Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA


TN. T TERUTAMA PADA NY. S DENGAN KEK
DI PUSKESMAS BLEGA

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Komunitas
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama : Rensi sularah Mawati
NIM : 2215901078
Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA


PADA TN. T KHUSUSNYA NY. S DENGAN KEK
DI DESA BLEGA KECAMATAN BLEGA

Disusun oleh :

Nama : Rensi Sularah Mawati


NIM : 2215901078
KELAS :A

Tanggal 28 Agustus 2023


PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

Disetujui :

Kepala Ruangan
Tanggal : 28 Agustus 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma. S.Tr.Keb)
NIP. 19760507 2007 01 2 013

Pembimbing Institusi
Tanggal : 28 Agustus 2023
Di: STIKES Ngudia Husada Madura (Novi Anggraeni, S.SiT.,MPH)
NIDN. 0728058101

Pembimbing Kasus
Tanggal : 28 Agustus 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma. S.Tr.Keb)
NIP. 19760507 2007 01 2 013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di
Puskesmas Blega.
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Prodi Profesi
Bidan STIKes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama :
1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKes Ngudia Husada Madura.
2. Lely Aprilia Vidayati, S.SiT,M.kes selaku ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan.
3. Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb, Bdselaku pembimbing praktek di Puskesmas Blega.
4. Novi Anggraeni, S.SiT.,MPH selaku pembimbing Akademik Profesi Bidan.
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Asuhan kebidanan ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan
selanjutnya.

Bangkalan, Agustus 2023


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mempertinggi derajat kesehan bangsa Indonesia, pembangunan diberikan


dengan memberikan prioritas pada upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
bersifat terpadu, menyeluruh, berkesinambungan. Hal ini sarananya dimulai dari keluarga
sebagai unit terkecil dalam masyarakat.Oleh karena itu, apabila dalam suatu masyarakat
terdapat salah satu anggota keluarga yang mempunyai masalah dalam kesehatannya, maka
akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain dalam kelompok masyarakat tersebut.Salah
satu cara mengatasinya adalah dengan memberikan Asuhan Kebidanan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan pada keluarga secara optimal. serta mampu untuk mengenal
dan merawat dirinya sendiri serta mengatasi permasalahan kesehatan yang terjadi dan secara
langsung pada akhirnya hal ini berdampak pada masyarakat luas.Asuhan Kebidanan
Keluarga sangat erat hubungannya dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), yang meliputi
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,ibu menyusui, imunisasi, gizi dan Keluarga
Berencana (KB).
Kehamilan resiko tinggi harus mendapat perhatian dan perawatan yang lebih
intensif. Karena hal tersebut akan berakibat pada kematian ibu dan janin dalam kandungan
bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (FOGI) kehamilan merupakan
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Jika dihitung mulai dari fertilisasi sampai lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester I berlangsung selama 12 minggu,
trimester II 15 minggu (minggu ke-13 sampai ke-27), dan trimester III 13 minggu (minggu
ke-28 hingga ke-40 minggu) (Prawirohardjo S, 2014: 213)
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan bukan hanya berkaitan dengan
keadaan sehat atau sakit seseorang, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan lingkungan, fisik,
mental dan keluarga.
Keluarga adalah satuan unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling bergantung (Nasrul Effendy, 2002 : 32).
Asuhan Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada berbagai
masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah tersebut mereka hadapi karena
ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan dan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang masalah kesehatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu untuk mengerti, memahami dan dapat memberikan serta
menerapkan Asuhan Kebidanan pada Keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian
c. Mahasiswa mampu merumuskan masalah
d. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah
e. Mahasiswa mampu melaksanakan management kebidanan pada keluarga
f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dan dokumentasi

C. Manfaat
1. Bagi keluarga
a. Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan kelurga yang
bahagia, sejahtera dan berkualitas.
b. Meningkatkan kesehatan balita dan keluarga.
c. Memahami tanda – tanda kehamilan
2. Bagi mahasiswa
a. Meningkatkan ketrampilan dalam kegiatan pelayanan kebidanan komunitas.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga

a) Pengertian Keluarga

Keluarga ( bahasa sansekerta : “ Kulawarga”, “ ras “ dan “warga” yang berarti “


anggota” ) adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah ( Wikipedia,2009 )
Menurut Nasrul Efendi (1998) Keluarga adalah unit terkecil darimasyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa anggotakeluarga yang tinggal dalam satu
rumah.
Sedangkan menurut Duvall dan Logan (1986) mendefinisikanKeluarga sebagai
kumpulan dari orang dengan ikatan perkawinan,kelahiran dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembanagn fisik,
mental, emosional sertasosial dari tiap anggota keluarga.
b) Pemegang Kekuasaan dalam keluarga
Pemegang kekuasaan keluarga menurut ( Effendi,1998 )
1. Patriakal yang dominan dan mememgang kekuasaan dalam keluarga adalah di pihak
ayah
2. Matriakal yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah di pihak ibu
3. Equalitarian yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
4. Patrilokal adalah sepasang suamu istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri
c) Bentuk Tipe Keluarga (Effendi, 1998)

a. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainnya.
c. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satau tanpa pernikahan
tetapi membentuk satu keluarga.
d) Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Menurut (Effendi, 1998)
peranan dalam keluarga adalah:
a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik, pelindung,
kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan pendidik,
pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah tambahan
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental
maupun spiritial.
e) Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi
kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan membentuk
perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang, memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
f) Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.
b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul
masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data wilayah kerjanya,
data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan,
kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan
yang bekerja dibidang komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita
di wilayah kerjanya.
Sasaran umum kebidanan komunitas masalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut
undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami,
istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra
kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa interfal)
serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan
anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra sekolah.

