Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANUSIA DAN ALAM SEKITARNYA


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama)

DOSEN PEMBIMBING:
Muchlinarwati, S.E., MA.

DISUSUN OLEH:
Shafrian Wahyudi (2204101010061)
Mohd Chalid Munawar (2204101010097)
Muhammad Arhabi Yuda (2204101010098)
Muhammad Daffa Satria Arif (2204101010118)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas mata kuliah pendidikan agama
ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini merupakan upaya kami untuk menyajikan
pemahaman yang komprehensif mengenai hubungan antara manusia dan alam sekitarnya,
serta dampak yang dihasilkan dari interaksi ini. Dalam era modern yang gejolak, di mana
manusia telah mengalami pertumbuhan eksponensial dalam teknologi dan peradaban,
pertanyaan tentang bagaimana kita berinteraksi dengan alam sekitar kita menjadi semakin
penting.
Kehidupan manusia sangat bergantung pada sumber daya alam, mulai dari udara yang
kita hirup, air yang kita minum, hingga makanan yang kita konsumsi. Namun, seiring dengan
perkembangan masyarakat dan teknologi, seringkali kita melupakan betapa pentingnya
menjaga keseimbangan dan keberlanjutan alam sekitar. Dalam makalah ini, kami akan
menjelajahi berbagai aspek dari hubungan manusia dengan alam, termasuk isu-isu
lingkungan, perlindungan alam, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk menjaga
keberlanjutan bumi kita.
Penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menginspirasi pembaca untuk lebih peduli
terhadap lingkungan dan lebih bijaksana dalam menjaga alam sekitar. Kami berharap
makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang berguna dan menjadi kontribusi kecil
dalam upaya bersama kita untuk melestarikan bumi ini bagi generasi mendatang. Makalah ini
disusun dengan struktur yang terorganisir dengan baik, dimulai dengan latar belakang,
rumusan masalah, pembahasan, dan kesimpulan, sehingga kami berharap makalah ini dapat
bersifat informatif dan bermanfaat bagi pembaca.
Kami ingin menyampaikan apresiasi kami kepada berbagai pihak yang telah
mendukung penulisan makalah ini, termasuk dosen pembimbing dan teman-teman. Semangat
dan bimbingan mereka sangat berarti dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna
kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

Banda Aceh, September 2023

Penulis…………

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..........................................................................................................................2
C.Tujuan Masalah...............................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
A.PENGERTIAN MANUSIA DAN ALAM SEKITAR..................................................................................3
B.PERAN MANUSIA DAN ALAM SEKITAR............................................................................................6
C.HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM SEKITAR............................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, pertumbuhan, perkembangan, dan mati dst serta
terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik
baik itu positif maupun negative.

Manusia merupakan makhluk yang sempurna di antara makhluk lainnya. Manusia


memiliki akal yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya yaitu hewan dan tumbuhan.
Akal diberikan untuk berfikir berdasarkan insting dan naluri. Manusia juga merupakan
makhluk sosial, mereka tidak bisa melakukan suatu hal atau mengerjakan sesuatu secara
sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial.

Manusia Sebagai Makhluk Individu Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam
Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya
terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu
berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang
dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur
raga dan jiwa. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia
yang persis sama. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang
dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi
sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan
kelompok sosial yang lebih besar. Kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang
merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang
terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan
perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia

1
menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seeorang.

B.Rumusan Masalah

a.Bagaimana pengertian manusia dan alam sekitar?


b.Bagaimana peran manusia dalam alam sekitar?
c.Bagaimana hubungan manusia dengan alam sekitar?

C.Tujuan Masalah

a.Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai pengertian manusia dan alam sekitar
b.Untuk mengetahui peran manusia dalam alam sekitar
c.Untuk mengetahui gambaran hubungan manusia dengan alam sekitar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN MANUSIA DAN ALAM SEKITAR

