ASKEB Komunitas 711 RENSI
ASKEB Komunitas 711 RENSI
Disusun oleh:
Nama : Rensi sularah Mawati
NIM : 2215901078
Kelas : A
Disusun oleh :
Disetujui :
Kepala Ruangan
Tanggal : 28 Agustus 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma. S.Tr.Keb)
NIP. 19760507 2007 01 2 013
Pembimbing Institusi
Tanggal : 28 Agustus 2023
Di: STIKES Ngudia Husada Madura (Novi Anggraeni, S.SiT.,MPH)
NIDN. 0728058101
Pembimbing Kasus
Tanggal : 28 Agustus 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma. S.Tr.Keb)
NIP. 19760507 2007 01 2 013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di
Puskesmas Blega.
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Prodi Profesi
Bidan STIKes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama :
1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKes Ngudia Husada Madura.
2. Lely Aprilia Vidayati, S.SiT,M.kes selaku ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan.
3. Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb, Bdselaku pembimbing praktek di Puskesmas Blega.
4. Novi Anggraeni, S.SiT.,MPH selaku pembimbing Akademik Profesi Bidan.
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Asuhan kebidanan ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan
selanjutnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu untuk mengerti, memahami dan dapat memberikan serta
menerapkan Asuhan Kebidanan pada Keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian
c. Mahasiswa mampu merumuskan masalah
d. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah
e. Mahasiswa mampu melaksanakan management kebidanan pada keluarga
f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dan dokumentasi
C. Manfaat
1. Bagi keluarga
a. Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan kelurga yang
bahagia, sejahtera dan berkualitas.
b. Meningkatkan kesehatan balita dan keluarga.
c. Memahami tanda – tanda kehamilan
2. Bagi mahasiswa
a. Meningkatkan ketrampilan dalam kegiatan pelayanan kebidanan komunitas.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a) Pengertian Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainnya.
c. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satau tanpa pernikahan
tetapi membentuk satu keluarga.
d) Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Menurut (Effendi, 1998)
peranan dalam keluarga adalah:
a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik, pelindung,
kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan pendidik,
pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah tambahan
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental
maupun spiritial.
e) Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi
kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan membentuk
perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang, memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
f) Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.
b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul
masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data wilayah kerjanya,
data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan,
kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan
yang bekerja dibidang komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita
di wilayah kerjanya.
Sasaran umum kebidanan komunitas masalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut
undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami,
istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra
kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa interfal)
serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan
anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra sekolah.
B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan TM I, II, dan III
a. Trimester pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam
tubuh, maka akan segera muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah, keletihan, dan pembesaran pada
payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut :
1. Membenci kehamilannnya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
dan kesedihan.
2. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali memberitahukan
orang lain apa yang dirahasiakannya.
3. Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang
mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita hamil
yang merasakan kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, tetapi bukan dengan
seks. Sedangkan, libido yang sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekuatiran. Sedangkan, bagi
suami sering kali membatasi hubungan suami istri karena takut mencederai
istri dan calon bayinya. Hal ini perlu komunikasi lebih lanjut jika dihadapkan
dengan istri yang mempunyai libido tinggi atau meningkat.
4. Sedangkan pada suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggaan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi
keluarga.
b. Trimester Kedua
Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi ( masa menerima
kehamilan → menyiapkan kelahiran dan menerima bayi )
1) Ketakutan peningkatan berat badan
2) Kekhawatiran tekanan darah meningkat
3) Rasa ketidaknyamanan aktifitas seksual
4) Biasanya ibu sudah merasa sehat
5) Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa
tidak nyaman. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban
6) Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi
dan pikirannya secara lebih konstruktif
7) Ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri
8) Banyak ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman
c. Trimester Ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat
itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang
ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut
kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
(Ummi Hani, dkk, 2010 : 68 – 69)
1. Pemeriksaan Pertama
Dilakukan segera setelah diketahui adanya keterlambatan Haid
2. Pemeriksaan Ulang
a. Setiap bualan hingga usia kehamilan 6-7 minggu
b. Setiap dua minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c. Setiap 4 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan
3. Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu
2. Etiologi
Menurut sediaoetomo (2002), penyebab dari kekurangan energi kronis dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Penyebab langsung/primer
Defisiensi kalori maupun protein yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup
lama.