B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan TM I, II, dan III
a. Trimester pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam
tubuh, maka akan segera muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah, keletihan, dan pembesaran pada
payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut :
1. Membenci kehamilannnya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
dan kesedihan.
2. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali memberitahukan
orang lain apa yang dirahasiakannya.
3. Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang
mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita hamil
yang merasakan kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, tetapi bukan dengan
seks. Sedangkan, libido yang sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekuatiran. Sedangkan, bagi
suami sering kali membatasi hubungan suami istri karena takut mencederai
istri dan calon bayinya. Hal ini perlu komunikasi lebih lanjut jika dihadapkan
dengan istri yang mempunyai libido tinggi atau meningkat.
4. Sedangkan pada suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggaan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi
keluarga.
b. Trimester Kedua
Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi ( masa menerima
kehamilan → menyiapkan kelahiran dan menerima bayi )
1) Ketakutan peningkatan berat badan
2) Kekhawatiran tekanan darah meningkat
3) Rasa ketidaknyamanan aktifitas seksual
4) Biasanya ibu sudah merasa sehat
5) Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa
tidak nyaman. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban
6) Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi
dan pikirannya secara lebih konstruktif
7) Ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri
8) Banyak ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman
c. Trimester Ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat
itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang
ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut
kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
(Ummi Hani, dkk, 2010 : 68 – 69)

C. Kebutuhan Ibu Hamil

a. Kebutuhan Fisik ibu Hamil


1. Kebutuhan oksigen
Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sebanyak 20%. Hal
ini disebabkan karena selama kehamilan pembesaran uterus dapat menekan
diafragma sehingga tinggi diafragma bergeser 4cm dan kapasitas total (paru-
paru berkurang 5%).
2. Kebutuhan nutrisi
Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan seimbang
yang harus di konsumsi ibu selama masa kehamilannya meliputi karbohidrat,
protein, (60gr/hari), lemak,vitamin, dan mineral.
3. Kebutuhan personal hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi, perawatan gigi dan
mulut, perawatan kulit, perawatan payudara, dan pakaian.
4. Kebutuhan eliminasi
a. Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan trimester III
karena adannya penekanan kandung kemih oleh uterus.
b. Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaksasi otot polos dan
kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar pada kehamilan dan serta
karena adanya aksi hormonal yang dapat mengurangi gerakan peristaltik
usus.
5. Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu hamil akan menurun pada trimester I dan trimester
III sedangkan pada trimester II gairah ibu akan kembali.
6. Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ada resiko cidera
bagi ibu/ janin.Ibu hamil dapat melakukan mobilitas misalnya dengan berjalan-
berjalan.Hindari gerakan melonjak, meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
7. Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang hari dan 8-11
jan pada malam hari.
8. Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
9. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan fisik /
fisiologis, persiapan psikologis, persiapan keuangan, persiapan tempat
melahirkan, persiapan transportasi dan persiapan barang-barang kebutuhan ibu
dan bayi.
b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
1. Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untuk mempererat ikatan keluarga.
Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yang baik, dengan itu untuk
membantu ia dalam menyesuaikan diri dan menghadapi masalah selama
kehamilannya karena sering kali merasa ketergantungan atau butuh pantauan
orang-orang di sekitarnya.
2. Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama ibu hamil,
membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu dan mengenal serta
menghindari kemungkinan komplikasi.Selain itu petugas kesehatan juga
berperan dalam membantu untuk mempersiapkan untuk menjadi orang tua dan
dalam mewujudkan kesehatan yang optimal.
3. Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk membantu
menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami para calon orang tua.
4. Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki anak hal ini bertujuan untuk
memudahkan anak sebelumnya beradaptasi dan menerima kenyataan terhadap
kehidupan atau suasana lingkungan mereka yang baru. (Bobak,2005 : 279-289)

D. Ketidaknyamanan Wanita Hamil Trimester III


a. Nyeri punggung bagian bawah
Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan
lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang
membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat
menimbulkan spasmus
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal
b. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar
oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi selama kehamilan akan
meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida.
Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan
diafragma.Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama
kehamilan.
Cara penanganan :
- Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
- Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan kedalaman
pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi
- Anjurkan wanita berdiri dan meregangkan tangannya diatas kepalanya secara
berkala dan mengambil nafas dalam
- Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti saat
sedang berdiri.
c. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat
duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.Edema pada kaki
yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan
edema karena preeklamsi.
Cara penanganan :
- Hindari menggunakan pakaian ketat
- Elevasi kaki secara teratur setiap hari
- Posisi menghadap kesamping saat berbaring
- Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan vena-
vena panggul
d. Peningkatan frekuensi berkemih
Terjadi karena peningkatan berat uterus yang akhirnya menekan kandung
kencing. Pada primigravida utamanya hal ini disebabkan karena penurunan kepala
janin sehingga menekan kandung kencing
Cara penanganan :
- Menjelaskan mengapa hal itu terjadi
- Mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam
e. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan
hingga trimester III.
Penyebab :
- Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan jumlah progesteron.
- Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus
yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan
uterus
- Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar
Cara penanganan :
- Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung menjadi
terlalu penuh
- Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi
lambung untuk menjalankan fungsinya
- Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus dan
sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
- Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan gangguan
pencernaan.
f. Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos usus
besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
- Asupan cairan yang adekuat
- Istirahat cukup
- Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltik
- Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
- Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
- Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur tubuh
yang baik, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen bagian bawah
secara teratur
g. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio
dan fosfor.Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah
panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen
doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
Cara penanganan :
- Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya
( dorsofleksikan kakinya )
- Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan
mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi darah
- Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
- Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor
h. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan
Cara penanganan :
- Mandi air hangat
- Minum air hangat ( susu, teh tanpa kafein dicampur susu ) sebelum tidur
- Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur
- Ambil posisi relaksasi
- Gunakan teknik relaksasi progesif
i. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf
median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-
jari
Cara penanganan :
- Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari
- Berbaring rileks
(Helen Varney, 2007 : 536-543 )