Manusia adalah makhluk yang paling dominan dalam alam, tidak ada makhluk lain
yang dapat menandingi kepintaran dan ketangkasan manusia. Teori evolusi Darwin
menyatakan manusia berasal daripada mawas besar yang hidup berjuta-juta tahun dahulu.
Beliau juga mendakwa segala yang ada di bumi seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, unsur
cakrawala maupun manusia telah melalui proses penyempurnaan. Ini bermakna benda-benda
tersebut telah menjadi sempurna dengan sendiri, melalui kuasa yang terkandung dalam alam
persekitarannya. Teori evolusi ini telah berkembang pesat di dunia Barat, sehingga
mewujudkan tiga pandangan yang berbeda mengenai kejadian alam; pertama golongan yang
tidak percaya wujudnya Pencipta alam, kedua golongan yeng percaya wujudnya Pencipta dan
ketiga golongan yang percaya wujudnya Pencipta tetapi telah terpengaruh dengan teori
Evolusi. Al Quran dengan jelas menerangkan tentang kejadian manusia sekaligus menolak
secara mutlak teori Darwin tadi. Allah telah berfirman:

‫ ٍة ثُ َّم ِم ْن‬IIَ‫طف‬ ْ ُّ‫ب ثُ َّم ِم ْن ن‬ ٍ ‫ َرا‬IIُ‫ث فَاِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن ت‬ ِ ‫ب ِّم َن ْالبَ ْع‬ ٍ ‫ا النَّاسُ اِ ْن ُك ْنتُ ْم فِ ْي َر ْي‬IIَ‫ٰيٓاَيُّه‬
‫ ۤا ُء اِ ٰلٓى‬I‫ا نَ َش‬II‫ام َم‬I ِ I‫رُّ فِى ااْل َرْ َح‬IIِ‫ ٍة لِّنُبَي َِّن لَ ُك ۗ ْم َونُق‬Iَ‫ر ُم َخلَّق‬I ِ I‫َعلَقَ ٍة ثُ َّم ِم ْن ُّمضْ َغ ٍة ُّم َخلَّقَ ٍة َّو َغ ْي‬
‫و ٰفّى َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن يُّ َر ُّد اِ ٰلٓى‬I َ Iَ‫اَ َج ٍل ُّم َس ًّمى ثُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغ ْٓوا اَ ُش َّد ُك ۚ ْم َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن يُّت‬
‫ا‬IIَ‫ا َعلَ ْيه‬IIَ‫اِ َذٓا اَ ْن َز ْلن‬Iَ‫ َدةً ف‬I‫ض هَا ِم‬ َ ْ‫رى ااْل َر‬I َ Iَ‫ ِد ِع ْل ٍم َشئًْـ ۗا َوت‬I‫ر لِ َك ْياَل يَ ْعلَ َم ِم ۢ ْن بَ ْع‬I ِ I‫اَرْ َذ ِل ْال ُع ُم‬
‫ْج‬
ٍ ‫ج بَ ِهي‬ ٍ ۢ ‫ت ِم ْن ُكلِّ َز ْو‬ ْ َ‫ت َواَ ۢ ْنبَت‬ْ َ‫ت َو َرب‬ ْ ‫ْال َم ۤا َء ا ْهتَ َّز‬
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu
ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua
(pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat

3
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi
itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.
(Surah Al-Hajj : 5)

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna salah satu nya dari segi
fisik dan mental. Bentuk fisik manusia adalah serba lengkap melebihi bentuk fisik makhluk
yang lain. Tangan dan kaki manusia dicipta seimbang untuk memudahkan pergerakan dan
mencantikan pandangan luar. Coba kita bayangkan sekiranya kita mempunyai tangan yang
panjang sehingga sampai ke ujung kaki. Begitu juga dengan raut muka manusia, ia
dinamakan 'basyar' oleh Hamka dalam Tafsir Al Azhar yang bermaksud wajah yang
menunjukan kegembiraan dan ia sangat berbeza dengan kejadian Allah yang ciptakan.
Dengan segala bentuk kejadian yang sempurna ini manusia telah diberi kedudukan yang
tinggi dalam alam ini.

Akal merupakan antara anugerah istimewa Allah kepada manusia yang tidak ada
pada makhluk-makhluk yang Iain. Dengan akal, manusia mampu membuat keputusan yang
akan menentukan arah kehidupan mereka kelak. Pertimbangan perkara baik dan buruk juga
mempengaruhi cara interaksi manusia dengan unsur-unsur alam yang lain. Perlakuan dan
tindakan manusia seharusnya diiringi dengan keimanan. Tanpa keimanan jiwa manusia akan
pincang dan ia turut melibatkan unsur-unsur yang lain. Keimanan boleh dicapai oleh manusia
yang bersih rohaninya. Selagi rohani manusia diseliputi dengan 'pencemaran', selagi itulah
alam akan terus tercemar. Manusia yang bersih rohaninya akan mempunyai rasa
tanggungjawab dan kesadaran untuk menjaga sekitarnya.