b) Penyebab tidak langsung/sekunder yaitu:
a) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing
b) Hambatan utilitas zat-zat gizi
Ialah hambatan penggunaan zat-zat gizi karena susunan asam amino didalam
tubuh tidak seimbang yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan
penurunan konsumsi makan.
c) Ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemberian makanan yang akan
dikonsumsi sehari-harinya.seorang dengan ekonomi yang rendah maka
kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan tidak tercukupi .
d) Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi pengambilan
keputusan dan juga akan berpengaruh pada prilakunya . ibu hamil dengan
pengetahuan gizi yang rendah , kemungkinan akan memberikan gizi yang
kurang bagi bayinya.
e) Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan
Pola konsumsi juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu hamil, dimana
pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan
kesehatan atau penyakit pada ibu hamil (supariasa 2002).
f) Jumlah anak yang terlalu banyak
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
kurang, akan mengakibatkan berkurangnya kebutuhan gizi.(2002)
g) Pendapatan yang rendah
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang gizi, karena tidak dapat
menyediakan kebutuhan gizi yang seimbang( sediaoetomo,2002).
h) Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu
(Baliwati, 2004: 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun)
dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih
dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah
lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi
ibu hamil akan lebih baik.
i) Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas
hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan
jarak kelahiran dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5). Jarak melahirkan
yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan
juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk
memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung
kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang
dikandung. (Baliwati, 2004 : 3).
j) Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable). (Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu
kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa
mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.
2 Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas
viabilitas.
3 Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima
atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai
batas viabilitas. Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan
sebelumnya kurang dari 2 tahun / kehamilan yang terlalu sering dapat
menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi
tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum
masa kehamilan (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).
k) Berat Badan Selama Hamil .
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata
untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan
yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara
maju pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg.Jika ibu
kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ). Pertambahan berat badan
selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang
dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan
berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
3. Patofisiologi
Kebutuhan nutrisi meningkat selama hamil. Masukan gizi pada ibu
hamil sangat menentukan kesehatannya dan janin yang dikandungnya .
kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil,
peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15%, karena dibutuhkan untuk
pertumbuhan rahim,payudara, volume darah, plasenta, air ketuban,dan
pertumbuhan janin(lubis,2003).
Di dalam kehamilan kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah dan
terjadi perubahan – perubahan anatomi fisiologi. Tambahan zat besi
diperlukan sekitar 800 mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
pembentukan sel darah merah pada janin dan plasenta ( wiknjosastro,2002).
Cakupan gizi pada ibu hamil dapat di ukur dari kenaikan berat badan
ibu hamil tersebut. Kenaikan berat badan ibu hamil antara 6,5 kg sampai 16,5
kg, rata-rata 12,5 kg. Terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu terakhir
(winknjosastro,2002).
5. Akibat KEK
Bagi ibu
Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan fisiknya yang pada
akhirnya menyebabkan perdarahan , partus lama, abortus dan infeksi ( susilowati
2008).
Bagi bayi
(susilowati,2008).
6. Pencegahan KEK
Menurut chinue (2009), cara pencegahan KEKadalah:
a) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu:
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam,hati,telur) dan bahan makanan nabati ( sayuran bewarna hijau
tua , kacang-kacangan, tempe).
Makan sayur sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C
( daun katuk,singkong,bayam,jambu,tomat,jeruk,dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapanzat besi dalam usus.
b) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubh dengan minum tablet penambah darah.
7. Penatalaksanaan KEK
Istirahat lebih banyak Terapi kekurangan energi kronis ditujukanpada
pengobatan individu disertai tindakan-tindakan preventif di masyarakat dengan
perbaikan-perbaikan pada faktor-faktor penyebab .
Penatalaksaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah:
a) Memberikan penyuluhan dan KIE
Tambahan Makanan Makanan pada ibu hamil sangat penting , karena
makanan merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk
perkembangan janin dan tubuhnya sendiri ( notoadmojo,2008).
Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan
selama hamilharus mendapat tambahan protein ,mineral,dan energi
(chinue,2009).
b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan perubahan
yang terjadi terhadap lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila
hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan
dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil yang
dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila
evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak
tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan
maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain
yang timbul akibat keberhasilan tersebut.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 28 Agustus 2023
Tempat : dsn. Gedungan
Desa : Blega
Kabupaten : Bangkalan
Nama Mahasiswa : Rensi Sularah Mawati
NIM : 2215901078
a. IDENTIAS KELUARGA ( Struktur dan Sifat )
Nama : Tn. T
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
b. Riwayat Pernikahan
Pendidi Riwayat
No. Nama Hubungan L/P Usia Pekerjaaan Agama
kan imunisasi
1 Tn. M Mertua L 55 th SD Petani Islam -
2 Ny. H Mertua P 50 th SMP Wiraswasta Islam -
3 Ny. S Istri P 24 th SMA Wiraswasta Islam -
d. Tipe Keluarga : Keluarga inti
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis Perkawinan
Menurut pengakuan ibu, hubungan ibu dengan suami dan keluarga suami berjalan
baik dan harmonis, begitupun suami dengan keluarga isteri berjalan baik dan
harmonis.
g. Sifat keluarga
e. Golongan yang lebih berperan dalam kegiatan tersebut yaitu dewasa dan lansia
f. Pendapat KK terhadap desa siaga tidak begitu berjalan karena wilayahnya sangat
g. Ada kendala dalam pelaksaan desa siaga karena wilayah Tn T tergolong daerah
pedesaan yang mana masyarakatnya sibuk dengan pekerjaan masing2 dan fasilitas
kesehatan dekat.
h. Perlu di bentuk desa siaga untuk membantu ibu hamil yang dengan status ekonomi
kurang
- Kurangnya pengetahuan ibu hamil akan dampak yang ditimbulkan akibat KEK
Total
No Kriteria U S G RANGKING
(U+S+G)
Pengetahuan ibu
hamil terhadap
1 3 3 3 9 1
bahaya kehamilan
dengan KEK
No Pernyataan Penyebab Masalah Jalan Keluar Prioritas Jalan Sasaran Waktu/ Penang gung
Masalah Keluar tempat Jawab
1 Bumil dengan 1. Kurangnya pengetahuan 1. Jelasan pada ibu tentang KEK 1. Penyuluhan Ibu 12 September Bidan
KEK ibu tentang KEK dalam dalam kehamilan dan tanda tentang KEK
2023
kehamilan bahaya KEK dalam kehamilan
2. Keluarga tidak paham 2. Anjurkan ibu untuk kontrol di kegiatan ANC
tentang tanda bahaya rutin ke puskesmas dan Terpadu Pos
pada ibu hamil dengan membawa buku KIA sayang bunda
KEK 3. Bantu ibu dan keluarga untuk 2. Pendampingan
perencanaan persalinan bumil resti oleh
4. Anjurkan ibu untuk konsumsi kader
gizi seimbang
5. Koordinasi dengan kader
untuk pendampingan bumil
resiko
IV. IMPLEMENTASI
1 Ibu hamil dengan KEK 1. Penyuluhan tentang KEK 1. Ibu dan keluarga hadir di kegiatan Melanjutkan pengawasan bumil
dalam kehamilan di Polindes Polindes Gedungan resti sampai ibu melahirkan
Gedungan 2. Ibu dan keluarga mengerti tentang bersama kader
2. Membantu ibu dan keluarga kehamilan dengan KEK dan tanda
merencanakan persalinan bahaya KEK
3. Menganjurkan ibu untuk 3. Ibu dan keluarga sepakat untuk
mengkonsumsi makanan melahirkan di puskesmas
dengan gizi seimbang 4. Ibu makan makanan dengan gizi
4. Pendampingan bumil resti seimbang
oleh kader 5. Kader selalu mengingatkan ibu untuk
kontrol secara rutin dan kader ikut
mengantar waktu kontrol
V. EVALUASI
Ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah suatu keadaan dimana
seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi dan protein yang terjadi karena
konsumsi bahan pangan pokok yang tidak memenuhi disertai susunan hidangan yang
tidak seimbang dan pengabsorsian metabolisme zat gizi yang terganggu. Ibu hamil
yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal
atau resiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pada keadaan ini
banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka
kematian ibu dan anak.
