Anda di halaman 1dari 4

V.

DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak disebut pelarut. Larutan dapat dikelompokkan atas
larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Suatu larutan dapat dikatakan sebagai
larutan elektrolit jika zat tersebut mampu menghantarkan listrik. Elektrolit dapat
dikelompokkan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Zat elektrolit yang
terurai sempurna di dalam air disebut elektrolit kuat dan larutan yang bentuknya
disebut larutan elektrolit kuat. Zat elektrolit yang hanya terurai sebagian
membentuk ion-ionnya di dalam air disebut elektrolit lemah dan larutan yang
dibentuknya disebut larutan elektrolit lemah (Roni & Herawati, 2020).
Contoh larutan elektrolit, air larutan garam yang dapat menghantarkan
listrik karena pada larutan garam mengandung NaCl yang mengakibat adanya
perpindahan elektron dari suatu atom ke atom yang lain. Garam adalah senyawa
ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga
membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Kation garam dapat dianggap
berasal dari suatu basa, sedangkan anionnya berasal dari suatu asam oleh
karenanya garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Larutan garam dalam
air merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Salinitas merupakan kadar garam yang terlarut dalam air. Salinitas juga
merupakan bagian dari sifat fisik kimia suatu perairan (Rezki dkk., 2019).
Tidak semua zat yang terlarutkan dapat menghantarkan listrik, zat
tersebut disebut dengan non elektrolit. Partikel dalam larutan yang menghantarkan
listrik merupakan ion-ion. Ion-ion inilah yang menentukan sifat hantaran listrik
serta sifat fisika dan kimia suatu elektrolit. Elektrolit pada umumnya berbentuk
asam dan basa atau garam. Ada beberapa gas juga dapat digunakan sebagai
elektrolit dengan kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah.
Ion dari garam NaCl menghasilkan reaksi anode dan katode, ion negatif dari
garam akan mengoksidasi Pb elektrode yang mengakibatkan adanya perbedaan
potensial antara elektrode Pb dan menyebabkan arus listrik (Rezki dkk., 2019).
Kelarutan suatu zat bergantung pada pelarut yang digunakan serta suhu
dan tekanan. Kelarutan terjadi pada kondisi kesetimbangan tertentu, yaitu
kelarutan merupakan hasil proses pelarutan yang terjadi bersamaan dengan dan
berlawanan dengan penggabungan fase (misalnya pengendapan padatan). Dalam
kondisi kesetimbangan tertentu, kelarutan dapat terlampaui sehingga
menghasilkan larutan lewat jenuh yang disebut metastabil. Kelarutan tidak sama
dengan kemampuan untuk melarutkan atau mencairkan suatu zat, karena proses
ini dapat terjadi tidak hanya melalui reaksi kimia tetapi juga melalui pelarutan.
Kelarutan juga tidak bergantung pada ukuran partikel atau faktor kinetik lainnya,
karena partikel yang besar sekalipun akan larut jika diberikan waktu yang cukup
(Singh et al. 2020).
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara solute yang terlarut dan yang
tak terlarut. Banyaknya solute yang melarut dalam pelarut yang menghasilkan
suatu larutan jenuh disebut kelarutan (solubility). Kelarutan dinyatakan dalam
gram zat terlarut per 100 mL pelarut, atau per 100 gram pelarut. Jika kelarutan zat
kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut, dikatakan tak larut (insoluble). Jika
jumlah solute yang terlarut kurang dari kelarutannya, maka disebut tak jenuh
(unsaturated). Jika jumlah solute yang terlarut lebih banyak dari
kelarutannya,maka disebut lewat jenuh (supersaturated) (Roni & Herawati, 2020).
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar
sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar
(mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat
mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh Semakin
banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin tinggi pula titik didih
larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan maka energi yang digunakan
juga semakin besar maka waktu yang diperlukan juga akan semakin kecil. (Putri
dkk., 2017)
Molaritas atau kemolaran adalah salah satu cara untuk menyatakan
konsentrasi (kepekatan) larutan yang dinyatakan sebagai M. Kemolaran
menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan, atau jumlah mol zat
terlarut dalam ml larutan. Molaritas dapat diturunkan melalui proses pengenceran
dengan konsekuensi akan terjadi perubahan volume larutan. Proses pengenceran
dilakukan dengan cara menambah air murni (aquades) ke dalam larutan sehingga
didapat kemolaran yang diinginkan. Proses pengenceran dapat dilakukan dengan
cara mengikuti formulasi V1.M1 = V2.M2. Dimana V1 adalah volume yang akan
diambil, M1 adalah konsentrasi dari botol besar, V2 adalah volume yang akan
dibuat, dan M2 adalah konsentrasi yang akan dibuat (Wulandari & Yulkifli,
2018).

Anda mungkin juga menyukai