Anda di halaman 1dari 13

KEBIASAAN OLAH RAGA BERPENGARUH TERHADAP

TINGKAT STRESS MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES


JAKARTA III

Ricca Andalasari, Abdurahman Berbudi BL


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
ricca.md@gmail.com

ABSTRACT
Health is somethingthat everyone needs, but with a solid activity we sometimes forget to
maintain health, and more often ignore it. To maintain health we must do exercise, good
exercise will increase endorphin hormone, and decrease cortisol, which affects a person's
stress level, good exercise habits will decrease a person's stress level. The purpose of this
study is to determine the relationship of exercise habits to stress levels of the students
Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Sampling Method using purposive random sampling, and
the design study used is crossectional design. There were 100 students participated in tjis
study. The results of this study found that exercise habits of stress levels have a high
relationship, and significant influence where obtained p value <0.05. This shows that good
sports habits affect the level of stress in students Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

Keywords: Sports Habits, Sex, Stress

ABSTRAK
Kesehatan merupakan sesuatu yang dibutuhkan setiap orang, namun dengan aktivitas yang
padat terkadang kita lupa dalam menjaga kesehatan, dan lebih sering mengabaikannya.
Untuk menjaga kesehatan kita harus berolahraga, olahraga yang baik akan meningkatkan
hormone endorfin, dan menurunkan kortisol, dimana hal ini berdampak pada tingkat stress
seseorang, kebiasaan olahraga yang baik akan menurunkan tingkat stress seseorang. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan olahraga terhadap tingkat
stress pada mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Proses pengambilan sampel adalah
menggunakan purposive sampling, dan desain penelitian yang digunakan adalah
crossectional. 100 orang berpartisipasi pada penelitian ini. Hasil penelitian ini didapatkan
bahwa kebiasaan olahraga terhadap tingkat stress mempunyai hubungan yang tinggi, dan
pengaruh yang signifikan dimana didapatkan nilai p<0.05. hal ini menunjukkan bahwa
kebiasaan olahraga yang baik berrpengaruh terhadap tingkat stress pada mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

Kata Kunci : Kebiasaan Olahraga, Jenis Kelamin, Stres

PENDAHULUAN terkadang kita lupa dalam menjaga


Kesehatan merupakan dambaan setiap kesehatan, dan lebih sering
orang yang tidak bisa diukur dengan uang, mengabaikannya. Cara menjalankan pola
namun dengan aktivitas yang padat hidup sehat sebenarnya mudah, sederhana
Ricca A dan Abdurahman B, Kebiasaan Olah Raga Berpengaruh terhadap Tingkat 180
Stress Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III

dan membutuhkan waktu sebentar setiap Olahraga yang baik yaitu kegiatan
harinya untuk dilakukan. Kita sebagai olahraga yang dilakukan dengan intensitas
manusia hanya perlu memperhatikan hal- secara teratur dan berkelanjutan.
hal kecil setiap harinya dan jika diperlukan Sedangkan submaksimal yang dimaksud
kita dapat merubahnya supaya lebih yaitu tidak ada forcing kemampuan
bermanfaat bagi kesehatan tubuh.Memiliki individu melebih batas kemampuannya
badan sehat tidak hanya tubuh saja, tetapi tersebut baik dalam beban maupun
jiwa. Sehat sebenarnya tidak harus selalu intensitasnya. Tidak hanya terpusat pada
mengeluarkan biaya yang besar. Namun kesehatan jasmani, olahraga untuk
faktanya, banyak orang rela mengeluarkan kesehatan ini juga baik manfaatnya bagi
biaya besar untuk menjaga penampilan dan kesehatan rohani serta kehidupan sosial
kesehatan tubuhnya. Olahraga salah individu tersebut karena selain aman,
satunya untuk menjaga kesehatan (Raiola mudah dan murah, olahraga ini dapat
G et al., 2014) dilakukan kapanpun dan dimanapun secara
massal (Kenari, M.A. 2014).
Olahraga telah lama sudah menjadi
kebutuhan bagi masyarakat secara luas. Berdasarkan data yang didapat dari
Terbukti dengan bertumbuhnya pusat (Riskesdas 2013) diketahui Proporsi
kesehatan dan olahraga serta dipenuhinya penduduk yang melakukan aktivitas fisik
ruang-ruang publik pada hari libur oleh “aktif” dan “kurang aktif”. Proporsi
masyarakat yang ingin berolahraga agar aktivitas fisik yang tergolong kurang aktif
jiwa dan raganya sehat. Hal ini secara umum adalah 26,1 persen dari total
menunjukkan bahwa olahraga bukan proporsi penduduk rata-rata di Indonesia.
hanya sekedar kebutuhan, tetapi telah Dari total keseluruhan provinsi terdapat
menjadi gaya hidup. Pada umumnya kurang lebih 22 provinsi dengan penduduk
masyarakat melakukan olahraga untuk aktivitas fisik tergolong kurang aktif
menjaga kebugaran tubuh serta menjaga berada diatas rata-rata Indonesia. Lima
kesehatan agar dapat menjalankan provinsi tertinggi diantaranya provinsi
aktivitas sehari-hari dengan fit, akan tetapi DKI Jakarta (44,2%), Papua (38,9%),
tidak sedikit juga mereka yang Papua Barat (37,8%), Sulawesi Tenggara
melakukannya karena hobi atau mengejar dan Aceh (masing-masing 37,2%).
prestasi pada ajang atau event
Benefit saat olahraga yang dilakukan
kelohragaan.
cukup dan teratur telah sudah lama
tersebar luas dan diinformasikan
181 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 5 Nomor 2, Maret 2018, hlm : 179- 191