Selain daripada manusia, Allah juga mencipta hidup-hidupan yang lain untuk
kemudahan manusia. Setiap hidupan mempunyai fungsinya tersendiri. Apabila suatu spesies
kehidupnya pupus, fungsi dan peranannya tidak dapat digantikan oleh spesies yang lain.
Umpamanya bukit dan gunung berperanan sebagai pasak bumi yang menetapkan
kedudukannya. Ini dapat kita ikuti melalui ayat Al Quran :

‫اس َي اَ ْن تَ ِم ْي َد بِ ُك ْم َواَ ْن ٰهرًا َّو ُسبُاًل لَّ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُد ْو ۙ َن‬ ٰ


ِ ْ‫َواَ ْلقى فِى ااْل َر‬
ِ ‫ض َر َو‬

Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, (Surah An Nahl :
15)

4
Begitu juga dengan peranan awan, angin, tanah, tumbuhan dan sebagainya. Kesemua
ini membentuk ikatan hidrologi yang membekalkan sumber air yang diteruskan untuk
manusia. Sekiranya salah satu daripada unsur tersebut mengalami kepupusan maka ikatan
hidrologi akan terganggu. Al Quran telah menceritakan perkara ini:

ْ َّ‫َوهُ َو الَّ ِذيْ يُرْ ِس ُل الرِّ ٰي َح بُ ْشر ًۢا بَي َْن يَ َديْ َرحْ َمتِ ٖ ۗه َح ٰتّٓى اِ َذٓا اَقَل‬
ُ‫ت َس َحابًا ثِقَااًل ُس ْق ٰنه‬
‫ك نُ ْخ ِر ُج ْال َم ْو ٰتى لَ َعلَّ ُك ْم‬ ِ ۗ ‫ بِ ٖه ِم ْن ُكلِّ الثَّ َم ٰر‬I‫ت فَا َ ْن َز ْلنَا بِ ِه ْال َم ۤا َء فَا َ ْخ َرجْ نَا‬
َ ِ‫ت َك ٰذل‬ ٍ ِّ‫لِبَلَ ٍد َّمي‬
‫تَ َذ َّكر ُْو َن‬
Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan
rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke
suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami
tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami
membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (Surah
Al-A'raaf: 57)

Hewan yang berada di darat dan di laut juga berguna kepada manusia. Walaupun ada
yang berbahaya tetapi secara keseluruhan ia menjadi sumber makanan manusia. Bayangkan
betapa susahnya manusia sekiranya kesemua hewan tadi mati akibat daripada perbuatan
manusia yang keterlaluan. Allah telah berfirman dalam Al Quran:

َ ‫َوهُ َو الَّ ِذيْ َس َّخ َر ْالبَحْ َر لِتَْأ ُكلُوْ ا ِم ْنهُ لَحْ ًما طَ ِريًّا َّوتَ ْست َْخ ِرجُوْ ا ِم ْنهُ ِح ْليَةً ت َْلبَسُوْ نَهَ ۚا َوتَ َرى ْالفُ ْل‬
‫ك‬
َ‫َم َوا ِخ َر فِ ْي ِه َولِتَ ْبتَ ُغوْ ا ِم ْن فَضْ لِ ٖه َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬
Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang
segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai.
Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya,
dan agar kamu bersyukur. (Surah An Nahl: 14)

Kesemua ayat Al Quran ini menunjukan wujudnya interaksi antara manusia dengan
kehidupan yang lain. Segala yang ada di laut, di bumi malah di langit adalah untuk kegunaan
manusia. Untuk menjaminkan penerusan hidup manusia maka keselamatan dan kesejahteraan
hidup-hidupan ini wajar dijaga dan dipelihara.

