadilan Negeri
Ternate
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Datang ke kantor tepat waktu agar bisa bekerja secara efektif dan efisien (komitmen
mutu) serta meningkatkan kedisiplinan (akuntabilitas, anti korupsi)

18
1.1 Scan absensi manual

19
1.1 Scan rekapitulasi absensi fingerprint

20
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

1.2 Foto absensi


1.2 Mengisi daftar
fingerprint dan
hadir
manual
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Dalam mengisi daftar hadir, dilakukan dengan jujur dan konsisten (anti korupsi,
akuntabilitas) dan sebagai bagian dari tanggung jawab (akuntabilitas) di kantor. Hal ini
juga mencerminkan sikap disiplin (etika publik, nasionalisme)

1.2 Foto absensi fingerprint

1.2 Foto absensi manual

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

21
1.3 Mengikuti apel 1.3 Foto dan scan
pagi daftar hadir apel

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Mengikuti apel, dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan konsisten (akuntabilitas),
serta dilakukan untuk menanamkan sikap disiplin (etika publik, anti korupsi,
nasionalisme)

1.3 Foto mengikuti apel pagi

22
1.3 Scan daftar hadir apel

23
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

1.4 Melapor dan


konsultasi kepada
1.4 Foto
Ketua Pengadilan
terkait rancangan
aktualisasi
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Saya mengetuk pintu dan memberi salam kepada pimpinan (etika public). Melapor
kepada Ketua Pengadilan mencerminkan dan menanamkan sikap saling koordinasi
(WoG) di lingkungan kantor yang dilakukan dengan sikap hormat dan sopan santun
(etika public). Menjelaskan dan menyampaikan maksud dan tujuan dengan sopan santun
(etika public) dan tutur kata yang baik serta menjelaskan rancangan aktualisasi sebagai
bentuk tanggung jawab (Akuntabilitas, Nasionalisme) dan melaporkan hasil kegiatan
dengan jujur (nasionalisme dan anti korupsi).

1.4 Foto melapor dan konsultasi kepada Ketua Pengadilan

24
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

1.5 Mendengar
arahan dari 1.5 Foto dan scan
Pimpinan serta surat pernyataan
pernyataan dukungan latsar dari
dukungan terhadap pimpinan
rancangan
aktualisasi
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Saya mendengar arahan yang disampaikan oleh pimpinan dengan penuh perhatian, agar
kegiatan berjalan efektif dan efisien (komitmen mutu) serta penyelarasan ide atau
gagasan bersama pimpinan yang dilakukan dengan penuh rasa hormat dan sopan, sebagai
wujud dari nilai WoG, akuntabilitas, etika public. Kemudian meminta dukungan kepada
Pimpinan terkait kegiatan aktualisasi sebagai wujud koordinasi (WoG) yang dilakukan
agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien (komitmen mutu).

1.5 Foto mendengar arahan dan dukungan dari Pimpinan

25
1.5 Scan Surat Pernyataan Dukungan Latsar dari Pimpinan

26
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

1.6 Berpamitan
dengan Ketua 1.6 Foto
Pengadilan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Berpamitan dengan pimpinan dengan menggunakan bahasa yang sopan dan santun (etika
public), serta berjabat tangan dengan pimpinan sebagai wujud dimulainya kerjasama
(nasionalisme) dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi yang dilakukan dengan penuh
tanggung jawab dan disiplin (akuntabilitas, anti korupsi)

1.6 Foto berpamitan dengan Pimpinan

ANALISIS DAMPAK

27
 Datang tepat waktu dikantor bila tidak dilandasi dengan nilai komitmen mutu (efektif
dan efisien) dan antikorupsi (disiplin), maka rancangan aktualisasi serta pekerjaan
kantor tidak dapat diselesaikan secara efektif dan efisien karena tidak ada kedisiplinan
diri.
 Dalam mengisi daftar hadir kehadiran dan daftar hadir apel apabila tidak ditunjang
dengan nilai antikorupsi (kejujuran) dan akuntabilitas (tanggung jawab), maka tidak
sesuai dengan kode etik PNS yang menjunjung tinggi nilai kejujuran dan tanggung
jawab.
 Melapor, konsultasi, mendengar arahan dan berpamitan dengan Ketua Pengadilan
apabila tidak dilandasi dengan nilai-nilai etika public (sopan santun), akuntabilitas
(tanggung jawab), komitmen mutu (efektif) maka pelaksanaan rancangan aktualisasi di
Kantor Pengadilan tidak dapat berjalan dengan lancar karena tidak adanya komunikasi,
koordinasi dan kerjasama serta dukungan formil dan moril dari Ketua Pengadilan.

28
3.2 Melakukan Konsultasi dengan Panitera terkait Rancangan Aktualisasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

Melakukan Konsultasi
2.1 Melapor dan
2. dengan Panitera terkait konsultasi kepada 2.1 Foto
Rancangan Aktualisasi Panitera

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Melapor dan koordinasi dengan Panitera menanamkan sikap saling koordinasi (WoG) di
lingkungan kantor yang dilakukan dengan sikap hormat dan sopan santun (etika public).
Menjelaskan dan menyampaikan maksud dan tujuan terkait pelaksanaan rancangan
aktualisasi dengan sopan dan tutur kata yang baik (etika public). Hal ini dilakukan
sebagai bentuk tanggung jawab saya sebagai peserta latsar, (Akuntabilitas) agar
aktualisasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien (komitmen mutu).