E. Tujuan Pengawasan Antenatal


Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala
nifas, persiapan menghadapi laktasi dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar. Tujuan pengawasan antenatal, adalah:
a. Mengenali dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
saat persalinan dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyulit yang menyertai kehamilan, persalinan dan nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
nifas, laktasi, dan aspek KB.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

Pemeriksaan antenatal paling sedikit 4 kali kunjungan, yaitu:

1. Satu kali pada Trimester I → Sebelum minggu ke 14


2. Satu kali pada Trimester II → Pada minggu ke 14-28
3. Dua kali pada Trimester III → Antara minggu ke 28-36 dan setelah minggu ke 36.
Pengawasan Antenatal memerlukan batasan dan tujuan, maka jadwal
pemeriksaan adalah:

1. Pemeriksaan Pertama
Dilakukan segera setelah diketahui adanya keterlambatan Haid
2. Pemeriksaan Ulang
a. Setiap bualan hingga usia kehamilan 6-7 minggu
b. Setiap dua minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c. Setiap 4 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan
3. Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

F. Standar Minimal Asuhan Antenatal

a) Timbang Berat Badan


b) Ukur Tekanan Darah
c) Ukur Tinggi Fundus Uteri
d) Imunisasi TT
e) Pemberian Tablet Penambah Darah
f) Test Terhadap PMS
g) Temu Wicara
(Manuaba, 2010 : 128-133)
G. KONSEP TEORI KEK
1. Pengertian
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
KEK dapat terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) dan pada ibu hamil. KEK
adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu.
Pada Wanita Usia Subur (WUS)
Pemantauan kesehatan dan status gizi pada WUS merupakan pendekatan yang
potensial dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak.
Kondisi WUS yang sehat dan berstatus gizi baik akan menghasilkan bayi
dengan kualitas yang baik, dan akan mempunyai resiko yang kecil terhadap
timbulnya penyakit selama kehamilan dan melahirkan.
Pada Ibu Hamil (Bumil)
Ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah suatu keadaan dimana
seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi dan protein yang terjadi
karena konsumsi bahan pangan pokok yang tidak memenuhi disertai susunan
hidangan yang tidak seimbang dan pengabsorsian metabolisme zat gizi yang
terganggu (sediaoetomo,2002). Kekurangan energi kronis adalah keadaan
dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronis) kesehatan pada ibu .ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun batas LILA ibu hamil dengan resiko KEK di
indonesia adalah kurang dari 23,5 cm (depkes RI,2002). Ibu hamil yang
menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa
perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pada
keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan
meningkatkan angka kematian ibu dan anak.

2. Etiologi
Menurut sediaoetomo (2002), penyebab dari kekurangan energi kronis dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Penyebab langsung/primer
Defisiensi kalori maupun protein yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup
lama.
b) Penyebab tidak langsung/sekunder yaitu:
a) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing
b) Hambatan utilitas zat-zat gizi
Ialah hambatan penggunaan zat-zat gizi karena susunan asam amino didalam
tubuh tidak seimbang yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan
penurunan konsumsi makan.
c) Ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemberian makanan yang akan
dikonsumsi sehari-harinya.seorang dengan ekonomi yang rendah maka
kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan tidak tercukupi .
d) Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi pengambilan
keputusan dan juga akan berpengaruh pada prilakunya . ibu hamil dengan
pengetahuan gizi yang rendah , kemungkinan akan memberikan gizi yang
kurang bagi bayinya.
e) Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan
Pola konsumsi juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu hamil, dimana
pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan
kesehatan atau penyakit pada ibu hamil (supariasa 2002).
f) Jumlah anak yang terlalu banyak
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
kurang, akan mengakibatkan berkurangnya kebutuhan gizi.(2002)
g) Pendapatan yang rendah
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang gizi, karena tidak dapat
menyediakan kebutuhan gizi yang seimbang( sediaoetomo,2002).
h) Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu
(Baliwati, 2004: 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun)
dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih
dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah
lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi
ibu hamil akan lebih baik.
i) Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas
hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan
jarak kelahiran dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5). Jarak melahirkan
yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan
juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk
memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung
kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang
dikandung. (Baliwati, 2004 : 3).
j) Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable). (Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu
kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa
mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.
2 Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas
viabilitas.
3 Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima
atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai
batas viabilitas. Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan
sebelumnya kurang dari 2 tahun / kehamilan yang terlalu sering dapat
menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi
tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum
masa kehamilan (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).
k) Berat Badan Selama Hamil .
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata
untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan
yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara
maju pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg.Jika ibu
kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ). Pertambahan berat badan
selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang
dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan
berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.

3. Patofisiologi
Kebutuhan nutrisi meningkat selama hamil. Masukan gizi pada ibu
hamil sangat menentukan kesehatannya dan janin yang dikandungnya .
kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil,
peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15%, karena dibutuhkan untuk
pertumbuhan rahim,payudara, volume darah, plasenta, air ketuban,dan
pertumbuhan janin(lubis,2003).
Di dalam kehamilan kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah dan
terjadi perubahan – perubahan anatomi fisiologi. Tambahan zat besi
diperlukan sekitar 800 mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
pembentukan sel darah merah pada janin dan plasenta ( wiknjosastro,2002).
Cakupan gizi pada ibu hamil dapat di ukur dari kenaikan berat badan
ibu hamil tersebut. Kenaikan berat badan ibu hamil antara 6,5 kg sampai 16,5
kg, rata-rata 12,5 kg. Terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu terakhir
(winknjosastro,2002).