5
B.PERAN MANUSIA DAN ALAM SEKITAR

Alam sekitar adalah anugerah Allah kepada manusia. Sumber-sumber seperti hutan
menjadi stok makanan air tawar, lautan membekalkan sumber makanan, serta galian dapat
memajukan ekonomi negara. Kewujudan dan peranan manusia mestilah dipahami dengan
jelas kerana kedudukan mereka lebih istimewa berbanding makhluk-makhluk yang lain.
Manusia berupaya menjadi makhluk yang terbaik di sisi Allah dan ini dibuktikan menerusi
kewujudan Nabi Muhammad S.A.W sebagai nabi dan rasul yang teragung dan baginda pada
asalnya adalah manusia biasa. Justru itu manusia pada umumnya sanggup menerima tugas
mentadabbur alam setelah makhluk-makhluk yang lain menolaknya. Ini dinyatakan Allah
dalam Al Quran :

‫ض َو ْال ِجبَا ِل فَاَبَ ْينَ اَ ْن يَّحْ ِم ْلنَهَا َواَ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا‬
ِ ْ‫ت َوااْل َر‬
ِ ‫اِنَّا ع ََرضْ نَا ااْل َ َمانَةَ َعلَى السَّمٰ ٰو‬
ۙ ‫ان اِنَّهٗ َكانَ ظَلُوْ ًما َجهُوْ اًل‬ ُ ۗ ‫َو َح َملَهَا ااْل ِ ْن َس‬
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung;
tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu
sangat zalim dan sangat bodoh, (Surah Al-Ahzab: 72)

Allah telah menawarkan kepada makhluk-makhluk yang lain seperti langit, bumi, dan
gunung untuk mentadabbur alam ini. Kesemuanya tidak sanggup menerima tugas tersebut
yang dirasakan sangat membebankan. Tugas yang diamanahkan kepada mereka sekarang
sudah memadai dan lebih baik menolak tugas mentadabbur alam daripada terpaksa menerima
pembalasan akibat kelalaian mereka di kemudian hari. Amanat yang dimaksudkan dalam ayat
di atas adalah perumpamaan perintah Allah. Ini menunjukan kepada kita kemuliaan perintah
Allah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Manusia sanggup memikul tugas tersebut
sedangkan mereka mempunyai sifat zalim dan bodoh. Mereka zalim kerana mensia-siakan
perintah Allah sehingga sanggup menyenkutukanNya, malah ada yang jelas syirik
kepadaNya. Manusia juga dianggap bodoh kerana tidak tahu menghargai diri sendiri. Sifat-
sifat keistimewaan yang dikurniakan Allah disalah gunakan untuk tujuan kemaksiatan dan
kejahatan. Sedangkan potensi diri boleh memandu manusia ke tingkat yang paling atas dalam
hirarki kehidupan. Dengan keupayaan dan potensi diri itu manusia telah diutuskan Allah
sebagai khalifah di alam ini sebagaimana firmanNya:

6
ٰۤ
ِ ْ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّكَ لِ ْل َمل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َر‬
ُ ِ‫ف‬I‫ا َويَ ْس‬IIَ‫ ُد ِف ْيه‬I‫ا َم ْن يُّ ْف ِس‬IIَ‫ ُل ِف ْيه‬I‫الُ ْٓوا اَتَجْ َع‬IIَ‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ ق‬
‫ك‬
َ‫ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ ُن نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَ ِّدسُ لَكَ ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan
nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(Surah Al-Baqarah: 30)

Tugas khalifah ini mestilah disertai dengan nilai-nilai tauhid, amanah, syariah, adil
dan i'tidal. Selain daripada itu manusia juga mesti menjalankan tugas-tugas perhambaan (al-
ubudiyyah) terhadap Allah. Sebagai hamba Allah, manusia harus bersikap merendah diri dan
menerima segala ketentuannya. Sebagai khalifah, mereka mesti memakmurkan alam,
mengekalkan keseimbangannya seterusnya menyebarluaskan limpah karunia Allah. Tugas ini
sangat sesuai dengan asal kejadian manusia yang boleh menimbangkan sesuatu tindakan
melalui akal yang dianugerahkan Allah. Penguasaan manusia terhadap alam sekitar hanya
dibataskan kepada keadaan yang tidak mengatasi undang-undang yang ditetapkan Allah.
Hamka dalam Tafsir Al Azhar telah menggariskan kehidupan di dunia yaitu mengabdikan
diri kepada Allah, menjadi khalifah memakmurkan bumi, beramal saleh dan maklumat sejati
adalah akhirat. Ini tidak bermakna orang Islam perlu menepikan kehidupan di dunia.
Sebaliknya kita mestilah berhati-hati dalam setiap perlakuan. Hidup di akhirat adalah
kehidupan abadi dan bukannya kehidupan senda gurau seperti di dunia. Sebaliknya orang
kafir mementingkan kehidupan dunia.

