Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa: Aklima


Asal Institusi: SMP N 2 Kuta Blang

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda
dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan
topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di
Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau
pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat


menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi
penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah
merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah

1 Pedagogik Hasil kajian literatur Setelah dianalisis


Minat belajar siswa lagi masalah
rendah saat pembelajaran 1. Menurut Hamzah B. Uno(2011: 23) rendahnya minat
berlangsung. motivasi belajar adalah dorongan internal belajar siswa saat
dan eksternal pada siswa yang sedang pembelajaran
belajar untuk mengadakan tingkah laku, berlangsung karena:
pada umumnya dengan beberapa indikator 1. Guru kurang
atau unsur-unsur yang mendukung. mendapatkan
Indikator-indikator tersebut, antara lain: pelatihan
a. adanya hasrat dan keinginan berhasil tentang cara
menerapkan
b. dorongan dan kebutuhan dalam belajar, pembelajaran
harapan dan cita-cita masa depan, inovatif,
sehingga
c. penghargaan dalam belajar
mengajarnya
d. lingkungan belajar yang kondusif. monoton.
2. Guru belum
2. Oemar Hamalik (2011:108), menyebutkan memiliki cukup
fungsi motivasi itu meliputi: waktu untuk
menyiapkan
a. Mendorong timbulnya kelakuan/ suatu
media
perbuatan.
pembelajaran
b. Sebagai pengarah, artinya mengarah
yang sesuai,
pada perbuatan kepencapaian tujuan
sehingga
yang diinginkan.
mengajar
c. Sebagai penggerak, artinya sebagai
alakadarnya
motor penggerak dalam kegiatan belajar.
saja.
Hasil wawancara 3. Tuntutan
kurikulum tidak
1. Secara internal, siswa ingin berhasil tapi sejalan dengan
kejenuhan belajar Bahasa Inggris mulai kondisi di
muncul disebabkan metode mengajar lapangan,
yang kurang menarik. sehingga sering-
2. Guru belum menggunakan metode seringnya guru
mengajar yang tepat, sehingga materi hanya mengejar
jadi sulit dipahami siswa. materi selesai
3. Kesulitan siswa dalam memahami materi diajarkan meski
ini membuat mereka tidak memiliki siswa belum
penggerak dalam kegiatan belajar. menguasai
materi tersebut.
4. 4. Guru kurang
kreatif dalam
menata ruang
kelas menjadi
ruangan yang
menarik dan
nyaman untuk
digunakan.
2 Literasi Hasil kajian literatur Analisis penyebab
Siswa kurang terlatih masalah:
membaca secara mandiri 1. Chitravelu (2004: 87-89) mengemukakan 1. Pembelajaran
ataupun secara bersama- ada beberapa hal yang perlu diperhatikan reading belum
sama dalam membaca, diantaranya: cukup menarik
a. Membaca memerlukan seperangkat minat siswa.
pengetahuan tentang kaedah atau 2. Kurang
ketentuan membaca. dukungan orang
b. Membaca memerlukan pemahaman arti tua dan
dan pesan yang terkandung di dalam lingkungan
teks. (lingkungan
c. Pemahaman terhadap teks memerlukan tidak banyak
pemahaman terhadap bahasa yang menggunakan
digunakan dalam penulisan teks. tulisan
d. Membaca merupakan suatu proses berbahasa
berfikir, karena dalam membaca Inggris).
seseorang menduga, memprediksi dan 3. Banyaknya
mengambil kesimpulan. platform audio
e. Membaca merupakan proses interaksi. visual yang
f. Membaca merupakan sistem kebutuhan bermunculan
hidup. menyebabkan
g. Membaca bukan merupakan single skill siswa lebih suka
akan tetapi merupakan multiple skills menonton dari
yang digunakan secara berbeda pada teks pada membaca.
yang berbeda dan tujuan yang berbeda 4. Kurangnya
pula. kemauan guru
h. Pengalaman membaca yang luas pada mengembangka
jenis teks yang beragam akan n metode belajar
memudahkan seseorang dalam membaca
memahami teks yang dibacanya. Bahasa Inggris.
5. Guru belum
2. Ebel dalam Somadayo (2010: 28) aktif
berpendapat bahwa, yang mempengaruhi membiasakan
tinggi rendahnya kemampuan memahami program literasi
bacaan yang dapat dicapai oleh siswa dan membaca
perkembangan minat bacanya tergantung Bahasa Inggris
pada factor bagi siswa.

a. Siswa yang bersangkutan.


b. Keluarganya.
c. Kebudayaannya.
d. Situasi sekolah.

Hasil wawancara

1. Siswa tidak paham arti dan pesan yang


terkandung dalam teks.
2. Ketidakpahaman ini menyebabkan siswa
malas berfikir.
3. Siswa belum dibiasakan membaca sejak
dari lingkungan keluarganya.
4. Lingkungannya juga belum
membiasakan budaya membaca.
5. Orang tua jarang mendampingi anak
belajar.
6. Media sosial lebih menarik minat siswa
dari pada buku teks berbahasa Inggris.