diberbagai media secara luas dalam perubahan patologis pada penderita.


berbagai artikel kesehatan maupun artikel Penderita stres pada saat ini semakin
populer serta jurnal kesehatan. marak, diperkirakan 1,33 juta jiwa
Diantaranya manfaat yang diperoleh penduduk DKI Jakarta diperkirakan
meliputi, olahraga dapat mencegah mengalami gangguan kesehatan mental
terjadinya obesitas, stress, diabetes, atau stres. Gangguan stress dapat
hyperlipidemia, stroke, penyakit jantung, disebabkan berbagai hal, yaitu karena
dan hipertensi. Bahkan dalam masalah pekerjaan dan tata ruang kota
penelitiannya di belgia Veronique dan yang buruk dan kondisi lalu lintas yang
Robert (2005) menyimpulkan bahwa macet kian hari kian meningkat
latihan atau kegiatan olahraga aerobic intensitasnya di provinsi DKI Jakarta.
dapat diterapkan sebagai manajemen
Angka tersebut mencapai 14% dari total
hipertensi tidak hanya untuk pencegahan.
penduduk dengan tingkat stres akut (stres
Stres yaitu ketidakmampuan emosi berat) mencapai 1-3%. Data Dinas
seseorang dalam mengatasi ancaman yang Kependudukan dan Catatan Sipil DKI
dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan Jakarta menunjukkan jumlah penduduk
spiritual manusia, yang pada kemudian DKI Jakarta saat ini mencapai 9,5 juta
hari dapat mempengaruhi kesehatan fisik jiwa. Jumlah penduduk yang stres
dan rohani manusia tersebut. Stres normal mencapai 1,33 juta (14 persen dari 9,5
merupakan reaksi alamiah pada tubuh juta), sementara stres berat mencapai
yang berguna, karena stres akan 95.000-285.000 orang (1-3 persen dari 9,5
meningkatkan kemampuan seseorang juta) (PDKI 2012).
untuk mengatasi kesulitan atau beban Berdasarkan Riskesdas tahun 2013,
kehidupan. Pekerjaan dan persaingan yang Prevalensi gangguan mental emosional
banyak, tuntutan, dan tantangan dalam (Stress) penduduk Indonesia berdasarkan
dunia modern saat ini, menjadi tekanan Riskesdas 2007 adalah 11,6 persen dan
dan beban stress (ketegangan) bagi setiap bervariasidiantaraprovinsidankabupaten
orang. Stressor yang terlampau besar /kota.
hingga melampaui batas ambang daya
tahan individu, dapat menimbulkan gejala- METODE
gejala seperti sakit kepala, gampang Penelitian ini menggunakan desain
marah, psikis dan sulit tidur(Nguyen- crossectional dengan menganalisis secara
Michel et al, 2006). Stres yang telah empiris tentang pengaruh kebiasaan
berlangsung lama, tubuh akan berusaha olahraga terhadap tingkat stress pada
mengadakan adaptasi sehingga timbul mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta
Ricca A dan Abdurahman B, Kebiasaan Olah Raga Berpengaruh terhadap Tingkat 182
Stress Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III

III. Pengujian hipotesis dan analisis III pada tahun 2017 diketahui jumlah
dilakukan pada variabel independen yaitu populasi mahasiswa adalah kurang lebih
kebiasaan olahraga dan variabel dependen 1000 mahasiswa, dimana sampel yang
berupa tingkat stress. digunakan bersumber dari mahasiswa

