Anda di halaman 1dari 13

CBR BIOLOGI UMUM

REGULASI DAN HOMESTATIS

Dosen Pengampu:

Drs. Mhd. Yusuf Nasution, M.Si

Rahmat Gultom, M.Pd

Nama : Josafat Sijabat


NIM : 42233331015
Kelas : PSPF D 2022

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan CBR BIOLOGI UMUM ini yang berjudul “ REGULASI DAN
HOMO STATIS”. yang dimana CBR ini dituliskan untuk pemenuhan tugas mata kuliah Biologi
Umum.
Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dari dosen
pengampu. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
secara langsung atau tidak langsung membantu kami dalam penyelesaian ini.
Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan . Untuk itu kami mengharapkan
saran dan masukan untuk perbaikan dilain waktu lagi. Dan semoga makalah ini berguna bagi kita
semua
Medan,20 Maret 2023

Josafat Sijabat

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
D. MANFAAT PENULISAN........................................................................................................................1
E. IDENTITAS BUKU..................................................................................................................................2
1. IDENTITAS BUKU UTAMA.................................................................................................................2
2. IDENTITAS BUKU PEMBANDING......................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................2
RINGKASAN ISI BUKU...................................................................................................................................2
A. BUKU UTAMA..................................................................................................................................2
B. BUKU PEMBANDING........................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................8
A. KELEBIHAN BUKU UTAMA...............................................................................................................8
B. KEKURANGAN BUKU UTAMA...........................................................................................................8
C. KELEBIHAN BUKU PEMBANDING.....................................................................................................8
D. KEKURANGAN BUKU PEMBANDING................................................................................................8
BAB IV..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN....................................................................................................................................8
B. SARAN..................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sekali gangguan-gangguan yang dapat mengancam keadaan sistem tubuh mamalia.
Sistem tubuh mamalia memiliki organ-organ yang berfungsi untuk mempertahankan keadaan
sistem tubuh itu sendiri. Keadaan sistem tubuh itu diatur oleh homeostasis dalam tubuh.
Mekanisme homeostasis berkaitan erat dengan keadaan cairan dalam tubuh, baik dalam hal
pengeluaran maupun asupan cairan tubuh.
Mamalia sangat beruntung karena memiliki organ-organ penunjang dalam mempertahankan
keadaan tubuh tersebut, karena apabila hal ini tidak terdapat dalam sistem tubuh maka semua
kegiatan hidup tidak akan berjalan dengan normal. Akibat dari tidak berfungsinya homeostasis
tubuh, mamalia dapat mengalami sakit atau bahkan akan menuju kematian.
Berkaitan dengan pentingnya keadaan homeostasis dalam mempertahankan kadar cairan
dalam tubuh, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang peran homeostasis beserta
mekanismenya.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa homeostasis penting bagi mamalia?
2. Bagaimana struktur kasar ginjal, detail nefron dan hubungannya dengan pembuluh darah?

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:
1. Menjelaskan pentingnya homeostasis pada mamalia.
2. Menjelaskan pengendalian kadar air tubuh sebagai contoh mekanisme kontrol umpan
balik Positif dan negatif.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk referensi bagaimana memperbaiki buku dan mencari sumber literatur yang relevan.
2. Menjadikan saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih baik dalam mereview sebuah buku.

1
E. IDENTITAS BUKU
1. IDENTITAS BUKU UTAMA
a) Judul : Ilmu Faal Dasar (Fisiologi)
b) Edisi :1
c) Pengarang : Rahmat Hermawan
d) Penerbit : Graha Ilmu
e) Tahun Terbit : 2018
f) ISBN : 978-602-262-925-2

2. IDENTITAS BUKU PEMBANDING


a) Judul : Buku Ajar Anatomi & Fisiologi
b) Edisi :1
c) Pengarang : Putri Dafriani
d) Penerbit : CV Berkah Prima
e) Tahun Terbit : 2019 f) ISBN : 978-979-769-914-7

