Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN MATERI BAHASA INDONESIA

KELAS 6
SD PERTIWI
 Materi kata kunci pada teks nonfiksi.
Teks nonfiksi merupakan teks yang ditulis berdasarkan data atau kenyataan yang ada. Informasi dari teks
nonfiksi dapat diperkirakan dengan cara mengetahui kata kunci yang terdapat pada judulnya. Kata
kunci merupakan kata penting yang menggambarkan isi teks.
Contoh judul teks nonfiksi
1. Lingkungan Sekolah yang Sehat.
2. Mencegah Bahaya Demam Berdarah.
3. Kegiatan Penghijauan di Lingkungan Rumah.

Kata kunci dari judul teks disebutkan di atas dapat digunakan untuk memperkirakan isi teksnya. Dengan
menentukan kata kunci pada judul-judul di atas, kita dapat memperkirakan isi teksnya.
Contoh
1. Judul: “Lingkungan Sekolah yang Sehat”  Lingkungan Rumah
Kata kunci dari judul tersebut adalah
3. Judul: “Kewajiban Mengisi Kemerdekaan di
 Lingkungan Sekolah
Lingkungan Rumah”
 Sehat
Kata kunci dari judul tersebut adalah
2. Judul: “Kegiatan Penghijauan di Lingkungan  Kewajiban
Rumah”  Mengisi Kemerdekaan
Kata kunci dari judul tersebut adalah  Lingkungan Rumah
 Penghijauan

 Memperkirakan Isi Teks Berdasarkan Kata Kunci dari Judulnya


Setelah kita menemukan kata kunci yang terdapat pada judul teks, kita dapat memperkirakan isi teks.
Artinya, sebelum membaca teks secara utuh, kita sudah memperoleh gambaran mengenai isi teks.
Judul: “Mencegah Bahaya Demam Berdarah”
Kata kunci yang terdapat pada judul teks tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencegah 2. demam berdarah
Perkiraan isi teks
1. menjelaskan penyakit demam berdarah
2. menjelaskan las an kita harus mencegah demam berdarah
3. menjelaskan cara mencegah demam berdarah

CARA PENULISAN JUDUL YANG BENAR SESUAI DENGAN PUEBI


Agar terhindar dari kesalahan tersebut, simak penjelasan cara penulisan judul yang tepat menurut Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) berikut:
1. Setiap huruf di awal kata di tulis dengan huruf kapital
2. Gunakan Huruf Kecil untuk Preposisi dan kunjungsi
Yang dimaksud dengan preposisi adalah kata depan yang diikuti oleh kata lainnya. Dilihat dari
fungsinya, kata ini memiliki fungsi untuk menjelaskan dan memberikan kesinambungan antara kata
sebelum dan kata selanjutnya. Yang termasuk dalam preposisi adalah: di, ke, pada, dalam, yaitu, kepada,
daripada, untuk, bagi, ala, bak, tentang, mengenai, sebab, secara, terhadap, dst.
3. Perhatikan Kaidah Huruf Kapital pada Kata Ulang
Untuk mengetahui cara penulisannya, pertama-tama kita harus mengenali bentuk kata ulang tersebut.
Pada dasarnya, kata ulang bisa didefinisikan sebagai kata yang telah mengalami pengulangan
(reduplikasi) pada kata dasarnya. Kata ulang murni (dwilingga) dan kata ulang semu harus ditulis
dengan huruf kapital di setiap awal kata karena sifatnya yang bisa dibilang tidak mengalami perubahan
apapun. Seperti contoh-contoh berikut:
1. Pengalamanku Menyembelih Biri-Biri di Hari Raya Kurban
2. Hidup Si Kupu-Kupu
3. Sayap-Sayap Kenangan
4. Kecil-Kecil Jadi Juara

Sedangkan bentuk kata ulang sebagian, kata ulang berimbuhan, kata ulang dwipurwa, dan kata ulang
perubahan—semua yang sederhananya sudah mengalami perubahan bentuk—hanya ditulis kapital pada
huruf pertama kata ulang. Seperti pada judul-judul berikut ini:
1. Kapolres Situbondo: Gerak-gerik Ibu Korban Mencurigakan
2. Berjalan-jalan di Kota Surabaya
3. Cerai-berai Negeriku
PIDATO
PENGERTIAN PIDATO

Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan orang banyak (umum) dengan tujuan memberikan
informasi atau pendapat yang dimiliki tentang sesuatu hal.

Dalam sebuah pidato dibutuhkan orator dan audiensi. Orator bertugas sebagai orang yang berpidato untuk
menyampaikan informasi yang ia miliki. Sementara audiensi adalah orang-orang yang menjadi pendengar
orator yang berpidato.