Teknik sampling yang digunakan adalah jurusan fisioterapi berjumlah 233 orang.
Proporsional sampling dengan random Sampel dipilih dikarenakan jumlah
sampling adalah salah satu teknik populasi laki-laki lebih dominan sehingga
pengambilan sampel yang sering factor kebiasaan olahraga lebih tinggi.
digunakan dalam penelitian.
1. Deskripsi Responden
Dari hasil perhitungan maka sampel yang
Menurut Sugiyono (2010) gambaran
didapat adalah 100 subjek penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Poltekkes responden, merupakan deskripsi responden

Kemenkes Jakarta III di Arteri JORR yang akan diukur nilai yang akan diteliti.
Jatiwarna Bekasi pada bulan Mei- Deskripsi responden dibagi berdasarkan
November 2017. jenis kelamin, tingkat kebiasaan olahraga,
tingkat stress mahasiswa pada saat
HASIL DAN PEMBAHASAN menghadapi ujian, dan tidak sedang ujian.
Berdasarkan data statistik demografi yang
dimiliki oleh Poltekkes Kemenkes Jakarta

Tabel 1. Karakteristik Usia

Karakteristik Mean + SD Min-max


Usia 20.48 + 18-22
(n=100) 0.87

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui terlalu tinggi dikarenakan rentang usia
rerata usia responden adalah 20.48 dengan mahasiswa hanya terpaut selisih 5 tahun
nilai standart deviasi adalah 0.87 hal ini hal ini ditunjukkan dengan nilai minimum
menunjukkan keragaman responden tidak usia 18 tahun dan maksimum 22 tahun.

Tabel 2. Karakteristik Jenis Kelamin

Tabel 2 Karakteristik Jenis Kelamin


Jenis Kelamin
Laki-laki 21 (21%)
Perempuan 79 (79%)
Total 100 (100%)
183 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 5 Nomor 2, Maret 2018, hlm : 179- 191

Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui berjumlah 100 orang, dengan demikian


jumlah responden laki-laki berjumlah 21 responden perempuan lebih mendominasi
orang (21%) dan perempuan berjumlah 79 dibandingkan laki-laki.
orang (79%) dari jumlah total responden

Tabel 3. Karakteristik Keibasaan Olahraga Saat Ujian dan Perkuliahan

Karakteristik Kebiasaan Olahraga


Ujian Perkuliahan
Karakteristik (%) Mean+ SD Karakteristik (%) Mean
+ SD
Tidak Pernah 0 22.57 Tidak Pernah 0 2
Jarang 14 + 2.94 Jarang 11 2.87 +
Sering 41 Sering 40 2.79
Sangat Sering 45 Sangat Sering 49

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui yang jarang pada saat ujian berjumlah 11
responden yang tidak pernah berolahraga orang, sering 40 orang, dan sangat sering
pada saat ujian dan perkuliahan tidak ada 49 orang dengan rerata 22.87 dengan
sama sekali, kebiasaan olahraga yang standart deviasi 2.79 dimana hal ini
jarang pada saat ujian berjumlah 14 orang, menunjukkan adanya peningkatan jumlah
sering 41 orang, dan sangat sering 45 yang berolahraga, dikarenakan pada saat
orang dengan rerata 22.57 dengan standart ini mahasiswa tidak begitu disibukkan
deviasi 2.94 dimana hal ini menunjukkan dengan tugas dan ujian semester.
kebiasaan olahraga sering. Sedangkan
pada saat perkuliahan kebiasaan olahraga

Tabel 4. Karakteristik Tingkat Stress Saat Ujian dan Perkuliahan

Karakteristik Tingkat Stress


Ujian Perkuliahan
Karakteristik (% Mean+ Karakteristik (%) Mean
) SD + SD
<14 tidak ada kecemasan 71 12.12 + <14 tidak ada kecemasan 68 11.75
14 – 20 = kecemasan ringan 18 5.11 14 – 20 = kecemasan ringan 29 +
21 – 27 = kecemasan sedang 11 21 – 27 = kecemasan sedang 3 4.59
28 – 41 = kecemasan berat 0 28 – 41 = kecemasan berat 0
42 – 56 = kecemasan berat 0 42 – 56 = kecemasan berat sekali 0
sekali
sekali, dan kecemasan berat tidak ada yang
Dari hasil tabel diatas didapatkan
mengalami pada saat ujian maupun
karakteristik responden dengan tingkat
stress yang mengalami kecemasan berat
Ricca A dan Abdurahman B, Kebiasaan Olah Raga Berpengaruh terhadap Tingkat 184
Stress Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III