4. Tanda dan gejala


Tanda-tanda KEK menurut sediaoetomo (2002), meliputi:
 Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
 Badan kurus
 Rambut kusam
 Turgor kulit kering
 Conjungtiva pucat
 Tensi kurang dari 100 mmHg
 Hb kurang dari normal (<11 gr%)
Gejala KEK menurut winkjosastro (2002), meliputi:
 Nafsu makan kurang
 Mual
 Badan lemas
 Mata berkunang-kunang

5. Akibat KEK
 Bagi ibu
Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan fisiknya yang pada
akhirnya menyebabkan perdarahan , partus lama, abortus dan infeksi ( susilowati
2008).
 Bagi bayi
(susilowati,2008).

6. Pencegahan KEK
Menurut chinue (2009), cara pencegahan KEKadalah:
a) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu:
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam,hati,telur) dan bahan makanan nabati ( sayuran bewarna hijau
tua , kacang-kacangan, tempe).
Makan sayur sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C
( daun katuk,singkong,bayam,jambu,tomat,jeruk,dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapanzat besi dalam usus.
b) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubh dengan minum tablet penambah darah.

7. Penatalaksanaan KEK
Istirahat lebih banyak Terapi kekurangan energi kronis ditujukanpada
pengobatan individu disertai tindakan-tindakan preventif di masyarakat dengan
perbaikan-perbaikan pada faktor-faktor penyebab .
Penatalaksaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah:
a) Memberikan penyuluhan dan KIE
Tambahan Makanan Makanan pada ibu hamil sangat penting , karena
makanan merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk
perkembangan janin dan tubuhnya sendiri ( notoadmojo,2008).
Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan
selama hamilharus mendapat tambahan protein ,mineral,dan energi
(chinue,2009).

Tabel 2.1 contoh menu ibu hamil


BAHAN PORSI HIDANGAN JENIS HIDANGAN
MAKANAN SEHARI

Nasi 6 porsi Makan pagi:

Sayuran 3 mangkuk Nasi,1,5 porsi (150 gr)

Buah 4 potong Ikan /daging 1 potong


sedang (40 gr)

Tempe 3 potong Sayur 1 mangkok

Daging 3 potong Buah 1 potong

Susu 2 gelas Selingan:

Minyak 5 sendok teh Selingan:

Gula 2 sendok teh Susu 1 gelas dan buah 1


potong sedang
Makan siang:
Nasi 3 porsi (300 gr)
Lauk,sayur dan buah sama
dengan pagi.
Selingan:
Susu 1 gelas dan buah 1
potong sedang
Makan malam:
Nasi 2,5 porsi (250 gr)
Lauk, buah dan sayur sama
dengan pagi/siang
Selingan:
Susu 1 gelas.

b) Istirahat lebih banyak


Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi kegiatan
yang melelahkan . siang 4 jam / hari, malam 8 jam/hari(wiryo, 2002)
c) Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan yang di makan
sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis (Chinue, 2009). Pemberian
PMT untuk memenuhi kalori dan protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan.
Pemenuhan kalori yang harus diberikan dalam program PMT untuk ibu hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis sebesar 600-700 kalori dan protein 15-20 mg (Nurpudji,
2006)
 Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu hamil.
Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-bijian, buah
dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain
(Nanin Jaja, 2007)
 Cara mengolah makanan menurut Proverawati (2009)
Sebaiknya makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran
segera dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena
cahaya karena akan menyebabkan hilangnya vitamin B, jangan digarami
daging atau ikan sebelum dimasak dan apabila makanan yang mengandung
protein lebih baik dimasak jangan terlalu panas.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan gizi yang
seimbang bagi ibu hamil, yaitu: kebutuhan aktual selama hamil berbeda-beda
untuk setiap individu dan dipengaruhi oleh status nutrisi sebelumnya dan
riwayat kesehatan, kebutuhan terhadap satu nutrisi dapat diganggu oleh asupan
yang lain, dan kebutuhan akan nutrisi tidak konsisten selama kehamilan.
 Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu dilakukan
menurut saifuddin (2003) adalah :
1) Rujuk untuk konsultasi
2) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil
3) Minum tablet zat besi tatau tambah darah
Ibu hamil setiap hari harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90
hari mulai minggu ke-20
 Periksa kehamilan secara teratur
Setiap wanita hamil menghadapi komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya secara teratur
kepada tenaga kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan dapat dikurangi
Pelayanan prenatal yang dilakukan adalah minimal Antenatal Care 4 kali
dengan ditambah kunjungan rumah bila ada komplikasi oleh bidan.

H. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu


dan bayi dalam keadaan bahaya kehamilan. Namun kehamilan yang normal dapat
berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.
Ibu hamil sering mengalami keluhan-keluhan sakit yang kadang membuatnya
merasa cemas. Ibu hamil kadang tidak tahu apakah gejala sakit tersebut tergolong
berbahaya atau tidak berbahaya bagi janinnya. Bagaimana cara membedakan antara
gejala yang membutuhkan perhatian medis segera dengan yang tidak berbahaya.
Ketika timbul tanda-tanda yang tidak biasa yang membuat Anda ragu, telepon atau
kunjungi dokter. Ada beberapa tanda yang tidak boleh diabaikan. 10 tanda bahaya
kehamilan.
1) Demam tinggi disertai kejang
2) Perdarahan pervaginam
3) Mual dan muntah yang berlebihan
4) Selaput kelopak mata pucat ( anemi)
5) Penglihatan kabur
6) Ketuban pecah dini
7) Bengkak pada tangan dan wajah
8) Penurunan gerakan janin/tidak terasa sama sekali
9) Nyeri abdomen yang hebat
10) Sakit kepala yang hebat

I. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan
– penemuan, ketrampilan dalam merangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan
yang berfokus pada klien ( Simatupang E.J. 2012 )
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan
dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki kebutuhan atau masalah
kebidanan ( kehamilan, persalinan, nifas,bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan
reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Blogspot .2011 ). Tahapan dalam
manajemen Asuhan Kebidanan ( Varney, 2010 )
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen yaitu suatu
metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah
pemecahan masalah serta melakukan tndakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan
kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan komunitas:
1. Identifikasi masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data berdasarkan sumber
data, pengumpulan dilakukan secara langsung di masyarakat (data subyektif) dan secara
tidak langsung (data obyektif).
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat melalui
wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil obserfasi pemeriksaan
dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah pengumplan
data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran
pemeriksaan.
2. Data Desa
 Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan
pemeriksaan).
b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata pencaharian,
c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga,
pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja).
e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari lembaga
swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan sampah dan
kotoran).
3. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah
kesehatan lingkungan di komuniti.
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan satu
dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisis
ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan
lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor
keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisi. Dalam rumusan
masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.
4. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta penyebannya, maka
disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana
yang disusun:
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di komunitas dapat dibagi
menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut
perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.
 Di dalam pelaksanaan mencakup:
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada keluarga.
 Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria keberhasilan,
kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi tercakup:
1) Tingkat kesehatan lingkungan.
2) Frekuensi penyuluhan.
3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.

b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan perubahan
yang terjadi terhadap lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila
hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan
dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil yang
dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila
evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak
tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan
maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain
yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 28 Agustus 2023
Tempat : dsn. Gedungan
Desa : Blega
Kabupaten : Bangkalan
Nama Mahasiswa : Rensi Sularah Mawati
NIM : 2215901078
a. IDENTIAS KELUARGA ( Struktur dan Sifat )

Nama : Tn. T

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Pendapatan : Tidak nentu

Alamat : dsn. Gedungan ds. Blega

Suku / bangsa : Madura

b. Riwayat Pernikahan

1) Status Pernikahan : Sah/ Tidak * Lingkari

2) Usia Pertama kali menikah : Suami 24 Th; Istri 23 Th

3) Jumlah Pernikahan ; Suami 1 kali; Istri 1 kali

c. Daftar Anggota Keluarga

Pendidi Riwayat
No. Nama Hubungan L/P Usia Pekerjaaan Agama
kan imunisasi
1 Tn. M Mertua L 55 th SD Petani Islam -
2 Ny. H Mertua P 50 th SMP Wiraswasta Islam -
3 Ny. S Istri P 24 th SMA Wiraswasta Islam -
d. Tipe Keluarga : Keluarga inti

e. Struktur Keluarga dan Genogram

Ket : : Area yang Diasuh

: Perempuan

: Laki-laki

: Ibu hamil sasaran

: Garis Perkawinan

f. Hubungan Antara Anggota Keluarga

Menurut pengakuan ibu, hubungan ibu dengan suami dan keluarga suami berjalan
baik dan harmonis, begitupun suami dengan keluarga isteri berjalan baik dan
harmonis.
g. Sifat keluarga

 Pengambilan keputusan dalam keluarga


Menurut pengakuan ibu, setiap pengambilan keputusan di putuskan oleh suami

h. Kebiasaan Sehari-hari Anggota Keluarga


a) Pola Nutrisi
Keluarga biasa makan ± 2-3x per hari dengan menu nasi, kadang lauk pauk dan
sayur,
Ny. S setiap harinya tidak minum susu, hanya minum air dan the hangat setiap
pagi.
b) Pola eliminasi
Keluarga biasa BAB 1x per hari, tidak ada keluhan apapun dan BAK ± 8x per hari
dan tidak ada keluhan
Ny. S BAK ± 10 x per hari karena dalam kondisi hamil dan tidak ada keluhan
c) Pola Hygien
Keluarga biasa mandi 2x sehari, gosok didi setelah makan dan ganti baju 2x per
hari sesudah mandi atau bila kotor
Ny. S mandi 3 – 4 kali sehari karena sering berkeringat, ganti baju setiap habis
mandi
d) Pola Istirahat
Keluarga biasa bangun tidur pukul 04.30 WIB, tidur malam pukul 22.00 WIB.
tidur siang selepas sepulang kerja.
Ny.A bangun tidur jam 04.30 WIB, tidur malam pukul 21.00 WIB,tidur siang
selepas pulang kerja
e) Sarana hiburan keluarga
Keluarga setiap 3 bulan sekali melakukan rekreasi ke tempat2 wisata
Ny. S hamil tidak pernah rekreasi hanya 1 kali 6 bulan yang lalu.
i. Kebiasaan Keluarga yang Merugikan Kesehatan
Kebiasaan Tn. T adalah perokok (sekitar 12 batang per hari) dapat merugikan
kesehatan keluarga, Tn. T tidak paham tentang bahaya merokok terhadap kesehatan
ibu dan janin.
j. Pemanfaatan Waktu Luang
Keluarga biasa memanfaatkan waktu luangnya untuk istirahat di rumah, dan
berkumpul bersama tetangga nya.
k. Faktor Sosial budaya dan spiritual keluarga
Keluarga selalu beribadah melaksanakan sholat 5 waktu secara rutin. Kadang-kadang
di lingkungan sekitar rumah suka di adakan kerja bakti untuk membersihkan
lingkungan sekitar, keluarga ikut dalam kerja bakti.
l. Faktor Rumah dan Lingkungan
1. Luas rumah : 10 x 10 m
2. Letak : Letak rumah berdekatan dengan masjid
3. Dinding : Permanen
4. Atap : Genting
5. Lantai : porselen
6. Penerangan : Cukup, cahaya matahari bisa masuk
7. Jalan angin : Cukup, ada ventilasi
8. Jendela : Ada pada kamar, dapur dan ruang tamu
9. Kebersihan : Cukup, penataan barang pada tempatnya
10. Jumlah kamar : 4 kamar
11. Air minum
Asal : Sumur
Nilai air : Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak berbau
Konsumsi : Air yang digunakan untuk mandi, mencuci, memasak, dll
12. Pembuangan sampah
Sampah dibuang kebelakang rumah, dikumpulkan dulu baru dibakar.
13. Jamban dan kamar mandi
Jamban : Punya, berbentu leher angsa
Kamar mandi : Letak didalam rumah, kebersihan cukup
14. Pekarangan dan selokan
Pengaturan : Rapi, tanaman ditaman
Kebersihan : Halaman cukup bersih
Air limbah : Pembuangan air kamar mandi langsung dialirkan ke septic tank
m. Riwayat Kesehatan,material, psikososial spiritual
1. Riwayat penyakit keluarga
Tn. T mengatakan bahawa keluarga tidak sedang menderita penyakit berat, penyakit
menular, dan tidak memiliki penyakit keturunan, dan tidak ada riwayat kehamilan
kembar dan cacat mental.
2. Dikeluarga ini yang mencari nafkah adalah Tn. T dan istri, bekerja sebagai
Karyawan swasta

