Anda di halaman 1dari 2

Kaum muslimin jama’ah jum’ah yang dimulyakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Salah satu nikmat besar yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepada kita
adalah kita dimudahkan untuk mau mendengarkan tausiyah, mendengarkan ayat-ayat Alquran dibacakan, mendengarkan hadis-hadis Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam.

Allah ta'ala berfirman : َ‫َو َذ ِّكرْ فَِإنَّ ال ِّذ ْك َر ٰى تَنفَ ُع ْال ُمْؤ ِمنِين‬ Adz Dzariyat : 55

berikanlah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman

Alquran dan Sunnah yang disebutkan oleh Allah dalam Alquran, Andaikan diberikan kepada gunung laro aitahu Kho syi'an mutason Dian Min khasyatillah maka
Gunung itu akan tunduk dan dia hancur disebabkan karena takut kepada Allah.

Maka ini juga memberikan pengaruh yang besar bagi hati manusia, yang Tentu saja tidak lebih keras secara fisik dibandingkan bebatuan. dan Alhamdulillah kita
dimudahkan oleh Allah untuk mendengarkan tausiah itu minimal setiap hari Jumat sekali. Barangkali dalam waktu selama sepekan kaum muslimin bapak-bapak
punya kesibukan sehingga tidak sempat untuk mendengarkan tausiah dalam kajian harian. Selanjutnya yang perlu untuk kita pikirkan adalah sejauh mana
Jumatan yang kita hadiri ini memberikan pengaruh bagi kehidupan kita.

Ada di antara kita yang sudah hadir Jumatan selama 10 tahun 15 tahun sesuai dengan usia yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepada kita. Namun
selanjutnya kita perlu lihat sejauh mana Jumatan itu memberikan pengaruh dalam kehidupan kita Apakah hanya sebatas hanya untuk menggugurkan kewajiban
dan barangkali ini umumnya yang terjadi dengan kaum muslimin sehingga mereka dating, kemudian duduk di dalam masjid lalu tidur dan Dia tidak peduli
Apakah mau mendengarkan ceramah atau tidak. jika semacam ini yang terjadi maka meskipun kita jumatan selama 50 tahun 60 tahun bahkan berpuluh-puluh
tahun sekalipun sama sekali tidak akan memberikan pengaruh bagi kita.

Namun kalau kemudian orang itu dating, dengan niat berangkat dalam rangka untuk menambah ilmu pengetahuan menambah ilmu agama maka Insyaallah akan
memberikan manfaat baginya Allah subhanahu wa taala menjelaskan di akhir surat Qof : 37

‫الس ْم َع َو ُه َو َش ِهي ٌد‬


َّ ‫ْب َْأو َألْ َقى‬ ِ ِ ِ‫ِإ َّن يِف ٰذَل‬Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau
ٌ ‫ك لَذ ْكَر ٰى ل َمن َكا َن لَهُ َقل‬
َ
( memperhatikan dengan baik ) dia menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.

Imam Ibnul Qayyim dalam Kitabal-Fawaa’id menjelaskan bahwa Ayat ini menjelaskan tentang syarat ilmu itu bisa memberikan manfaat bagi hamba, ada
empat:

َ ِ‫“ ِإ َّن فِي ٰذَل‬Sesungguhnya didalam Al Qur’an itu ada petunjuk” Kita dituntut ketika belajar ilmu agama harus memilih guru
ِ‫ك ل‬
Syarat pertama ada pada kata ‫َذك َْر ٰى‬
yang baik, sebagaimana Imam Syafi'i rahimahullah pernah mengatakan tentang Imam Malik Radhitu bimalikin ayyakuna hujjatan baini wabainallahi taala “aku
Ridho untuk menjadikan Imam Malik sebagai hujjah antara diriku dengan Allah ta'ala”

Karena itulah seorang ulama tabiin Muhammad bin Sirin mengatakan Al Ilmu minaddin fandhur amman takkhudu dienakum sesungguhnya ilmu itu bagian dari
agama karena itu perhatikanlah Dari mana kalian mengambil agama kalian

Yang kedua ‫ْب‬ ِ


ٌ ‫“ ل َم ْن َكا َن لَهُ َقل‬Bagi orang-orang yang mempunyai hati”. maknanya tempat dimana petunjuk Qur’an itu sampai adalah hati yang hidup yang
memikirkan Allah. Adapun Hati yang mati akan susah untuk menerima kebenaran. Allah ta'aala mencela keadaan orang-orang munafik yang hidup disekitar Nabi
dan para sahabat dalam surat Muhammad ayat 24:

ٍ ُ‫ َأفَاَل يتَ َدبَّرو َن الْ ُقرآ َن َْأم َعلَ ٰى قُل‬Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?
‫وب َأْق َفاهُلَا‬ ْ ُ َ

syarat yang kedua adalah hatinya terbuka, hati terbuka artinya dia punya niat dari awal untuk menerima tausiyah, seperti yang kita singgung di awal ada
sebagian besar masyarakat yang ketika dia hadir Jumatan tujuan besarnya hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban dia sama sekali tidak punya keinginan
untuk menambah ilmu pengetahuan agama, hatinya ditutup rapat dari awal, kalau seperti ini yang terjadi maka Bagaimana mungkin tausiah itu bisa mengendap
dalam hatinya, sehingga kalau orang tidak punya niat sama sekali untuk membuka diri, untuk kemudian terbuka terhadap agama maka ilmu agama tidak akan
meresap pada dirinya.

demikian sebagai khotbah yang pertama Aqulu qouli hadza faastagfirullah

َّ ‫“ َْأو َألْ َقى‬dia mendengarkan dengan seksama” artinya dia pasang pendengarannya sebaik mungkin, makanya Nabi
Syarat yang ketiga kata Ibnu qayyim ‫الس ْم َع‬
Shallallahu Alaihi Wasallam melarang keras Setiap tindakan ketika Jumatan yang bisa menyebabkan orang tidak konsentrasi, seperti diantaranya bermain kerikil
kata Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam Siapa yang mainan kerikil maka gugur pahala jumatannya. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam juga melarang bicara dengan
ُ ‫ت) َوا مَا ُم ي َْخ‬ ‫َأ‬
orang lain. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda‫طبُ َفقَدْ َل َغ ْوت‬ ‫ ( ْنصِ ْ ِإْل‬:ِ‫“ِإ َذا قُ ْلتَ لِصَاح ِِبكَ ي َْو َم ا ْلجُ مْ عَ ة‬Jika kamu berkata kepada temanmu, “Diamlah”
sementara imam sedang berkhutbah di hari jumat, sungguh ia telah berbuat sia-sia.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Agar mereka terkondisi untuk fokus mendengarkan apa yang disampaikan oleh Khatib waktu Jumatan tidak lama, kurang lebih hanya 10 - 15 menit, sehingga
Sangat disayangkan kalau saja waktu yang singkat ini terkadang masih kita gunakan untuk sesuatu yang sia-sia.

kemudian yang ke-4 ‫ َو ُه َو َش ِهي ٌد‬dan dia Sahid artinya menyaksikan fokus konsentrasi dengan apa yang dia dengar, kadang ada orang yang fisiknya di masjid tapi
batinnya diluar masjid, mungkin barangkali dia dalam kondisi lapar atau dia punya masalah yang masih terpikirkan dalam ingatannya sehingga fisiknya di masjid
tapi batinnya ada di tempat yang lain maka dia tidak konsentrasi sehingga Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan kita sebelum jumatan sunnah
sunnahny agar persiapan mandi biar lebih segar, gunakan minyak wangi biar tidak ganggu samping kanan kirinya dan mengeluarkan bau yang harum, memakai
pakaian yang terbaik dan seterusnya. Semua itu jamaah yang dimulyakan Allah, punya tujuan besar agar tausiah yang disampaikan setiap pekan ini, tidak hanya
sebatas menjadi kalimat yang sia-sia, tidak memberikan bekas bagi kita. Semoga Allah subhanahu wa taala menjadikan Jumatan kita jumatan yang lebih
berkualitas, tidak hanya sebatas untuk mengugurkan kewajiban tapi kita juga mendapatkan manfaat yang lebih besar dari itu.

Allahumma sholli ala Muhammad wa ala ali Muhammad karena solita ala Ibrahim ala Ali Ibrahim innaka hamidum Majid

allahummaghfirul mukminina wal mukminat wal muslimin wal muslimat Al Afia Imin Umar amwat innaka Samiun qoribu muta'awat ya kalau di Al hajat

allahumma inna Nas alukal huda wattuqo wal afafa wal ghina robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannar. Subhana robbika
robbil izzati amma yasifun wasalamun ala mursalin walhamdulillahi robbil alamin.

Anda mungkin juga menyukai