perkuliahan, kecemasan sedang pada saat Kemenkes Jakarta III saat sedang
ujian berjumlah 11 orang, ringan 18 orang, perkuliahan, jika dibandingkan dengan
dan tidak ada kecemasan 71 orang dengan saat ujian rerata tingkat stress meningkat,
rerata 12.12 dengan standart deviasi 5.11 dikarenakan tekanan saat ujian dan tugas
dimana hal ini menunjukkan tidak adanya serta mahasiswa takut jika mendapat
kecemasan yang tinggi pada mahasiswa indeks prestasi yang rendah, sehingga
jurusan fisioterapi poltekkes Kemenkes mempengaruhi tingkat stress mahasiswa.
Jakarta III saat sedang ujian semester.
Setelah dilakukan analisis deskriptif pada
Sedangkan kecemasan sedang pada saat
masing-masing variable yang akan diteliti
perkuliahan berjumlah 3 orang, ringan 29
selanjutnya diuji terlebih dahulu
orang, dan tidak ada kecemasan 68 orang
normalitas dari variabel jenis Kelamin,
dengan rerata 11.75 dengan standart
Kebiasaan Olahraga, dan Tingkat Stress
deviasi 4.59 dimana hal ini menunjukkan
sebelum dilakukan analisis bivariat lebih
tidak adanya kecemasan yang tinggi pada
lanjut. Hasil uji normalitas tersaji pada
mahasiswa jurusan fisioterapi poltekkes
tabel 5.5 di bawah ini.

Tabel 5 Uji Normalitas Variabel Dependent dan Independent dengan Metode Shapiro-
wilk

Uji Normalitas Shapiro-Wilk


Statistik Signifikansi(p)
Jenis Kelamin 0.50 0.01*
Kebiasaan Olahraga Ujian 0.93 0.01*
Kebiasaan Olahraga Perkuliahan 0.91 0.01*
Tingkat Stress Ujian 0.90 0.01*
Tingkat Stress Perkuliahan 0.93 0.01*
** p< 0.05 data tidak berditribusi normal
adanya hubungan perubahan kebiasaan
Berdasarkan perhitungan uji normalitas
olahraga, dan tingkat stress pada saat ujian
dengan menggunakan metode Shapiro-
dan perkuliahan digunakan uji non
Wilk diketahui data variabel jenis kelamin,
parametrik Wilcoxon.
kebiasaan olahraga, dan tingkat stress,
berdistribusi tidak normal sehingga perlu 2. Hubungan Kebiasaan Olahraga saat
dilakukan uji non-parametrik variabel ujian dan perkuliahan Dengan Tingkat
bersifat ordinal yaitu uji spearmen untuk Stress Saat Ujian Dan Saat
menguji hubungan masing-masing Perkuliahan.
variabel. Sedangkan untuk mengetahui
185 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 5 Nomor 2, Maret 2018, hlm : 179- 191

Uji korelasi masing-masing variabel dilakukan antara variabel kebiasaan


ditunjukkan pada tabel 5.6. Uji korelasi olahraga terhadap variabel tingkat stress.

Tabel 6. Hubungan Kebiasaan OlahragaDengan Tingkat Stress Saat Sedang Ujian

Kebiasaan Olahraga Saat Kebiasaan Olahraga Saat


Ujian Perkuliahan
r p r p
Tingkat Stress Saat Ujian 0.312 0.002 0.241 0.016
Tingkat Stress Saat 0.168 0.095 -0.231 0.021
Perkuliahan
** p<0.05 terdapat hubungan yangsignifikan

terdapat nilai rerata kebiasaan olahraga


Berdasarkan uji statistik Spearmen
meningkat hal ini akan menyebabkan
Correlation Coefficient untuk variabel
tingkat stress menurun dengan nilai
kebiasaan olahraga saat ujian dengan
koefisien korelasi sebesar r = -0,23, hal ini
tingkat stress saat ujian mempunyai
menunjukkan terdapat tingkat hubungan
korelasi sebesar r= 0,312, dan terdapat
yang sedang dan hubungan antara variable
hubungan yang signifikan p = 0,002,
kebiasaan olahraga dengan tingkat stress
sedangkan hubungan kebiasaan olahraga
dengan p <0.05 yang bermakna bahwa
saat ujian dengan tingkat stress saat
terdapat hubungan yang signifikan dengan
perkuliahan didapati korelasi sebesar
p=0.02.
0.168, dengan p =0.095 tidak terdapat
3. Hubungan Jenis Kelamin dengan
hubungan yang signifikan. Sementara jika
tingkat Stress
dibandingkan dengan kebiasaan olahraga
Berdasarkan tabel 5.7 hasil uji statistik
saat perkuliahan dengan tingkat stress saat
Mann Whitney U Test untuk variabel jenis
ujian terdapat houngan yang signifikan
kelamin dengan tingkat stress saat sedang
p=0.016 dan terdapat korelasi positif
ujianterdapat korelasi negatif antara jenis
sebesar r= 0.241, yang mana terdapat
kelamin dan tingkat stresssaat ujian
hubungan searah antara kebiasaan
maupun saat perkuliahan yang mana
olahraga dan tingkat stress, sedangkan
terdapat hubungan yang berlawanan arah,
sebaliknya kebiasaan olahraga saat
dengan nilai Z sebesar -0.50pada saat ujian
perkuliahan dengan saat perkuliahan
dan nilai Z sebesar -0.49 pada saat
terdapat yang mana terdapat hubungan
perkuliahan, dimana didapatkan nilai Z
yang berlawanan dikarenakan bahwa jika
lebih besar dari Z tabel = 0.291 maka hal
Ricca A dan Abdurahman B, Kebiasaan Olah Raga Berpengaruh terhadap Tingkat 186
Stress Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III