3. Hubungan suami dengan istri, dan tetangganya baik-baik saja

n. Riwayat Kesehatan Keluarga ( dalam 1 tahun / 5 tahun )


1. Riwayat Kesehatan Anggota keluarga
Penyakit yang
Pengobatan yang
NO NAMA USIA L/P sedang/pernah diderita, Kondisi saat ini
dilakukan
kapan
1 Tn. M 55 th L Tidak ada Sehat Tidak
2 Ny. H 50 th P Tidak ada Sehat Tidak
3 Ny. S 24 th P Hamil Sehat Tidak

2. Kebiasaan memeriksakan diri


Suami mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit periksa ke bidan dan
puskesmas
3. Kesehatan Ibu dan Anak
 Riwayat kehamilan,persalinan, nifas yang lalu
Ny. S hamil yang pertama kali
 Keberadaan ibu hamil
1) Nama : Ny S
2) Umur : 24 th
3) Riwayat kehamilan sekarang
G1 P0A0H0 UK 40 mg, HPHT 21/11/2022, Tafsiran persalinan 28/08/2023,
TD 100/90 mmHg, suhu 36.5ºC, Nadi 80x/mnt, RR 18 x/mnt,Lila 22 cm,BB
lalu 40 kg, BB saat ini 45 kg, Tinggi Badan 150 cm,observasi/konfirmasi
anemia – Tfu 3 jr bwh PX, edema +/+, Catatan pemeriksaan Lab : Hb 10 gr dl,
Keluhan saat ini sering capek dan kadang pusing.
4) Pemeriksaan kehamilan
Dilakukan, dimana Puskesmas, oleh siapa Bidan,berapa kali 8 kali, kapan
terakhir priksa 20/08/2023, Therapi yang diberikan Fe dan vitamin B complek
5) Konsumsi Obat – obat,jamu dll
Ny S tidak mengkonsumsi obat – obatan dan jamu
6) Pantangan/ anjuran/ kepercayaan/kebiasaan yang dilakukan selama kehamilan;
Keluarga NY S tidak mempunyai tradisi yang wajib di kerjakan
7) Pernahkah mendapatkan informasi seputar kehamilan
Ny.S belum mendapatkan informasi seputar kehamilan dengan KEK
8) Apakah ibu menegetahui tanda – tanda bahaya pada kehamilan dan adakah
keluhan? Ny. S mengatakan tidak mengetahui tanda – tanda bahaya pada
kehamilan dan saat ini Ny. S mengeluh nyeri pada kaki, perut bawah, dan
pusing.
9) Apakah Kehamila direncanakan ; YA
10) Perencanaan persalinan
 Rencana Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan di poned puskesmas
blega
 Persiapan Tehnis (Dana, Transportasi, dll(jika kondisi tidak diinginkan
terjadi) Ny. S mengatakan bahwa akan memakai kartu BPJS
 Golongan Darah Ny. S tahu, Jenisnya B,siapa saja yang sama dengan
golongan darah Ny. S orang tua laki2 dan 2 saudara perempuannya
11) Kepemilikan Buku KIA
 Ya terisi lengkap
 Penyimpanan, disimpan sendiri oleh ibu
4. Pasangan Usia Subur ( yang sudah menikah )
 Nama : Ny. S
 Umur : 24 th
 Ibu hamil 40 mg
5. Keberadaan Lanjut Usia
 Nama : Ny. H
Umur : 50 th
Jenis kelamin : Perempuan
Nama : Tn. M
Umur : 55 th
Jenis kelamin: Laki – laki
 Pemeriksaan kesehatan lansia
YA di bidan terdekat
 Apakah anda pernah mengalami gejala sebagai berikut :
- Ny. S kadang pusing bila capek karena kurang istirahat
- Tn. T jarang sekali sakit
 Apakah mengidap penyakit tertentu
- Tidak ada
 Bagaimana kebutuhan pemenuhan kebutuhan sehari – hari
- Mandiri masih bekerja sebagai petani
 Perilaku / kebiasaan sehari – hari yang merugikan bagi kesehatan lansia
- Tidak ada
 Apakah anda tahu keberadaan posyandu lansia di wilayah anda
- Ya , Tn M dan Ny. H terdaftar sebagai anggota prolanis di bidan desa setempat
 Apakah anda mengunjungi posyandu lansia
- Ya, frekuensi kunjungan jarang
6. Persepsi dan tanggapan keluarga terhadap suatu masalah kesehatan ;
Keluarga menganggap kesehatan itu penting dan keluarga selalu berobat ke Bidan
setempat
7. Kematian anggota keluarga dalam 1 tahun/5 tahun terakhir
Tidak ada kematian
8. Peran serta Masyrakat
a. Nama Desa : Blega
b. Keluarga mengetahui tentang bentuk peran serta masyarakat di wiyah tersebut
seperti ; Posyandu, Poskamling, kerja bakti setiap 1 bulan sekali
c. Keluarga mengetahui bentuk pelayanan kesehatan di wilayah tersebut karena
keluarga bila berobat ke bidan dan Puskesmas
d. Keluarga mengetahui bentuk peran serta masyarkat seperti Posyandu

e. Golongan yang lebih berperan dalam kegiatan tersebut yaitu dewasa dan lansia

f. Pendapat KK terhadap desa siaga tidak begitu berjalan karena wilayahnya sangat

dekat dengan fasilitas kesehatan

g. Ada kendala dalam pelaksaan desa siaga karena wilayah Tn T tergolong daerah

pedesaan yang mana masyarakatnya sibuk dengan pekerjaan masing2 dan fasilitas

kesehatan dekat.