3 Numerasi Hasil kajian literatur Setelah dianalisis


Siswa masih kesulitan lagi masalah
dalam menyebutkan 1. Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kesulitan siswa
angka dalam bahasa kecakapan untuk menggunakan berbagai dalam membaca
Inggris. Contohnya dalam macam angka dan symbol yang terkait angka, tanggal,
angka, tanggal, tahun, dengan matematika dasar untuk tahun, menghitung,
menghitung, memecahkan masalah nyata dalam situasi menyebutkan
menyebutkan nominal kehidupan sehari-hari yang berbeda guna nominal uang dan
uang dan menyebutkan memberikan informasi dalam format yang menyebutkan jam
jam, label medicine,dll berbeda baik itu grafik, tabel, maupun dalam Bahasa
bagan, kemudian menggunakan interpretasi Inggris ini karena:
hasil analisis untuk pengambilan keputusan 1. Siswa
(Rosalina dan Suhardi,2020). menganggap
2. Menurut Han, dkk. (2017) menyatakan mudah
bahwa indikator kemampuan literasi membaca angka
numerasi diungkapkan seperti : dalam Bahasa
Inggris.
a. Menggunakan berbagai macam angka 2. Siswa jarang
dan simbol yang terkait dengan menggunakan
matematika dasar untuk memecahkan angka berbahasa
masalah dalam berbagai macam konteks Inggris dalam
kehidupan sehari – hari. kehidupan
b. Menganalisis informasi yang sehari-hari.
ditampilkan dalam berbagai bentuk 3. Guru kurang
(grafik, tabel, bagian, diagram, dan membiasakan
sebagainya). siswa
c. Menafsirkan hasil analisis tersebut untuk menggunakan
memprediksi dan mengambil keputusan. angka dalam
Bahasa Inggris.
Wawancara : 4. Jarang terdapat
1. Siswa sering keliru menyebutkan angka, angka berbahasa
jam, nominal uang dalam Bahasa Inggris yang
Inggris. ditempel di
2. Siswa keliru menggunakan angka dalam dinding.
Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-
hari.

4 Guru dalam penyampain Kajian literatur : Analisis


materi pembelajaran penyebabnya:
masih menggunakan Menurut Trianto model pembelajaran 1. Kurangnya
metode konvensional dan inovatif-progresif mendasarkan diri (Self keterampilan
belum maksimal oriented) pada kecendrungan pemikiran guru
mengimplementasi belajar terutama pada proses belajar, yakni mengimplement
model-model belajar tidak hanya sekedar menghafal dan a-sikan
pembelajaran inovatif siswa harus mengkontruksi pengalaman pembelajaran
dibenak mereka sendiri. Model inovatif.
pembelajaran inovatif progresif merupakan 2. Mindset guru
bentuk pembelajaran yang tergambar dari bahwa membuat
awal sampai akhir yang disajikan secara siswa paham,
khas oleh guru. Dengan kata lain, model paling baik
pembelajaran merupakan bungkus atau adalah dengan
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, menjelaskan.
metode, dan teknik pembelajaran yang 3. Fokus
bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru pembelajaran
dan mewujudkan perubahan menuju hanya pada
perbaikan (menjadi lebih baik). Serta lembar kerja
merubah paradigma orientasi pembelajaran siswa.
yang semula berpusat pada guru (Teacher 4. Guru tidak mau
center) beralih berpusat pada murid (student repot untuk
center) (Trianto, 2011 : 12). mengimplement
Wawancara: a-sikan model
pembelajaran
1. Pemahaman guru mengenai inovatif.
pembelajaran inovatif masih kurang
2. Waktu untuk menyiapkan pembelajaran
inovatif membutuhkan persiapan lebih
banyak dan lama.
3. Tuntutan materi yang banyak.
4. Guru kurang memiliki waktu untuk
memberikan pembelajaran terbaik.
5. Anggapan mengajar paling cepat dan
jelas adalah dengan menjelaskan.

5 Beberapa orangtua tidak Kajian literatur : Analisis


hadir saat diundang ke penyebabnya:
sekolah dalam kegiatan 1. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2004 : 1. Terbatasnya
sosialisasi maupun 26) mengemukakan bahwa: Sekolah sebagai partisipasi orang
parenting education lembaga pendidikan formal, terdiri atas guru tua di sekolah.
(pendidik) dan siswa. Antara mereka suda 2. Orang tua jarang
barang tentu terjadi adanya saling hubungan, dilibatkan dalam
baik antara guru sebagai pendidik dengan kegiatan
siswa maupun antara siswa dengan siswa pembelajaran.
dan orangtua dengan guru. 3. Program home
2. E. Mulyasa (2007: 115) mengemukakan visit kurang
maksud hubungan antara sekolah dengan maksimal.
orangtua adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengembangka pemahaman


tentang maksud-maksud dan saran-saran
dari sekolah,
b. Untuk menilai program sekolah,
c. Untuk mempersatukan orangtua siswa
dan guru dalam memenuhi kebutuhan
siswa
d. Untuk mengembangkan kesadaran
tentang pentingnya pendidikan sekolah
dalam era pembangunan,
e. Untuk membangun dan memelihara
kepercayaan orangtua terhadap sekolah,
f. Untuk memberitahu orangtua siswa
tentang pekerjaan sekolah.
g. Untuk mengarahkan dukungan dan
bantuan bagi pemeliharaan dan
peningkatan program sekolah.

Hasil wawancara:

1. Orang tua biasanya berhubungan dengan


wali kelas bukan guru mapel.
2. Guru mapel menyampaikan keluhan
terhadap siswa kepada wali kelas, bukan
orang tua langsung.
3. Pengerjaan tugas sekolah tidak
melibatkan orang tua

Anda mungkin juga menyukai