ini menunjukkan terdapat perbedaan jenis kelamin dengan tingkat stress dengan
tingkat stress antara perempuan dengan p >0.05 yang bermakna bahwa tidak
laki-laki dan hubungan antara variable terdapat hubungan yang signifikan.

Tabel 7. Uji Hubungan Jenis KelaminDengan Tingkat Stress Saat Ujian Dan
Perkuliahan
Jenis Kelamin
Tingkat Stress Ujian Z = -0.50 p= 0.61**
Tingkat Stress Perkuliahan Z = -0.49 p = 0.62
** p>0.05 tidak terdapat hubungan yang signifikan
laki-laki, hal ini juga sejalan dengan
4. Pembahasan Hasil Penelitian
penelitian yang dilakukan oleh (Kinner VL
Stress sudah menjadi istilah dan seolah et al, 2014) bahwa perempuan lebih
menjadi bagian hidup sehari-hari. Dikejar banyak mengalami stress dibandingkan
batas waktu menyelesaikan pekerjaan atau laki-laki. Rerata usia responden yaitu
kegiatan rumah tangga atau tuntutan 20,48 tahun dengan usia terendah 18 tahun
prestasi dalam olah raga atau sekolah, dan tertinggi 22 tahun.
menyebabkan stress.Hasil penelitian
Rerata kebiasaan olahraga saat perkuliahan
menunjukkan bahwa kebiasaan olahraga
sebesar 22,87 (SD = 2.79) sedangkan
dapat mempengaruhi tingkat stress, hal ini
rerata kebiasaan olahraga saat ujian
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
berjumlah 22,57 (SD = 2.94) , dimana hal
oleh (Wike H, 2015), yang berjudul
ini menunjukkan rerata kebiasaan olahraga
“Relationship Between Physical Activity,
saat perkuliahan lebih tinggi, dikarenakan
Psychological Well-Being, And Stress In
pada saat perkuliahan mahasiswa lebih
A College Population” menunjukkan
mempunyai banyak waktu dibandingkan
bahwa aktivitas fisik, serta olahraga yang
saat ujian. Rerata tingkat stress saat
cukup akan berdampak pada tingkat stress
perkuliahan berjumlah 11.75 (SD = 4.59)
mahasiswa.
dan rerata tingkat stress saat ujian
Pada Penelitian ini didapati jumlah berjumlah 12.12 (SD = 5.11), hal ini
responden laki-laki berjumlah 21 orang, menunjukkan bahwa mahasiswa saat
dan jumlah perempuan berjumlah 79 orang mereka ujian tingkat stress meningkat,
dari total 100 responden, dengan demikian disebabkan karena tugas, waktu belajar
perempuan lebih banyak dibandingkan
187 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 5 Nomor 2, Maret 2018, hlm : 179- 191