h. Perlu di bentuk desa siaga untuk membantu ibu hamil yang dengan status ekonomi

kurang

II. ASSESMENT/DIAGNOSE MASALAH

1. Pernyataan masalah kesehatan

- Ibu hamil dengan KEK

- Kurangnya pengetahuan ibu hamil akan dampak yang ditimbulkan akibat KEK

2. Identifikasi penyebab masalah kesehatan

No. Pernyataan Masalah Indentifikasi penyebab masalah


1 Ibu hamil dengan KEK Kekurangan energi kronis adalah
keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis)
kesehatan pada ibu .ibu hamil
diketahui menderita KEK dilihat
dari pengukuran LILA, adapun
batas LILA ibu hamil dengan
resiko KEK di indonesia adalah
kurang dari 23,5 cm
2 Kurangnya pengetahuan ibu Orang awam yang tidak
hamil akan dampak yang mempunyai cukup pengetahuan
ditimbulkan akibat KEK tentang gizi akan lebih memilih
makanan yang paling menarik
panca indra serta tidak
mengadakan pilihan berdasarkan
nilai gizi dari makanan.
Sebaliknya semakin banyak
pengetahuan gizinya mereka
akan lebih banyak
mempergunakan pertimbangan
rasional dan pengetahuan tentang
nilai gizi makanan. Bagi ibu
hamil yang menderita KEK dapat
melemahkan fisiknya yang pada
akhirnya menyebabkan
perdarahan , partus lama, abortus
dan infeksi. Bayi yang terlahir
dari ibu hamil yang menderita
KEK akan mengalami keguguran
, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan , berat
badan lahir rendah (BBLR)
DIAGRAM FISHBONE

1. Ibu hamil dengan KEK


Asupan gizi selama
kehamilan yang
kurang baik
Kurangnya penyuluhan Kurangnya pengetahuan ibu
mengenai gizi pada hamil mengenai jumlah kalori
kehamilan oleh petugas yang dibutuhkan selama
kesehatan Puskesmas kehamilan

Kurangnya biaya untuk Kurangnya dukungan suami dan


membeli bahan makanan keluarga dalam memenuhi
asupan nutrisi selama kehamilan
BUMIL DENGAN
KEK

Kurangnya pengetahuan ibu


hamil akan dampak yang dapat Ibu hamil
ditimbulkan terhadap berpendidikan
Kurangnya penyuluhan yang
kehamilannya, bayinya dan Hamil usia rendah
diberikan oleh petugas nakes
untuk ibunya sendiri muda terhadap ibu hamil yang ada di
wilayah Puskesmas

Kurangnya kesadaran ibu hamil Ketidaktahuan ibu hamil


untuk menjaga kesehatan dan akan dampak yang dapat
memenuhi kecukupan nutrisinya ditimbulkan akibat KEK
selama kehamilan
3. Penentuan skala prioritas masalah kesehatan metode prioritas masalah yang

dapat digunakan secara kualitatif/kuantitatif/Subyektif

Total
No Kriteria U S G RANGKING
(U+S+G)
Pengetahuan ibu
hamil terhadap
1 3 3 3 9 1
bahaya kehamilan
dengan KEK

Asupan gizi bumil


2 1 2 2 5 3
dengan KEKs

3 Bumil dengan KEK 2 2 2 6 2


III. PERENCANAAN

No Pernyataan Penyebab Masalah Jalan Keluar Prioritas Jalan Sasaran Waktu/ Penang gung
Masalah Keluar tempat Jawab
1 Bumil dengan 1. Kurangnya pengetahuan 1. Jelasan pada ibu tentang KEK 1. Penyuluhan Ibu 12 September Bidan
KEK ibu tentang KEK dalam dalam kehamilan dan tanda tentang KEK
2023
kehamilan bahaya KEK dalam kehamilan
2. Keluarga tidak paham 2. Anjurkan ibu untuk kontrol di kegiatan ANC
tentang tanda bahaya rutin ke puskesmas dan Terpadu Pos
pada ibu hamil dengan membawa buku KIA sayang bunda
KEK 3. Bantu ibu dan keluarga untuk 2. Pendampingan
perencanaan persalinan bumil resti oleh
4. Anjurkan ibu untuk konsumsi kader
gizi seimbang
5. Koordinasi dengan kader
untuk pendampingan bumil
resiko
IV. IMPLEMENTASI

No Pernyataan Masalah Implentasi Rencana Penilaian / ketercapaian/respon kegiatan RTL

1 Ibu hamil dengan KEK 1. Penyuluhan tentang KEK 1. Ibu dan keluarga hadir di kegiatan Melanjutkan pengawasan bumil
dalam kehamilan di Polindes Polindes Gedungan resti sampai ibu melahirkan
Gedungan 2. Ibu dan keluarga mengerti tentang bersama kader
2. Membantu ibu dan keluarga kehamilan dengan KEK dan tanda
merencanakan persalinan bahaya KEK
3. Menganjurkan ibu untuk 3. Ibu dan keluarga sepakat untuk
mengkonsumsi makanan melahirkan di puskesmas
dengan gizi seimbang 4. Ibu makan makanan dengan gizi
4. Pendampingan bumil resti seimbang
oleh kader 5. Kader selalu mengingatkan ibu untuk
kontrol secara rutin dan kader ikut
mengantar waktu kontrol
V. EVALUASI