C.HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM SEKITAR

Hubungan manusia dan alam, termasuk segala yang ada di dalamnya, mempunyai
kesatuan primordial, yaitu kesatuan kemakhlukan. Pandangan al-Qur’an terhadap alam
bersifat teosentris. Oleh karena itu, posisi manusia dan alam mempunyai kedudukan yang
sama sebagai makhluk Tuhan. Secara garis besar, hubungan manusia dan alam dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu hubungan struktural dan hubungan fungsional.

1. Hubungan Struktural
Dalam perspektif ekologis, hubungan manusia dan alam merupakan suatu
keniscayaan. Antara manusia dan alam terdapat keterhubungan, keterkaitan, dan keterlibatan

7
timbal balik yang sama dan tidak dapat ditawar. Hubungan tersebut bersifat dinamis, artinya
terjalin secara sadar, terhayati, dan dijadikan sebagai dasar kepribadian manusia itu sendiri.
Sebaliknya, secara ekologis, hubungan manusia dengan alam bukan bersifat statis, artinya
keterjalinan antara manusia dengan alam bukan bersifat deterministis yang harus diterima apa
adanya, tetapi bersifat sukarela yang harus dipikirkan oleh manusia. Hubungan tersebut juga
bukan bersifat verbalistik tanpa makna, tetapi reflektif penuh makna.

ْ ‫َاح ْي ِه ِإاَّل ُأ َم ٌم َأ ْمثَالُ ُك ْم ۚ َما فَر‬


ِ ‫َّطنَا فِي ْال ِكتَا‬
‫ب ِم ْن‬ ِ ْ‫َو َما ِم ْن دَابَّ ٍة فِي اَأْلر‬
َ ‫ض َواَل طَاِئ ٍر يَ ِطي ُر بِ َجن‬
َ‫َش ْي ٍء ۚ ثُ َّم ِإلَ ٰى َربِّ ِه ْم يُحْ َشرُون‬

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun di dalamAl Kitab. (Al-An’am: 38).

Kata umam dalam ayat di atas, bentuk jamak dari kata ummah. Kata tersebut
menunjuk semua kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, baik secara sadar, maupun terpaksa.
Binatang yang ada di bumi dikategorikan sebagai umam sebagaimana manusia, karena
memiliki kesamaan seperti hajat hidup, kebutuhan naluri, dan lain-lain.

Dalam hubungan ini, manusia bukan pemilik lingkungan atau juga sebaliknya.
Dengan demikian, ia dituntut berlaku wajar terhadap makhluk sesamanya.Kesamaan antara
manusia dan alam hanya dalam posisi sebagai karya cipta Ilahi yang tergabung dalam suatu
kesatuan ekosistem. Manusia dan alam di samping memiliki kesamaan unsur kejadiannya,
juga memiliki kesamaan sikap, yaitu tunduk kepada penciptanya.Posisi manusia sebagai
makhluk, antara manusia dan alam sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan tersebut akhirnya membentuk relasi yang niscaya terhadap sesama
makhluk untuk memenuhi hajat kehidupannya secara wajar. Kelebihan yang ada pada
manusia tidak difungsikan sebagai hegemonik, tetapi untuk mengatur keseimbangan antara
dirinya dan lingkungan untuk mencapai kemakmuran bersama.

2. Hubungan Fungsional
Dalam pandangan ekologis, relasi struktural memposisikan manusia setara dengan
alam atau makhluk lain dalam kemakhlukan. Akan tetapi, hal tersebut pada hakikatnya
bukanlah pembatas antara manusia dan alam.Relasi tersebut hanya merupakan rambu-rambu
hubungan antara manusia dan alam untuk menjalin hubungan dalam memanfaatkan alam.

8
Rambu-rambu tersebut untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam yang difungsikan
oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Tuhan memberikan kewenangan kepada manusia sebagai khalifah,disebabkan oleh


potensi dan prestasinya. Kewenangan tersebut untuk mengatur dan memanfaatkan lingkungan
sesuai dengan tujuan penciptaannya. Bumi dan isinya diciptakan oleh Allah untuk kehidupan
makhluk-Nya.

ِ ْ‫ق لَ ُك ْم َما فِي اَأْلر‬


‫ض َج ِميعًا‬ َ َ‫هُ َو الَّ ِذي خَ ل‬

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. Surat al-Baqarah : 29.