yang meningkat, serta kekhawatiran akan p=0.02, dimana hal ini menunjukkan
kelulusan saat ujian. adanya perubahan bermakna, dan terdapat
hubungan yang searah, hal ini dipengaruhi
Dari hasil penelitian kebiasaan olahraga
oleh kebiasaan mahasiswa jurusan
dengan tingkat stress didapat nilai
fisioterapi dalam hal berolahraga,
kebiasaan olahraga saat ujian dengan
diketahui bahwa mahasiswa jurusan
tingkat stress saat ujian mempunyai
fisioterapi, sering melakukan kegiatan
korelasi sebesar r= 0,312, dan terdapat
olahraga seperti, footsal, basket, volley
hubungan yang signifikan p<0.05,
untuk laki-laki, sedangkan perempuan
sedangkan hubungan kebiasaan olahraga
cenderung mengikuti olahraga seperti
saat ujian dengan tingkat stress saat
berenang, lari pagi pada hari libur,
perkuliahan didapati korelasi sebesar
sehingga mempengaruhi tingkat stress
0.168, dengan p>0.05 tidak terdapat
mereka, pada saat sedang ujian tingkat
hubungan yang signifikan. Sementara jika
stress meningkat dikarenakan factor
dibandingkan dengan kebiasaan olahraga
ekstrenal dari lingkungan, seperti teman,
saat perkuliahan dengan tingkat stress saat
dosen, instruktur, mahasiswa mengalami
ujian terdapat hubungan yang signifikan
pressure stress dikarenakan mereka
p<0.05 dan terdapat korelasi positif
mendapat tugas, dan belajar pada saat
sebesar r= 0.241, yang mana terdapat
siang, dan malam agar hasil dari ujian
hubungan searah antara kebiasaan
akan membuat indeks prestasi mereka
olahraga dan tingkat stress, sedangkan
baik.
sebaliknya kebiasaan olahraga saat
perkuliahan dengan saat perkuliahan Sedangkan hasil penelitian dari (Edman, J.
terdapat yang mana terdapat hubungan L etal, 2014) diketahui bahwa jenis
yang berlawanan dikarenakan bahwa jika kelamin dapat mempengaruhi tingkat
terdapat nilai rerata kebiasaan olahraga stress seseorang yaitu tingkat stres yang
meningkat hal ini akan menyebabkan lebih tinggi sering dijumpai pada
tingkat stress menurun dengan nilai perempuan.Penelitian lain menyebutkan
koefisien korelasi sebesar r = -0,23, hal ini bahwa untuk setiap kriteria jenis kelamin
menunjukkan terdapat tingkat hubungan dengan tingkat stres antara laki-laki dan
yang sedang dan hubungan antara variable perempuan sama. Hal ini berbeda pada
kebiasaan olahraga dengan tingkat stress perempuan dimana mereka lebih mudah
dengan p <0.05 yang bermakna bahwa merasakan cemas, perasaan bersalah,
terdapat hubungan yang signifikan dengan gangguan tidur, serta gangguan makan.
Ricca A dan Abdurahman B, Kebiasaan Olah Raga Berpengaruh terhadap Tingkat 188
Stress Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Hal ini sejalan dengan penelitian yang kerja keras yang dilakukannya. Sedangkan
dilakukan dimana sampel lebih dominan pria lebih banyak merasakan stres akibat
perempuan sebesar 79 % tetapi hal ini pekerjaan yang menumpuk sehingga
tidak memiliki kaitan signifikan dimana P membuat mereka tegang. (Kinner V.L et
> 0.05, sedangkan secara hubungan al, 2014).
didapatkan nilai Z = -0.50 saat ujian dan
Olahraga yang baik akan dapat
Z=-0.49 saat perkuliahan, dimana hal ini
mengurangi stress hal ini dikarenakan,
menandakan bahwa terdapat perbedaan
olahraga dapat merangsang feel good
antara perempuan dengan laki-laki
hormone yaitu endorphin, hormone ini
terhadap tingkat stress baik saat ujian
akan memberikan rasa tenang, melepaskan
maupun saat perkuliahan.
ketegangan, dan mengurangi rasa sakit.
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap Endorphin yang dihasilkan selama
2.700 orang laki-laki dan perempuan yang berolahraga akan menggantikan hormone
belum mengalami depresi. Selama kurun stress dan membuat emosi lebih stabil.
waktu 2008 sampai 2011. Setelah satu Dan sebaliknya jika sesorang jarang
tahun, ternyata para peserta ini mengalami melakukan kegiatan olahraga maka tingkat
tingkat depresi yang cukup tinggi. sressnya akan meningkat hal ini sejalan
Sebanyak 3,6 persen peserta mengalami dengan meningkatnya hormone stress
depresi karena pekerjaannya. Insiden yaitu kortisol (Stevens, R.E et al, 2013).
peningkatan depresi akibat pekerjaan ini
Melakukan aktivitas fisik dengan
ternyata lebih banyak dialami perempuan
berolahraga setiap hari merupakan bagian
sampai sekitar 4,5 persen, sedangkan laki-
dari hidup sehat. Berolahraga setiap hari
laki hanya 2,9 persen saja. Hal ini
memberikan manfaat besar bagi remaja
menunjukkan, lingkungan dan kondisi
seperti meningkatkan energi, dan
pekerjaan bisa mempengaruhi kesehatan
mencegah datangnya penyakit kronis.
mental seorang pekerja, baik laki-laki
Tidak hanya orang dewasa saja yang perlu
maupun perempuan, namun dengan cara
membiasakan diri untuk olahraga. Anak-
yang berbeda.
anak dan remaja juga perlu melakukan hal
Menurut penelitian ini, penyebab yang sama, apalagi ini akan membantu
perempuan mengalami stres biasanya mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
karena kurangnya penghargaan di tempat Olahraga juga dapat membantu
kerja, atau tidak dihargai atas upaya dan mempromosikan kesehatan mental yang
189 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 5 Nomor 2, Maret 2018, hlm : 179- 191