Tanggal : 12 September 2023


Jam : 10.00 WIB
Diagnosa : Ny. S G1 P0A0H0 dengan KEK
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dan memahami apa yang telah dijelaskan
oleh petugas dan akan melaksanakan pesan yang disampaikan.
Ibu dan keluarga sepakat untuk persalinan di Puskesmas dan kontrol secara
rutin sesuai saran bidan
O : Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh tenaga kesehatan.
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN

Ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah suatu keadaan dimana
seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi dan protein yang terjadi karena
konsumsi bahan pangan pokok yang tidak memenuhi disertai susunan hidangan yang
tidak seimbang dan pengabsorsian metabolisme zat gizi yang terganggu. Ibu hamil
yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal
atau resiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pada keadaan ini
banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka
kematian ibu dan anak.
Intervensi yang disusun untuk mengatasi kekurangan energi kronis pada ibu
hamil adalah jelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, berikan penyuluhan
tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya hingga cara menanggulanginya,
KIE tentang penambahan porsi makanan yang bergizi pada ibu hamil, anjurkan ibu
untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu, roti, dan biji-bijian, buah
dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain,
anjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau tambah darah, anjurkan ibu
untuk istirahat cukup. Sedangkan intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah
kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan yaitu
jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, jelaskan pada ibu dan
keluarga tentang persiapan persalinan, ingatkan ibu untuk periksa kehamilan secara
teratur.

Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yaitu untuk masalah


kekurangan energi kronis pada ibu hamil diantaranya : menjelaskan pada ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan, memberikan penyuluhan tentang KEK mulai dari
definisi, penyebab, bahaya hingga cara menanggulanginya yang tertera pada leaflet,
KIE ibu untuk menambah porsi makan makanan yang bergizi seimbang dan minum
air putih minimal 8 gelas/hari, menganjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi
makanan tambahan seperti susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit
C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain, menganjurkan ibu untuk rutin
meminum tablet zat besi tatau tambah darah, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup
minimal 8-9 jam/hari sedangkan implementasi yang dilakukan untuk mengatasi
maslaah kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
yakni : menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, yaitu:
perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di kaki, tangan atau wajah
disertai sakit kepala dan atau kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar
sebelum waktunya, bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak,
muntah terus dan tidak mau makan, selanjutnya menjelaskan pada ibu tentang
persiapan persalinan, yaitu tentang dimana ibu akan bersalin, ditolong siapa, siapa
yang mendampingi, tabungan, donor darah serta mengingatkan ibu untuk periksa
kehamilan secara teratur, kontrol 1 bulan lagi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
KEK yang dialami oleh ibu hamil berhubungan dengan tingkat pendidikan
yang mempengaruhi pengetahuan, perilaku, status pekerjaan, pendapatan dan usia
kehamilan. Berbagai macam metode dapat dilakukan dalam upaya mencegah serta
menanggulangi kejadian KEK pada ibu hamil, salah satunnya yaitu dengan pemberian
pendidikan kesehatan tentang KEK.
Sebagian ibu hamil ada juga yang memiliki kebiasaan kurang makan pada
waktu masih gadis dan kebiasaan itu masih terbawa pada saat ia hamil hal tersebut yang
menyebabkan ibu hamil kurang energi kronik (KEK). Oleh karena itu perlunya
pemahaman yang dimiliki ibu hamil bahwa pada saat ia hamil lebih membutuhkan nutrisi
yang lebih dari makanan untuk memenuhi kebutuhanan nutrisi dirinya dan juga janinnya
di bandingkan dengan saat ia sebelum hamil makanan yang ia konsumsi hanya untuk
dirinya sendiri sedangkan ketika ia sudah hamil akan berbagi nutrisi dengan janinnya,
jika nutrisi ibu dan janinnya tidak terpenuhi akan menyebabkan dampak yang negatif
untuk ibu dan janin. Untuk itu ibu hamil perlu merubah kebiasaan makan, ibu hamil
biasanya akan lebih memperhatikan kebutuhan gizi dari anggota keluarganya. Padahal
mengenai penambahan gizi sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian yang
serius. Demi pertumbuhan dan perkembangan ibu dan janin ibu harus teratur dalam
mengkonsumsi makanan yang bergizi.

B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
a. Sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan secara rutin sampai ibu melahirkan
sehingga kelainan yang timbul dapat diketahui secara dini dan tersedia cukup
waktu untuk penanganan masalah yang ibu hadapi sesuai kebutuhan.
b. Mengkonsumsi makanan dengan Gizi seimbang dan minum obat dari dokter
secara teratur
c. Mengerti dan melaksanakan setiap anjuran dan pendidikan kesehatan yang
diberikan.
2. Bagi Pelaksana Pelayanan Kesehatan
a. Bidan sebagai salah satu pelaksana utama dalam memberikan pelayanan asuhan
kebidanan terhadap masyarakat khususnya pada ibu hamil, agar lebih
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan banyak membaca buku
serta mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminarseminar seiring dengan kemajuan
dan perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Profesi bidan harus mampu mengambil suatu keputusan klinik untuk menghindari
keterlambatan dalam merujuk sehingga dapat mencegah kematian ibu dan bayi.

3. Bagi Institusi

Diharapkan bagi penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih


ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam
membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan
professional.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, Jensen.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC.

Depkes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontekas Keluarga. Jakarta: Depkes RI.

Hani, Ummi, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba.

Mannuaba, Ida Bagus Gedhe. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :

EGC.

Rochjati,Dr.Poedji.2003.Skrining Antenatal pada Ibu Hamil, Pengenalan Fasktor Resiko

Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi. Surabaya:Airlangga.

Salmah,dkk.2006.Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta:EGC.

Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.

Varney, Hellen, dkk. 2006. Buku Ajar Auhan Kebidanan Volume 1. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai