List Problematisasi
List Problematisasi
2. Kitab al-Kassyaf
Para ahli bahasa dan mufassir sepakat mengakui ketinggian, keluasan, dan
kedalaman makna yang terkandung dalam al-Qur'an Sebagian mufassir menggunakan
pendekatan bahasa dalam menafsirkan al-Qur'an untuk mengungkapkan makna ayat-
ayat al-Qur'an. Di antara tafsir yang mengggunakan pendekatan bahasa yakni
balaghah ialah tafsir Safwah al-Tafasir Karya Muhmmad 'Ali al-Sabuni, tafsir al-
Kasysyaf Karya al-Zamakhsyari, dan Mafatih al- Ghaib Karya Fakhruddin al-Razi
4. ()
Al-Razi hidup pada abad ke-12 M, dimana praktik-praktik sihir masih ada
dalam masyarakat pada waktu itu. Praktik sihir mencakup beberapa kegiatan seperti
penggunaan mantra dan do’a-do’a magis, sihir ini menggunakan kalimat atau ayat-
ayat tertentu dengan keyakinan bahwa mereka memiliki kekuatan magis. Kemudian
penggunaan ramuan dan obat-obatan, beberapa praktik sihir melibatkan penggunaan
ramuan, minuman, atau obat-obatan tertentu yang diyakini memiliki kekuatan magis.
Bahan-bahan ini dapat digunakan untuk menciptakan efek tertentu, seperti mengubah
seseorang atau menyembuhkan penyakit.
Pada masa Fakhrudin al-Razi, sihir dianggap sebagai tindakan yang
bertentangan dengan ajaran agama Islam. Praktik sihir dipandang sebagai Upaya
manusia untuk mendapatkan kekuatan dan pengaruh di luar kehendak Allah, yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip tauhid Islam. Namun, penting untuk dicatat
bahwa pemahaman dan penilaian tentang sihir dapat bervariasi di antara sarjana dan
periode sejarah yang berbeda. Sumber-sumber dari masa Fakhr al-Din al-Razi tidak
secara khusus mengungkapkan pandangannya tentang sihir, tetapi secara umum,
pandangan di kalangan sarjana Islam pada masa itu condong menentang dan
mengutuk praktik sihir.