baik pada anak-anak dan remaja(Gaetano Terlibat dalam olahraga telah terbukti
R et al, 2015). efektif dalam meningkatkan kesehatan
mental anak dan remaja. Berdasarkan
Kesehatan mental mencakup kemampuan
sejumlah penelitian, olahraga bisa
kita untuk berpikir, merasa, bertindak, dan
membantu melawan stres, kecemasan, dan
berinteraksi dalam cara-cara yang
depresi. Semakin rutin dilakukan, semakin
memungkinkan untuk mengatasi tantangan
kecil kemungkinan seseorang menderita
sambil menikmati hidup. Pada anak-anak
masalah kesehatan mental tersebut. Saat
dan remaja, kesehatan mental berkaitan
melakukan aktivitas fisik, tubuh
dengan perkembangan sosial dan
memproduksi hormon-hormon tertentu
emosional yang sehat di mana mereka
yang membuat suasana hati lebih baik dan
belajar untuk mengalami, mengatur, dan
tubuh menjadi lebih rileks. Kualitas tidur
mengekspresikan berbagai emosi.
juga akan semakin baik. Olahraga juga
Kesehatan mental yang positif pada anak-
membantu meningkatkan performa
anak dan remaja memungkinkan mereka
akademik.
untuk menjadi kreatif, lebih bisa
berinteraksi secara sosial, dan berani Penelitian yang diterbitkan dalam Journal
mencoba hal baru. of Abnormal Psychology melaporkan
bahwa partisipasi olahraga dan aktivitas
Banyak faktor yang bisa merusak
fisik dalam porsi yang lebih tinggi terkait
kesehatan mental seorang anak. Salah
dengan tingkat depresi yang lebih rendah,
satunya, masa peralihan seorang anak
serta persepsi diri yang lebih baik. Ini
menjadi remaja dihadapkan dengan
benar-benar bermanfaat bagi remaja
berbagai tantangan yang berkaitan dengan
perempuan. Remaja perempuan dianggap
pubertas, perubahan peran sosial dan
lebih rentan mengalami depresi daripada
lingkungan yang mengiringi proses
remaja laki-laki pada usia yang
pendewasan. Hal-hal tersebut bisa memicu
sama.(Nguyen-Michel et al, 2006).
masalah perilaku dan stres
berkepanjangan. Seiring perkembangan Studi lain dari Trimbos Institute semakin
zaman, pengaruh era digital membuat menambah manfaat olahraga untuk
banyak remaja lebih senang bermain game kesehatan mental. Tim peneliti telah
di gadget atau lebih aktif di jejaring sosial mengindentifikasi hubungan antara
ketimbang aktif bergerak. Ini juga olahraga dan kesehatan mental pada 7.000
membuat remaja mudah tertekan dan remaja yang berusia 11 hingga 16 tahun.
rentan stress (Segerstrom,S.C et al, 2004) Dalam akhir penelitian tersebut,
Ricca A dan Abdurahman B, Kebiasaan Olah Raga Berpengaruh terhadap Tingkat 190
Stress Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III

dilaporkan bahwa remaja yang rajin dikarenakan menurunnya hormone stress,


berolahraga cenderung memancarkan citra dan meningkatnya feel good hormone,
diri yang positif dan memiliki kemampuan kebiasaan olahraga saat ujian tidak
berinteraksi sosial yang baik. berpengaruh terhadap tingkat stress saat
perkuliahan. Terdapat perbedaan tingkat
Sejalan dengan itu, tim peneliti
stress antara laki-laki dan perempuan,
dari University of Dundee dan University
jumlah responden lebih banyak
of Strathclyde menemukan bahwa aktivitas
wanita.Tidak terdapat hubungan yang
fisik menawarkan manfaat dalam
signifikan antara jenis kelamin dengan
pencapaian di bidang ilmu pengetahuan.
tingkat stress.
Penelitian ini melibatkan sekitar 5.000
anak-anak, ditemukan hubungan antara
DAFTAR RUJUKAN
olahraga dan keberhasilan ujian dalam
Budd,S.C, J.-C. Egea, (2017). The
bahasa Inggris, matematika, dan sains. Popularity and Benefits of Sport and
Ditemukan peningkatan kinerja akademik Exercise: Implications in Dentistry.
Sport and Oral Health, DOI
untuk setiap tambahan 17 menit 10.1007/978-3-319-53423-7_2.
berolahraga pada anak laki-laki dan 12
Dahlan, MS (2014), Statistik untuk
menit pada anak perempuan (Budd, S.C et Kedokteran dan Kesehatan:
al., 2017). Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat,
Dilengkapi Aplikasi Menggunakan
Remaja harus terlibat dalam aktivitas fisik SPSS, 6ed, Epidemiologi Indonesia,
setidaknya 60 menit setiap hari. Ini bisa Jakarta.
terdiri dari aktivitas fisik yang bervariasi Edman, J. L., Lynch, W. C., Yates, A.
dan tidak harus dilakukan sekaligus. (2014). The impact of exercise
performance dissatisfaction and
Kuncinya adalah tetap aktif. Selain terlibat physical exercise on symptoms of
dalam kelas olahraga disekolah, jalan kaki, depression in college students:
sexcomparison. Journal of
renang, jogging dan bersepeda di sekitar Psychology, 148, 23-25.Retrieved
rumah juga bisa menjadi pilihan olahraga fromhttp:// www . ncbi . nlm . nih .
gov
bagi anak-anak dan remaja yang bisa .resources.library.brandeis.Edu/pub
dilakukan bersama keluarga. med/24617269.