2.1 Foto konsultasi dengan Panitera

29
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

2.2 Mendengar arahan


dari Panitera serta 2.2 Foto dan scan surat
pernyataan dukungan pernyataan dukungan latsar
terhadap rancangan dari Panitera
aktualisasi

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Mendengar arahan yang disampaikan oleh Panitera dengan penuh perhatian, agar kegiatan
berjalan efektif dan efisien (komitmen mutu) dan saya juga mencatat hal-hal penting yang
disampaikan oleh Panitera dengan penuh tanggung jawab, serta penyelarasan ide atau
gagasan bersama pimpinan yang dilakukan dengan penuh rasa hormat dan sopan, sebagai
wujud dari nilai WoG, akuntabilitas, etika public

2.2 Foto mendengar arahan dari Panitera

30
2.2 Scan Surat Pernyataan Dukungan Latsar dari Panitera

31
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

2.3 Berpamitan dengan


2.3 Foto
Panitera

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Berpamitan dengan Panitera dengan menggunakan bahasa yang sopan dan santun (etika
public), serta berjabat tangan dengan sebagai wujud dimulainya kerjasama
(nasionalisme) dan bentuk dukungan pelaksanaan rancangan aktualisasi yang dilakukan
dengan penuh tanggung jawab dan disiplin (akuntabilitas, anti korupsi)

2.3 Foto berpamitan dengan Panitera

ANALISIS DAMPAK
 Melapor, konsultasi, mendengar arahan dan berpamitan dengan Panitera apabila tidak
dilandasi dengan nilai-nilai etika public (sopan santun), akuntabilitas (tanggung
jawab), komitmen mutu (efektif dan efisien) dan antikorupsi (disiplin) maka
pelaksanaan rancangan aktualisasi di Kantor Pengadilan pada umumnya dan bagian
kepaniteraan pada khususnya tidak dapat berjalan dengan lancar karena tidak adanya
komunikasi, koordinasi dan kerjasama serta dukungan formil dan moril dari Panitera
Pengadilan.

32
3.3 Melakukan Rapat Penunjukan Admin Facebook

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

Melakukan Rapat
3.1 Mengetik dan
3. Penunjukan Admin 3.1 Foto dan scan undangan
mencetak undangan rapat
rapat
Facebook penunjukan admin

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Mengetik dan mencetak undangan rapat penunjukan admin, saya melakukanya dengan
penuh tanggung jawab dan tidak menunda waktu (akuntabilitas, anti korupsi) serta
dilakukan secara teliti, cermat dan rapi (komitmen mutu) serta sesuai dengan arahan
dari pimpinan (WoG)

3.1 Foto mengetik undangan rapat penunjukan admin

33
3.1 Scan undangan rapat penunjukan admin

34
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

3.2 Mengetik dan


3.2 Foto dan scan daftar
mencetak daftar hadir
hadir
rapat
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Mengetik dan mencetak daftar hadir, saya melakukanya dengan penuh tanggung jawab
dan tidak menunda waktu (akuntabilitas, anti korupsi) serta dilakukan secara teliti agar
efisien dalam penggunaan kertas (komitmen mutu) serta sesuai dengan arahan dari
pimpinan (WoG)

3.2 Foto mengetik daftar hadir rapat

35
3.2 Scan daftar hadir rapat

36
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

3.3 Menyiapkan ruangan


dan sarana prasarana
3.3 Foto
yang digunakan saat
rapat
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Saya menyiapkan ruangan dan sarana prasarana dengan penuh tanggung jawab dan tidak
menunda waktu (akuntabilitas dan anti korupsi) serta melakukan penataan agar rapat
berjalan secara efektif dan efisien (komitmen mutu) serta menjalankan tugas dengan baik
(etika public)

3.3 Foto menyiapkan ruangan rapat

37
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

3.4 Membuat notulensi


3.4 Scan notulensi rapat
rapat
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Mencatat notulensi rapat dengan penuh tanggung jawab, cermat dan teliti (akuntabilitas,
etika publik) agar terjadi kesepakatan bersama dalam penunjukan admin layanan
helpdesk (WoG) yang dilakukan secara efektif dan efisien (komitmen mutu)

3.4 Scan notulensi rapat

38
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

3.5 Mengetik dan


mencetak Surat 3.5 Foto dan scan Surat
Keputusan (SK) Keputusan (SK)
penunjukan admin
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Mengetik dan mencetak SK hasil kesepakatan bersama saat rapat (WoG), saya
melakukanya dengan penuh tanggung jawab, tidak menunda waktu (akuntabilitas, anti
korupsi) serta sesuai dengan arahan dari pimpinan (WoG). Kemudian SK hasil
musyawarah (nasionalisme) tersebut diberikan kepada Pimpinan untuk ditandatangani
dengan penuh rasa hormat dan sopan (etika publik) agar kegiatan aktualisasi dapat
berjalan secara efektif dan efisien (komitmen mutu)