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU


A. BUKU UTAMA
Dalam tubuh manusia ada dua sistem pengaturan (regulasi), yakni saraf dan hormonal.
Regulasi bersifat saraf, rangsangan yang mempengaruhi suatu alat tubuh akan langsung
diterima oleh alat tubuh yang dimaksud setelah melalui lengkungan reflex (busur reflex)
dengan waktu relatif singkat. Sedangkan regulasi hormonal merupakan usaha untuk
mempengaruhi suatu alat tubuh dan jarak jauh melalui pembuluh darah. Reseptor merupakan
suatu protein yang disebut glycoprotein. Reseptor melekat di membran (billieu) pada
mitokondria. Jadi, reseptor merupakan molekul protein yang hanya menempel di membran.
Sistem regulasi terkait pula dengan usaha tubuh untuk melakukan homeostasis. Oleh karena
itu kumpulan homeostasis seseorang sangat tergantung dari tinggi rendahnya sensitivitas dan
kelancaran dari sistem regulasi orang yang bersangkutan.
Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa menurut C. Bernard, stabilitas lingkungan
internal merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh organisme yang ingin bertahan hidup
dalam lingkungannya. Oleh W.B. Cannon, konsep tentang stabilitas lingkungan internal
tersebut selanjutnya diperkenalkan dengan istilah homeostasis. Suatu hal yang penting untuk

2
dicatat ialah bahwa sekalipun homeo berarti “serupa” (homo = sama), namun baik Bernard
maupun Cannon tidak mengartikan kata homeostasis sebagai keadaan lingkungan internal
yang konstan secara mutlak. Keadaan konstan yang dimaksud ialah keadaan konstan relatif
yang bersifat dinamis.
Perubahan lingkungan internal dapat timbul karena dua hal, yaitu adanya perubahan
aktivitas sel dan perubahan lingkungan eksternal yang berlangsung terus-menerus. Untuk
menyelenggarakan seluruh aktivitas sel dalam tubuhnya, sel hewan selalu memerlukan
pasokan berbagai bahan dari lingkungan luar secara konstan, misalnya oksigen, nutrien, dan
garam. Sementara itu, aktivitas sel juga menghasilkan bermacam-macam hasil sekresi sel
yang bermanfaat dan berbagai zat sisa, yang dialirkan ke lingkungan internal (biasa disebut
sebagai cairan ekstraseluler, disingkat CES). Apabila aktivitas sel berubah, hal itu dapat
berakibat kepada timbulnya perubahan terhadap proses pengambilan zat dari lingkungan
eksternal, dan proses pengeluaran berbagai zat dari sel ke lingkungan internal.
Mekanisme pengendalian kondisi homeostasis pada hewan berlangsung melalui sistem
umpan balik. Ada dua macam sistem umpan balik, yaitu umpan balik positif dan negatif.
Sistem umpan balik yang berfungsi dalam pengendalian kondisi homeostasis pada tubuh
hewan adalah sistem umpan balik negatif. Sistem umpan balik negatif dapat didefinisikan
sebagai perubahan suatu variabel yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung
mengembalikan perubahan tersebut ke keadaan semula. Sebagai contoh, peristiwa yang
terjadi pada burung dan mamalia pada waktu mempertahankan suhu tubuhnya supaya tetap
konstan. Peningkatan suhu tubuh sebesar 0,5 ºC akan mendorong timbulnya tanggapan yang
akan mengembalikan suhu tubuh ke suhu awal, yaitu pada suhu yang seharusnya. Pada
mamalia, suhu tubuh yang seharusnya ialah 37 ºC. Dengan demikian, sistem umpan balik
negatif pada contoh di atas akan selalu membawa suatu sistem fisiologis kepada suhu tubuh
37 ºC.
Peristiwa yang terjadi pada sistem umpan balik positif berlawanan dengan peristiwa pada
sistem umpan balik negatif. Pada sistem umpan balik positif, perubahan awal suatu variabel
akan menghasilkan perubahan yang semakin besar, yang menyebabkan terselenggarakannya
suatu fungsi tertentu, misalnya proses pembekuan darah. Proses pembekuan darah pada
prinsipnya bekerja melalui mekanisme umpan balik positif, yang bertujuan untuk
menghentikan perdarahan. Namun, hasil dari proses tersebut selanjutnya bermakna sangat
penting untuk mempertahankan volume darah yang bersirkulasi agar tetap konstan.
Mekanisme pembekuan darah dapat dilihat pada Gambar.

3
Mekanisme umpan baik positif tidak terlibat dalam proses menjaga kondisi homeostasis,
tetapi terlibat dalam penyelenggaraan fungsi fisiologis tertentu (antara lain proses pembekuan
darah) dan fungsi sel saraf. Dalam penyelenggaraan fungsi sel saraf, terjadi urutan peristiwa
seperti berikut. Pada awal proses pembentukan potensial aksi, sistem umpan balik positif bekerja
dengan meningkatkan pemasukan ion Na+ . Peningkatan pemasukan ion Na+ tersebut akan
berlangsung terus hingga membran sel saraf benar-benar terdepolarisasi.
1. Komponen Penyusun Sistem Umpan Balik
Sistem umpan balik tersusun atas tiga komponen utama, yaitu reseptor, pusat integrasi, dan
efektor. Antara reseptor dan pusat integrasi dihubungkan oleh saraf sensorik, sedangkan antara
pusat integrasi dan efektor dihubungkan oleh saraf motorik. Reseptor berperan sebagai pemantau
perubahan yang terjadi di lingkungan, baik lingkungan luar maupun dalam tubuh hewan. Dalam
sistem hidup, reseptor berfungsi sebagai transduser biologis, yaitu komponen struktural dalam
tubuh hewan yang memiliki kemampuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk
energi yang lain. Dalam sistem umpan balik, reseptor bekerja dengan cara mengubah suatu
bentuk energi yang dideteksi dari lingkungan (misalnya energi listrik atau energi kimia) menjadi
potensial aksi. Potensial aksi yang terbentuk akan menjalar melalui serabut saraf aferen menuju
pusat integrasi (pusat pengatur).
2. Kerja Sistem Umpan Balik Negatif
Cara berfungsinya sistem umpan balik negatif dalam mengendalikan kondisi homeostasis
(khususnya dalam menjaga homeostasis suhu tubuh) dapat dilihat pada Gambar 1.4. Dari
Gambar 1.4 dapat diketahui bahwa pengendalian homeostasis sesungguhnya merupakan
keseimbangan antara masukan (input) dan keluaran (output). Dalam mengatur suhu tubuh, sistem
termoregulasi bekerja untuk menyeimbangkan perolehan panas dengan pelepasan panas.
Pernahkah kita membayangkan apa yang akan terjadi jika sistem termoregulasi bekerja dengan
sistem umpan balik positif? Tentu saja suhu tubuh akan menjadi kacau. Apabila sistem umpan

4
balik positif bekerja dalam termoregulasi, rangsang awal berupa peningkatan suhu
tubuh/lingkungan akan menimbulkan tanggapan yang meningkatkan suhu tubuh menjadi lebih
tinggi. Hal tersebut tidak akan memulihkan suhu tubuh ke suhu harapan, tetapi akan
memperbesar kenaikan suhu. Peningkatan suhu tubuh yang berlebihan akan sangat
membahayakan tubuh.

5
Mekanisme homeostasis suhu yang terjadi pada tubuh hewan ialah mekanisme yang
mengatur kesembangan suhu pada tubuh hewan, yang prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut
(lihat Gambar 1.4). Apabila terjadi peningkatan suhu tubuh, misalnya saat aktif melakukan

6
latihan atau suhu lingkungan sekitar menjadi panas, keadaan ini akan diinformasikan melalui
jalur sensorik ke hipotalamus. Selanjutnya, termostat pada hipotalamus akan memberikan
perintah melalui jalur motorik kepada organ efektor, yang menyebabkan penurunan suhu tubuh
melalui dua cara.
1. Kelenjar keringat akan mengeluarkan keringat yang membasahi kulit. Keringat akan
diuapkan
menggunakan kelebihan panas tubuh sehingga panas tubuh berkurang (terjadi
pendinginan).
2. Pembuluh darah di kulit akan melebar, kapiler terisi darah yang hangat, sehingga panas
tubuh dipancarkan dari permukaan kulit ke lingkungan sekitarnya.
Sebaliknya, apabila terjadi penurunan suhu tubuh, misalnya karena suhu lingkungan yang
dingin, keadaan ini juga akan diinformasikan melalui jalur sensorik ke hipotalamus. Informasi ini
menyebabkan termostat pada hipotalamus akan menstimulasi proses peningkatan suhu tubuh
dengan cara-cara berikut.
1. Pembuluh darah di kulit menyempit sehingga darah dipertahankan tetap berada di
jaringan kulit yang lebih dalam. Dalam kondisi demikian, pelepasan panas tubuh
melalui permukaan kulit dapat dikurangi.
2. Otot rangka berkontraksi secara cepat sehingga tubuh menggigil. Proses menggigil
menyebabkan terjadinya produksi panas tubuh yang akan menghangatkan tubuh.

B. BUKU PEMBANDING
Homeostasis adalah kondisi keseimbangan dari lingkungan internal karena interaksi
berbagai proses dalam tubuh manusia.. Homeostasis merupakan kondisi yang dinamis. Berbagai
usaha akan dilakukan tubuh agar kembali dalam kondisi seimbang. Contohnya adalah kadar
glukosa darah yang berada antara 70 sampai 110 mg/dl. Masing-masing struktur dari tingkat sel
sampai system organ akan menjaga agar kadarnya dalam darah tidak melewati batas atau normal.
Aspek penting dari homeostasis adalah mempertahankan agar volume dan komposisi
cairan tubuh, zat terlarut, air sebagai pelarut dan berbagai kandungan kimia di dalamnya berada
dalam kondisi stabil. Cairan yang berada di dalam sel dinamakan cairan intrasel, sedangkan
cairan diluar sel dinamakan cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel yang berada di sela-sela sel
dinamakan cairan interstitial. Cairan ekstrasel akan ditemukan di tempat yang berbeda-beda.
Jika ditemukan di dalam pembuluh darah maka namanya adalah plasma darah. Jika
ditemukan di dalam pembuluh limfe maka namanya adalah cairan limfe. Jika ditemukan dalam
dan sekeliling otak dan sum-sum tulang maka namanya adalah cairan serebrospinal. Jika
ditemukan dalam mata maka namanya adalah aqueous humor dan vitreous. Jika ditemukan
dalam sendi namanya adalah cairan synovial.

7
Homeostasis pada tubuh manusia akan mengalami gangguan secara terus menerus.
Beberapa gangguan berasal dari lingkungan eksternal seperti suhu panas lingkungan.
Beberapanya berasal dari lingkungan internal seperti kadar glukosa darah yang terlalu rendah.
Beberapa gangguan pada homeostasis bisa terjadi secara singkat ataupun lbih lama. Untungnya
tubuh kita memiliki cara untuk mengembalikannya pada kondisi seimbang. Kita memiliki system
saraf dan hormonal yang mengatur bagaimana tubuh agar kembali kepada kondisi yang
seimbang.
Tubuh kita dapat mengatur agar kembali pada kondisi yang seimbang dengan berbagai
mekanisme umpan balik. System umpan balik terdiri dari tiga komponen yaitu :
a. Reseptor Bagian tubuh yang memonitor perubahan dalam mengontrol kondisi,
menyampaikan input ke pusat control. Input berupa impuls saraf atau sinyal kimia.
Contohnya adalah reseptor panas di kulit dapat mendeteksi naiknya suhu lingkungan lalu
menyampaikannya ke pengatur suhu di hipotalamus
b. Pusat control Pusat control berada di otak. Pusat control mengevaluasi input dari
reseptor. Apakah input melewati ambang normal atau berada di bawah ambang normal.
Pusat control akan memberikan perintah yang dibutuhkan agar sesuatu sesuai dengan
nilai normalnya. Output dari pusat control berupa impuls saraf, hormone atau sinyal
kimia.
c. Efektor Bagian tubuh yang menerima perintah dari pusat control dinamakan efektor.
Efektor akan berespon. Pada saat suhu dingin maka otak akan memerintahkan otot rangka
yang bertindak sebagai efektor untuk menggigil. Menggigil akan membuat kontraksi otot
terjadi sehingga dihasilkan panas.
Setiap organ atau jaringan akan dapat bertindak sebagai efektor. Reseptor dan efektor
berkomunikasi dengan pusat control dalam bentuk mkanisme umpan balik. Umpan balik yang
terjadi bisa umpan balik negative atau umpan balik positif.
Umpan balik negatif akan berusaha membuat kondisi kembali normal. Pada saat tekanan
darah naik maka baroreseptor (reseptor tekanan darah) akan menyampaikan kepada otak. Otak
akan memerintahkan otot polos tekanan darah untuk dilatasi sehingga tekanan darah dapat turun
kembali. Umpan balik positif akan menguatkan respon yang ada agar semakin kuat. Kontraksi
uterus yang mendorong janin agar keluar. Dorongan tersebut akan membuka serviks. Semakin
kuat kontraksi uterus semakin terbuka serviks. Hal ini terjadi sampai janin lahir

8
BAB III

PEMBAHASAN
A. KELEBIHAN BUKU UTAMA
Pada buku utama penjelasan mengenai homestatis sudah bagus dan buku didukung oleh
gambar – gambar suatu proses kejadian yang mendukung penjelasan pada materi tersebut.
B. KEKURANGAN BUKU UTAMA
Kekurangan buku utama adalah pemakaian tanda baca yang salah pada bebrapa kalimat dan
pembahasan regulasi yang terlalu sedikit.
C. KELEBIHAN BUKU PEMBANDING
Pada buku pembanding buku ini memiliki kelebihan dimana penjelasan materi dalam buku
ini sudah bagus dan sangat rinci sehingga pembaca tidak sulit untuk mengerti.
D. KEKURANGAN BUKU PEMBANDING
Kurangnya pembahasan mengenai materi regulasi dan tidak mencantumkan beberapa gambar
untuk mendukung penjelasan materi pada buku tersebut.

BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Regulasi bersifat saraf, rangsangan yang mempengaruhi suatu alat tubuh akan langsung
diterima oleh alat tubuh yang dimaksud setelah melalui lengkungan reflex dengan waktu
relatif singkat. Reseptor merupakan suatu protein yang disebut glycoprotein. Jadi, reseptor
merupakan molekul protein yang hanya menempel di membran. Oleh karena itu kumpulan
homeostasis seseorang sangat tergantung dari tinggi rendahnya sensitivitas dan kelancaran
dari sistem regulasi orang yang bersangkutan.
Dalam tubuh manusia banyak sekali faktor-faktor internal tubuh yang harus
dipertahankan secara homeostasis. Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat
membahayakan tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh disebut ekskresi.
Ginjal secara umum tersusun atas korteks, medulla dan pelvis. Adapun nefron tersusun atas
kapsula bowman, glomerulus dan tubulus.
Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
a. Mengekskresikan zat yang membahayakan tubuh (racun), misalnya protein-protein
asing, zat sisa metabolism (urea atau asam urat), serta bermacam-macam garam.
b. Menyaring darah sehingga menghasilkan urin.
c. Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang
melebihi normal

9
d. Mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler.
B. SARAN
Untuk materi dari kedua buku sebaiknya pembaca memilih buku yang pertama karena
buku utama sudah efektif dalam penjelasan materi dan disertai dengan gambar yang
mempermudah pembaca untuk memahami beberapa penjelasan dalam materi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Dafriani, P. (2019). Buku Ajar Anatomi & Fisiologi. Padang: CV Berkah Prima.
Hermawan, R. (2018). Ilmu Faal Dasar (Fisiologi). Lampung: Graha Ilmu

10

Anda mungkin juga menyukai