Ichraf A, Ali B M, Khaled T, Liwa M,


Elloumi A (2013). Effect of gender
SIMPULAN and type of sport on anxiety and self-
esteem., International Journal of
Kebiasaan olahraga yang baik berpengaruh
Humanities and Social Science
signifikan terhadap tingkat stress, Invention ISSN (Online): 2319 –
7722, ISSN (Print): 2319 – 7714
191 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 5 Nomor 2, Maret 2018, hlm : 179- 191

www.ijhssi.org Volume 2 Issue 3 ǁ Raiola G, F Gomes Taloma, Altavilla, G.,


March. 2013ǁ PP.55-61. (2014). Anxiety in the Youth
Physical and Sport Activity by
Kenari, M.A. (2014), Effect of Exercise on Mediterranean Journal of Social
Mental Health in the Physical Sciences, Vol 6 No 3 S2 May 2015;
Dimension. ISSN 2039-2117 (online).

Kinner V.L, Serkan Het and Oliver T. Riskesdas (2013), Laporan Nasional
Wolf. (2014), Emotion regulation: Badan Penelitian dan Pengembangan
exploring the impact of stress and Kesehatan Departemen Kesehatan,
sex. Frontiers in Behavioral Republik Indonesia Desember.
Neuroscience, Original Research
Article, November 2014 | Volume 8 | Salmon P. (2001). Effects of Physical
Article 397. Exercise on Anxiety , Depression
and Sensitivity to Stress - A
Knechtle, B. (2004), Influence of Physical Unifying Theory . ANXIETY ,
Activity on Mental Well-Being and DEPRESSION , AND
Psychiatric Disorders. Schweiz SENSITIVITY TO STRESS : A
Rundsch Med Prax, 93, 1403-1411. UNIFYING THEORY, 21, 33–61.

Matsudo, S. (2006), Evaluation of a Segerstrom, S.C., & Miller, G. E. (2004).


Physical Activity Promotion Psychological stress and the
Program: The Example of Agita São humanimmune system: A meta-
Paulo. Evaluation and Program analytic study of 30 years of
Planning, 29, 301-311. inquiry.PsychologicalBulletin,
130(4), 601–630.
Nguyen-michel, S. T., Unger, J. B.,
Hamilton, J., & Spruijt-metz, D. Singgih Santoso. (2009), Panduan lengkap
(2006). Associations between menguasai SPSS 17. Jakarta.
physical activity and perceived stress Penerbit : PT Elex Media
/ hassles in college students, Komputindo.
188(August 2005), 179–188.
Stevens, R. E., Loudon, D. L., Yow, D. A.,
Pereira, A. C. (2007), An in Vivo Bowden, W. W., & Humphrey, J.
Correlate of Exercise-Induced H.(2013).Stress in college athletics:
Neurogenesis in the Adult Dentate Causes, consequences, coping.
Gyrus. Proceedings of the National Routledge.
Academy of Sciences of the United
States of America, 104, 5638-5643. Wike K.H. (2015). Examining The
Relationship Between Physical
PROMKES. (2009), Departemen Activity, Psychological Well-Being,
Kesehatan Republik Indonesia. And Stress In A College Population,
Jakarta – Indonesia. Lakukan A Thesis Submitted to the Faculty of
Kebiasaan Fisik 30 Menit Sehari. the University of Tennessee at
Copyright ©February 1, 2009 - Chattanooga in Partial Fulfillment of
webmaster@promosikesehatan.com. the Requirements of the Degree of
Master of Science: Psychology.

Anda mungkin juga menyukai