UNSUR -UNSUR PIDATO

Dalam pidato terdapat unsur-unsur pidato yang memiliki fungsi dan tujuan. Berikut ini beberapa unsur
pidato serta manfaat dari unsur tersebut;
1. SALAM PEMBUKA PIDATO suasana diawal proses pidato. Sapaan pada
Salam pembuka pidato adalah salam yang pidato biasanya dimulai dari orang yang
ditujukan untuk menyapa para audiensi. miliki pangkat atau jabatan yang lebih tinggi.
Dalam pembuka bertujuan untuk membuka Contoh sapaan dalam pidato yaitu; yang saya
jalannya pidato. Contoh dari salam pembuka hormati, yang terhormat dan lain sebagainya.
pidato diantaranya; selamat pagi, salam 3. PUJI SYUKUR PADA PIDATO

sejahtera dan lain sebagainya.


2. SAPAAN DALAM PIDATO

Sapaan dalam pidato adalah sapaan


yang berfungsi untuk menyapa para audiensi.
Tujuan dari sapaan dalam pidato bertujuan
untuk menghangatkan atau mencairkan
Puji syukur pada pidato adalah puji-puji yang 5. PENUTUP PIDATO

kepada Tuhan yang maha esa. Puji syukur Penutup pidato adalah salah satu bagian akhir
pada pidato bertujuan untuk mencerminkan dari unsur pidato. Pada bagian penutup
sikap syukur atas terselenggaranya kegiatan pidato, orator memberikan himbauan, ajakan
atau pidato. Contoh dari puji syukur pada atau saran kepada audiensi. Hal tersebut
pidato diantaranya; segala puji bagi Tuhan dilakukan dengan tujuan mempengaruhi
yang maha esa, dan lain sebagainya. audiensi untuk mengikuti atau melakuakn apa
4. ISI PIDATO yang diharapkan.
Isi pidato adalah pembahasan pidato. Pada isi 6. SALAM PENUTUP PADA PIDATO

pidato disampaikan tema pidato, tujuan Salam penutup adalah bagian paling akhir
pidato, serta informasi-informasi yang ingin dari pidato. Tujuan dari salam penutup pada
disampaikan. Isi pidato adalah poin penting pidato adalah sebagai tanda bahwa pidato
dan paling utama dalam unsur pidato. Isi tersebut sudah selesai.
pidato disebut juga sebagai pokok pidato.

TUJUAN BERPIDATO

1. Pidato digunakan untuk memberikan suatu pemahaman maupun informasi terhadap orang lain atau
bersifat informatif,
2. Pidato digunakan untuk meyakinkan pendengar atau dinamakan dengan argumentatif.
3. Pidato digunakan untuk membuat orang lain merasa senang dengan pidato yang bersifat menghibur atau
yang dinamakan dengan rekreatif.
4. Pidato digunakan untuk memberikan pengaruh pada orang lain agar bersedia untuk mengikuti kemauan
yang diinginkan oleh orator secara suka rela atau dinamakan dengan persuasif.

METODE BERPIDATO
Berpidato dalam dilakukan dengan berbagai metode. Metode-metode yang digunakan harus sesuai dengan
tujuan pidato. Hal itu bertujuan agar pidato dapat diterima secara efektif oleh para audiensinya.

Berikut ini beberapa metode dalam berpidato;


1. METODE MEMORITER
Berpidato dengan menggunakan metode memoriter adalah berpidato dengan menghafal. Sebelum
berpidato orator menghapalkan isi pidato kemudia menyampaikan kedepan para audiensinya.
2. METODE EKSPTEMPORAN
Metode eksptemopran dalam berpidato dapat dilakukan dengan cara membuat catatan kecil. Catatan kecil
tersebut berisikan gagasan pokok atau garis besar pembahasan pidato.
3. METODE NASKAH
Metode naskah dalam pidato dapat dilakukan dengan sangat sederhana. Orator cukup membaca naskah
yang sudah disiapkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan metode ini adalah dalam
membaca teks pidato orator harus memperhatikan tanda baca dan intonasi secara penuh. Karena teks
tersebut belum sama sekali pernah dibawa orator.
4. Metode impromptu
Impromptu metode penyampaian pidato tanpa persiapan naskah, catatan kecil, atau menghapal
sebelumnya. Penyampaiannya bersifat dadakan. Penyampai pidato langsung berbicara sesuai apa yang ia
tahu dan terlintas di benaknya.

 LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT KERANGKA PIDATO


1. Menentukan tema pidato.
2. Menentukan judul pidato.
3. Menentukan poin-poin penting isi pidato;
4. Salam pembuka.
5. Pendahuluan.
6. Inti bahasan.
7. Penutup.
8. Salam penutup.

 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MENYAMPAIKAN PIDATO ;

1. Memahami isi pidato.


2. Dapat mencairkan suasana saat berpidato.
3. Tidak terpaku pada teks pidato.
4. Penggunakan bahasa yang baik dan lugas.
5. Menggunakan gerakan tubuh.
6. Menggunakan intonasi dan ekspresi.
7. Berpenampilan sopan.

Anda mungkin juga menyukai