3.5 Foto mengetik Surat Keputusan (SK)

39
3.5 Scan Surat Keputusan (SK)

40
41
42
ANALISIS DAMPAK
 Dalam mengetik dan mencetak undangan, daftar hadir, notulensi rapat serta pembuatan
Surat Keputusan (SK) Penunjukan Admin bila tidak dilandasi dengan nilai antikorupsi
(disiplin waktu) akan berdampak pada menambahnya beban pekerjaan yang harus
diselesaikan. Kemudian apabila tidak dilandasi dengan nilai komitmen mutu (cermat
dan teliti) dalam mencetak dokumen undangan rapat, daftar hadir, notulensi rapat dan
Surat Keputusan (SK) akan berdampak inefisiensi dalam penggunaan kertas.
 Dalam menyiapakan ruangan dan sarana prasarana yang digunakan rapat bila tidak
dilandasi dengan nilai akuntabilitas (tanggung jawab), antikorupsi (disiplin waktu),
komitmen mutu (efektif dan efisien) akan berdampak pada kelancaran kegiatan yang
sudah direncanakan, tertundanya kegiatan serta menambah beban pekerjaan.

43
3.4 Merancang Editorial dan Media Penyampaian Informasi e-Court

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

Merancang editorial dan


4.1 Membuat facebook 4.1 Foto, printscreen,
4. media penyampaian Pengadilan Negeri
screenshoot
informasi e-court Ternate

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Membuat facebook sebagai wujud inovasi (komitmen mutu) layanan informasi dan
helpdesk ecourt agar lebih efektif dan efisien (komitmen mutu) yang dilakukan dengan
penuh tanggung jawab, dan cermat (akuntabilitas, etika public). Sebagai bentuk
kepedulian Pengadilan terhadap masyarakat dalam mengakses informasi secara
transparan dan sederhana (akuntabilitas, anti korupsi).

4.1 Foto membuat facebook Pengadilan Negeri Ternate

44
4.1 Printscreen laman pendaftaran facebook

4.1 Screenshoot bio akun Facebook Pengadilan Negeri Ternate

45
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

4.2 Mengumpulkan
bahan, membuat dan
4.2 Foto dan printscreen
merancang informasi
terkait e-court

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Mengumpulkan bahan dan data secara mandiri dan dengan penuh tanggung jawab,
cermat (anti korupsi, akuntabilitas, etika public) guna mendapatkan data dan informasi
yang bermutu (komitmen mutu).

4.2 Foto mengumpulkan bahan data dan informasi

4.2 Printscreen membuat dan merancang informasi e-Court

46
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

4.3 Mempublikasikan
informasi yang telah 4.3 Printscreen
dibuat ke facebook
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Melakukan publikasi layanan informasi ecourt secara konsisten dan disiplin
(akuntabilitas, anti korupsi), dengan gaya bahasa yang baik dan sopan (etika public).
Informasi ecourt yang dipublikasikan dapat dipercaya (nasionalisme) dan selalu
meningkatkan mutu layanan (komitmen mutu).

4.3 Printscreen publikasi informasi

47
ANALISIS DAMPAK
 Dalam membuat facebook Pengadilan Negeri Ternate bila tidak dilandasi dengan nilai
akuntabilitas, antikorupsi dan komitmen mutu (tanggung jawab, disiplin waktu,
inovatif, efektif dan efisien) akan mengakibatkan tertundanya pembuatan facebook
serta tidak adanya inovasi dalam memberikan akses informasi yang cepat dan
transparan kepada masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat di wilayah hukum
Pengadilan Negeri Ternate pada khususnya.
 Mengumpulkan bahan, membuat dan merancang informasi terkait ecourt bila tidak
dilandasi dengan nilai antikorupsi, akuntabilitas, dan komitmen mutu (disiplin waktu,
tanggung jawab dan kualitas informasi), tidak akan mendapatkan data dan informasi
yang actual, menarik dan berkualitas.
 Melakukan publikasi informasi ecourt bila tidak dilandasi dengan nilai akuntabilitas
dan antikorupsi (konsisten dan disiplin), berdampak pada minimnya informasi oleh
masyarakat mengenai ecourt. Kemudian dalam melakukan publikasi bila tidak
dilandasi dengan nilai etika public dan komitmen mutu (bahasa yang sopan dan
kualitas informasi), akan menyebabkan ketidakpercayaan dari masyarakat mengenai
informasi yang telah di posting ke facebook Pengadilan Negeri Ternate.

48
3.5 Melakukan Monitoring Layanan Informasi dan Helpdesk e-Court

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

Melakukan Monitoring 5.1 Mengidentifikasi,


5. Layanan Informasi dan menganalisa pertanyaan 5.1 Foto dan printscreen
dan keluhan dari
Helpdesk Ecourt masyarakat terkait ecourt

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Melakukan identifikasi pertanyaan dan keluhan dengan cermat (komitmen mutu),
dilakukan secara konsisten (akuntabilitas) dan disiplin (anti korupsi)

49

Anda mungkin juga menyukai