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa relasi antara manusia dan alam adalah relasi
fungsi bukan hegemoni. Penyerahan bumi kepada manusia bukan berarti penguasaan dan
pengkhususan untukmanusia. Pemanfaatan alamoleh manusia juga bukan berarti
menghalangi makhluk lain untuk turut memanfaatkannya.

Kata sakh-khara ( ‫ ) س''خر‬dalam ayat di atas, digunakan oleh al-Qur’an dalam arti
penundukan sesuatu agar mudah digunakan oleh pihak lain untuk meraih manfaat. Sesuatu
yang ditundukkan oleh Allah tidak lagi memiliki pilihan.

Dengan demikian, manusia yang mengetahui sifat-sifat alam akan dapat


menguasainya, karena yang dikuasai tidak akan membangkang. Allah menundukkan alam
kepada manusia secara filosofis dikehendaki dua hal:

 agar manusia tidak tunduk kepada alam karena kelemahannya.


 agar manusia tidak menyerahkan ketundukannya kepada selain Allah, Zat yang
menundukkan alam tersebut.

Sungguh tidak terhormat manusia tunduk kepada sesuatu yang telah ditundukkan. Dalam
waktu yang bersamaan, manusia ingkar terhadap Yang menundukkan. Sikap ini di dalam
agama disebut dengan musyrik yang dikecam keras oleh Allah.Ketika manusia menyerahkan
ketundukannya kepada selain Zat yang menundukkan, penundukan tersebut dipalingkan oleh
Tuhan bukan untuk manusia, tetapi murni hanya sebagai reaksi atas kekuasaan Tuhan
terhadap alam sebagai makhluk-Nya.

9
BAB III
PENUTUP

Masalah alam sekitar tidak akan berakhir malah akan lebih parah sekiranya setiap
pihak tidak melihat kesalahan sendiri sebaliknya menuduh pihak lain yang
bertanggungjawab. Masalah ini harus diselesaikan pada peringkat asas, menggunakan kaidah
pencegahan dan bukannya perawatan. Kaidah yang ada pada hari ini seperti akta dan undang-
undang alam sekitar, penyelidikan sains, peralatan yang mengurangi pencemaran adalah
kaidah perawatan. Sementara kaidah pencegahan adalah amalan beragama. Perkara ini
sebenarnya telah ada dalam setiap diri manusia, cuma mereka tidak menghiraukan kehadiran
agama tersebut baik disengaja ataupun tidak disengajakan. Pengamalan beragama bermaksud
kita mempraktikan segala perintah agama dan meninggalkan larangannya. Dalam konteks
agama Islam, suatu perkara yang ditinggalkan adalah aspek syariah (perundangan). la
sewajarya didahulukan kerana ia mampu menentukan arah kemandirian Islam. Keseluruhan
aspek ajaran Islam wajar dipraktikkan karna Allah telah berfirman :

ِ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُوا ا ْد ُخلُ ْوا فِى الس ِّْل ِم َك ۤافَّةً ۖ َّواَل تَتَّبِع ُْوا ُخطُ ٰو‬
‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو‬
‫ُّمبِي ٌْن‬
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan
janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. (Surah
Al-Baqarah: 208)

Wajar kita beralih kepada kaidah pencegahan setelah kaidah yang bermotif perawatan
begitu lama dipraktikkan namun hasilnya tidak memuaskan. Kita akan terus ketinggalan
sekiranya tidak menggunakan kaidah pencegahan ini dimulai dari sekarang. Walaupun
mungkin tidak berkesempatan untuk melihat hasilnya sekarang sekurang-kurangnya generasi
akan datang sempat mewarisi bumi dalam keadaan seperti yang kita huni sekarang.

10
DAFTAR PUSTAKA

AL-MURS, P. (n.d.). Intisari Hubungan Manusia dan Alam dalam al-Qur’an. Retrieved
september 03, 2023, from hubungan-manusia-dan-alam:
https://www.almursi.com/hubungan-manusia-dan-alam/

Ghazali, A. S. (n.d.). MANUSIA DAN ALAM SEKITAR :HUBUNGANNYA DARIPADA


PERSPEKTIF. Retrieved september 03, 2023, from
https://ijie.um.edu.my/index.php/JUD/article/view/3173

11

Anda mungkin juga menyukai