Intervensi yang disusun untuk mengatasi kekurangan energi kronis pada ibu
hamil adalah jelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, berikan penyuluhan
tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya hingga cara menanggulanginya,
KIE tentang penambahan porsi makanan yang bergizi pada ibu hamil, anjurkan ibu
untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu, roti, dan biji-bijian, buah
dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain,
anjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau tambah darah, anjurkan ibu
untuk istirahat cukup. Sedangkan intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah
kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan yaitu
jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, jelaskan pada ibu dan
keluarga tentang persiapan persalinan, ingatkan ibu untuk periksa kehamilan secara
teratur.
A. Kesimpulan
KEK yang dialami oleh ibu hamil berhubungan dengan tingkat pendidikan
yang mempengaruhi pengetahuan, perilaku, status pekerjaan, pendapatan dan usia
kehamilan. Berbagai macam metode dapat dilakukan dalam upaya mencegah serta
menanggulangi kejadian KEK pada ibu hamil, salah satunnya yaitu dengan pemberian
pendidikan kesehatan tentang KEK.
Sebagian ibu hamil ada juga yang memiliki kebiasaan kurang makan pada
waktu masih gadis dan kebiasaan itu masih terbawa pada saat ia hamil hal tersebut yang
menyebabkan ibu hamil kurang energi kronik (KEK). Oleh karena itu perlunya
pemahaman yang dimiliki ibu hamil bahwa pada saat ia hamil lebih membutuhkan nutrisi
yang lebih dari makanan untuk memenuhi kebutuhanan nutrisi dirinya dan juga janinnya
di bandingkan dengan saat ia sebelum hamil makanan yang ia konsumsi hanya untuk
dirinya sendiri sedangkan ketika ia sudah hamil akan berbagi nutrisi dengan janinnya,
jika nutrisi ibu dan janinnya tidak terpenuhi akan menyebabkan dampak yang negatif
untuk ibu dan janin. Untuk itu ibu hamil perlu merubah kebiasaan makan, ibu hamil
biasanya akan lebih memperhatikan kebutuhan gizi dari anggota keluarganya. Padahal
mengenai penambahan gizi sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian yang
serius. Demi pertumbuhan dan perkembangan ibu dan janin ibu harus teratur dalam
mengkonsumsi makanan yang bergizi.
B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
a. Sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan secara rutin sampai ibu melahirkan
sehingga kelainan yang timbul dapat diketahui secara dini dan tersedia cukup
waktu untuk penanganan masalah yang ibu hadapi sesuai kebutuhan.
b. Mengkonsumsi makanan dengan Gizi seimbang dan minum obat dari dokter
secara teratur
c. Mengerti dan melaksanakan setiap anjuran dan pendidikan kesehatan yang
diberikan.
2. Bagi Pelaksana Pelayanan Kesehatan
a. Bidan sebagai salah satu pelaksana utama dalam memberikan pelayanan asuhan
kebidanan terhadap masyarakat khususnya pada ibu hamil, agar lebih
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan banyak membaca buku
serta mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminarseminar seiring dengan kemajuan
dan perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Profesi bidan harus mampu mengambil suatu keputusan klinik untuk menghindari
keterlambatan dalam merujuk sehingga dapat mencegah kematian ibu dan bayi.
3. Bagi Institusi
Depkes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontekas Keluarga. Jakarta: Depkes RI.
Hani, Ummi, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba.
Mannuaba, Ida Bagus Gedhe. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :
EGC.
Varney, Hellen, dkk. 2006. Buku Ajar Auhan Kebidanan Volume 1. Jakarta : EGC.