Anda di halaman 1dari 11

Sistem

Pembebanan
Bangunan
Anggota Kelompok :
Alam Maulana Muhammad (2106500)
Belinda Margaretha (2103504)
Rika Ramdhaniar S. S. (2102584)
Zildan Rasyid Falah (2102750)
PEMBEBANAN
BANGUNAN
Pembebanan merupakan faktor penting dalam merancang stuktur
bangunan. Untuk itu, dalam merancang struktur perlu mengidentifikasikan
beban-beban yang bekerja pada sistem struktur. Beban-beban yang bekerja
pada suatu struktur ditimbulkan secara langsung oleh gaya-gaya alamiah
dan buatan manusia (Schueller, 2001).

Mampu Bangunan dikatakan


menahan aman dan stabil
beban
JENIS BEBAN
BERDASARKAN BENTUK
Beban terpusat Beban merata
Beban terpusat adalah beban yang cara Beban merata adalah beban yang menyebar
kerjanya pada suatu konstruksi dianggap secara merata pada suatu konstruksi.
sebagai sebuah titik. Disebut juga beban titik. Biasanya merupakan berat sendiri dari
konstruksi, berat pasir/tegel diatas plat
Contoh : lantai/beban air, dsb. Pada jembatan berat
gaya yang didukung oleh kolom air, aspal termasuk dalam beban merata.
diteruskan pada konstruksi lain sebagai
beban titik Beban merata persegi
ban pada mobil dianggap sebagai beban panjang
titik walaupun bidang kontak ban beban air di atas jembatan
terhadap jembatan tidak benar-benar balok beton
merupakan titik, tetapi suatu luas segi plat lantai
empat kecil
Beban merata segitiga
tekanan air pada dinding jembatan
tekanan tanah pada dinding tembok
penahan tanah.
Beban merata trapesium
analisa pembebanan pada plat lantai
JENIS-JENIS BEBAN
STATIS DINAMIS

Beban hidup Beban mati Beban gempa Beban angin


live load dead load earthquake load wind load
BEBAN STATIS
Beban statis adalah yang bekerja perlahan-lahan
pada struktur dan mempunyai sifat steady-state.
Deformasi yang timbul akibat beban ini juga
timbul perlahan-lahan dan berkarakter steady-
state. Deformasi maksimum akan tercapai bila
gaya statisnya telah maksimum.
BEBAN HIDUP (L)
Live Load
Berdasarkan SNI 1727 (2013:18) Beban hidup adalah beban yang
diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau
struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan.
Semua beban hidup yang memungkinkan dalam proses konstruksi
perlu dipertimbangkan untuk memperoleh hasil perhitungan yang
maksimal.

Contoh :

Manusia Furniture Kendaraan


BEBAN MATI (D)
Dead Load Beban Mati Pada Struktur

Beban Mati Besar Beban


Beban mati adalah berat
seluruh beban konstruksi
bangunan gedung yang Batu alam 2600 kg/m3
terpasang termasuk
dinding, lantai, atap,
plafond, tangga, dinding Beton Bertulang 2400 kg/m3
partisi tetap, finishing,
klading gedung dan
komponen arsitektural dan Dinding Pasangan ½ Bata 250 kg/m2
struktural lainnya serta
peralatan terpasang lain
termasuk berat keran. (SNI Langit-langit + penggantung 18 kg/m2
-1727-2013 Pasal 3.1.1)

Beban ini hanya bekerja Lantai ubin dari semen


dengan arah vertikal ke 24 kg/m2
Portland
bawah secara terus menerus
dalam struktur.
Spesi per cm tebal 21 kg/m

Kolam renang 1000 kg/m2


BEBAN DINAMIS
Beban dinamis adalah yang bekerja secara tiba-tiba pada
struktur. Pada umumnya tidak bersifat steady-state dan
mempunyai karakteristik besar dan lokasinya berubah
dengan cepat. Deformasi yang timbul akibat beban ini juga
berubah-ubah dengan cepat dan dapat menimbulkan
terjadinya osilasi pada struktur sehingga deformasi
maksimum tidak terjadi bersamaan dengan terjadinya
gaya maksimum.
BEBAN GEMPA
Earthquake Load
Beban gempa adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang
terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu (Peraturan
Pembebanan Untuk Gedung Pasal 1.0. No. 4 Tahun 1983).
Pada saat bangunan bergetar, timbul gaya-gaya pada struktur
bangunan karena adanya kecenderungan massa bangunan untuk
mempertahankan dirinya dari gerakan. Gaya yang timbul ini disebut
inersia.

Gaya
inersia
dipengaruhi oleh
massa (karena melibatkan inersia)
distribusi massa
kekakuan struktur
kekakuan tanah
jenis pondasi
mekanisme redaman
perilaku dan besar getaran tersebut
BEBAN ANGIN
Wind Load
Beban angin merupakan semua beban yang bekerja pada gedung
atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan
udara.

Struktur yang berada pada lintasan angin akan menyebabkan angin


berbelok atau dapat berhenti. Sebagai akibatnya, energi kinetik
angin akan berubah bentuk menjadi energi potensial yang berupa
tekanan atau isapan pada struktur.

Besar tekanan angin


bergantung pada :
kecepatan angin
rapat massa udara
lokasi yang ditinjau pada struktur
perilaku permukaan struktur
bentuk geometris, dimensi dan orientasi struktur
kekakuan keseluruhan struktur..
REFERENSI
https://eprints.umm.ac.id/45360/3/BAB%20II.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/165/49/BAB%20II.pdf
https://www.situstekniksipil.com/2017/10/deskripsi-pembebanan-pada-gedung.html
http://eprints.binadarma.ac.id/9243/1/PER%2002_Statika-Pembebanan%282020-
2021%29Genap_UNIVERSITAS%20BINA%20DARMA.pdf
http://eprints.undip.ac.id/34659/6/1743_CHAPTER_III.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/165/49/BAB%20II.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/10970/3/2TS14174.pdf

Anda mungkin juga menyukai